NovelToon NovelToon
Pendekar Kegelapan

Pendekar Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:27.3k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang menjadi korban kekejaman dunia beladiri yang kejam. Desa kecil miliknya di serang oleh sekelompok orang dari sekte aliran sesat dan membuatnya kehilangan segalanya.


Di saat dia mencoba menyelamatkan dirinya, dia bertemu dengan seorang kultivator misterius dan menjadi murid kultivator tersebut.

Dari sinilah semuanya berubah, dan dia bersumpah akan menjadi orang yang kuat dan menapaki jalan kultivasi yang terjal dan penuh bahaya untuk membalaskan dendam kedua orangtuanya.


Ikuti terus kisah selengkapnya di PENDEKAR KEGELAPAN!


Tingkatan kultivasi :


Foundation Dao 1-7 Tahapan bintang

Elemental Dao 1-7 Tahapan bintang

Celestial Dao 1-7 Tahapan bintang

Purification Dao 1-7 Tahapan bintang

Venerable Dao 1-7 Tahapan bintang

Ancestor Dao 1-7 tahapan bintang

Sovereign Dao 1-7 tahapan bintang

Eternal Dao Awal - Menengah - Akhir

Origin Dao Awal - menengah - akhir

Heavenly Dao

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 32

Malam mulai menyelimuti Kota Shanxi. Lampu-lampu lentera menyala di sepanjang jalan utama, memancarkan cahaya lembut berwarna biru kehijauan. Orang-orang masih berlalu-lalang, suara penjual malam menggema, dan aroma daging panggang memenuhi udara.

Dari dalam Kedai Anggur Tiga Awan, Mang Acheng melangkah keluar dengan langkah tenang namun pasti.

Wajahnya tanpa ekspresi, tapi dalam pikirannya kini telah tertanam satu informasi penting: pelelangan besar yang akan diselenggarakan dalam tujuh hari ke depan.

Pelelangan itu akan diadakan oleh Paviliun Awan Langit, tempat paling bergengsi di kota Shanxi, dikenal karena hanya menjual harta yang luar biasa langka. Kabarnya akan ada pil tingkat 6, artefak kuno, bahkan peta rahasia warisan zaman dahulu.

“Jika beruntung… mungkin aku akan menemukan sesuatu yang bisa mendorongku menerobos ke bintang 4 Dao Ancestor,” gumamnya pelan.

Namun saat Acheng melangkah melewati jalan utama kota, tiba-tiba udara di sekelilingnya berubah. Hiruk-pikuk malam perlahan meredup. Orang-orang di sisi jalan mulai menghentikan aktivitas mereka.

Dari arah barat kota, terdengar bunyi derap kaki kuda yang kuat dan bergemuruh seperti suara guntur yang dipaksakan turun dari langit.

DUUM. DUUM. DUUM.

Di hadapan Acheng, muncul sebuah rombongan kereta mewah berwarna merah keunguan, ditarik oleh empat kuda sihir putih dengan surai keperakan dan mata menyala merah. Di atas kereta itu berkibar lambang merah darah berbentuk bintang simbol Sekte Bintang Darah.

“Tsk... Tidak kusangka mereka akan datang kesini,” pikir Acheng dengan mata menyipit.

Dari dalam kereta, terpancar aura yang sangat dikenalnya. Aura yang menusuk tulang, dingin seperti darah beku yang telah lama mati, namun membara seperti dendam yang tak pernah padam.

Aura salah satu tetua dari Sekte Bintang Darah.

Acheng menghentikan langkahnya sejenak. Wajahnya tetap tenang, namun dalam pikirannya mulai muncul berbagai kemungkinan.

“Sekte Bintang Darah datang ke sini bukan untuk berkunjung. Mereka mencariku… tapi kenapa datang terbuka seperti ini? Apakah... mereka datang karena ada informasi dari Klan Lei?”

Itulah pertanyaan yang membayang dalam kepalanya.

Ia tahu betul, Klan Lei bukan sembarang klan. Mereka adalah tulang punggung Kota Shanxi, dan mereka berdiri di bawah naungan langsung Klan Song. Sekte Bintang Darah juga memiliki hubungan erat dengan bangsawan istana.

Jika benar dua kekuatan besar ini saling bersekutu, maka pertarungan terbuka akan menjadi tindakan bunuh diri.

“Tak peduli seberapa kuat diriku saat ini, bertarung melawan sekte dan klan sekaligus… hanya akan membuatku dikejar seluruh kerajaan.”

Langkah Acheng pun mulai mundur perlahan ke gang kecil di samping jalan. Seperti bayangan malam, tubuhnya lenyap begitu saja ke dalam kegelapan.

Dari dalam kereta, tirai mewah bergoyang sejenak. Terlihat sepasang mata tua yang tajam dan penuh amarah, melirik tajam ke arah jalanan tempat Acheng berdiri beberapa detik yang lalu.

Tetua itu berbisik pelan,

“Dia ada di kota ini… Aku bisa merasakan auranya. Mang Acheng…”

Kereta terus melaju, membawa badai yang belum benar-benar datang.

Sementara itu, Acheng berdiam di atap sebuah bangunan, melihat pemandangan kota dari ketinggian.

Angin malam menyapu rambut hitamnya yang panjang. Matanya tajam seperti elang yang mengintai dari langit.

“Aku tidak akan gegabah... Tapi bila waktunya tiba... kota ini akan menjadi lautan darah."

...

Seminggu berlalu sejak Acheng menginjakkan kaki di Kota Shanxi. Ia tak keluar dari penginapan, tak meninggalkan jejak, dan memilih berdiam diri dalam diam yang penuh perhitungan.

Hari ini, hari yang telah ia nantikan… akhirnya tiba.

Langit kota dipenuhi awan tipis, menambah kesan sakral pada Gedung Pelelangan Paviliun Awan Langit, tempat yang hanya bisa dimasuki mereka yang memiliki kekayaan atau kekuasaan. Barisan kereta mewah, pedagang besar, kultivator elite, bahkan para bangsawan dari klan-klan besar tampak hadir.

Acheng melangkah perlahan ke dalam aula pelelangan. Wajahnya tersembunyi rapat di balik topeng hitam pekat tanpa pola, hanya menyisakan mata dingin yang tajam mengawasi ruangan. Ia mengenakan jubah hitam sederhana dan menekan auranya hingga nyaris tak terdeteksi. Seolah ia hanyalah seorang pria biasa di tengah keramaian.

Ia duduk di bagian paling belakang. Golongan biasa, bukan tamu kehormatan. Di sisi lain aula, duduklah sosok dengan aura dominan dan tajam Tetua Zhang, tetua pertama Sekte Bintang Darah, berambut putih keperakan dan mata setajam pisau.

Di deretan kursi bangsawan, tampak seorang wanita cantik usia sekitar 25 tahun, mengenakan gaun hijau zamrud dan dihiasi jepit rambut giok. Parasnya anggun dan tenang, namun aura yang memancar darinya begitu menakutkan, aura kultivator di ranah Dao Venerable bintang 4. Dia adalah Lei Yuqing, putri dari Klan Lei.

Pelelangan pun dimulai.

Satu demi satu artefak dilelang. Ada jimat pelindung tingkat bumi, pedang langit dengan elemen es, bahkan pil langka tingkat 6. Semua memikat, namun Acheng tak bergeming.

Hingga akhirnya...

“Berikutnya adalah… Artefak Kuno: Liontin Raja Naga. Liontin merah darah yang diyakini berasal dari warisan naga api zaman kuno. Mengandung energi naga api yang belum sepenuhnya bangkit. Harga awal: 10.000 koin emas!”

Ruangan mendadak hening. Bahkan Tetua Zhang dan Lei Yuqing membuka mata sedikit lebih lebar.

Seorang pedagang kaya menawar,

“15.000!”

Lalu suara dari sisi bangsawan,

“20.000!”

Tiba-tiba, suara tenang dan dalam bergema dari belakang aula.

“Seratus ribu koin emas.”

Semua kepala menoleh. Suara itu datang dari pria bertopeng hitam. Bahkan pelayan pelelang pun membatu sejenak.

“...Seratus ribu koin emas… terjual!” ujar pembawa acara dengan sedikit gemetar.

Seluruh aula pelelangan langsung heboh.

“Siapa dia?!”

“Apakah dia tuan muda dari klan tersembunyi?”

“Tak mungkin, aku tak kenal lambang topengnya…”

“Kenapa seseorang sekelas itu duduk di kursi orang biasa?”

Lei Yuqing hanya melirik ke arah pria itu, matanya yang tenang berubah penuh rasa penasaran.

Tetua Zhang mengerutkan kening.

“Seratus ribu... demi liontin itu? Dia bukan orang biasa. Siapa sebenarnya orang ini?.”

Saat pelelangan usai, Acheng menerima kotak kayu hitam berisi Liontin Raja Naga. Begitu tangannya menyentuh kotak itu, ia merasakan kehangatan membakar dari dalam liontin. Aura naga kuno bersemayam di dalamnya bukan sekadar artefak, tapi sumber kekuatan masa depan.

Namun, langkahnya keluar dari paviliun tak berlangsung mulus.

Tiga bayangan mengikutinya dari kejauhan, berpakaian gelap, bergerak cepat dan diam. Mereka mengenakan jubah merah dengan bordiran bintang darah, lambang khas Sekte Bintang Darah.

Acheng tidak mempercepat langkahnya. Ia berjalan santai menuju gang sepi di sisi timur kota.

Begitu dia sampai, ketiga orang itu muncul, dua di depan dan satu di belakang. Mereka semua berada di ranah Dao Purification Bintang 1.

“Berikan liontin itu, atau kami akan mengambilnya dari mayatmu,” ujar salah satu dari mereka dingin.

Acheng mengangkat kepalanya perlahan. Mata di balik topengnya menyala… dan sebuah aura kegelapan menyelimuti lorong sempit itu.

“Sayangnya… yang akan menjadi mayat adalah kalian.”

Dalam sekejap, gelombang energi kegelapan seperti kabut malam menelan tubuh ketiga orang itu.

Suara mereka bahkan tak sempat berteriak. Tubuh mereka lenyap, hanya menyisakan bekas gosong dan hawa kematian.

Acheng berdiri diam. Nafasnya stabil. Lalu dia membuka kotak itu perlahan dan melihat liontin itu memancarkan cahaya merah darah dengan jiwa naga api kuno yang samar.

“Energi ini… bisa menjadi kunci untuk menembus Dao Ancestor Bintang 4.”

Ia menyimpan liontin itu ke dalam cincin penyimpanannya dan kembali berjalan ke arah penginapan.

Di balik atap gedung, dua mata tajam milik Lei Yuqing memperhatikan semua kejadian itu dari kejauhan.

“Kekuatan kegelapan… bisa membunuh tiga Purification Dao dalam satu napas…”

“Apakah orang itu... Mang Acheng?”

1
Zainal Tyre
tdk jelas masa di biarkan pergi hadeh
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
y@y@
🌟👍🏾👍🏿👍🏾🌟
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
y@y@
💥👍🏿👍🏾👍🏿💥
y@y@
🌟👍🏼👍🏻👍🏼🌟
y@y@
⭐💥👍🏿💥⭐
y@y@
👍🏾🌟👍🏼🌟👍🏾
y@y@
👍🏻👍🏿💥👍🏿👍🏻
Suriyana Sri
krend
azizan zizan
mau nerobos lvl aja sampai segini.. hadehhh.... pantas lah likenya kurang...
Agus Rose
Belom pernah baca si MC berhubungan dengan JANDA BERANAK SATU 🤣🤣.

JANDA LEMAH lagi,klo JANDA tingkat kultivasi nya sangat tinggi melebihi tingkatan dunia ini mungkin masih bisa di terima.
Agus Rose: eeewwww
Agus Rose: Agak lain novel ini🤣
total 3 replies
Yanka Raga
🤩😎
yos helmi
TAMAT yaa thor.. hohihi.. yg baca ngak usah nunggu abdate.. thor sdh berpulaaaang.. hihohi
y@y@
👍🏼⭐👍🏿⭐👍🏼
y@y@
👍🏻🌟👍🏾🌟👍🏻
y@y@
💥👍🏿⭐👍🏿💥
y@y@
🌟👍🏾👍🏼👍🏾🌟
y@y@
👍🏻⭐👍🏿⭐👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!