Almahira Rengganis , sendirian di rumah sakit. Tak ada yang peduli. Selain dokter dan perawat. Sementara, suaminya, Hendra Setiawan asik berselingkuh dengan sahabatnya, Sarah Amelia.
Almahira yang jengkel ,balik ke apartemen mereka. Tapi yang didapatkan wanita itu adalah sang suami dan sahabat sedang goyang pargoy. Dan merencanakan mengambil semua uang Almahira.
Tak Terima, Almahira melabrak mereka. Tapi malah ia dibunuh dengan keji oleh Hendra dan Sarah. Tapi saat membuka mata, Almahira telah kembali ke sepuluh tahun yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kayhawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Universitas Indonesia. Fakultas ilmu ekonomi dan bisnis. Seorang pemuda berkaca mata berjalan keluar dari kampus.
"Hei Elang. "seru beberapa temannya. " ayo main basket dulu. "
"Hari ini aku sibuk. Lain kali saja. " tolak Elang Samudera. Ia berjalan melewati hutan lingkungan, hutan buatan yang dikelola anak pertanian.
"Siapa dia. " Elang Samudera melihat seorang gadis berjongkok di sebelah pohon. Dikiranya gadis itu sedang buang air kecil. Biasanya tak ada yang mau lewat sini. Sunyi dan tak ada pemandangan yang bagus.
"Apa yang kau lakukan di sini. " tanya Elang Samudera. Gadis itu memberi isyarat agar dia jangan berisik. Rupanya gadis itu sedang menunggui seekor anak kucing.
"Dia terbangun. " katanya. "sepertinya ia juga di buang ibunya. Dia keliatan lemas sekali. "
"Dia juga. " batin Elang Samudera.
"Apa kau bisa menunggu di sini sebentar. Aku akan ke seven eleven untuk membeli makanan sebentar. " kata gadis itu.
"Ini merepotkan. " batin Elang Samudera. Ia segera membuka tas besarnya. "aku ada sosis tanpa garam. Harusnya ia bisa memakan ini. " Elang Samudera menyodorkan sebungkus sosis pada gadis berkacamata itu.
"Ah, iya. " dengan mata berbinar, gadis itu menerimanya. "terimakasih."
"Ia berbicara tanpa melihat padaku. " batin Elang Samudera.
"Hei manis, namaku Almahira Rengganis. Siapa namamu. Sepertinya ibumu pergi sebentar ke suatu tempat. Tidak mungkin ia meninggalkan anak semanis dirimu. " gadis bernama Almahira itu tersenyum manis. "seandainya aku juga semanis dirimu. Ibuku pasti akan kembali. "
"Padahal dia manis. " batin Elang Samudera.
"Eh, ini harga sosis tadi. Hanya ini yang aku punya. " Almahira menyerahkan selembar uang dua puluh ribu pada Elang Samudera.
"Dua puluh ribu rupiah. " Elang Samudera memperhatikan uang itu.
"Jika kita berada di sini lebih lama, induknya mungkin tidak akan kembali. Ayo pergi. " Almahira berlalu meninggalkan Elang Samudera.
"Meong." kucing kecil itu mendusal sepatu Elang Samudera.
"Berisik.Kalau kau suka padanya, ikutilah dia. " Elang Samudera berjongkok. "ia kecil sekali seperti jamur. " batinnya. "Aku juga pergi. Tunggulah ibumu di sini. Sepertinya aku harus mengembalikan uang ini
Almahira Rengganis. Apa besok ia akan datang ke sini. "
Sinar matahari menembus tirai jendela. Elang Samudera memperbaiki selimut yang menutupi tubuh Almahira Rengganis.
"Terimakasih Quos, karena telah membuatku bertemu dengan Almahira Rengganis. " kata Elang Samudera sambil mengelus badan Quos yang duduk di pangkuannya.
"Meong."Quos menggeliat.
" Eh, "Almahira membuka matanya.Ia terbelalak melihat Quos. " Quos. "pekiknya kaget.
"Tidurmu lelap. " tanya Elang Samudera sambil tersenyum. Almahira menatap Elang Samudera dengan bingung.
"Kenapa aku ada di sini. Jangan jangan waktu itu setelah berciuman... " wajah Almahira langsung merah seperti kepiting rebus. Ia melihat pakaian yang dipakainya masih utuh dan lengkap. Apa tidak ada yang terjadi diantara mereka. "Eh, anu pak... apa saya tertidur di sini. "tanyanya pada Elang Samudera.
" Kau tidak ingat. "tanya Elang Samudera sambil tersenyum.
Bunyi bel mengagetkan mereka yang sedang panas berciuman.
" Kak, ini aku Ilham, kau di rumah kan. "suara Ilham Sanjaya mengoceh. "oh, ada Almahira juga ya.Sekalian ada yang mau aku tanyakan. Ayo kita minum bersama. " lelaki itu menenteng beberapa botol brendi.
"Astaga, Ilham Sanjaya. Kau ingin mabuk di sini ya. " jerit Almahira.
"Di kulkas kan ada bir, alkoholnya tidak terlalu tinggi. " bisik Elang Samudera.
Mereka pun duduk di meja makan sambil minum.
"Jadi Jessica Putri suka orang yang bisa diandalkan sepertiku. " tanya Ilham Sanjaya dengan malu malu.
"Iya." Almahira mengangguk. Ia sudah habis sekaleng bir putih. Mulanya tidak apa apa. Tapi malah ikutan minum brendi. Baru seteguk, kepalanya sudah pusing.
"Kalau Almahira, apakah ada yang disukai. " tanya Ilham Sanjaya.
"Tentu saja, aku menyukai Quos, Pak Elang Samudera, Zahra Fahira dan Kak Gina Aisyah.... " jawab Almahira. Ia langsung tak sadarkan diri.
"Harusnya kau jangan mengajaknya minum. Toleransi alkoholnya sangat buruk. " kata Elang Samudera pada Ilham Sanjaya.
"Maaf kak. Aku tidak tau. " ujar Ilham Sanjaya. "aku pulang sajalah. Kalian lanjutkan saja yang tadi. " dengan tampang tak berdosa Ilham Sanjaya nyengir. Elang Samudera melemparkan kaleng kosong padanya. Lelaki itu langsung ngibrit. Hahaha.
Almahira menutup wajahnya dengan tangan. Memang payah. Ia memang tak biasa minum. Paling ia hanya minum bir putih yang alkoholnya nol persen.
"Kau sakit kepala tidak. Apa perutmu baik baik saja. " tanya Elang Samudera sambil terkekeh, melihat wajah merah Almahira.
"Aku sehat sehat saja. " ujar Almahira kesal.
"Kalau begitu, ayo siap siap kerja. Kita bisa terlambat bila tidak berangkat sekarang. " ujar Elang Samudera.
"APA... KENAPA TIDAK MEMBANGUNKAN SAYA LEBIH AWAL. " jerit Almahira. Matanya terbelalak melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat dua belas menit.
"Almahira, ini bukan Tanjung Uncang sayang. Ingat. Kita di Batam Center. Hanya butuh lima belas menit sampai di Kabil. " ujar Elang Samudera menenangkan. "kau sudah ingatkan, sayang. "
"Hmmmm.... sayang, sayang, sayang... siapa yang mengijinkan mu memanggilku sayang. " geram Almahira. Gadis itu marah, tapi wajahnya memerah sampai ke telinga.
"Maaf.Tapi kau cantik sekali saat tidur. " kata Elang Samudera tanpa dosa.
"Elang Samudera. " teriak Almahira kesal dan malu.
"Iya sayang ku. " Elang Samudera sengaja menggodanya.
"Berhenti... " Elang Samudera memotong ucapan Almahira dengan ******* habis bibir gadis itu. Almahira yang terbengong hanya diam. Tapi tak lama ia membalas ciuman Elang Samudera.
"Almahira... aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. " bisik Elang Samudera dengan napas memburu.
"Kita... kita bisa... terlambat. " Almahira mengatur napasnya. Ia masih duduk di pangkuan Elang Samudera.
"Saat begini kau masih ingat pekerjaan. " kata Elang Samudera. "aku akan meloloskan suratmu. "
"Tidak perlu. " seru Almahira menyikut dada Elang Samudera. Lelaki itu meringis. Ia mengeratkan pelukannya.
"Sayang." bisik Elang Samudera.
"Jangan menggodaku Elang Samudera. "pinta Almahira.
" Aku mencintaimu Almahira Rengganis. Aku... "Elang Samudera membenamkan wajahnya di ceruk leher Almahira. " aku tak sanggup bila melihat mu bersedih. "
"Aku nyaman bersamamu. " bisik Almahira.
"Almahira." bisik Elang Samudera.
"Yuk berangkat kerja. Aku akan mandi dulu. " kata Almahira. Sekali lagi mereka berciuman.
Sementara di hotel Pasific.
"Sayang, Sarah mau jalan jalan keluar. " Sarah Amelia mendekati Hendra Setiawan yang asik di depan laptopnya.
"Ya, pergilah sendiri. " kata Hendra Setiawan cuek. Padahal mereka sedang bulan madu. Tapi seharian hanya di dalam hotel. Sungguh menyebalkan.
"Bagaimana Sarah bisa pergi sendiri. Tubuhku agak berat sekarang. " ujar Sarah Amelia.
"Pergilah ke atas dan berenang saja. " kata Hendra Setiawan tak peduli. "aku sibuk, jangan ganggu aku. "
"Oh, mau ku laporkan pada ayah. Kalau uang membeli rumah kau pakai untuk membeli saham. " teriak Sarah Amelia dengan kesal.
"Hei, sudah aku bilang jangan ikut campur kan. " bentak Hendra Setiawan.
"Ahkkk... perutku sakit. " jerit Sarah Amelia tiba-tiba sambil memegang perutnya. "Baby Vano kesakitan karena kau marah. "
"Huhhh... sudah ku bilangkan, untuk menunda saja bulan madunya. Hingga anak itu lahir. " seru Hendra Setiawan."kau yang memaksakan??. Bertahanlah. "
"Ya, aku yang memaksamu ke sini. Pasti kau tidak akan begini, bila ke sini dengan Almahira Rengganis. " ujar Sarah Amelia sambil menghempaskan bok*ngnya di kasur. "ya, walaupun sekarang ia berpindah hati ke pak Elang Samudera. " lanjutnya.
"BERPINDAH HATI APANYA. ELANG SAMUDERA YANG MENGGODANYA, IA MENCURINYA DARIKU SAAT AKU ADA MASALAH. " teriak Hendra Setiawan.
"Ia langsung bersemangat begitu membicarakan Almahira. " batin Sarah Amelia. "pasti Almahira Rengganis yang lebih dulu, ibunya pun berselingkuh juga kan. Buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Ia selalu bilang padaku, bahwa kau hanya selingan sesaat saja. Ia sudah lama mengincar Elang Samudera. " mulai deh jurus fitnah sana sini. Dasar Mony*t pendek si Sarah Amelia ini. Belum puas juga menyakit Almahira.
"TUTUP MULUTMU, ALMAHIRA TAK MUNGKIN BEGITU. " maki Hendra Setiawan.
"Sayang, bisakah kau melupakan Almahira Rengganis. Atau haruskah aku mengatakan yang sebenarnya agar kau bisa melupakan Almahira Rengganis. " kata Sarah Amelia. "SARAH MENDEKATIMU ATAS PERINTAH ALMAHIRA RENGGANIS. "
"Apa." Hendra Setiawan menatap Sarah Amelia.
"Sebenarnya sejak awal aku sudah menyukaimu. Dan aku lebih senang saat Almahira Rengganis menyuruhku mendekatimu. Tapi kau terus memperhatikan Almahira. Meski kau ada di sampingku,hatimu selalu saja memikirkan Almahira. " ujar Sarah Amelia sambil berderai air mata buaya got kecemplung, membuat Hendra Setiawan tercengang. "Almahira bilang, aku harus hamil anakmu agar bisa lepas darimu. " isaknya.
"Apa katamu. " seru Hendra Setiawan tak percaya.
"Maaf, aku melakukannya karena sangat menyukaimu. "isak Sarah Amelia. " jika aku tidak melakukan permintaan Almahira, ia mengancam akan mengatakan yang sebenarnya kepadamu, hiks hiks. "
"SARAH AMELIA, KATAKAN YANG SEBENARNYA. JADI KAU SENGAJA HAMIL. " teriak Hendra Setiawan sambil mengguncang bahu Sarah Amelia.
"Dengan begitu aku baru bisa menikah denganmu kan, lalu Almahira juga bisa dengan Elang Samudera. " kata Sarah Amelia dengan bercucuran airmata. "ini solusi yang baik untuk kami berdua. Aku hanya melakukan perintahnya. SARAH SUNGGUH MENDERITA, AKU SAMPAI KEGUGURAN. "
Nah, apalagi yang dikarang si ular Sarah Amelia ini.
semangat kk author