Bidadari Yang Diabaikan

Bab 33

"Andro, bagaimana perkembangan kasus itu?" tanya Fatih.

"Sudah ada titik terang. Semalam aku kembali meminta bantuan Bagaskara untuk mencari bukti dan saksi," jawab Andromeda setelah memasukan makanan ke mulutnya.

"Kasus apa, Mas?" tanya Aisyah dengan tatapan penuh curiga.

"Bukan masalah apa-apa. Itu tidak ada hubungannya dengan kamu atau keluarga kita," jawab Andromeda.

"Benar, Aisyah. Kamu jangan terlalu mengkhawatirkan keadaan di sekitar Andro. Sebaiknya kamu pikirkan calon buah hati kalian," lanjut Zahra.

Jantung Aisyah terasa berhenti saat mendengar Zahra berkata buah hati kalian. Menurutnya kehamilan ini tidak diharapkan oleh semua orang. Bahkan dirinya juga dulu berdoa agar kejadian malam itu tidak membuahkan hasil. Namun, takdir berkata lain dengan hadirnya kehidupan di dalam rahim dia.

Gara-gara adanya janin dari benih Andromeda, dia sudah menyakiti hati banyak orang. Hubungan keluarga Abah Ahmad dengan keluarga Ustadz Syakir juga tidak seharusnya dulu, meski mereka masih menjalin hubungan baik.

Aisyah memegang perutnya dan beristighfar. Bukan maksud dia tidak menerima takdir yang sudah digariskan untuknya. Hanya saja dia takut kalau anak yang akan dia lahirkan nanti tidak sesuai dengan angan-angan dahulu jika punya anak. 

Wanita itu lupa kalau semua bayi yang terlahir ke dunia ini dalam keadaan suci dan bersih. Orang-orang disekitar, terutama orang tua yang akan membentuk sifat, tabiat, dan kebiasaan sang anak. Lingkungan di mana dia berada pun akan menjadi faktor penting yang membentuk diri seseorang.

'Ya Allah, semoga anak ini kelak menjadi cahaya dalam kehidupan keluarga hamba. Jadikan dia sebaik-baik seorang hamba-Mu.' (Aisyah)

Andromeda yang melihat perubahan raut wajah sang istri yang terus mengusap perut, membuat dia ikut memegangnya. Dia pun mengusap dan mencium perut itu. Aisyah tidak tahu kalau Andromeda juga berdoa hal yang sama dengannya.

Lagi-lagi Aisyah merasakan desiran halus di sekujur tubuh saat suaminya mencium perut di mana ada calon anak mereka, sebanyak 3 kali. Dia merasa sangat senang dan rasanya ingin memberikan pelukan pada laki-laki itu. Hanya saja dia tidak melakukan hal itu karena malu kepada kakak dan kakak iparnya.

"Aku punya kabar gembira!" seru Zahra dengan penuh semangat.

"Apa itu, Kak?" tanya Aisyah penasaran, tapi merasa ikut senang karena Zahra terlihat sangat bahagia dengan senyum lebar.

"Akhirnya, Mentari menerima lamaran Mas Fatih," jawab Zahra senang.

"Apa?" Aisyah dan Andromeda terkejut.

"Setelah perjuangan aku merayu dia akhirnya mau juga," ujar Zahra senang.

Mata Aisyah masih terbelalak saking shock dan tidak percaya. Bahkan mulut dia sampai terbuka. Wanita hamil itu tidak bisa berkata-kata apa pun.

"Bukan merayu, tapi memaksa," bisik Fatih, Aisyah dan Andromeda pun mengangguk tanda mengerti.

"Kamu harus jaga kesehatan dan kehamilan kamu Aisyah. Aku harap kalian akan hadir di acara pernikahan Mas Fatih nanti," kata Zahra sambil menatap ke arah Aisyah dan Andromeda.

Ada perasaan ngilu yang dibayangkan oleh Aisyah. Mana ada wanita yang menyuruh suami tercinta untuk menikahi wanita lain. Memaksa sahabatnya sendiri agar mau menjadi adik madu. Lalu, sekarang sibuk menyiapkan untuk acara pesta pernikahan kedua sang suami.

'Ya Allah, jauhkan aku dari takdir seperti Kak Zahra. Aku tidak mau dipoligami. Aku berharap suamiku sudah cukup dengan adanya diriku saja.' (Aisyah)

***

Andromeda mendatangi kediaman Angela saat siang hari setelah pulang dari kampusnya. Dia ingin tahu alasan sebenarnya, kenapa sampai ingin memberikan obat terlarang itu kepadanya.

Orang tua Angela adalah dari golongan konglomerat. Meski keluarga Andromeda dengan keluarga Angela tidak pernah menjalin kerja sama, karena bidang usaha mereka berbeda. Namun, mereka sudah pada tahu akan nama keluarga dan usaha apa yang menjadi sumber kekayaan masing-masing.

Kalau keluarga Wijaya, pemilik beberapa rumah sakit terkenal. Sementara itu, keluarga Bramantyo pembisnis di bidang real estate.

Kini laki-laki itu sudah duduk tegap di sofa dan tuan rumah duduk di depannya yang terhalang meja. Keduanya saling menatap tajam, menelisik dan menilai satu sama lain.

"Aku kemarin mendengar pembicaraan kamu dengan Armand. Kalau kamu sudah menyuruh Armand memasukkan obat perang_sang ke dalam minuman untuk Pak Surya. Kenapa kamu melakuakan hal itu?" tanya Andromeda dengan nada suara yang terkesan dingin.

"Itu bukan urusan Bapak," jawab Angela singkat.

"Bagaimana jika aku beri tahu pembicaraan kamu dan Armand kemarin sore kepada Surya? Aku rasa dia pasti akan sangat marah dan tentunya akan menuntut kamu dan melaporkan kepada polisi," ujar Andromeda dengan nada sedikit mengancam.

"Memangnya dia akan percaya begitu saja kepada Bapak?" tanya Angela menantang balik.

"Aku punya rekaman video saat kamu dan Armand berbicara di belakang rumah. Itu bisa menjadi barang bukti akan kejahatan berencana yang sudah kamu buat untuknya," balas Andromeda dengan penuh kemenangan.

Wajah Angela mendadak pucat. Dia juga tidak menyangka kalau pembicaraan dia dengan temannya itu di kuping bahkan direkam video oleh dosennya sendiri.

Akhirnya dia pun membuka mulut.

"Aku jatuh cinta kepada Pak Surya sejak pertama kali melihatnya. Segala upaya aku lakukan agar bisa menjadi kekasihnya. Bahkan kehormatan aku pun rela aku berikan kepadanya. Namun, tetap saja dia tidak pernah melihat aku sebagai wanita yang pantas dicintai olehnya. Sehingga aku berpikir jika aku mengandung anaknya, mau tidak mau dia harus tanggung jawab. Tetapi, malam itu sepertinya dia sama sekali tidak meminum minumannya."

'Aku yang sudah meminumnya.'

"Eh, maksud aku dia minum air itu, tapi tidak terjadi apa-apa pada tubuhnya. Mungkin di kebal terhadap obat perang_sang atau dosis obat itu kecil, sehingga tidak menimbulkan reaksi pada tubuh Pak Surya," lanjut Angela.

'Dosis kecil apanya? Aku dan Aisyah semalaman bercinta beberapa kali karena reaksi dari rang_sangan itu tidak juga habis!' (Andromeda)

"Apa kamu tahu kalau perbuatan kamu itu sudah merugikan orang lain?" Andromeda mendesis dengan penuh penekanan menahan amarahnya.

Angela sampai terkejut saat melihat ekspresi wajah dan pancaran mata Andromeda. Ada perasaan takut yang dia rasakan saat ini.

"Aku akan melaporkan kamu atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan dan penyalahgunaan obat," lanjut suami Aisyah.

Wajah wanita itu menjadi kaku dan pucat kembali. Dia tidak menyangka kalau dosennya ini mau memenjarakan dia.

"Kenapa Bapak mau melaporkan aku? Memangnya apa yang sudah aku lakukan kepada Bapak?" tanya Angela tidak mengerti setelah berhasil mengatasi rasa ketakutannya.

"Karena aku yang sudah meminum minuman yang diberi obat perang_sang!" jawab Andromeda dengan emosi.

"Apa?" Angela sangat terkejut dan tidak percaya.

"Lalu, Bapak menyalurkan 'itu' dengan siapa?" tanya Angela lanjut.

***

Akankah Andromeda memberi tahu Angela dengan siapa dia menghabiskan malam yang 'indah' itu? Tunggu kelanjutannya, ya!