Sinta Maharani seorang wanita bertubuh tambun, terpaksa harus menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya dengan salah satu cucu sahabat baik sang kakek bernama Dirgantara sawito Atmojo
Sinta sering diabaikan dan dihina oleh orang tua suaminya dan Dirgantara sang suami tak pernah mau peduli karena mereka menikah tanpa cinta, Dirga sendiri sudah punya kekasih
akankah Sinta terus bertahan atau pergi meninggalkan semuanya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 33 Tempat Baru suasana baru
Pov Gerald
"Ma Pa ,Gerald berangkat ya" pamitku pada mama dan papa
"iya sayang kamu hati-hati ya dijalan,kalau udah sampai sana telpon mama ya" ucap mama dengan berderai air mata seolah saya ini akan ke Medan perang
Mama selalu begini jika kami anak-anaknya akan pergi tapi nggak ada salahnya sih mama seperti ini karena ini pertama kalinya saya akan pergi dan sedikit lama
Maklumlah saya anak laki-laki satu-satunya yang paling ganteng melebihi papa jadi ya mama nggak rela anak gantengnya ini jauh darinya padahal dia juga yang meminta pada saya untuk mau mengurus toko baru kami di kota T
biasanya juga saya akan keluar kota tapi hanya sehari dua hari tapi ini saya menetap di kota T sampai ada yang layak untuk menggantikan saya
"iya mamaku sayang, insya Allah Kalau abang nggak lupa pasti abang langsung hubungi mama" jawabku memeluk mamaku
"sudah ma,kan abang bisa kita suruh pulang sekali sebulan atau kita yang akan menjenguk dia disana lagian disana ada sinta dan khanza yang bisa mengurus masalah makannya dia juga ada Rendy dan pandu yang bisa dia mintai bantuan"ucap papa mengusap punggung mama yang masih terisak
Namaku Geraldine Pratama Gunawan saya anak kedua dari empat bersaudara kakakku bernama Gladys putri pratama , adikku bernama Galuh Zahira Pratama dan bungsu Grace Andira Pratama
Kak Gladys sekarang sudah menikah tapi belum di karuniai anak di pernikahannya dengan mas Faisal Al-gifari seorang Dokter Anak sedangkan kakakku seorang Dokter Kandungan mungkin karena mereka baru menikah belum cukup setahun dan mereka juga sangat sibuk
Adikku Galuh sekarang baru semester dua Manejemen Bisnis sesuai keinginan Papa sedangkan di bungsu masih SMA kelas XII
"Bang Gerald,disana lama ya!?" tanya adik bungsuku manja
"ya gitu deh, emangnya kenapa dek!?" tanyaku
"trus yang antar-antar Dira kalau ada acara siapa bang!?" tanyanya lagi dengan mata berkaca-kaca
"kan Ada mang Asep atau pak Wawan " jawabku
"isshhh kan beda bang,kalau abang kan bisa diajak sekalian gabung sama teman-teman tapi kalau mang Asep Paling ngantar trus nunggu di mobil" Jawab Andira
"ya ajak ikut masuk juga ke acaranya ikut ngumpul-ngumpul " Godaku Hingga adikku itu bibirnya manyun-manyun persis seperti angsa putih
"ih.... ngeselin " jawabnya dan bibirnya semakin maju
"atau kamu ajak mas Aryo asisten papa kan ganteng tuh kayak artis-artis Korea " ucapku lagi melirik Aryo asisten papa yang sudah kami anggap saudara
"kok saya bang!?" ucap aryo menunjuk hidungnya mancungnya
"ogah bawa kulkas lima pintu kemana-mana bisa-bisa bukannya Happy-happy tapi malah membeku " jawab Andira lagi yang memang tak pernah bisa cocok dengan Aryo karena yang satunya cerewet dan satunya lagi cool nggak banyak bicara alias irit
"lebay kamu dek,kamu itu kayak anak kecil aja kemana-mana masih minta ditemani padahal sudah gede juga bentar lagi masuk universitas "jawab Galuh adikku yang memang dia ini paling mandiri
Saking mandirinya dia sudah punya butik yang lumayan besar dan sudah memiliki beberapa cabang di mana-mana tapi gayanya sedikit tomboi lebih senang memakai motor gede kemana-mana ketimbang memakai mobil
Walaupun seperti itu adikku ini juga sangatlah manja pada kami kakaknya
"sudah sudah kok malah kalian debat sih , kalau kalian debat terus kapan abangmu berangkat
Hadeh punya anak sukanya debat bikin pala Barbie pusing" ucap mama memegang kepalanya pura-pura pusing
"heleh mama ngaku-ngakunya Barbie tapi udah punya banyak kerutan tuh " sahut Andira mengejek mama
"beneran ra Wajah mama ada kerutan-kerutannya,ah papa anterin kesalon "ucap mama histeris
kami hanya tertawa melihat mama seperti itu,mamaku itu paling anti jika dikatakan wajahnya banyak kerutan-kerutannya dan papa akan jadi korbannya
"sudah ah Abang berangkat dulu,kamu jangan nakal ya dek selama Abang nggak ada" ucapku memeluk adik bungsuku lalu mencium keningnya dia hanya manggut-manggut dengan mata berkaca-kaca
"jangan terlalu memforsir tenaga dek,kamu juga harus banyak istirahat jangan lupa jam makannya, Abang sekarang jauh nggak bisa nganterin kamu makan siang Kalau kamu lagi sibuk" ucapku kini pada adikku Galuh yang jika sudah bekerja jika tak di ingatkan maka dia akan lupa makan tepat waktu
"iya bang,Galuh pasti akan kangen banget sama Abang "jawabnya memelukku erat dan ternyata adikku ini juga sedang menangis
"iya abang juga bakalan kangen sama kalian, kalian yang akur ya sesekali kalian jalan berdua biar mama dan papa itu senang " ucapku mencium pucuk kepala adikku itu dan mereka hanya mengangguk dalam pelukanku
"Aryo titip mereka ya" ucapku pada aryo dan menepuk pundaknya pelan
"insya Allah bang" jawabnya
"ma Abang berangkat ya " kini saya memeluk mama yang kembali menangis sesenggukan
"jangan nangis terus ma nanti kerutannya bertambah loh" ucapku pada mama dan benar saja mama langsung berhenti menangis
"Pa abang berangkat " kini giliran papa yang kupeluk erat pria tampan idolaku
"iya nak kamu hati-hati ya " jawab papa menepuk-nepuk punggungku
Setelah melalui Drama keluargaku saya dan pak Wawan pun berangkat ke kota T memulai kehidupan yang baru bersama orang-orang baru ditempat yang baru pula
"Bismillah,semoga semua berjalan lancar "doaku dalam hati
Setelah menempuh beberapa jam perjalanan dengan mengendarai mobil kami pun sempat singgah di sebuah penginapan karena hari sudah malam karena kami berangkatnya sudah sangat siang karena drama keluargaku dan pagi harinya kami tiba di tempat tujuan kami
Awalnya saya pikir papa membangun usahanya di sebuah desa terpencil tapi ternyata tidak
desa ini hanya sebutannya saja desa tapi tempatnya sangat ramai apa lagi supermarket yang di bangun papa berada di pinggir jalan besar dan saya pun mengedarkan pandangan melihat suasana desa ini ternyata di sekitar super market terdiri bangun persekolahan dan juga beberapa perkantoran
" pak Gerald !?" tanya seorang pria yang wajahnya lumayan tampan
"iya pak" jawabku
"saya Ridwan pak,mari saya langsung antar ke belakang kerumah tempat tinggal bapak" ucap pria itu yang bernama pak Ridwan
"bapak antar pak Wawan saja dulu pak untuk beristirahat karena saya mau langsung kedalam ke toko untuk liat-liat " jawab ku
"oh iya pak mobil kami parkir di mana!?" tanyaku pada pak Ridwan
"di dalam saja pak di parkiran memang kami sudah siapkan parkiran untuk mobil pak Gerald " jawab pak Ridwan
"oh begitu ya pak!? Kalau begitu saya minta tolong mobilnya di parkir ya pak" ucapku dan di balas anggukkan kepala oleh pak Ridwan
"Mari pak Wawan saya antar kebelakang untuk istirahat " ucap pak Ridwan setelah berpamitan pada saya dan pak Wawan pun menuju mobilku untuk mengambil koper dan semua barang bawaanku di bantu pak Ridwan dan beberapa anak muda yang mungkin cleaning service atau anak-anak yang membantu di parkiran
Sedangkan saya berjalan masuk kedalam toko untuk melihat-lihat suasana di sana dari lantai satu sampai lantai tiga saya berjalan mengelilinginya
Ternyata supermarket ini lumayan luas dan lengkap
Sepagi ini juga sudah ada pengunjung yang datang mungkin yang sedang mengantarkan anak-anaknya sekolah jadi mereka sekalian singgah untuk berbelanja karena terlihat ada beberapa ibu-ibu yang berbelanja bahkan ada yang masih memakai daster dan ada juga yang masih memakai baju tidur
saya melihat meja kasir baru satu yang terbuka,saya berjalan masuk kedalam sebuah ruangan yang Disana ada tertulis khusus karyawan
Sesampainya di dalam ruangan itu ternyata sedang meeting di pimpin oleh seorang pria yang saya yakini adalah wakil Store manager
Dan Disana saya melihat seorang gadis yang bertubuh gemoy yang menurut ku sangat menggemaskan apalagi saat dia tertawa lesung pipinya terlihat
Entah mengapa saya sangat senang melihatnya
Alhamdulilah keluarga Agam baik semua gak ada yang menghina Sinta😇