( Maaf jika ada ketidak nyamanan dalam membaca untuk bab 2-5, karena sedang saya revisi, sesuai arahan Editor Kesayangan Terimakasih)
Suamiku
Please!
Ketahuilah jika ayahmu sering bermain mata dengan ku.
Aku sudah menolaknya, namun ternyata ...
maaf jika aku mencintainya juga karena uangnya dan perhatiannya.
Selamat membaca 😘
#Cinta tak Direstui #cinta terlarang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naisa strong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamarin, Tuan Kino, Jelly Dan Fox Dalam Satu Mall
" Kalau begitu sudah dulu, kita bertemu malam ini di rumah. Muach." Fox yang memberikan kiss bye pada Tamarin lewat ponselnya dan kemudian menutup ponselnya.
Sementara Tamarin yang untuk sesaat memejamkan sepasang kelopak matanya. Menarik nafas dalam entah sampai kapan asmara terlarang ini akan berhenti dengan sendirinya. lamunan singkatnya buyar.
" Kita segera pulang! Fox sebentar lagi sampai di rumah." Tamarin yang panik, bangkit dari duduknya dan memasukkan ponsel kedalam tasnya.
" Sampai dimana dia?" Kembaran Brad Pitt yang sama paniknya karena melihat tingkah serampangan Tamarin yang mencengkeram lengannya dan menariknya untuk segera berjalan cepat keluar dari restoran dan menuju area parkiran.
" Aku tidak tahu, bagaimana ini? Apa sebaiknya kita tidak satu mobil? Anda pulang duluan dan aku menunggu supir menjemput ku di sini."
" Tidak! tidak perlu! kita berangkat sama-sama, pulang juga sama-sama." Tuan Kino yang hilang akal sepertinya. Keegoisan cintanya sudah membutakan mata dan pikirannya. Padahal bisa jadi dengan tindakannya itu malah menambah masalah baru.
Namun lagi-lagi Tamarin hanya bisa pasrah, berjalan dengan langkah cepat tanpa melepaskan genggaman jari satu sama lain melewati depan restoran Solaria.
Deng ... Deng
Disaat Tuan Kino dan Tamarin melangkah tepat dan persis berada di depan restoran Solaria yang dimana ada Fox dan Jelly di dalamnya, Fox mengambil kunci mobil miliknya yang terjatuh di atas lantai akibat kesenggol oleh sikutnya.
Yang andai saja dia melihatnya dengan posisi duduknya saat itu, dia bisa shock berat bahkan bisa-bisa terkena serangan jantung secara tiba-tiba. Karena melihat ayahnya berjalan mesra berpegangan tangan dan seperti memiliki sebuah kedekatan bahkan menjurus kearah asmara terlarang.
Namun sayangnya itu tidak terjadi. Tuan Kino dan Tamarin sudah berjalan melesat hingga tak terlihat menuju area parkir mobil. Dan setelahnya Fox sudah selesai mengambil kunci mobil miliknya. Sepasang matanya tertuju keluar ruangan restoran yang hampir keseluruhan terbuat dari kaca kecuali pembatas antar restoran yang terbuat dari dinding batu bata.
Fox dan juga Jelly yang sudah selesai makan. Fox kemudian mengajak Jelly berjalan naik ke sebuah lift dimana akan membawanya ke apartemen eksklusif miliknya yang berada di puncak tertinggi bangunan itu.
Tidak ada percakapan dari keduanya. Bahkan untuk waktu tidak lama itu, suasana di dalam lift bisa dikatakan hening tanpa suara.
Tit
Pintu lift terbuka dan keduanya melangkah keluar yang Jelly langsung terkejut karena hanya ada tiga buah pintu apartemen dan itu jelas sekali terlihat ekslusif dan mewah.
" Fox." panggil Jelly lirih dengan sedikit menggoyang lengan milik Fox.
" Hem." jawab Fox yang tidak berhenti melangkahkan kakinya melewati satu-persatu pintu apartemen yang hanya ada tiga buah itu.
Sementara Jelly, Jelly yang memutar kepala ke samping kanan, kiri dan ke seluruh sudut apartemen yang terbilang eksklusif itu.
" Di lantai puncak ini, hanya ada tiga apartemen. Milik ibu dan ayahku. Dan ini, adalah apartemenku." Fox yang menjelaskan kepada Jelly yang terlihat bingung dan sungkan.
Setelahnya Fox membuka pintu apartemen miliknya. Ada sepasang mata yang tidak berkedip sedari tadi, tubuh Jelly mematung memandangi bagian dalam apartemen milik Fox yang terlihat sangat mewah.
Disambut dengan ruang tamu lengkap dengan satu paket long sofa dan single sofa berwarna putih yang lengkap dengan meja bundar minimalis yang memanjakan mata.
Kaki Jelly melangkah mengikuti Fox yang berada tiga langkah di depannya. Pria yang memiliki punggung tegap jika dilihat dari belakang yang lengkap dengan kemeja biru muda itu berjalan sambil memberi penjelasan tentang beberapa ruangan yang ada di dalam apartemennya.
Termasuk ada sebuah ruang keluarga yang cukup luas dan disampingnya adalah dapur canggih yang memakai tombol-tombol pintar bagai robot.
Fox begitu sangat detil menjelaskan seluruh ruangan bagian dalam apartemennya. Dan terakhir ada sebuah lorong menuju kamar besar, dan kamar itu adalah kamar satu-satunya yang lengkap dengan ranjang putih besar dan memiliki kamar mandi dalam. Yang di depan ranjang besar itu hampir keseluruhannya adalah jendela kaca besar dengan tertutup kelambu abu-abu muda.
Kamar itu beribu kali lipat lebih mewah dari kamar yang dia tempati ketika di rumah tua bangunan Belanda warisan neneknya.
Jelly serasa tidak percaya, ketika kedua kakinya masih berdiri kaku dan bibirnya masih membeku tanpa suara. Hanya beberapa kali, mencoba menelan ludah berkali-kali namun beberapa kali itu sama sulitnya.
Sepasang matanya masih memperhatikan Fox yang sedari tadi melangkah di depannya memberi tahu masalah apapun terkait apartemennya ini.
" Sekarang kamu boleh istirahat. Dan aku akan jemput kamu besok untuk berangkat ke kantor sama-sama. Agenda besok sangat padat. Dan saya harap kamu sudah siap setengah jam sebelum aku jemput kamu di bawah. Pukul delapan pagi. Aku akan jemput kamu di bawah." ujar Fox kepada Jelly yang masih tidak berhenti menggeser bola matanya kesana kemari.
" Ta-tapi ... " ucap Jelly yang terbata.
" Tapi apa?" Fox dengan cepat menyahut apa kata Jelly.
" Ini ... ini seperti nya terlalu berlebihan. Apartemen ini sangat mewah dan terbilang ekslusif. Sebaiknya kantor memberi uang sebagai ganti untuk menyewa rumah kontrakan sederhana saja." ujar Jelly yang sungguh tidak enak menempati apartemen bos besarnya itu.
" Jelly, kan sudah aku bilang, jabatan kamu tidak main-main. Posisi mu di perusahaan saya itu langsung dibawah saya. Tugas kamu juga berat yang mungkin hampir dua puluh empat jam akan selalu saya hubungi untuk saya tanyai sekitar laporan dan apapun proyek yang sedang berjalan dan perusahaan kita kerjakan. Belum lagi masalah gagasan ke depannya yang akan kita emban untuk menjalankan perusahaan ini lebih maju. Apartemen yang harus diberikan pun juga harus sepadan dengan pekerjaan berat yang akan kamu kerjakan setiap harinya. Jadi tolong! Kamu tinggal disini!" pinta Fox kepada Jelly untuk tidak menolaknya lagi setelah dia meyakinkan Jelly untuk kedua kali.
Jelly yang masih terdiam dan belum menjawab iya atau menolak untuk tinggal di apartemen Fox. Dia pikir, apartemen yang akan ditinggalinya itu apartemen biasa dan seperti apartemen kebanyakan lainnya. Namun Jelly tidak sangka, jika apartemen Fox ini benar-benar luar biasa dan sungguh luas mengalahkan Hotel Bintang Lima.
Sekuat apapun dia menolak, sepertinya Fox juga akan bersikeras memintanya untuk tinggal di apartemennya ini. Jelly hanya bisa mengangguk ragu, entah seberapa lama dia akan bertahan di apartemen mewah bos besarnya ini. Menurutnya, Fox yang sekaligus bos besarnya itu lagi-lagi kasihan kepadanya. Namun dengan Fox berlebihan seperti ini malah membuat dirinya semakin tidak enak untuk menempatinya.
" Kalau begitu, sampai jumpa besok pagi." Fox yang kemudian melangkah keluar dari kamar tidur besar diikuti dengan Jelly yang mengantar hingga pintu keluar apartemen.
" Bye." Fox yang memberikan salam perpisahan kepada Jelly yang sebenarnya dia tidak tega meninggalkannya sendiri, tapi mau bagaimana lagi? dia juga punya istri yang menunggunya di rumah dengan setia semenjak dia tinggal pergi beberapa hari ini.
" Bye." Bibir Jelly yang terasa berat mengatakannya. Ingin berteriak kepada Fox untuk tidak pergi, tapi mau bagaimana lagi? Fox jelas-jelas pria beristri.
BERSAMBUNG
mungkin author nya penyuka permen