PERNIKAHAN LUAR BIASA

Ghania yang terkejut melihat seseorang sedang duduk di sofa tepat di kamar nya dengan tatapan seakan mengintimidasi nya.

"Ba_bagaimana kau bisa masuk kemari?!" ucap Ghania dengan tatapan terkejut. lelaki itu pun tersenyum kearah Ghania, lalu mendekat kearah nya. Ghania pun memundurkan langkah nya hingga bersandar pada dinding pintu.

"Apa kau lupa, ini villa milik keluarga Addison, yang itu berati aku pun bisa keluar masuk disini kapan pun aku mau," bisik pria tersebut yang tidak lain adalah Anson berbisik tepat di telinga Ghania.

"Hah.... rasanya aku lelah sekali?!" ucap Anson lalu melemparkan diri ke ranjang.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?!"

"Apa kau merindukan ku??" ledek Anson dengan posisi tidur miring dan kepala bertumpu di telapak tangan.

"Baiklah jika begitu, pakai saja ranjang ini untuk mu. Aku akan keluar?!" cetus Ghania dengan mengepalkan kedua tangan nya menahan diri agar tak terpancing dengan Anson.

Ia pun segera beranjak hendak meninggalkan kamar tersebut. Namun,

"Apa kau sangat membenci ku?!" ucap Anson, yang berhasil menghentikan langkah Ghania.

"Jika kau sudah menemukan jawaban nya, untuk apa bertanya lagi padaku?!" jawab Ghania dengan nada dingin, lalu meninggalkan Anson sendiri di kamar.

Jika kau bisa selembut itu terhadap Elvino, namun kenapa tidak dengan ku?!" Gumam Anson dari dalam hati.

Ghania beranjak menuju kamar Dale. lalu mengunci nya rapat-rapat kamar tersebut.

Sedangkan Anson masih mematung di kamar yang Ghania tempati.

*

*

*

Pagi itu Ghania terbangun, lalu menyiapkan sarapan untuk Dale dan diri nya. Namun karena hati nya merasa tak tega dengan Anson, maka ia pun menyiapkan sarapan untuk nya pula.

"Mom, kenapa mommy menyiapkan tiga sarapan?!"

"Apakah papa El ada di sini," ucap Dale lalu berlari masuk ke dalam Kamar utama, lalu dengan buru-buru membuka handle pintu.

"Dale, apa yang kau lakukan?!" seru Ghania hendak menarik lengan Dale untuk keluar.

Namun sejenak ia melihat Dale yang sedang mematung. ia pun menoleh ke kamar tersebut.

"Kemana dia?!" gumam Ghania.

"Mom, di kamar tak ada siapa pun,"

"Apakah papa El sudah pulang?!"

"Kenapa ia tak menemui Dale," celetuk Dale dengan raut kecewa.

"Mm_kita lanjutkan sarapan yuk?!" ucap Ghania mengalihkan pembicaraan. lalu menuntun Dale keluar dari kamar, Namun sembari menarik handle pintu kamarnya, ia masih mengedarkan pandangan menjelajahi ruangan kamar karena masih penasaran dengan keberadaan Anson.

*****

Di tempat lain.

Pagi itu rutinitas sarapan pagi di kediaman keluarga Addison.

"El, Wali murid Luisa bilang lusa di sekolahnya mengadakan liburan musim panas di pantai Bunga."

"Bolehkah aku meminta bantuan mu untuk menjadi wali nya."

"Karena kebetulan hari itu aku sedang ada jadwal pemotretan, dan itu tidak bisa di batalkan begitu saja," ungkap Clarabelle.

Karena setelah ia melahirkan Luisa, dia kembali lagi di dunia permodelan. Elvino sejenak menghentikan suapan nya, lalu mengangguk ringan.

Sedangkan Anson cuek tanpa menanggapi permasalahan mereka.

*

*

*

Di lain tempat Pagi itu Ghania menghampiri Sahabatnya saat masa tinggal di asrama dulu yang bernama jenny.

"Apa dia anak mu?!" celetuk Jenny.

Ghania pun menganggukan kepala nya ringan.

"Kenapa aku merasa wajahnya mirip sekali dengan pria yang waktu itu sering mengantarmu ke asrama?!" cicit nya lagi.

"hyuftttt," terdengar Ghania menarik nafas kasar.

"Panjang cerita nya?!" jawab Ghania.

"Lalu untuk apa kau mencari pekerjaan?!" cetus Jenny.

"Tentu saja untuk menyambung hidup."

"Karena saat ini aku sedang menumpang pada orang lain," sanggah nya.

"Kebetulan di restoran tempatku bekerja sedang membutuhkan karyawan."

"Jika kau bekerja, bagaimana dengan putramu?!" celetuk Jenny sambil menatap Dale yang sedang bermain gadget.

Ghania pun nampak frustasi lalu memandang intens putra semata wayangnya tersebut. "Akan aku pikirkan," celetuknya.

*** Tak terasa hari sudah sore, Ghania yang saat itu bercerita panjang lebar dengan Jenny sahabat nya saat tinggal di asrama, akhirnya memutuskan untuk pulang.

Namun di saat ia sedang menunggu taxi melintas, sebuah mobil sport kelas atas menghampirinya.

"Ghe, apa yang kalian lakukan disini," ucap seorang pria dengan setelan jas mantel ala-ala mafia, berjalan menghampirinya.

"El, aku, aku sedang mengunjungi teman ku?!" jawab Ghania.

"Baiklah, aku akan mengantar kalian pulang," ucap Elvino lalu membukakan pintu mobil nya. Suasana pun nampak hening. sampai pada akhirnya membuka percakapan.

"Papa El, bolehkah Dale bertanya?!" ucap nya sambil menatap Elvino dari balik kursi penumpang.

"Boleh, apa yang ingin Dale tanyakan?!" cetus Elvino sambil menatap Dale dari kaca spion. Begitu pun Ghania yang duduk di samping kursi kemudi akhir nya menoleh anak nya yang duduk di kursi kebelakang.

"Tapi apakah papa El tidak akan marah," serunya.

"Kenapa papa harus marah?!" celetuk nya sambil mengumbar senyuman dari balik spion.

"Dale, sebenarnya apa yang ingin kau tanyakan??" ucap Ghania merasa tidak enak dengan Elvino.

"Papa El, kenapa waktu berkunjung ke villa papa El tak menunggu Dale bangun.

"Bukankah kita bisa sarapan bersama?!"

"Atau papa El tidak suka masakan mommy?!" ucap Dale dengan raut wajah penuh tanya.

"Berkunjung ke villa." gumam nya, lalu melirik Ghania, yang memperlihatkan raut wajah keterkejutan nya.

"Ehm itu karena papa El sedang buru-buru, karena ada urusan pekerjaan," jawab Elvino sekena nya sambil melirik Ghania.

"Baiklah untuk menebus kesalahan ku, bagaimana jika lusa kita berlibur di pantai bunga?!" jelas Elvino ingin menghibur Dale.

"Benarkah?!" jawab Dale dengan raut wajah penuh semangat. Elvino pun menganggukan kepala sambil tersenyum tulus ke arah Dale.

Karena perjalanan lumayan cukup Jauh, akhir nya Dale pun tertidur di kursi penumpang. Tinggallah Ghania dan Elvino yang sama-sama hening. Hingga tak terasa mereka telah sampai di sebuah villa.

Elvino pun menggendong Dale masuk kedalam kamar nya. lalu di selimuti nya tubuh mungil tersebut sebelum ia keluar dari kamar nya.

Kemudian Ghania datang dengan secangkir kopi hangat.

"Minumlah?!" seru Ghania sambil menyodorkan secangkir kopi susu hangat ke arah Elvino.

"Apakah yang Dale maksud itu adalah Anson," cetus nya dengan nada dingin.

"Namun Ghania tak langsung menjawab ucapan Elvino, Dia hanya menunduk.

"Hyufffttt," terdengar Elvino menarik nafas kasar.

"Apa dia menyakitimu?!"ucapnya lagi.

"Ti_tidak?!" jawab Ghania sekena nya.

"Ghe, apa kau tak ingin sekali saja mencoba membuka hati mu untuk Anson, karena bagaimana pun dia adalah ayah kandung dari Dale?!" jelas Elvino.

"Aku mohon El, jangan bahas ini dulu. aku sedang tak ingin membahas nya?!" Jawab Ghania.

💌 hai guys, aku cuma pengen tau apa kalian masih ngikutin cerita ini.

Guys jujur ya, sebenarnya aku ngetik ini mata juga cuma tinggal 5 watt.

jadi klo banyak typo, mohon di maaf kan ya 🙏🙏🙏