Seorang bocah ikut masuk dalam mobil online yang di pesan Luna tanpa ia sadari karena mengantuk. Setelah tahu bahwa ada bocah di sampingnya, Luna ingin segera memulangkan bocah itu, tapi karena kalimat bocah itu begitu memilukan, Luna memilih merawat bocah itu beberapa hari.
Namun ternyata pilihannya merawat bocah ini sementara, membawa dampak yang hebat. Termasuk membuatnya berurusan dengan polisi bahkan CEO tempatnya bekerja.
Bagaimana kisah Luna membersihkan namanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33
Saat tertawa dengan Elio, tidak sengaja Luna menoleh ke arah Pak Ian. Pandangan mereka bersirobok. Luna mengerjap. Heran dan jadi salah tingkah karena Pak Ian tidak mengalihkan pandangan ke arah lain meskipun begitu. Akhirnya perempuan ini memilih membuang wajah ke Elio lebih dulu.
Apa aku barusan memandangnya? tanya Ian sendiri di dalam hati. Ia baru sadar bahwa tadi sedang memandangi Luna. Ian menggelengkan kepalanya heran dengan apa yang ia lakukan barusan.
...***...
"Papa! Aku sudah membuat jus dengan Tante Luna!" seru Elio dengan segelas jus di tangannya.
"Jangan berlari Elio," nasehat Ian. Bocah itu saking gembiranya, ingin segera memberitahu papanya tentang pengalaman membuat jus tadi. "Aku bisa membuat jus!"
Ian menangkap tubuh itu agar tidak terus berlari.
"Benarkah?" tanya Ian yang sudah mendudukkan putranya dalam pangkuan.
"Ya. Ini dia jus yang aku buat." Elio pamer. Menyodorkan gelas pada papanya. "Coba papa minum."
Ian menuruti kemauan Elio. Ia mencoba menyeruput sedikit jus dengan warna oranye itu. Slrupp!
"Enak. Segar." Ian berpendapat.
"Aku pintar kan, Pa."
"Benar. Kamu memang pintar," puji Ian. Elio menggoyang-goyangkan kepalanya karena jus itu dan pujian dari papanya. Saat itu Luna masih ada di dapur. "Duduk sendiri di sofa ya? Papa mau lihat Tante Luna. Mungkin saja dia butuh bantuan," kata Ian lembut.
"Ya." Elio turun dari pangkuan papanya dan duduk sendiri di kursi. Tv yang menyala di depannya menampilkan film kartun. Jadi Elio terbuai oleh tontonan itu.
Ian bangkit dari kursi dan berjalan menuju Luna yang masih membersihkan sisa kegiatan tadi.
“Kamu butuh bantuan, Luna?”
“Ah,” ujar Luna terkesiap. Perempuan ini sangat terkejut. Sampai-sampai dia memegangi dadanya karena jantungnya hampir copot. “Pak Ian ...,” desis Luna tanpa sadar.
“Maaf mengagetkanmu,” kata Ian merasa bersalah.
“Ke-kenapa Bapak ke sini? Ini bukan tempat untuk tamu, Pak.” Luna tidak bisa menyembunyikan kegugupannya karena pria ini muncul begitu saja di belakang.
“Aku pikir kamu butuh bantuan karena tidak segera muncul ke depan.”
“Oh, t-tidak. Tidak ada yang perlu bantuan di sini.” Luna menggelengkan kepalanya.
"Ngomong-ngomong Luna. Saat kamu salah menyebut nama Elio dengan namaku, apa sebenarnya kamu sedang memikirkan tentang aku," tanya Pak Ian mengejutkan. Itu candaan yang mengejutkan. Luna yang tadinya berusaha mengubur kekeliruan tadi, kini memerah karena ingat kejadian itu lagi. Tangannya juga tidak bisa di kendalikan untuk bersih-bersih.
Pyar!
Tangan itu tidak sengaja menyenggol gelas di sana.
“Luna!” Ian panik dan segera mendekat.
“Ada apa, Pa?!” tanya Elio yang juga mendengar suara nyaring itu.
“Jangan mendekat! Tetap di sana!” perintah Ian. Elio yang hendak menghampiri urung.
“Tidak apa-apa. Ini hanya sebuah gelas! Kamu nonton tv saja!” tambah Luna membuat Elio mengangguk dan kembali duduk.
“Jangan di bersihkan dulu,” cegah Ian saat Luna hendak membungkuk untuk membersihkan pecahan beling itu. Luna tidak mengerti, tapi ia urung jongkok di lantai untuk membersihkan pecahan gelas barusan. Tahu-tahu Pak Ian menarik tangan Luna dan menelitinya. “Tanganmu tidak apa-apa?” tanya Pak Ian cemas.
Kepala Luna menggeleng tanpa bersuara. Karena itu, Ian yang menunduk tidak tahu jawaban Luna. Kepalanya mendongak untuk menatap perempuan ini.
“Kamu sangat terkejut ya? Sampai-sampai wajahmu pucat,” tanya Ian yang mengira Luna tidak bisa bicara dan pucat karena terkejut. Padahal Luna membeku karena tangannya di pegang oleh Pak Ian.
..._____...