TRANSMIGRASI SI AGENT CANTIK

TRANSMIGRASI SI AGENT CANTIK

Mikha

Boom!

Ledakan dahsyat merobohkan Mall dan bebarapa bangunan di sekitarnya . Banyak orang yang menjadi korban.

Dari sekian banyak orang yang menjadi korban, ada seorang agent cantik yang turut menjadi korban.

Agent itu bernama Mikha. Dia merupakan seorang agent yang sangat genius. Sudah banyak misi penting yang berhasil ia selesaikan.

Contohnya menangkap jaringan narkoba se Eropa, menangkap mafia penculik dan penjualan anak, menyelamatkan data negara dan masih banyak lagi misi-misi penting lainya.

Mikha mempunyai wajah yang sangat cantik. Tidak sedikit pemuda yang menyukainya. Begitupun dengan teman yang seprofesi dengannya, namun belum ada seorang pun yang berhasil menarik perhatiannya.

Mikha saat itu sedang berbelanja bersama sahabatnya. Dia mendapatkan informasi jika Mall yang Ia kunjungi telah dipasang bom dengan berkekuatan tinggi.

Mikha menyuruh sahabatnya untuk pulang terlebih dahulu . Setelah itu ia membantu para aparat untuk mencari dimana lokasi bom diletakkan.

Namun sangat disayangkan saat bom itu berhasil di temukan, tidak ada waktu lagi untuk menjinakkannya. Mikha dan beberapa aparat yang masih berada di gedung itu pun meledak.

Bukan hanya gedung itu saja yang meledak namun beberapa gedung di sekitarnya juga ikut terkena dampaknya. Ada puluhan orang yang menjadi korban.

Namun Mikha masih mendapatkan keberuntungan. Meskipun tubuhnya hancur namun jiwanya berpindah ke tubuh seseorang. Hanya saja tubuh yang ia tempati saat ini masih anak-anak.

Mikha berpindah ke masa lampau. Dimana masih banyak kerajaan yang berdiri dengan kokoh.

Tuk!

"Aduh!" pekik seorang gadis kecil.

Dia merasa kesakitan saat sebuah batu kerikil mengenai keningnya. Meskipun batu itu kecil, namun jika terkena kening anak kecil pasti rasanya sakit.

"Hei monyet! jangan tidur disana. Pohon itu bukan punyamu!" teriak anak kecil dari bawah.

Gadis kecil itu melihat kebawah. Ada beberapa anak kecil yang seusia dengannya sedang berkumpul disana. Di antara mereka ada yang membawa ketapel beserta batu kerikil.

Mikha merasa asing dengan bahasa yang digunakan anak-anak itu namun anehnya dia memahaminya.

"Siapa yang kalian bilang Monyet? " tanya gadis kecil itu tak terima.

Dia masih belum menyadari jika dia bukan lagi Mikha si agent cantik yang berusia dua puluh lima tahun. Saat ini Ia hanya seorang gadis kecil yang berusia sembilan tahun.

"Ya kamu lah. Memangnya siapa lagi yang dengan santainya tidur di atas pohon," sindir salah satu dari mereka.

Gadis kecil itu bingung. Kenapa dia bisa ada di atas pohon. Bukankah tadi dia sedang berupaya untuk menjinakkan bom. Jangan-jangan...

"Hei Monyet... Kok malah diam! " teriak anak itu lagi.

Gadis kecil itu langsung berdiri, kemudian melompat ke bawah.

Bruk!

Dia mendarat dengan sempurna di depan sekumpulan anak kecil yang tadi menyorakinya . Kemudian sambil berkacak pinggang ia memarahi anak-anak itu.

"Hei anak kecil...yang sopan sama orang yang lebih tua. Apa kalian tidak pernah diajari sopan santun di sekolah kalian?"

Bukannya menjawab anak-anak itu malah menertawakannya. Hingga gadis itu bingung sendiri.

"Memangnya kamu sudah tua, Nyet?"

"Pasti otak si monyet bergeser akibat lemparan batu tadi ha ha ha ha ha. "

"Iya...jangan-jangan dia jadi gila. "

"Wah Monyet gila dong."

"Monyet gila.... Monyet gila... Monyet gila!"

"What!!" pekik gadis itu dengan mata melotot. Seumur-umur baru kali ini, ia dihina sedemikian rupa.

Anak-anak itu tidak berhenti menghina si gadis kecil. Bahagia diatas penderitaan orang lain itulah yang mereka rasakan saat ini.

Mikha masih belum sadar jika jiwanya telah memasuki tubuh seorang gadis kecil, kumuh dan dekil. Pakaian yang ia pakai pun sudah lusuh dengan tambalan dimana-mana.

Dia mencerna semua omongan anak-anak yang masih bersorak di hadapannya.

"Memangnya kamu sudah tua, Nyet?"

"Pasti otak Si Monyet sudah tergeser akibat lemparan batu tadi."

Deg!

Mikha melihat jari-jari tangannya yang kecil. Kemudian melihat pakaian yang saat ini dikenakannya.

"Tidak!!" teriak mikha histeris.

"Hei....Si Monyet gila ngamuk. lari!" teriak anak yang paling kecil.

Anak-anak itu pun berlari meninggalkannya sendiri. Dia masih bingung dengan kondisi yang dialaminya.

Tidak ingin lebih dianggap gila, Mikha mencoba mengatur emosinya. Dia harus berpikir secara jernih agar tahu apa yang sebenarnya terjadi dengannya.

"Dimana ini?" gumamnya serius.

Dia melihat ke area sekitarnya. Ada banyak pohon mangga yang sedang berbuah. Termasuk pohon yang tadi ia panjat.

"Bukankah tadi....bom nya meledak. Apakah jiwaku memasuki tubuh gadis kecil ini. Kok bisa? "

Mikha masih memikirkan bagaimana bisa dirinya berada di dalam tubuh gadis kecil ini. Namun tubuhnya terus melangkah ke depan.

Mikha terus berjalan hingga tiba di perkampungan. Dahinya mengernyit begitu melihat tampilan rumah di depannya.

Rumah-rumah itu seperti yang pernah ia lihat di serial televisi. Meskipun ia jarang berada di rumah, namun disela-sela waktunya masih suka menonton drama korea melalui ponsel pintarnya.

Seperti gadis lainya Mikha juga salah satu K-lover. Sudah banyak drama korea yang ia tonton.

"Wah wah wah dimana ini?" gumam Mikha dengan mata berbinar.

"Hyun!"

Ada teriakan gadis kecil yang memekakkan telinga. Namun karena tidak merasa terpanggil jadi dia terus saja berjalan.

"Hyun!"

Gadis kecil itu berlari dan berhenti di depannya. Nafasnya ngos-ngosan. Sebelum berbicara gadis itu mengatur nafasnya.

"Kamu kenapa sih...di panggil bukannya menghampiri malah terus berjalan. Capek tahu nyari kamu dari tadi," oceh gadis itu dengan satu tarikan nafas.

Mikha menatapnya dengan bingung. Kenal saja tidak. Bagaimana mau berhenti?

"Kok malah bengong sih. Ibumu mau pergi ke hutan. Adikmu tidak ada yang mengurus. Jadi kamu disuruh cepat pulang."

"Kamu berbicara dengan ku? " tanya Mikha sambil menunjuk kearah tubuhnya.

"Tentu saja. Memangnya dengan siapa lagi?"

"Kamu kenal denganku?"

"Tidak usah bercanda. Sejak kecil kita selalu bermain bersama. Bagaimana bisa tidak kenal? "

"Oh... "

"Oh?

"...?"

"Sudahlah...lebih baik sekarang kamu pulang. Kasihan adikmu."

"Baiklah...tapi kamu mau antar aku kesana kan?"

"Ha? Kamu tidak tahu dimana rumahmu?"

"Tadi ada anak yang sudah melempar batu kerikil ke kepala ku. Jadi sekarang aku agak pusing dan beberapa hal tidak bisa aku ingat,"jawab Mikha memberi alasan.

"Waduh... Kok bisa? "

"Ya bisa lah. Sekarang antarkan aku sekalian tolong bantu ceritakan tentang ku. "

Mau tidak mau gadis kecil itu membawa Mikha ke tempat yang ia yakini sebagai rumah pemilik tubuh ini.

Gadis kecil itu bercerita jika tubuh yang ia tempati bernama Hyun Ok . Sedangkan gadis yang sedang bercerita bernama Seo Ah.

Hyun Ok saat ini berusia sembilan tahun. Sedangkan Seo Ah lebih tua tiga bulan darinya.

Tidak ada yang spesial dengan kehidupan Hyun. Dia tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Sedangkan ayahnya pergi bekerja ke ibu kota. Namun hingga dua tahun berlalu ayahnya belum pernah kembali ke rumah.

Adik Hyun yang pertama seorang perempuan bernama Hyejin. Hyejin berusia enam tahun . Sedangkan adik bungsunya laki-laki bernama Hwan. Saat ini Ia berusia tiga tahun.

Ibu Hyun bernama Hana. Usia Hana masih dua puluh enam tahun. Dia menikah di usia empat belas tahun dan melahirkan di usia tujuh belas tahun.

Meskipun usia Hana masih terbilang muda, namun disebabkan karena situasi dan kondisi membuatnya terlihat lebih tua dari umurnya. Meskipun begitu kecantikannya masih terpancar dari wajahnya yang lusuh.

Ayah Hyun bernama Kwang. Usianya tiga tahun lebih tua dari Hana. Dia berperawakan tinggi, putih dan gagah.

Setibanya di rumah, Hyun sudah ditunggu oleh ibunya dengan wajah masam. Kedua adiknya sedang duduk di depan rumah sambil memainkan tanah.

"Kamu dari mana saja? " tanya sang ibu dengan masam.

"Main."

"Sudah ibu bilang, jaga adikmu. Tetapi kerjaanmu main terus."

"Maaf."

"Sudahlah. Sekarang ibu mau pergi ke hutan. Jaga kedua adikmu dengan baik . Jangan sampai membuat ulah!"

"Baik."

Dari tadi Mikha yang saat ini dipanggil Hyun hanya menjawab pertanyaan ibunya dengan singkat. Sebenarnya hal itu membuat ibunya bingung. Namun karena hari semakin siang ibunya langsung berangkat.

Sekarang tinggallah Hyun bersama kedua adiknya. Seo Ah juga sudah pulang kerumahnya. Tidak jauh dari rumah yang Hyun tinggali.

"Kalian buat apa?" tanya Hyun pada kedua adiknya. Dari tadi keduanya sibuk dengan tanah yang sudah mereka beri air.

"Gunung," jawab keduanya dengan kompak.

"Oh...mau kakak buatkan?"

"Memangnya kakak bisa?"

"Menurut kalian kakak bisa tidak?"

Keduanya menggeleng. Menurut mereka kakaknya itu bisanya hanya membuat onar dan biang masalah. Sebab sudah membuat ibu mereka sering marah.

"Baiklah... Sekarang akan kakak buktikan jika kakak bisa membuatkan gunung yang lebih bagus dari punya kalian. "

Kedua adiknya hanya menghendikkan bahunya acuh. Terserah dengan apa yang diperbuat sang kakak.

Terpopuler

Comments

Lira Nur

Lira Nur

Like mendarat dari Life After Death, semangaatt /Smirk/

2024-05-05

1

Biva Nurhuda

Biva Nurhuda

perubahan sikap sudah di sadari ibunya

2024-05-03

0

anonim

anonim

Setauku Hyun panggilan utk kakak laki².

2024-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 Mikha
2 Hana belum kembali
3 Lubang Jebakan
4 Kwang
5 Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6 Pertarungan
7 Pangeran Ji Won
8 Tingkah Hyun yang diluar nalar
9 Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10 Tuduhan
11 Hukuman
12 Menjadi suami istri dadakan
13 Nilai plus Hyun
14 HA NEUL
15 Alat-alat detektif
16 Cin Hae terkejut
17 Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18 Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19 Wabah penyakit
20 Izin
21 Tiba di desa Ruo
22 Perawatan pasien
23 Kegalauan Pangeran Ji Won
24 Berhasil
25 Dua pilihan
26 Keanehan di desa mati
27 Kekuatan tersembunyi Hyun
28 Makan bersama
29 Pertarungan
30 Singa penjaga
31 Lion
32 Pangeran Ji Won kembali
33 Satu tahun berlalu
34 Tiba di desa Karo
35 Kondisi pangeran Ji Won
36 Mulai perjalanan
37 Hyun tiba di ibu kota.
38 Draft
39 Renovasi rumah
40 Pengumuman
41 Merawat luka
42 Hyun kerumah tuan besar Yue
43 Mengobati pangeran Ji Won
44 Pangeran Ji Won sadar
45 Keputusan tuan besar Yue
46 Draft
47 Selir Agung berlutut
48 Pangeran Ji Won kembali sadar
49 Cerita pangeran Ji Won
50 Bubur dan nasi campur
51 Hyun berbelanja
52 Pangeran mahkota berkunjung
53 Pangeran mahkota berkata jujur
54 Kedatangan Ha Neul
55 Kesadaran Ha Neul
56 Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57 Kedatangan kaisar Tan
58 Restu kaisar Tan
59 Siluman seribu wajah
60 Kedatangan kaisar Tan
61 Berdiskusi bersama
62 Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63 Kembali
64 Menjemput perdana menteri
65 Kehidupan kwang dan keluarga
66 Bertemu
67 Penjelasan pangeran Ji Won
68 Kehidupan Hyun di desa
69 Enam tahun berlalu
70 Kembalinya pangeran Ji Won
71 ...
72 Lamaran resmi
73 Pernikahan
74 Draft
75 Malam pertama
76 Perjalanan ke perbatasan
77 Rumah pohon
78 Siluman seribu wajah terakhir
79 Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80 Pergi ke kerajaan Air
81 Kaisar harimau
82 Perjuangan
83 Jimin dan Jeany
84 Hutan terlarang
85 Gubuk Feng Yin
86 Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87 Pencarian
88 Ketemu
89 Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90 END
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Mikha
2
Hana belum kembali
3
Lubang Jebakan
4
Kwang
5
Pergi ke hutan bersama adik dan sahabat
6
Pertarungan
7
Pangeran Ji Won
8
Tingkah Hyun yang diluar nalar
9
Pangeran Ji Won tinggal di desa Karo
10
Tuduhan
11
Hukuman
12
Menjadi suami istri dadakan
13
Nilai plus Hyun
14
HA NEUL
15
Alat-alat detektif
16
Cin Hae terkejut
17
Pangeran Ji Won menyusul Hyun
18
Kedatangan Pemimpin bandit dan mucikari
19
Wabah penyakit
20
Izin
21
Tiba di desa Ruo
22
Perawatan pasien
23
Kegalauan Pangeran Ji Won
24
Berhasil
25
Dua pilihan
26
Keanehan di desa mati
27
Kekuatan tersembunyi Hyun
28
Makan bersama
29
Pertarungan
30
Singa penjaga
31
Lion
32
Pangeran Ji Won kembali
33
Satu tahun berlalu
34
Tiba di desa Karo
35
Kondisi pangeran Ji Won
36
Mulai perjalanan
37
Hyun tiba di ibu kota.
38
Draft
39
Renovasi rumah
40
Pengumuman
41
Merawat luka
42
Hyun kerumah tuan besar Yue
43
Mengobati pangeran Ji Won
44
Pangeran Ji Won sadar
45
Keputusan tuan besar Yue
46
Draft
47
Selir Agung berlutut
48
Pangeran Ji Won kembali sadar
49
Cerita pangeran Ji Won
50
Bubur dan nasi campur
51
Hyun berbelanja
52
Pangeran mahkota berkunjung
53
Pangeran mahkota berkata jujur
54
Kedatangan Ha Neul
55
Kesadaran Ha Neul
56
Kepulangan tuan besar Yue bersama sang istri
57
Kedatangan kaisar Tan
58
Restu kaisar Tan
59
Siluman seribu wajah
60
Kedatangan kaisar Tan
61
Berdiskusi bersama
62
Upaya penyelamatan pangeran mahkota.
63
Kembali
64
Menjemput perdana menteri
65
Kehidupan kwang dan keluarga
66
Bertemu
67
Penjelasan pangeran Ji Won
68
Kehidupan Hyun di desa
69
Enam tahun berlalu
70
Kembalinya pangeran Ji Won
71
...
72
Lamaran resmi
73
Pernikahan
74
Draft
75
Malam pertama
76
Perjalanan ke perbatasan
77
Rumah pohon
78
Siluman seribu wajah terakhir
79
Kedatangan kaisar dari kerajaan Air
80
Pergi ke kerajaan Air
81
Kaisar harimau
82
Perjuangan
83
Jimin dan Jeany
84
Hutan terlarang
85
Gubuk Feng Yin
86
Mencari keberadaan Jeany dan Jimin
87
Pencarian
88
Ketemu
89
Feng Yin tinggal di kerajaan Api
90
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!