Arsen kusuma wijaya,seorang duda muda yang dewasa,harus menikah dengan Ayana shakila,gadis mungil yang berstatus pelajar sebuah SMU.
akankan pernikahan mereka bisa berhasil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chustnoel chofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Godaan Mantan.
*
*
*
*
"Cie ....cie .. yang lagi akur...."tiba-tiba Mila datang,membuat kedua manusia yang baru saja mengikrarkan kembali persahabatan mereka jadi canggung.
"Apaan sih,Mil...."Ayana melengos, bibirnya cemberut.
sementara Marco hanya bisa menggaruk tengkuknya,yang sudah pasti tidak gatal itu.
Mila hanya terkekeh, mengulurkan satu botol air mineral buat sahabatnya,yang sedari pagi murung itu.
"Makasih mil,tumben inget sama aku...."Ayana menerima air mineral yang disodorkan Mila,sambil mencebikkan bibirnya.
"Pusing aku Ay,ngeliat wajahmu yang sepet kayak buah yang belum matang..."Mila meledek,sambil menghempaskan bokong sintalnya disebelah Ayana.
Marco terkekeh"Buat aku mana,Mil...?"ujar Marco.tangannya menengadah didepan wajah Mila.
"Beli sendiri,uang kamu kan banyak..."dengan sebal Mila menepis tangan Marco.
"Kalo niat ngasih tuh,nggak usah pandang bulu kali Mil..."kata Marco.
"Ay....sebenernya kamu kenapa sih,sedari pagi kok murung terus,kamu berantem sama pacarmu si om itu...?"tanya Mila,gadis itu memutar tubuhnya,hingga menghadap kepada Ayana.
Uhuk....uhuk...
Ayana yang baru saja minum air mineralnya, jadi tersedak dengan pertanyaan kepo dari Mila.
"Nggak papa Mil..."Ayana mencoba mengelak,dia memaksakan untuk tersenyum.
"kamu nggak percaya sama aku dan Marco,Ay..."
"Bukan gitu Mil,ng....."
"Ya udah lah Mil,mungkin Aya belum siap buat cerita ke kita...."Marco mencoba menengahi.
Dan Ayana harus berterima kasih,jarena sudah menyelamatkan dari kekepoan Mila.
"Iya Mil,tenang aja.pasti aku bakal cerita kok,kalo waktunya sudah tepat..."
"Ok deh...."Mila akhirnya mengalah."Giman kalo ntar sepulang sekolah,kita jalan dulu...ngemall kek..."
Ayana menggaruk pelipisnya,seperti sedang memikirkan sesuatu.tapi, ada baiknya juga sih,nerima tawaran Mila,toh sejak menikah dua bulan yang lalu,dia tidak pernah lagi yang namanya jalan-jalan,Arsen lebih senang mengurung dia di kamar bila hari libur tiba.
"Boleh deh...."jawab Ayana akhirnya,biarin deh sekali-kali keluar,toh dia juga lagi ngambek.tadi aja di telpon gk mau angkat.
Cih,dasar laki-laki,sedewasa apapun usianya,tetap saja ambekan klo lagi marah.
"Kamu ikut kan ,Cho ...?"Mila menoleh kepada cowok yang masih setia duduk di samping mereka itu.
"Ikut dong,ini kan momen langka.mumpung Aya mau diajak keluar..."jawab Marco dengan penuh semangat.nggak papa deh, biarpun perginya sama Mila juga,yang penting masih bisa ngeliat Ayana.begitu kira-kira isi hati Marco.
Rasa cintanya kepada Ayana memang masih sangat besar tersimpan,dan dia rela mengalah, menyingkirkan dulu ego yang ingin memiliki sahabat nya itu.
Dia memilih kembali menjalin persahabatan dengan Ayana,setidaknya dia bisa setiap hari ngobrol dan melihatnya.
Daripada memaksakan cinta,yang ujungnya,harus bermusuhan dengan gadis itu.
eh,padahal kan Ayana udah nggak gadis ya,,Marco belum tau juga sih...
*
*
*
*
Sementara di kantor WIJAYA GRUP...
Arsen duduk menyandar di kursi kebesarannya,saat ponsel yang tergeletak di meja berbunyi dengan nyaring.
Dan dengan ekor matanya dia bisa melihat,nama pemanggil.
"MY LOVE.."
Ternyata istri kecilnya,yaitu Ayana yang melakukan panggilan.Arsen hanya memandang ponsel yang meraung-raung sedari tadi,minta diperhatikan.
Pria itu tidak berniat sama sekali untuk mengangkat panggilan itu.
Dia masih sangat marah dan kecewa dengan Ayana, bisa-bisanya membohongi dia dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.
Drtt..drtt....drtt..
Ponsel terus menerus berdering,dan Arsen sama sekali tidak tertarik untuk mengankatnya.
Hingga sang Asisten masuk,dan memandang penuh keheranan ke arah ponsel yang terus berbunyi.
"Bos,ponselnya bunyi..."ucap Malik,pria lajang itu kemudian menghempaskan bokongnya dikursi empuk, didepan sang Bos.
"Aku tau..."jawab Arsen dingin.
"Kok...nggak di angkat bos..?"Tanya Malik lagi.
"Biarin...."nada suara Arsen lebih dingin dan ketus,Malik hanya bisa melongo.bingunh dengan pria yang menjadi bos nya itu.ada apa lagi sih,sudah dari pagi uring-uringan terus,sekarang bini telpon,dicuekin.batin Malik.
Dia sempat melirik ke layar ponsel yang berdering itu,dan dia melihat "MY LOVE" yang sedang memanggil.
Bukankah itu nona Ayana ya,kenapa bos nggak mau ngangkat sih,apa mereka lagi marahan? mendadak Malik merasa kepalanya terasa pusing.
"Oh ya Bos,meetingnya nanti di kafe yang ada di mall xxx..."
"Hem...terserahmu,Lik..."ucap Arsen tak bersemangat.ternyata ngambek dan marah juga butuh tenaga,mana tadi pagi nggak sempat sarapan lagi,bukan nggak sempat sih,tapi Arsen yang sedang dipuncak kemarahan memilih keluar aparteman tanpa sarapan dulu.
"Lik.."
"Ya Bos..."
"Tolong pesankan aku sarapan.."titah Arsen.
"Ok bos,mau menu apa?"dengan sigap Malik membuka ponselnya,mencari aplikasi pesan makanan online.
"Nasi goreng seafood..."ucap Arsen.
"Minumnya bos..?"Malik bertanya lagi,sambil jemarinya mengetik pada layar ponsel.
"Itu aja,suruh weni bikin kopi hitam...."
Weni adalah sekretaris Arsen.
"Manis apa pahit bos,kopinya...?"
"Manis,hari ini hidupku sudah pahit,jadi perlu yang manis-manis..."jawab Arsen dengan geram.
"Ng..."
"Kamu banyak nanya,Malik.... cepet pergi dari sini.."Arsen mendelik pada Asistennya.
"Eh....iya bOs,maaf...."Malik berdiri dengan hati dongkol,Bos mah bebas,mau ngomel kayak apa ya,dimaklumi aja.
*
*
*
*
Arsen menghela nafas lega,setelah menyelesaikan meeting siang ini,klien nya pun sudah meninggalkan kafe beberapa menit yang lalu.
"Akhirnya deal juga..."gumannya.kemudian dia menyeruput capuccino latte nya dengan pelan.saat ini sudah hampir pukul dua siang,dan Arsen belum menghubungi istrinya sama sekali.
Biar saja,biar sekali-kali dia mandiri,pulang naik taksi kan juga bisa.batin Arsen.
"Hallo sayang,nggak nyangka bisa ketemu kamu di sini..."tiba-tiba suara yang riang nan manja menginterupsi lamunan Arsen.
Sontak melihat sang empu suara,setelah tau siapa yang mengganggu lamunannya,dia berdecak sebal.
Sedang Malik,pamit ke toilet sedari tadi juga belum kembali.
"ck.."Arsen berdecak,ketika tau Gracia yang memghampirinya,wanita itu menyeret sebuah kursi,dan diletakkan di samping Arsen duduk.
"Kok sendiri,mana pengawal setia kamu..?"tanya Gracia sinis.wanita seksi yang memakai dress selutut warna merah muda itu tersenyum sinis.
"Bukan urusanmu..."jawab Arsen ketus.mood nya yang sedari pagi sudah buruk,tambah memburuk dengan kehadiran mantan istrinya itu.
"Jangan marah-marah,sayang.ntar kamu bisa kena darah tinggi lho..."Gracia tertawa mengejek.
"Pergilah,jangan ganggu aku..."Arsen mengusir Gracia,pria itu malah asyik dengan ponselnya.tak peduli dengan wanita yang malah menggelendot di lengan kanannya itu.
"Aku minta maaf, sayang.tolong jangan ketus sama aku.aku sangat tersiksa dengan sikapmu..."rengek Gracia dengan manja.malah sekarang wanita itu merebahkan kepalanya di bahu Arsen.
"Mas..."
Arsen terperanjat,saat mendengar suara manja yang terdengar di telinganya.kemudian dia menoleh,dan melihat sosok gadis yang masih berseragam SMU lengkap.tampak berkaca-kaca melihatnya dengan Gracia.
*
*
*
*
Bersambung...