Mikha merupakan seorang agent yang sangat cantik. Bukan hanya cantik, namun
dia juga mempunyai banyak keahlian.
Karena kecantikannya tidak sedikit pemuda yang jatuh cinta kepadanya.
Mikha harus tewas saat ia sedang menjalani sebuah misi. Tubuhnya hancur lebur dikarenakan bom.
Namun ternyata dia masih diberikan kesempatan kedua di dunia yang yang penuh dengan intrik dan siasat licik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu tahun berlalu
Hyun mulai mempelajari isi buku yang diberi oleh Fu. Bukan hanya mempelajari namun juga berlatih secara langsung.
Buku itu berisi ilmu pedang, kultivasi, pengobatan kuno, dan berbagai ilmu menaklukkan siluman.
Keadaan Yin semakin hari semakin membaik. Yin dan Yun juga mengetahui tentang pelatihan yang dilakukan oleh Hyun.
Awalnya mereka terkejut mengetahui Hyun mengenal singa penjaga. Karena mereka jarang keluar dari goa.
Kini sudah satu tahun Hyun berada di desa mati. Kini usianya hampir sebelas tahun. Karena saat baru tiba di desa mati saat itu, Hyun memasuki usia sepuluh tahun.
Di usianya saat ini kecantikan Hyun makin terlihat. Dia bukan lagi gadis kecil yang kusam.
Hyun sudah menguasai semua isi buku tua. Kekuatannya semakin besar. Simbol yang dikatakan oleh penjaga sistem pun muncul.
Hyun bisa meminta barang apapun meskipun tidak dalam kondisi mendesak.
Namun Hyun tidak mengetahui kondisi di luar desa mati. Telah terjadi peperangan antara kerajaan Api dengan kerajaan petir.
Meskipun akhirnya pasukan dari kerajaan petir berhasil mundur, namun banyak penduduk yang menjadi korban.
Beberapa desa hancur. Salah satunya desa Karo. Untung sebelum peperangan itu sampai desa Karo, para pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Hana, Hyun dan Hwan sudah mengungsikan mereka ke tempat yang aman.
Namun kondisi pangeran Ji Won sangat memprihatinkan. Kedua kakinya lumpuh dan dalam kondisi koma.
Kini Hyun sudah siap untuk meninggalkan desa Karo. Yin dan Yun serta Lion ikut bersamanya. Hyun berhasil membawa ketiganya melewati pelindung
Betapa terkejutnya Hyun saat suda tiba di desa Ruo. Karena desa Ruo juga terkena dampak peperangan.
"Ada apa ini sebenarnya?" gumam Hyun namun masih bisa didengar oleh ketiga siluman yang mengikutinya.
"Sejak aku kecil belum pernah keluar dari desa mati. Jadi aku tidak tahu apa-apa tentang desa lain," jawab Yun sambil melihat kondisi sekitar.
Baginya perbedaan desa mati dengan desa Ruo adalah tentang penduduknya. Sebab saat ini memang desa Ruo menjadi salah satu tempat yang menjadi tempat pengungsian.
Hyun dan yang lain terus berjalan menyusuri jalan. Kedatangan mereka membuat penduduk gempar. Sebab penampilan mereka menyedot perhatian.
Dua wanita cantik dan seorang pemuda tampan membawa seekor singa berbulu putih. Mereka penasaran dengan identitas ketiganya.
"Maaf...siapakah saudara-saudara ini sebenarnya?" tanya seseorang yang dengan berani. Dia merupakan putra kepala desa Ruo.
Sejak terjadinya peperangan itu membuat warga lebih waspada. Siapapun yang memasuki desa wajib diwaspadai.
"Kami berasal dari kota," jawab Hyun dengan ramah.
"Oh...ada kepentingan apakah di desa kami?"
"Sebenarnya kami hanya sekedar lewat. Tujuan kami ke desa Karo."
"Desa Karo sudah hancur. Buat apa kalian kesana?" tanya pemuda itu heran.
Deg!
Hyun terkejut mendengarnya. Dia menatap wajah pemuda itu mencari kebohongan dimatanya.
"Desa Karo mendapatkan dampak yang paling parah dari peperangan itu. Semua sudah rata dengan tanah," ucap lelaki itu serak. Entah kenapa setiap mengingat peperangan itu membuat dirinya dirinya seperti itu
"Peperangan?" gumam Hyun dalam hati. Matanya berkaca-kaca mengingat keluarganya.
Dia tidak menyangka banyak hal yang sudah ia lewati. Bagaimana dengan kondisi ibu dan adik-adiknya?
"Apa ada kerabatmu yang ada didesa itu?"
Hyun mengangguk. Entah apa yang ia rasakan saat ini. Namun dia ingin segera tiba di desa Karo. Meskipun desa Karo sudah hancur semoga dia memiliki petunjuk tentang keluarganya.
"Terimakasih atas informasinya," ucap Hyun dengan tulus.
Setelah itu Hyun mengajak yang lain untuk segera melanjutkan perjalanan. Kini ia tidak bisa lagi bersantai.