Xuan Rong seorang gadis 16 tahun yang menjadi korban sebuah amanat yang diberikan kaisar kepada ayahnya.
Mengubah identitas sebagai pria adalah caranya untuk menemukan keberadaan ayahnya.
Namun Xuan Rong tidak bisa menutupi identitasnya dari seseorang, akankah ia bisa bertemu dengan ayahnya ataukah terjebak dalam situasi untuk mencapai tujuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 31
Zhu Wen menundukkan kepala memberi hormat kepada ketiga orang pria tersebut.
Mereka duduk bersama disebuah meja membahas sebuah rencana, "Bagaimana dengan situasi Prefektur Chen apakah Chou Zhou belum akan menyerah juga?" Zhu Wen langsung membuka pembicaraan.
"Saat ini kendatipun wilayah mereka telah terkepung, Chou Zhou tetap berusaha melawan", Tuan Liang menjelaskan.
"Cukup gigih juga , hanya karena dia , aku harus kehilangan waktu dan tenaga.
Hu Fei sebarkan informasi dan lakukan sayembara kedunia bawah , biarkan mereka semua memburunya", rahang Zhu Wen mengetat menahan emosi.
Pemimpin Yong, Shi dan Huang yang telah memperkuat pasukan mereka, dengan memanfaatkan kekuatan petani didesa yang dilanda kelaparan.
Setelah mereka medapat kabar bahwa Kaisar Xi akan melakukan aksi militernya dibawah perintah perdana mentri, mereka bersedia bergabung dan menunggu perintah tindakan penyerangan Anda", Tuan Liang menjelaskan.
"Wilayah prefektur Chen berada diantara Dong He dan prefektur Tong, ini menguntungkan posisi kita.
Digaris depan aku bersama Tuan Yong akan mengusir pasukan perdana mentri untuk meninggalkan Prefektur Chen.
Digaris belakang Tuan Shi dan Tuan Huang akan menyerang dan mendesak para komandannya agar segera menyerah.
Dalam serangkaian penyerangan terhadap wilayah mereka, akan membuat Chao Zhou terpojok.
Para komandan yang kehilangan kendali , akan mudah menyerah. Tanpa dukungan dari komandannya, Chao Zhou tidak akan bisa berbuat apa-apa, saat itu biarkan orang-orang memburunya", Zhu Wen menjelaskan detil rencana mereka.
......................
"Ayah ada puluhan orang berpakaian hitam diluar, apakah mereka utusan kaisar?" Xuan Rong berteriak panik setelah mengetahui ada puluhan orang berpakaian hitam bersenjata mengepung rumah mereka saat ini.
"Bersembunyilah didalam sini, jangan keluar sebelum ayah datang!"
"Tidak , aku akan ikut menyerang bersama ayah ", Xuan Rong menolak dengan keras kepala.
Tuan Xuan menarik paksa tangan Xuan Rong masuk kedalam ruangan bawah tanah lalu menutupnya.
"Tidak, kau harus dengarkan ayah. Mereka yang diluar sana kita tidak tahu berapa banyak jumlahnya, tapi yang jelas mereka adalah orang suruhan yang dibayar dan tak akan segan menghunuskan pedang. Ayah tidak ingin terjadi apa-apa padamu, dan akan merasa lebih tenang jika kau dalam keadaan aman. Yakinlah semua akan baik-baik saja setelah semua ini selesai," tukas Tuan Xuan menenangkan putrinya.
"Tapi ayah , tolong jangan keluar. Jumlah mereka terlalu banyak, aku tidak bisa kehilanganmu lagi ayah....", Tuan Xuan hanya menatap anaknya dengan lembut, ia mengerti kecemasan putrinya. Tapi situasi seperti ini tidak akan pernah dirinya berpikir untuk menarik orang-orang yang dicintainya kedalam bahaya.
Dalam kecemasan Xuan Rong terkurung dibawah tanah, tanpa bisa berbuat apa-apa sementara ayahnya seorang diri melawan puluhan orang yang menginginkan kematiannya. Ia tidak ingin seperti katak dalam tempurung , yang akan menangisi kegagalan.
Lalu ia mendorong pintu tersebut sekuat tenaga berusaha membukanya, tapi pintu tersebut tidak bergerak sama sekali ada sesuatu yang menahannya dari atas . Ia melihat sekeliling mencari celah untuk keluar , semua sia-sia karena tentu saja ruangan tersebut hanya seukuran kamar tidur dengan rak menempel disekelilingnya untuk penyimpanan bahan pokok bukan sebagai tempat persembunyian.
Xuan Rong terduduk ditangga naik, menengadahkan kepala menatap pintu masuk.
Untuk waktu sekian lama ia tidak dapat mendengar apapun dari arah luar, selain samar-samar dentingan besi yang beradu. Xuan Rong menarik napas, dalam kekalutan ia tidak ingin berikir tentang hal-hal yang yang buruk menimpa ayahnya.
Lalu diatas sana setelah menutup pintu tempat persembunyian Xuan Rong, Tuan Xuan menarik sebuah meja kayu besar untuk menutupi pintu tersebut.
Dengan cepat Tuan Xuan mengambil pedang yang tersimpan dikotak tersembunyi, lalu menghambur keluar melawan puluhan orang yang telah mendekat.
Jurus-jurus mematikan serta kibasan pedang yang menghujam titik vital para pembunuh, menumbangkan banyak nyawa yang bergelimpangan.
Pertarungan demi pertarungan sengit dari perlawanan Tuan Xuan saat ini, mengingatkannya akan situasi peperangan pada zamannya. Sisa-sisa kemampuan tempahan militernya masih mampu mengimbangi keahlian para pembunuh yang kini telah menyerang membabi buta.
Namun para pembunuh itu seakan tak habis-habisnya, terus muncul menghujam dan panah api terus ditembakkan dari segala arah .
Tuan Xuan mulai panik ketika melihat rumah yang ditempati bersama anaknya telah terbakar, sedangkan Xuan Rong masih didalam terkurung diruang bawah tanah. Beberapa kali hampir saja sabetan pedang para pembunuh melukai tubuhnya, ia kehilangan konsentrasi pikirannya masih tertuju kedalam rumah.
Dalam ketegangan bercampur kekhawatiran ia melakukan segala usaha untuk memukul mundur para pembunuh, namun karena jumlah semakin banyak membuatnya tidak memiliki kesempatan menerobos masuk kedalam rumah untuk menolong anaknya.
Untungnya disaat yang tepat Zhu Wen dan Hu Fei muncul, setelah melihat kepulan asap hitam dari kejauhan dari arah rumah yang ditempati Tuan Xuan dan Xuan Rong.
Perasaan cemas merayapi jiwanya hingga membuat tubuhnya menegang.
Ia memerintah kusir agar mempercepat laju kereta, karena kini kobaran api semakin terlihat telah membumbung tinggi.
Dalam jarak beberapa puluh kaki dilihatnya puluhan orang berpakaian hitam sedang melawan seseorang ditengah kobaran api, ia tidak melihat keberadaan gadis itu.
Secepat kilat ia mengambil pedangnya menyerang puluhan orang tersebut, sambil menyapu pandangannya kesegala arah mencari seseorang.
"Tuan Xuan , dimana Xuan Rong?" Zhu Wen segera menanyakan ke Tuan Xuan ketika mereka mendekat.
"Rong Rong masih didalam..."
Tanpa menunggu Tuan Xuan menjelaskan , Zhu Wen secepat kilat masuk kedalam rumah menembus kobaran api yang telah membakar setengah bangunan.
Kondisi rumah yang seluruhnya terbuat dari kayu , membuat api dengan cepat merambat kesetiap sisi bangunan.
Bagian atas atap rumah telah terbakar sepenuhnya, hingga sebagian tiang penyangga atap yang telah berubah menjadi arang mulai berjatuhan kebawah.
Suhu tinggi serta kepulan asap mulai menutupi jarak pandang, ia juga merasa kesulitan bernafas.
Dan perlahan melalui celah lantai menerobos masuk memenuhi ruangan, Xuan Rong mulai merasakan lehernya tercekik. Asap yang menebal tersebut mulai melingkupi sekitarnya, ia terbatuk-batuk menahan sesak.
Zhu Wen dengan menggunakan salah satu lengan baju yang disiramnya dengan air , ia mulai berjalan menutupi hidungnya agar dapat bernafas lebih nyaman lalu mulai mencari kesekeliling rumah.
Gadis itu tidak disana , membuat kepanikan mulai melingkupi pikirannya.
Ia berjalan kesana kemari memaksakan pandangan matanya kesetiap sudut rumah untuk mencari celah tempat tersembunyi.
"Xiao Qi... Xiao Qi , dimana kau?!" Zhu Wen menoleh ke kiri dan ke kanan , menajamkan indra pendengarannya, memanggil-manggil gadis itu namun tak ada jawaban.
Samar-samar ia mendengar suara dari bawah tanah, secepatnya ia mencari sumber suara, mencari sesuatu yang bentuknya seperti pegangan pintu. Lantai tersebut semua tersusun dengan rapi , tidak ada sedikit celah yang menyerupai sebuah pintu rahasia.
"Xiao Qi.... Dimana kau?", ia meneriakinya untuk memancing suara itu kembali.
......................
cewek nya lemah sok kuat...
cowok nya kuat tp jahat karena ga percayaan...
mungkin karena abis baca cerita Mak yg Zhu suya...😍
jadi sebel Ama cewek yg lemah gini🥴😁😅