Di Tikung Sahabat Sendiri

POV MAIRA

Saat ini aku sedang di apartement seorang diri. Entah kenapa perasaanku hari ini benar-benar tidak enak. Bangun pagi saja aku sudah memikirkan hal yang macam-macam.

Setelah kejadian kemarin, aku sama sekali tidak pernah bisa tenang. Apalagi semenjak beredar vidio saat Mas Dimas di bawa ke kantor polisi bersama dengan ku. Banyak sekali akun gosip yang menjelekkan nama ku dan mas Dimas.

Aku bingung harus bagaimana, sekarang Mas Dimas di tahan di kantor polisi. Beruntung ada seseorang yang menjaminkan diriku sehingga aku bisa bebas. Entah siapa itu tapi aku sangat bersyukur.

Aku langsung bergegas bangkit dan mulai bersiap diri untuk segera mandi sebelum Bastian menjemputku. Hari ini aku akan melakukan klarifikasi mengenai tuduhan yang di tuduhkan kepadaku.

Tak begitu lama aku melakukan ritual mandiku, aku langsung bersiap. Dengan memakai dress sebatas paha berwarna merah muda, aku mulai merias wajahku. Dengan bedak tabur sedikit, kemudian sedikit polesan lipstik yang kegunakan dengan warna merah menyala yang menampilkan kesan seksi.

Aku menata rambutku dan di biarkannya terurai, aku pernah bertanya pada Mas Dimas 'Hal apa yang mas Dimas sukai dari ku?', lalu dia menyentuh lembut rambutku, katanya dia sangat menyukai rambutku yang panjang hitam bergelombang. Sejak saat itu aku tidak pernah mengikat rambutku saat berada dekat bersama Mas Dimas.

Setelah selesai, ku ambil high heel berwarna senada dengan dress ku. Bastian sudah menunggu di parkiran.

Saat aku membuka pintu aku kaget melihat di depan pintu apartementku banyak sekali sampah. Bahkan indera penciumanku terasa begitu tertusuk dengan bau yang begitu menyengat dari banyaknya sampah. Aku sangat murka, lalu ku hubungi pihak keamanan apartement untuk menyelesaikan masalah ini, kenapa ini bisa terjadi di apartement mewah.

Tidak ada waktu untuk membereskan itu semua yang penting aku sudah memberikan aduan kepada pihak keamanan apartement.

Kemudian aku berjalan menuju parkiran, melihat ada Bastian di sana aku berjalan mendekat. Aku terkejut dengan keadaan mobilku penuh dengan coretan berbagai sumpah serapah untukku. Mereka menyebutkan sebagai wanita gatal dan pelakor.

"Aku tidak tahu siapa yang melakukan ini semua, saat aku ke sini keadaan nya sudah seperti ini" Ucap Bastian.

Aku tidak tahu harus bagaimana, ada gejolak amarah di hatiku.

"Ya sudah kita pergi pakai mobilmu" lalu kami berjalan menuju mobil Bastian yang tidak jauh terparkir dengan mobilku.

Mobil berjalan menuju tempat konferensi pers di adakan.

"Apakah benar isu, bahwa anda selingkuh dengan Bapak Dimas Anggara, Ceo S.k group?" tanya seorang wartawan menyodorkan mikrofonnya padaku.

"Tidak, itu bohong" teriakku dengan tegas menyangkal tuduhan itu.

"Bukankah Nyonya Aisyah itu sahabat anda sendiri?" Mendengar nama Aisyah di sebut membuat amarahku yang sejak tadi aku tahan, tidak bisa di kendalikan lagi. Aku hanya diam tidak menjawab pertanyaan itu.

"Anda akan terus menyangkal dengan tuduhan itu, padahal di sini sudah ada bukti yang jelas?" wartawan terus saja memberondong pertanyaan padaku dan terus menyudutkanku. Aku tidak terima mereka menyebutkan orang ketiga, mereka tidak tahu apa-apa. Justru orang ketiga itu Aisyah, dia hadir di antara kami. Hanya karena kekuasaan, harta dan persahabatan orang tua mereka, Dimas dan Aisyah menikah. Apa daya diriku yang seorang anak angkat.

Aku kesal dan sangat marah lalu berjalan melewati para wartawan. Aku terus saja menyangkal tuduhan itu, dan wartawan mereka terus saja berteriak memanggil namaku yang sudah digiring oleh seorang bodyguard dan Bastian.

Saat aku sedang sendirian, karena Bastian dan bodyguardkuX menahan para wartawan yang hendak mengejarku. Ketika aku ingin masuk ke sebuah ruangan khusus untuk istirahat, seseorang memegang pundakku saat aku menoleh sebuah siraman air berbau busuk tepat mendarat ke arahku. Ingin marah dan menangis dalam waktu yang bersamaan sekaligus.

"Dasar wanita jahat! kamu itu merebut suami sahabatmu sendiri! Apa tidak malu?" tanya salah seorang yang aku tidak tahu namanya.

"Lihatlah dia terlihat polos, tapi langsung berani mengambil dan merusak rumah tangga sahabat nya sendiri!" Sahut yang lainnya lagi.

Aku mengelap wajahku dari air kotor itu dengan begitu kasar. Apa yang mereka tahu tentang diriku? mereka hanya bisa menghakimi ku saja. Kemudian aku mendorong salah satu dari mereka yang terlihat di mataku hingga wanita itu jatuh ke lantai.

Namun, wanita yang lain malah mendorongku hingga tubuhku mentok ke pintu. Aku meringis, tapi sepertinya mereka masih ingin menyerangku dengan brutal. Kemana pergi nya Bastian kenapa dia belum kembali?.

Salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah kantong berukuran besar yang tidak aku ketahui apa isinya.

Dan ... Plak

Cairan berbau busuk berwarna kuning berlendir itu jatuh di atas kepalaku. Itu telur busuk, mereka melempari aku dengan telur busuk secara brutal. Aku tidak bisa membela diriku sendiri, kulihat mereka sekitar enam orang menyerangku yang hanya seorang diri.

Aku hanya bisa pasrah dan menerima apa yang mereka lakukan dengan meringkuk ketakutan.

"Kamu dengan berani merebut suami sahabatmu, tapi melawan kami tidak bisa?"

"Ternyata kamu itu cocok sekali jadi seorang pelakor, bukan cuman dalam aktingmu saja tapi sampai ke dunia nyata"

"Kamu itu wanita jahat yang tega menghancurkan kebahagiaan sahabat kamu sendiri"

Kalimat-kalimat jahat itu terus berdatangan dengan terpecahnya telur busuk itu di atas kepalaku, Aku tidak bisa berkutik, tidak bisa membela diri sendiri. Aku melihat sekitar tidak ada satupun orang yang mau menolong ku justru mereka hanya bisa merekam dan pasti kejadian memalukan ini sebentar lagi akan tersebar di media sosial.

Aku pasrah dan mengingat-ngingat siapa yang tega melakukan ini kepadaku. Tapi di pikiran ku hanya ada Aisyah yang mungkin melakukan ini kepadaku.

Mereka tertawa, saat melempari aku telur busuk dan sesuatu yang bau, mereka tertawa setelah berhasil menindasku.

"Kenapa kalian jahat sekali, aku bahkan tidak kenal dengan kalian" seruku dengan suara bergetar karena merasa begitu takut.

Namun mereka yang mendengar justru semakin keras tertawanya. mereka saling bertatapan satu sama lain.

"Kami berbuat jahat karena kami ingin membuatmu mengerti bahwa wanita jahat itu bukan dirimu saja, ada banyak wanita jahat yang bisa membalas perbuatan terkutukmu itu" Aku menangis sejadi-jadinya ketika air begitu bau kembali mereka siramkan padaku.

"Sudahlah aku mohon berhenti memperlakukan aku seperti ini" Aku mohon kepada mereka dan menangkupkan kedua tanganku.

Namun bukannya berhenti, mereka semakin tertawa keras. Aku melihat mereka akan melemparkan aku telur busuk, seketika aku memejamkan mata tapi ketika aku mendengar suara pecah telur ternyata tidak pecah di tubuhku.

"Kasihanilah dia, berhenti berbuat seperti ini pada dia. Kumohon" Ucap Bastian yang sudah ada berada tepat di hadapanku. Dia memegang lengan orang yang akan melemparkan aku telur busuk. Sehingga telur itu tidak jadi pecah di tubuhku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...