kelanjutan dari Novel "Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat"perjalan ini akan di mulai dengan perjalanan ke alam dewa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Sementara itu, di tempat Xiao Ying dan Meiyan, pertarungan sengit sedang berlangsung. Keduanya kini berhadapan dengan Sue Ming, salah satu bawahan Honzhao yang kekuatannya jauh di atas mereka.
“Hahaha, ternyata kalian sangat lemah ya,” ucap Sue Ming dengan tawa meremehkan. Ia mengibaskan ekornya ke arah Xiao Ying dengan kekuatan luar biasa. DUAK! Tubuh Xiao Ying terpental jauh, namun berhasil ditangkap oleh Meiyan sebelum menghantam reruntuhan bangunan.
“Saudari Ying! Kau tidak apa-apa, kan?” tanya Meiyan dengan nada cemas.
“Aku... aku tidak apa-apa, Saudari Meiyan,” jawab Xiao Ying sambil menyeka darah di sudut bibirnya, lalu berdiri kembali.
Tanpa membuang waktu, mereka berdua melesat bersamaan ke arah Sue Ming. Kedua pedang mereka berkilat tajam, membentuk dua garis cahaya di udara. Namun Sue Ming dengan mudah menghindari serangan tersebut dan menangkisnya menggunakan kuku panjangnya yang berlapis energi iblis ungu.
“Teknik Pedang Teratai Salju—Seribu Teratai Beku!” teriak Xiao Ying.
Udara di sekitarnya mendadak membeku. Di atas langit, kelopak-kelopak bunga teratai es terbentuk dan berputar cepat, lalu melesat ke arah Sue Ming seperti badai pisau es. Setiap kelopak memancarkan aura tajam yang mampu membelah batu besar menjadi serpihan kecil.
Sue Ming mengangkat satu tangannya dan membentuk perisai qi berwarna ungu gelap di depannya. KRAAK! KRAAK! Suara es menghantam perisai bergema keras, membuat tanah di bawahnya bergetar.
Meiyan melihat kesempatan itu. Ia berlari cepat, lalu melompat ke udara, mengayunkan pedang hitamnya yang diselimuti api gelap. Serangannya datang dari belakang Sue Ming dengan kecepatan luar biasa.
Namun Sue Ming dengan cepat menoleh dan membentuk perisai kedua di belakangnya. DUUM! Benturan keras terjadi, dan percikan api hitam menyebar ke segala arah. Sue Ming tersenyum tipis. “Kalian cukup merepotkan juga ya,” ucapnya sambil mengibaskan ekor besarnya.
Dalam sekejap, ekor itu menghantam tubuh Meiyan dan melemparkannya ke belakang. DUAAAR! Tubuhnya menghantam tembok, membuat retakan besar di dinding batu. Xiao Ying yang mencoba maju lagi malah menerima serangan telak di perut dari ekor Sue Ming. Darah muncrat dari mulutnya, dan tubuhnya terlempar keras ke tanah.
“Ranah kultivasinya terlalu tinggi... kita tidak bisa menghadapi dia,” ujar Meiyan sambil terengah, menatap Sue Ming dengan mata penuh amarah.
Sue Ming menatap mereka dengan senyum sinis. “Sekarang waktunya aku menghabisi kalian.” Ia melesat ke depan seperti bayangan hitam. Kuku tajamnya menyala ungu dan diarahkan tepat ke kepala Meiyan.
Namun sebelum serangan itu mengenai sasarannya, suara benturan keras terdengar. CLANG! Sebuah pedang menahan kuku tajam tersebut.
“Jangan berani kau sakiti dia!” seru Xiao Ying dengan mata berkilat, meski tubuhnya gemetar dan darah masih mengalir dari bibirnya.
Sue Ming menyeringai dingin. “Dasar lemah.” Ia memutar tubuhnya dan mengayunkan ekornya ke arah Xiao Ying. DUAAK! Serangan itu menghantam perut Xiao Ying dengan keras. Tubuhnya terpental dan memuntahkan darah sebelum akhirnya tergeletak tak sadarkan diri.
“Tidak! Saudari Ying!!” teriak Meiyan dengan mata melebar dan napas tersengal. Rasa marah dan sedih bercampur menjadi satu, hingga aura hitam menyelimuti seluruh tubuhnya.
“Perempuan sialan... akan kuhabisi kau sekarang!” teriak Meiyan dengan suara bergetar amarah. Ia menurunkan kuda-kudanya dan membentuk segel tangan.
“Formasi Pedang Pembantai!”
Api hitam menyala di sekeliling tubuhnya, dan dari belakangnya muncul bola-bola api pekat yang berputar cepat di udara. Satu demi satu bola api itu berubah bentuk menjadi pedang hitam identik dengan pedang yang ia pegang.
WUUUSHH! WUUUSHH!
Puluhan pedang api hitam melesat bersamaan ke arah Sue Ming dengan kecepatan tinggi, menciptakan suara siulan tajam di udara. Tekanan qi dari serangan itu begitu besar hingga tanah di sekitar mereka pecah berkeping-keping, dan udara terasa bergetar oleh panas yang keluar dari pedang-pedang tersebut.
Sue Ming menatap serangan itu dengan senyum sinis, namun matanya sedikit menyipit. “Hm, serangan yang menarik juga…” katanya pelan, lalu tubuhnya mulai diselimuti energi ungu pekat yang berputar cepat, siap menghadang badai pedang api hitam yang datang menghujaninya.
Ketika pedang-pedang api hitam itu hampir mengenai tubuh Sue Ming, ia melesat cepat dengan gerakan kabur, lalu menghancurkan satu per satu pedang tersebut menggunakan kuku tajamnya. CRAASS! CRAASS! Suara logam dan api meledak di udara, setiap kali kuku Sue Ming menebas, ledakan kecil dari energi api hitam memercik ke segala arah.
Namun, meskipun berhasil mematahkan sebagian besar serangan itu, tubuh Sue Ming mulai dipenuhi luka-luka kecil akibat semburan energi dari pedang Meiyan. Beberapa goresan darah merah gelap terlihat di lengan dan bahunya, tapi ia tetap terus maju tanpa berhenti.
Sementara itu, Meiyan sudah mulai kehilangan kekuatan. Nafasnya terengah, dan api hitam di sekitar tubuhnya mulai meredup. Ia berusaha tetap mengarahkan pedang-pedang api itu ke arah Sue Ming, tapi tubuhnya gemetar hebat karena energi qi-nya hampir habis. Hingga akhirnya, lututnya melemah, dan ia jatuh tersungkur ke tanah.
“Heh... hahahaha!” tawa Sue Ming menggema di udara. “Kau kehabisan energi! Sekarang saatnya untuk kau mati!”
Dengan senyum iblis di wajahnya, Sue Ming melesat ke depan. Kuku tajamnya bersinar ungu pekat, diarahkan lurus ke kepala Meiyan yang tak lagi mampu bergerak. Udara bergetar karena tekanan qi-nya, dan Meiyan hanya bisa menatap dengan mata lemah saat serangan itu datang begitu cepat.