Haniyah gadis berparas cantik di sebuah pesantren terkenal di kota C. Peraturan pondok nya yang membuat dirinya tak bisa memiliki status hubungan yang jelas harus menerima hubungannya dengan pria yang ia sukai hanya sebatas adik kakak.
Hingga suatu hari Abah nya meninggal dan terpaksa menikah pada saat itu juga di depan jenazah Abahnya.
Ig: @euisrossy_96
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengutarakan Keinginan
Ke esokan harinya setelah Zein pamit pulang kepada keluarga Haniyah dan Ari, ia langsung berangkat ke pondok.
Butuh waktu 2 jam dari rumah Haniyah ke pondok. Saat sampai di pondok Zein sudah mendapati supir Abi nya menunggu untuk menjemput Zein. Buru-buru ia mengemas barang nya dan kemudian pulang.
Ia meraih ponsel yang berada di saku hoodie nya. Mencoba mengetik pesan.
Assalamu'alaykum Han
Pesan itu terkirim cepat tak sampai 2 detik sudah sampai pada nomor yang di tuju.
Haniyah yang tengah duduk manis di depan televisi meraih ponsel nya yang berbunyi.
"Zein?"
Lirih Haniyah dan mencoba membuka pesan nya.
Iya Wa'alaykum salam Zein
Balas Haniyah dengan segera mungkin.
Ana pulang dulu ya, syukron udah nerima ana berkunjung ke rumah.
Syukron ma'ak Zein😊
Ada yang mau ana omongin Han
Apa Zein?
Nanti kalau ana udah nyampe ana hubungi kamu lagi ya Han
Ya kher
Zein dan Haniyah sama-sama kembali meletakan ponsel nya. Haniyah kembali menonton televisi dan Zein, ia mencoba merebahkan tubuh nya di jok mobil nya. Karena perjalanan dari pondok ke rumah nya cukup lama sekitar 4 jam ia memutuskan untuk tidur.
"Kalo udah nyampe rumah harus langsung bilang sama Mama nih, dari Abah nya Haniyah udah di kasih lampu hijau. Tinggal yakinin Abi"
Lirih Zein dengan senyum penuh kepercayaan.
******
Mobil memasuki gerbang dan melaju ke arah garasi rumah. Zein pun turun dan langsung berjalan menuju pintu rumah dengan menggendong ransel nya.
"Assalamu'alaykum" Zein membuka pintu
"Wa'alaykum salam" jawab Mahbub, Abi nya Zein yang tengah duduk di ruang tamu
Zein menghampiri Mahbub dan mencium tangan nya. Terlihat Ita muncul dari ruang tengah menghampiri Zein dan Mahbub.
"Jam berapa dari pondok Zein?" tanya Ita
"Jam 11 Ma"
"Jam 11? Kamu nyuruh mang Anwar jemput pagi-pagi harus sudah nyampe pondok loh Zein, dan kamu baru pulang jam 11?" jawab Ita dengan nada yang kesal
"E-anu Ma, Zein kemarin maen ke beyt nya Irfan" jelas Zein gemetar
"Irfan?" Ita mengerutkan dahi nya menatap Zein meminta penjelasan. Sedangkan Zein hanya mengangguk menandakan ia akan menjelaskan nya nanti.
"Sudah sudah, kasian Zein baru pulang udah di interogasi. Masuk gurfah (kamar) Zein, istirahat!" titah Mahbub
"Ya kher Bi"
Zein berlalu meninggalkan Mahbub dan Ita. Sebelumnya Zein memicingkan mata nya ke arah Ita yang membuat Ita semakin tidak mengerti.
Sepeninggal Zein, Ita duduk di samping Mahbub suami nya.
"Emm.. Abi" menyandarkan manja kepala nya di pundak Mahbub
"Iya, kenapa Ma?" tanya Mahbub, ia mengerti ada yang di inginkan istri nya jika ia bersikap manja seperti itu
"Mama kepengen punya cucu" jawab Ita enteng namun bernada manja
Mahbub menatap Ita, seakan tak percaya apa yang di katakan istri nya tersebut.
"Cucu? Zein nikah aja belum. Apalagi Lulu dia baru saja masuk MTS. Ini tiba-tiba pengen punya cucu" jawab nya bingung
"Maka dari itu, Zein harus segera di nikahkan biar kita cepet punya cucu" jelas Ita
"Menikah tak semudah itu Ma, lagian belum ada calon nya"
"Mama udah punya calon nya buat Zein"
Mahbub kembali menatap Ita seolah kaget.
"Maksud Mama?"
"Hhhhh" Ita menghela nafas dengan keras "Abi, Zein itu udah dewasa dia sudah cukup untuk menikah. Dulu Zein bilang dia suka sama teman sepondok nya. Orang nya juga cantik, baik lagi" jelas Ita
"Mama tahu dari mana? Belum tentu yang di katakan Zein itu benar sebelum kita lihat sendiri" jawab Mabhub bernada penolakan
"Mama udah pernah ketemu sama orang nya, pernah kesini juga ikut sama Ummi. Ya, menurut Mama sih orang nya baik, cocok sama Zein" jelas Ita percaya diri
"Suruh Zein bicara sama Abi!" titah Mahbub bernada penekanan
"Jadi boleh Zein nikah?" girang Ita dengan mengangkatkan kepala nya yang sedari tadi bersandar di pundak Mahbub
"Boleh, tapi Abi pengen denger permintaan dari mulut Zein langsung" tegas Mabhub
Ita terlihat begitu senang. Ia buru-buru meninggalkan Mahbub dan berjalan menuju kamar Zein.
Tok.. tok.. tok..
Ita mengetuk pintu kamar Zein dan masuk. Terlihat Zein tengah memainkan ponsel nya.
"Siapa Irfan?" suara Ita membuyarkan lamunan Zein yang tengah menatap foto Haniyah yang ia dapat dari Instagram nya Haniyah
"Sepupu Haniyah Ma"
"Jelaskan!" titah Ita yang kini duduk di samping Zein
"Iya Zein main ke rumah Niyah Ma" jawab Zein
"Zein, kamu apa-apaan?" Ita kaget dan bernada sedikit kesal
Zein membenahi duduk nya yang tadi santai bersandar ke ranjang.
"Iya Zein kemarin main ke rumah Niyah, tapi Abah nya juga ngizinin Zein main, malahan Zein di suruh main lagi bawa orang tua Zein" jelas Zein panjang lebar dengan santai
"Hemm.. Aku rasa Abah nya Niyah akan menyetujui kalau putri nya di pinang anak bujang ku" gumam Ita dalam hati
Ita tersenyum penuh kemenangan.
"Zein serius pengen sama Niyah?" tanya Ita meyakinkan
"Ya bener lah Ma, Zein gak pernah main-main"
"Kalau memang serius, coba bicara lah sama Abi mu" titah Ita
"Apa Abi akan setuju?" jawab Zein ragu
"Di coba ajah dulu, gak bakalan tahu kalau gak di coba dan usaha"
Zein memangut mengiyakan.
*****
Selesai sholat terawih Zein duduk santai di balkon kamar nya dengan memainkan ponsel nya.
Zein
Cong, lagi ape lu?
Irfan
Lagi nunggu nona bikin camilan
Zein
Nona?
Irfan
Zein
😍😍 calon bojo gue
Irfan
Ngarep lo
Zein
Udah di beri lampu ijo gue😜
Irfan
Buktiin, jangan cuma omong doang👎
Zein
Syawal gas polllll
tok..tok..tok..
"Bang di panggil Abi" teriak Lulu, adik Zein
"Iya bentar"
Zein pun keluar kamar di ikuti Lulu yang mengekori nya di belakang berjalan menuju ruang tengah. Zein duduk di samping Ita.
"Abi manggil Zein?"
Mahbub menghadap Zein, menatap nya dengan serius membuat siapa saja yang melihat nya akan bergidig takut.
"Ayo bicarakan apa yang ingin kamu bicarakan!" titah Mahbub
"Emm, Zein pengen menjalankan sunnah Rosululloh Abi" jawab Zein dengan sedikit gugup
"Sudah ada calon nya?" tanya Mahbub
"In syaa Allah sudah Abi" sedikit menunduk, sedikit segan bila harus menatap wajah Abi nya.
"Sudah Istikhoroh?"
"Alhamdulillah sudah Abi"
"Hasil nya?"
"In syaa Allah baik Abi"
Mahbub diam sejenak.
"Kelas berapa?"
"Naik kelas 3 Abi"
Mahbub memangut-mangut kepala nya. Zein pun ikut diam mengikuti Ita dan Lulu.
"Syawal kita silaturahmi" tutur Mahbub
Zein sangat lega mendengar penyataan Abi nya. Ia berfirasat akan mendapat lampu hijau sama seperti dari Mama juga Abah nya Haniyah.
****
Sementara itu Haniyah yang sadar bahwa Irfan telah memoto nya, ia mengamuk kesal pada Irfan.
"Sialan lo foto-foto gue tanpa izin" dengan terus memukuli Irfan
"Ampun Han ampun, sakit tau cong, ampun" berusaha menghalangi tangan Haniyah yang terus memukuli nya
"Bodo amat gue kesel sama lo"
"Itu permintaan rejal lo bukan gue yang mau"
Haniyah menghentikan aksi nya dan terdiam.
"Maksud lo?" tanya tak menegrti
"Aly Zein, nona Haniyah" dan di saat kesempatan itu ada Irfan sesegera mungkin kabur agar tak menjadi bulan-bulanan pukulan tangan Haniyah lagi.
****
Jangan lupa like and coment nya yah readers ku tercintah🥰
haniyah yg jatuh diselokan,pingsan terus dipanggilin tukang pijat ma Zein,apa kabarnya??/Left Bah!//Left Bah!//Left Bah!/