Sepenggal Luka "Rania"

Ketika kita berusaha untuk menjadi lebih baik, maka yakinlah masa depan yang cerah akan menanti kita di depan sana.. Walau kita pernah mengalami penderitaan yang sangat teramat dalam, jika kita mencoba untuk mengikhlaskan semuanya maka yakinlah hidup dan hati kita akan tenang..

Namun kata-kata mutiara itu tidak berlaku untuk Rania, dia belum bisa tenang jika belum menuntaskan apa yang ingin dia lakukan. Rania memiliki hati yang trauma, bahkan bisa di ibaratkan selamat dari kecelakaan mobil namun cacat seumur hidup..

Itulah diri Rania yang sekarang..

•

•

Suara burung di pagi hari, gong'gongan anjing terdengar nyaring di telinga. Orang-orang melakukan kegiatan mereka masing-masing, ibu kota Jakarta begitu padat dengan jalan yang macet dan volusi udara yang menyeruak.

Membangunkan seorang gadis yang Rania dari tidurnya. Ia melihat jam di dinding menunjukkan pukul 7 pagi, Rania pun berdiri dan melangkah kan kaki ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya..

Setelah beberapa saat berlalu, Rania keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar dengan rambut basah. Memakai pakaian yang rapih dan sedikit polesan make up natural di wajah cantiknya..

Hari ini Rania akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli perlengkapan dirinya, karna Rania sudah memesan tiket untuk pergi ke Malaysia untuk melihat ibu kandungnya..

Setelah beberapa saat, Rania keluar dari kamarnya lalu turun kebawah dan berjalan untuk mencari angkutan umum. Pucuk di cinta ulama pun tiba, sang angkot yang di tunggu akhirnya datang dan berhenti di depan Rania.

Tak butuh waktu lama, Rania naik kedalam angkot yang masih sepi hanya ada dirinya dan seorang pria yang tidak dia kenal.. Pria itu melihatnya, namun Rania langsung membuang muka dan tidak ingin bertahap muka dengan pria yang baru saja ia kenal.

Namun setelah beberapa saat, entah mengapa Rania merasa jika pria yang ada di depannya tengah mengambil poto dirinya secara diam-diam. Namun Rania tak mau memperdulikan dan terlihat acuh, karna tidak mau berperasangka buruk pada orang lain..

Sementara pria itu tersenyum saat sudah mendapatkan poto wanita yang menurutnya dingin dan acuh, namun terlihat cantik dan lugu, serta memiliki mata yang tajam..

Pria itu bergumam bahwa tidak sia-sia dirinya naik angkot pagi ini, bahkan ia dengan suka rela akan naik angkot setiap hari jika penumpangnya seperti gadis yang berada di depannya.

''Berhenti di depan pak.'' ucap Rania yang sudah risih di tatap oleh pria asing.

Rania dengan segera turun dari dalam angkot lalu memberikan ongkosnya. Rania yang sudah berada di luar angkot melirik pria yang sudah lancang memandanginya dan mengambil poto tanpa izin darinya..

''Lancang!'' gumam Rania dengan pelan.

Tanpa di duga, pria itu menoleh pada Rania hingga mata mereka saling pandang dan terkunci begitu lama.. Deg.. Deg.. Deg.. pria itu langsung meraba dadanya, saat ia merasakan getaran aneh pada jantung yang berdegub kencang. Hingga pandangan mereka terputus saat angkot itu sudah pergi..

Rania memberhentikan Taxi lalu masuk kedalam. ''Pak antarkan aku ke Senayan City.'' ucap Rania yang langsung di angguki oleh supir Taxi.

Ting... Sebuah pesan masuk di ponsel Rania, ia pun melihat pesan itu dan ternyata dari tuan Amar.

[Hay Ran, kamu sedang apa?]

[Lagi di jalan Om.]

[Memangnya mau kemana?]

[Jalan-jalan aja di Moll, bosan di rumah terus.]

[Boleh aku menyusul untuk menemani mu?]

[Boleh, jika Om tidak sibuk.]

[Baiklah, aku akan segera menyusul dalam 15mnt]

[Ok]

•

•

•

Sedangkan di sisi lain•

Pagi ini Indra di buat heboh sendiri dengan keributan pagi harinya, bagaimana tidak. Indra mendapatkan kabar dari sang ibu jika Rania kemarin datang ke rumah dan memberikan Ainun uang banyak.

Ainun juga mengabarkan jika Rania tinggal di jakarta, namun tidak pasti di daerah mananya karna Rania tidak memberitahu dengan detail alamatnya..

Indra yang awalnya sedang bermalas malasan langsung bergegas mandi, dan membereskan kos'kosan miliknya dengan segera. Ia yakin jika Rania berada di Jakarta, mereka pasti akan di pertemukan sesegera mungkin..

Indra keluar dari kos'kosan miliknya dengan semangat membara, namun semangat itu harus luntur ketika asisten pribadi atasannya mengabari jika dia harus membelikan bunga seperti kemarin dan mengantarkan bunga itu ke atasannya yang berada di luar..

[Antarkan bunga itu ke Moll xxxx]

[Baik Pak.]

Indra berdecak sebal, namun ia tidak punya pilihan lain selain menurut di bandingkan harus di pecat. Ia pun membalas pesan dari asisten pribadi bosnya dan meminta uang untuk membeli bunga.

Indra tidak mau jika harus memakai uang miliknya dulu, karna hidupnya masih membutuhkan biaya besar! belum lagi biaya untuk mengirimkan uang pada sang ibu yang bawelnya minta ampun dan yang lainnya..

Senyum Indra terbit ketika ia mendapatkan notifikasi dari Mbeking, Indra pun langsung bergegas pergi ke toko bunga dan segera memberikan bunga itu untuk bosnya agar ia bisa segera mencari Rania.

•

Indra yang menaiki ojek, dengan penuh hati-hati memegang bunga yang di tangannya menuju lokasi bosnya yang sudah menunggu di parkiran Moll.

''Sudah pak, turun di sini saja.'' Indra turun di sebrang Senayan City dan membayar tukang ojek yang sudah mengantarkan dirinya..

Namun tanpa di sengaja, ketika indra melihat kedepan. Netra matanya melihat seorang gadis cantik turun dari Taxi. ''Wiihh cakep benerrr tu cewe.'' ucap Indra penuh ke'keguman

Namun saat Indra meneliti dan menajamkan penglihatannya, Indra seperti familiar setelah meneliti dengan dalam.. ''Itukan.... ituuu.. Ra__ Raniaaa.'' gagap Indra yang sejenak membeku di tempat.

''Hah! Bener itu.. Itu Rania.''

''Raniaaaaa.'' Indra meneriakki nama Rania dan melambaikan tangannya, membuat semua orang menoleh pada Indra dengan bingung.

''Raniaaaa, adekkk.'' teriak Indra lagi..

Sedangkan Rania tidak mendengar jika Indra sedang memanggil namanya, Rania masuk ke masuk kedalam Moll tanpa menghiraukan sekitar..

Indra yang melihat Rania langsung berlari menyebrang jalan tanpa memperdulikan keselamatan nya.. ''Raniaaa.''

...•••••...

...LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA....

...Jangan lupa jejaknya....