Sebuah kecelakaan beruntun membuat Malia Diandra, seorang dokter bedah muda meninggal.
Namun entah kenapa disaat ia kembali membuka mata, dirinya malah terjebak dalam dunia novel bergenre apocalypse dimana zombie bertebaran dimana-mana.
Dengan system yg menemaninya, mampukah dokter muda itu bertahan didunia yg dipenuhi zombie?
Bisakah ia kembali ke dunia-nya sendiri?
Atau malah ia akan terjebak di dunia novel ini selamanya?
Ikuti kisah lia di dunia apocalypse ditemani system dan juga rekan-rekan seperjuangan.
<note : alur lambat.>
<note : system tidak akan terlalu menonjol dalam cerita ini.>
terima kasih 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon auroraserenity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Membawa Tristan Masuk Kedalam Ruang. (revisi)
"Kemampuan ruang angkasa?" tanya kolonel jeon terkejut. Begitupun dengan lee mingyu.
"ya,, saya memiliki ruang sebesar 50 meter di tangan saya." ucap chaeyoung dengan sombong dan bangga.
Ia bisa melihat jika orang-orang ini belum mengetahui tentang kemampuan ruang angkasa.
"hanya 50 meter? But, Lumayan juga." batin lia menganggukan kepalanya pelan.
tristan, jessi, dan yeri yg menonton dari sudut juga terkejut dengan kemampuan dan ukuran ruang itu.
Bahkan jessi, terutama yeri cemburu dan iri dengan wanita itu.
"lis, berapa ukuran ruang mu?" tanya tristan berbisik.
Ia tahu gadisnya juga memiliki ruang besar, namun tidak tahu spesifiknya.
"nanti aku beritahu, tapi tidak disini." jawab lia yg juga berbisik. Sedangkan tristan hanya mengangguk dan tidak lagi bertanya.
lee mingyu hanya melirik chaeyoung dan memilih mengabaikannya. Ia pun menoleh kearah kolonel jeon dan meminta izin untuk kembali.
"mingyu, tunggu sebentar. Jika tidak ada kecelakaan, kau dan anggotamu bisa berangkat besok pagi untuk mencari perbekalan. Kau bisa memerintahkan anggotamu untuk bersiap-siap dari sekarang." ucap kolonel jeon.
Sekarang hujan sudah mulai mereda dan tidak sederas beberapa hari terakhir. Ia hanya berharap jika hujan sudah berhenti besok hari.
"saya mengerti." ucap mingyu tegas.
Chaeyoung yg di abaikan oleh semua orang, memandang lee mingyu yg baru saja pergi menjauh dengan sedikit kecewa.
"kalian bisa langsung pergi ke lantai 4." ucap kolonel jeon menatap bong-gu dan rekan-rekannya.
"oke, terimakasih banyak." ucap bon-gu.
Ia melirik teman-temannya dan menatap tajam chaeyoung. Wanita ini tidak bisa melindungi dirinya sendiri namun masih berani memamerkan ruangnya.
Apa wanita itu tidak tahu berapa banyak masalah yg akan ditimbulkan setelah ia selesai berkoar seperti itu.
Berapa banyak orang yg akan menatapnya seperti mangsa empuk dengan begitu banyak persediaan?
Belum lagi zombie, ia bahkan tidak akan bisa melawan para b*j*ng*n yg menatapnya lapar.
Sedangkan yg ditatap hanya balik menatap dengan tatapan polos dan bingung.
"kakak bong-gu, aku tidak mengatakan atau melakukan hal yg salah, mengapa kau menatapku seperti itu?" ucap chaeyoung.
"idiot, dasar wanita bodoh!! Beomsuk seret wanita ini ke atas. Jangan biarkan dia mempermalukanku lagi." ucap bong-gu penuh kemarahan dan kekesalan.
"oke!" ucap beomsuk. Dan tanpa basa-basi lagi, ia langsung menarik tangan wanita itu secara kasar. Mengabaikan teriakannya dan ringisannya.
Setelah kabar bahwa ia adalah makhluk luar angkasa menyebar, sudah pasti banyak orang yg akan meminta persediaan padanya.
****************
****************
Dilantai 3 lia mengajak tristan ke toilet wanita. Untungnya tidak ada siapapun disana, sehingga tristan masih aman meski sedikit tidak nyaman untuk masuk kesini.
"untuk apa kamu mengajak ku kesini, lis?" tanya tristan.
"bukankah kak tristan ingin tahu seberapa luas ukuran dari ruangku? Maka dari itu, aku ingin menunjukannya pada kak tristan." ucap lia sambil tersenyum.
lia pun mengambil tangannya dan dalam sekejap, pemandangan yg tristan lihat bukan lagi dinding putih ataupun cermin.
"ini, ini, bagaimana bisa? Dan dimana ini?" tanya tristan bingung.
"bagaimana mungkin kami yg awalnya berada dalam toilet, mendadak muncul di tempat terbuka seperti ini? Bahkan udara disini sangatlah segar, sangat berbeda dengan seoul yg sekarang sudah tercemar virus." batin tristan berfikir keras.
"sebenarnya dimana ini? Dan bagaimana kami bisa berada disini?" lanjutnya lagi bertanya-tanya.
"atau... Mungkinkah ini salah satu kemampuan lia yg baru saja terbangun? Semacam kemampuan teleportasi?" fikir tristan lagi.
"tidak perlu berfikir macam-macam kak tristan. Bukankah kak tristan ingin mengetahui seberapa besar ruangku?" tanya lia sambil menatap tristan yg mengerutkan keningnya.
"ya,, tapi apa hubungannya dengan tempat ini?" tanya tristan heran.
"tebak!!" ucap lia terkekeh pelan.
lia pun melangkahkan kakinya menuju rumah giok, mengabaikan tristan dibelakangnya yg tengah berfikir.
Dalam perjalanan, ia melihat tanah hitam yg luasnya mencapai 5 hektar. Itu masih kosong tanpa adanya tumbuhan yg ditanam.
Bukannya malia malas atau apa,, hanya saja dirinya bukanlah ahli botani. Ia seorang dokter dan tidak pernah mengurus hal-hal yg berhubungan dengan menanam.
"sistem, apa kau bisa memberi saran tentang apa yg harus kulakukan dengan area tanah hitam? Aku ingin sekali menanaminya dengan banyak tumbuhan, tapi aku sama sekali tidak mengerti apapun tentang berkebun atau pun hal-hal yg menyangkut pertanian." ucap lia dalam fikirannya.
Ia tentu masih ingat dengan tristan yg masih ada di luar. meski ucapannya tidak akan terdengar, mengingat jarak antara dirinya dan tristan yg agak jauh. tapi tidak ada salahnya untuk berhati-hati.
[ anda bisa membeli robot ai di toko sistem, robot itu melakukan apapun yg anda instruksikan. ]
"apa ada robot yg seperti itu?"
[ tentu saja, bagaimanapun sistem terhubung dengan berbagai dimensi. Selama anda memiliki cukup poin, anda bisa membeli alat canggih apapun ]
"yaahh, tapi sayangnya aku sangat miskin sekarang" batin lia mendesah.
"lalu berapa harga robot tersebut?" lanjut lia bertanya.
Ia memiliki banyak bibit tanaman yg dibelinya saat apocalypse belum mulai. Akan sangat mubazir jika bibit dan benih itu tidak digunakan dengan baik. Itu hanya akan memenuhi gudang.
[ harga 1 robot hanya 20 poin ]
"20 poin?"
"saat ini aku hanya memiliki 450 poin, jika aku membeli 20 robot, sisa poinku hanya 50 poin." ucap lia berfikir.
"tapi robot-robot itu sangat penting sekarang. Lagipula inti kristal sudah mulai banyak muncul dan belum banyak orang yg tahu cara memurnikannya. Jadi itu bukan masalah jika aku menghabiskan seluruh poinku. Toh, aku bisa dengan mudah mengumpulkannya lagi." fikir lia.
"baiklah, aku beli 20 robot" ucap lia.
[ ding.. Pembelian robot dimulai ]
[ ding.. Berhasil membeli 20 robot ]
[ robot telah berada di gudang, siap untuk digunakan ]
[ ding... Karena ini adalah pembelian pertama tuan rumah, anda mendapatkan cashback sebesar 50% ]
[ poin anda sekarang sebesar 250 poin ]
"what, aku bahkan mendapatkan cashback?" ucap lia terkejut.
"kau benar-benar sistem luar biasa!" lanjutnya memuji.
Jika sistem memiliki wujud, sudah bisa dipastikan lia akan memeluknya erat.
[ anda terlalu memuji, tuan rumah. ]😶😶
"haha, tapi itu kenyataannya. Jika tidak ada kau, aku pasti sudah kebingungan berada ditempat asing seperti ini."
"apalagi dengan zombie yg mengelilingi ku." ucap lia bergidik ngeri.
[ 😳😳 ]
...
Tak.. Tak.. Tak..
lia mendengar suara langkah kaki yg mendekatinya. Ia bisa menebak jika tristan tengah berjalan kemari.
Menoleh kebelakang, benar saja, lia dapat melihat tristan yg tengah menatapnya dengan raut wajah yg sulit dijelaskan.
Dapat lia tebak jika tristan sudah tahu tentang tempat ini. Ia pun segera beranjak dari tempatnya menuju tristan yg sudah ada di ujung pintu.
"jadi bagaimana? Bisakah kakak menebak dimana tempat ini?" tanya lia sambil tersenyum manis.
"lia, bukankah sudah ku bilang untuk tidak membongkar semua kartu as mu pada sembarang orang?" ucap tristan frustasi, namun ada binar kelembutan dimatanya saat menatap lia.
"dan ya,, aku sudah menebaknya, ku harap tebakanku benar." ucap tristan lagi.
"aku sudah membaca novel yg kamu berikan, dan bisa aku simpulkan jika tempat ini adalah ruangmu? Benar" lanjut tristan.
"100 untuk kak tristan." ucap lia terkekeh.
"ya, ini ruang yang aku dapatkan dari leluhurku. Hanya saja ruang ini masih sangat kosong, seperti yg bisa kak tristan lihat" lanjut lia.
"sedangkan untuk alasan kenapa aku memberitahu kakak tentang ruang ini,, tentu karena aku percaya kak tristan bukan orang bodoh."
"hmm?" ucap tristan sembari mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti.
"kak tristan tahu aku hanya seorang gadis. Jika itu masih dunia damai, aku tidak masalah untuk hidup sendiri. tapi sekarang berbeda, aku butuh perlidungan, setidaknya dari mereka yg berhati hitam. Dan kakak adalah orang yg cocok untuk dijadikan rekan."
"kenapa kau bisa berfikir seperti itu? Bisa saja aku menghianatimu di masa depan?" ucap tristan.
"insting wanita ku yg mengatakannya. Dan aku tidak pernah meragukan instingku" ucap lia santai.
"....." 😑 tristan yg tak bisa berkata-kata hanya bisa terdiam tak tau harus menjawab apa.
.
.
.
TO BE CONTINUE...
SALAM LEMPER