"Aku sangat mencintai dan menyayangi mu seumur hidupku, jangan pernah tinggalkan aku Delena,,"
Reno proyoga Mahesa menikahi Delena Ayudia Sanjaya karena perjodohan dua klurga, awal pernikahan yang di benci Reno, kini telah merubah seorang Reno Mahesa mencintai dan menyayangi istrinya, cinta yang begitu besar dan takut kehilangan Delena telah membuat Reno frustasi, Delena sedang mengalami koma dan terjatuh dari tangga, saat hamil tua.
Lalu bagaimana kah Nasib Delena dan Anak dalam kandungan nya?!
Yuk ikuti tiap episode nya hkusus minggu libur
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesetiaan
Mansion
Setelah Reno mematikan ponselnya, Ia membuka Handle pintu perlahan penuh hati-hati, dan menutupnya kembali, Reno masuk ke dalam sebuah kamar khusus, dan berjalan kearah ranjang Delena, ia menatap wajah istrinya penuh cinta, begitu banyak selang disekujur tubuhnya.
"Istriku sayang" Reno menggenggam tangan Delena "kita sudah berada di istana kita sayang" Reno tersenyum puas "Aku berharap secepatnya kau bangun" kita bisa berkeliling istana ini bersama, taukah kau,, diluar sana aku sudah membuat danau buatan seperti keinginan mu dulu, ada Angsa putih yang bermain di danau, banyak ikan mas berwarna warni didalam danau, bahkan pepohonan yang rindang menambah sejuk suasana" Reno menceritakan semua yang berada di istana miliknya.
"Sayang,,," Reno mendekat kan wajahnya perlahan "Aku sudah buatkan kapal pesiar kecil untuk mu, untuk anak anak kita bermain bila bosan di istana ini" kini wajah Reno sudah di depan wajah delena, selang infus di hidung dan bibirnya masih berada di posisinya, Reno mencium kening Delena dan berbisik pelan "percayalah aku sangat mencintaimu, cepatlah kembali.. jangan biarkan aku sendirian istriku" Reno mencium kedua mata dan pipi Delena, melepas genggaman nya sambil terus menatap, ia berjalan menjauhi ranjang dan membuka pintu, lalu menutup pintu kembali, Reno menoleh pada Arlojinya, jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, ia terus berjalan menuruni anak tangga.
Reno menekan sebuah tombol pada satu ruangan, tak lama dua orang suster berjalan mnghampiri Reno yang sedang duduk di ruangan tamu.
"Malam tuan,,? membungkuk memberi hormat "Apa ada tugas buat kami? ucap suster itu.
"Tentu saja, hari ini aku akan keluar karena ada keperluan, kalian jaga istriku 1x 24 jam dan kau perhatikan perkembangannya, Dokter Charles dari Inggris akan datang besok, kerjakan tugas kalian dengan baik"
"Baik Tuan!
"Perlu kalian ingat setiap ruangan di Mansion ini terdapat kamera cctv"
Reno melangkah pergi meninggalkan ruang tamu dan berjalan ke arah luar mansion, iya masuk ke dalam sebuah sedan hitam dan pergi meninggalkan Mansion.
****
Pagi itu di kediaman keluarga Ramon, Andini sudah menyiapkan berbagai macam hidangan diatas meja, ia berjalan kearah kamar dan membuka pintu.
"Pah,, sudah siap sarapan nya"
"Iya mas, papa baru selesai memakai kemeja"
Andini berjalan kearah Ramon, mengikat dasi nya yang menggantung "Pah nanti mama mau kerumh Reno, lihat si kembar"
"Mama nginap ajah beberapa hari dirumah Reno, papa nggak apa-apa ditinggal"
"Enggak pah, mama tidak ingin meninggalkan Papa di Mansion, nanti siapa yang akan urus makan Papa dan pakaiannya, mama nggak bisa ninggalin Papa, mama pulang pergi diantar supir"
"Ya sudah, terserah mama ajah" Ramon mencium kening Andini.
"Ayo kita makan"
Ramon menarik salah satu kursi makan "Mana fanny mah"
"Mungkin masih di kamar pah, biar mama panggilkan"
Andini berjalan kearah kamar fanny, "Fan,, ayo bangun, kita sarapan bersama, ini sudah siang kapan kau pergi ke kampus?"
"Sebentr lagi mah aku keluar, lagi pake baju"
Andini berjalan kekamar Siska yang berada disamping kamar fanny " Siska,, cepat kita makan bersama, jam berapa kau ke Butik?!
"Iya kak,, aku sedang berhias"
Sepuluh menit kemudian mereka semua sudah berkumpul di meja makan, pagi itu mereka menikmati makan bersama.
"Fan,, kamu antar mama dulu ke Mansion ke Reno ya, mama kangen sama si kembar"
"Iya mah,, masih ada waktu ko untuk antar mama ke tempat ka Reno"
"Sis,, kau gak ikut mampir ke rumah Reno"
"Mungkin pulang nya kak aku kesana, aku ada perlu dengan seseorang dulu kak"
"Sis, mulai sekarang kau jangan dulu berhungan Bisnis dengan siapa pun, hotel yang di Bali masih bermasalah, Reno masih belum bisa pecah kan masalah ini" Ramon mendesah kasar "Begitu banyak ujian Reno, satu masalah sudah selesai, otak pemboman di Itali yang bernama Mr Black, dia adalah Thomas, pemilik night clubs terbesar di Jakarta yang waktu itu Reno ratakan jadi tanah"
"Apa,,? Thomas,,,? nama itu persis seperti nama suami sahabatku yang aku bekerjasama dengan nya kak,," apa Thomas itu orang Amerika,,?!
"Benar, dulu dia rekan bisnisnya Reno"
"kalau begitu aku harus menemui Reno sekarang!"
"Tunggu siska angan sekarang, Reno lagi banyak masalah, baru saja ia membawa Delena ke Mansion nya, biarkan Reno istirahat dulu dari kegiatannya mengurus semua bisnis nya, aku nggak mau Reno jatuh sakit karena banyak yang harus diurus olehnya"
"Aku hanya penasaran saja Kak, dan aku hanya ingin mencaritahu dari Reno siapa Thomas itu, apakah benar dia suami dari sahabat ku?!
"Ya sudah aku mau berangkat kerja, masih banyak urusan kantor yang harus dikerjakan" Ramon langsung beranjak dari duduknya, dan pergi meninggalkan ruangan meja makan, Andini pun beranjak dari duduknya mengikuti langkah suaminya sampai depan Mansion.
"Pah hati-hati di jalan ya,,"
"iya Mah! Ramon mencium kening Andini, "sampaikan salam Papa pada ibunya Delena"
"iya pak nanti mama sampaikan"
Ramon masuk kedalam mobil dan mobil berjalan meninggalkan Mansion.
@@@
Reno terduduk lesu disebut kursi.
"Tidak mungkin,,, ini benar-benar tidak mungkin! aku tidak percaya kalau frans sudah tiada"
"Tapi Tuan,, bukti-bukti ini adalah milk Asisten frans,,! dari semua benda dan sobekan baju sisa ledakan menyatakan bahwa semua ini miliki France, dan Arloji ini juga milik frans, kami sudah mengecek melalui CCTV kalau pakaian yang dipakai Tuan trans saat dikapal dan jam tangan ini adalah milik Tuan Frans"
Reno menatap sebuah benda yang ada di atas meja dan ia mulai mengambil benda itu "Franc!desah Reno "Benar arloji ini milik mu yang aku belikan saat kau berulang tahun" Reno menarik nafas dalam dan dihembuskannya kasar.
"Mengapa harus secepat itu kau pergi France! Kenapa France,,,,!!! teriak Reno
Hiks,, hiks,, hiks,, frans kenapa kau harus pergi, beraninya kau tinggalkan aku! bahkan sekarang adikku akan kecewa lagi, begitu besar adikku mencintai mu frans!!
"Buk
"Buk
"Buk
Dengan kesal dan amarah yang meledak ledak Reno meninju dinding depannya, hingga tangannya penuh dengan luka memar.
"Bos,, pliss Jangan lakukan itu lagi! tangan tuan sudah terluka! dua orang anak buah Reno menarik tangannya agar tidak meninju dinding itu lagi.
Aku tidak sanggup kehilangan Frans, dia orang baik, pekerja keras dan jujur, sungguh aku sangat kehilangan sosok asistenku Frans! Reno terduduk lemah di sebuah kursi dengan wajah tertunduk.
***
Andini sudah berada dikediaman Reno, ia sedang bermain dengan kedua cucunya bersama helena, kedua wanita yang sudah berstatus nenek itu sangat lah akrab, saling bercerita dan bertukar pikiran.
"Jenk,, bisa titip si kembar? Aku mau menengok Delena dulu, dari kemarin aku belum melihatnya"
"Baik bu Helena silakan, biar kedua cucuku aku yang jaga, kan ada suster yang ikut mengasuhnya"
"Baiklah,, terima kasih" helena keluar dari ruangan si kembar dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamar delena, rumah besar bak istana itu sangat luas, membuat Helena bingung untuk mencari kamar di anaknya, untung ada pelayan yang memberitahu letak kamar khusus Delena.
Helenabmembuka pintu perlahan, ia melihat dua orang suster sedang menjaganya, Helena mendekati ranjang Delena.
"Bagaimana keadaan anakaku?
"Masih belum ada perkembangan nyonya,,?
"kalau begitu, aku ingin menunggui anakku sebentar"
"Baiklah silakan nyonya,,,"
kedua Suster itu pergi meninggalkan helena berdua dengan Delena, Helena duduk di samping ranjang, menatap wajahnya nanar dan ia genggam tangannya
"Delena,, kapan kau Bangun Nak,? ibumu sudah ada disini, bukankah kau berjanji pada ibu untuk selalu ada buat ibu, jangan biarkan ibu bersedih, kaka mu Davina sudah pergi entah kemana, hanya kau harapan ibu,, hik,, hik,,, hik,, Airmata helena jatuh mengenai tangan Delena, lama helena terpaku dan diam, tapi suara hatinya terus berbicara.
"Baiklah Nak,, ibu pergi dulu, si kembar membutuhkan ibu" helena melepas tangan Delena, dan ia beranjak dari duduknya, saat akan melangkah pergi, sebuah tangan menarik baju helena, helena berhenti dan ia menoleh kesamping, sungguh helena tersentak kaget.
"Ya Allah,, Delena,,,,,???!
🌳🌳🌳🌳🌳
@BERSAMBUNG