Kepincut Cinta Dokter

Happy reading jangan lupa untuk tekan like dan voters ya.🙏👍

POV ERIK

Hari ini adalah hari yang tak akan pernah terlupakan olehku menikahi wanita yang sama sekali tidak aku cintai karena cintaku sampai kapan pun hanya untuk Lala dan tidak akan berkurang. Menikah karena terpaksa, terpaksa bertanggung jawab untuk bayi yang belum aku yakini itu anakku. Sungguh menyedihkan bukan?

Aku pun berjalan menuju tempat Riza bermake up. aku masih berdiri di depan pintu, melihatnya yang sangat cantik hari ini, memakai kebaya berwarna putih dengan rambut yang di sanggul modern, tapi secantik apapun dia, Riza nggak akan bisa menggantikan Lala dihatiku, andai yang didepan mas ini kamu La, Mas akan jadi laki- laki paling bahagia didunia ini. aku berjalan mendekati Riza,

" Bisa tinggalkan kami sebentar, " ucapku pada mua yang ada diruangan ini, mereka pun segera meninggalkan kami, setelah terdiam beberapa menit, aku pun mulai berbicara

" Aku akan menikahimu, tapi aku nggak aku bisa mencintaimu, dan jangan harap aku mau menyentuhmu, " ucapku pada Riza

" Kamu tau siapa wanita yang aku cintai, aku selamanya akan selalu mencintai Lala, aku harap kamu paham itu, " ucapku Riza pun terdiam tidak menanggapi ucapanku.

" Jika malam itu aku benar melakukannya, maafkanlah aku, " ucapku tulus, dan segera berjalan keluar meninggalkan riza. tak lama ayah menhampiriku, mengajakku untuk kekursi tempat akad yang ada di taman hotel.

" Pah bisakah aku batalkan saja pernikahan ini, ini berat buatku pah, ini seperti mimpi buruk yang tak pernah aku harapkan, " papa hanya menatapku.

" Kamu sudah melakukannya, jadi sebagai laki- laki harus bertanggumg jawab dengan tindakkanmu, " ucap papa padaku.

Aku melanjutkan berjalan dengan langkah berat, kulihat dari kejauhan ada mama Jihan, kak Bima, kakak Ipar dan keluarnya juga hadir, mataku mencari keberadaan Damar, dia tidak terlihat, mungkin dia tidak datang karena aku sudah menyakiti adiknya. Aku pun berjalan mendekati mamaku memeluknya dan meminta doa padanya.

" Maafkan Erik ma, " ucapku pada mama, mama pun hanya menangis dan mengangguk.

" Sudahlah, semua sudah terjadi, lakukan tanggung jawabmu sebagai lelaki, " nasehat mama padaku.

Aku pun segera berjalan menuju meja depan pak penghulu, sambil menunggu Riza datang, kupandangi setiap dekorasi bunga sekelilingku, bunga ini bunga lily kesukaan Lala,

" Sayank, Mas kangen. kangen sama suara dan tawamu. " ucapku dalam hati

Kulihat Riza berjalan mendekat ke arahku dan duduk disamping kiriku, mama yang mengetahui itu segera mengalungkan kain di kepalaku dan Riza. Pak penghulu sudah memulai melafazkan doa- doa untuk kami, setelah itu mulai menjabat tanganku kuat.

Bismillahirahmanirrahim....

(ucapnya dan aku segera menjawab akadnya)

" SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA REHUELLA ZIPORA BINTI DANU PRASETYA DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DIBAYAR TUNAI, " ucapku seketika semua terdiam saat mendengar aku salah menyebutkan nama mempelai perempuan saat akad ijab qobul

tersebut.

" Apa Mas Erik perlu lagi menghafal nama calon istri Mas, " ucap pak penghulu itu, aku pun hanya menggeleng pelan, aku pun menunduk tak dapat menahan derai air mataku.

" Aku nggak sanggup ya Allah, aku ingin menyerah saja, " batinku

Bapak penghulu mulai menasehatiku panjang kali lebar, dan kulihat Riza sudah mengeluarkan air matanya, aku menatapnya melihat dirinya, akh menjadi kasian padanya, kembali aku mengulangi akad tersebut, menarik nafas panjang dan mencoba fokus ke nama Riza.

" SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA RIZA BIN-TI, hiks ...." Aku pun hanya mampu mengucapkan sampai kalimat itu, karena di tengah aku menyebut nama Riza tangisku pun kembali pecah, aku menunduk sambil melepas peciku, aku kembali mengingat satu nama

" Lala, Mas tidak bisa melanjutkan ini, " ucapku dalam hati

Papa yang mengerti perasaan hatiku meminta aku untuk mengikuti langkahnya sampai kami menjauh di tempat akad papa mulai berbicara padaku.

" Erik, sudahlah nak lupakan Ella, ada anakmu diperut Riza, " ucap papa aku pun masih terdiam

" Ini berat pa, berat buat Erik, " ucapku sambil memeluk papa

" Ini demi anakmu, darah dagingmu, "ucapnya mengingatkanku.

" Tinggalkan Erik sendiri dulu pa, sepuluh menit lagi Erik akan kembali ketaman, " ucapku

" Jangan lari dari tanggung jawab, " ucapnya dan aku hanya mengangguk.

Aku segera mengambil ponselku dikantong celanaku menekan nama " My Lovely" namun tak ada jawab darinya, segera aku menulis pesan untuknya.

📤 M****aaf La, maafkan Mas yang bodoh ini, maaf. Mas hanya ingin kamu memaafkan Mas, selamanya kamu akan menjadi cinta pertama dan terakhir Mas,

Setelah sepuluh menit aku tak mendapatkan balasan darinya, aku pun segera berjalan menuju tempat akad, saat aku berjalan aku melihat Damar yang baru datang,

" Mar, " ucapku dia pun menoleh ke arahku, aku pun segera mendekatinya.

" Maafkan aku Mar, maafkan aku yang menyakiti Lala, " lanjutku.

" Sebenarnya aku ingin memberi pelajaran padamu, tapi Lala sudah memperingatkanku agar tidak menyakitimu, " ucap Damar padaku

benarkah Lala masih peduli padaku.

" Aku kesini untuk menyampaikan pesan dari Lala, selamat atas pernikahanmu dan semoga kamu bahagia, " ucapnya padaku, aku pun hanya mengangguk lalu berjalan menuju meja depan menguatkan hati demi darah dagingku sendiri, anak yang sedang di kandung Riza, mama pun kembali memasangkan kain diatas kepalaku, pak penghulu pun kembali menasehatiku tentang indahnya pernikahan, tentang ibadah yang paling banyak pahalanya adalah pernikahan. Setelahnya kembali melafazkan doa- doa dan menjabat tanganku, aku mulai fokus dan mengatur nafasku. Setelah pak penghulu mengucapkan akad ijab qobul aku pun segera menjawabnya.

" SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA RIZA DAMAYANTI BINTI NANANG SUBAGYO DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DIBAYAR TUNAI," dengan satu nafas dan dengan suara lantai akupun bisa mengucapkannya.

" Bagaimana saksi SAH ? " tanya pak penghulu

" SAH, "

" TIDAK " ucap seorang wanita yang sangat aku kenali.

Terimakasih sudah like, vote dan coment, jujur saya jadi semakin semangat buat nulisnya. dukung saya terus ya.🙏😊

Di SAH in nggak ya enaknya?

bisikin donk!😁