HIATUS AWOKAOWKA
"Kau akan dibunuh oleh orang yang paling kau cintai."
Chen Huang, si jenius yang berhenti di puncak. Di usia sembilan tahun ia mencapai Dou Zhi Qi Bintang 5, tetapi sejak usia dua belas tahun, bakatnya membeku, dan gelarnya berubah menjadi 'Sampah'.
Ditinggalkan orang tua dan diselimuti cemoohan, ia hanya menemukan kehangatan di tempat Kepala Desa. Setiap hari adalah pertarungan melawan kata-kata meremehkan yang menusuk.
Titik balik datang di ambang keputusasaan, saat mencari obat, ia menemukan Pedang Merah misterius. Senjata kuno dengan aura aneh ini bukan hanya menjanjikan kekuatan, tetapi juga mengancam untuk merobek takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Perdebatan Dua Dewi Langit
Chen Huang kembali dihadapkan pada tatapan menusuk dari Yun Wangshu. Dewi itu mulai bergerak mendekat, bukan berjalan, melainkan melayang perlahan di atas air dengan keanggunan yang menakutkan, seperti patung marmer yang dihidupkan oleh angin.
Ia bergerak menuju Chen Huang, mengabaikan jarak sosial. Ia memposisikan dirinya sangat dekat, mengangkat wajahnya sedikit. Chen Huang dapat merasakan hembusan napas Dewi itu menerpa kulitnya, terasa dingin dan murni, seperti embun pagi yang menyentuh kulit. Kedekatan yang ekstrem ini hampir membuat jantungnya berhenti berdetak.
Senyum misterius kembali merekah di wajah Yun Wangshu yang sempurna. Sebuah senyum yang mengetahui segalanya, namun tidak mengatakan apa-apa.
"Kau... keluarlah!"
Tanpa peringatan lebih lanjut, kedua jari rampingnya yang seindah kristal menekan dengan tepat di pusat dahi Chen Huang, tempat jiwa tersembunyi.
Kekuatan yang dilepaskan bukan kekerasan, melainkan gelombang kejut yang murni dan tak terhindarkan.
Bum—!
Sosok wanita yang terselubung dalam aura merah gelap terlempar ke belakang, bagaikan proyektil yang dilontarkan dari tubuh Chen Huang. Sosok itu adalah Yue Chan. Ia jatuh berlutut, terhuyung-huyung di genangan air, tubuhnya yang eterik tampak sedikit memudar karena guncangan keras.
Chen Huang bereaksi cepat, nalurinya mendorongnya untuk melindungi dan bertahan. Ia melompat mundur dengan satu gerakan kaki yang kuat, tubuhnya mendarat tepat di samping Yue Chan yang baru saja diusir.
"Apa yang kau lakukan!?" Tanyanya, suaranya tajam dan dipenuhi amarah yang terkejut.
Di sampingnya, Yue Chan terbatuk keras, batuk yang memilukan dari jiwa yang terluka. Ia mengangkat tangan, menyapu noda darah yang samar dari sudut bibirnya, cairan energi yang mewakili kerusakan pada jiwanya.
Dengan gerakan yang penuh harga diri, ia menyisir helaian rambut merah gelapnya ke belakang telinga, menampakkan tatapan mata yang penuh kebencian dan kemarahan yang membara. Pandangannya langsung tertuju pada Yun Wangshu.
Sementara konfrontasi ini terjadi, Yun Yuan menatap sosok yang baru muncul itu dengan rasa ingin tahu yang murni.
"Siapa itu?"
Yun Wangshu tersenyum membalas tatapan Yue Chan, seolah melihat anak kecil yang nakal.
"Dia adalah Dewi Langit, sama sepertiku." Ia mengalihkan pandangannya sebentar ke Chen Huang. "Sudah kuduga, reaksi biasa dari bocah itu pasti karena dia telah bertemu dengan Dewi Langit yang lain."
Yue Chan berdiri tegak, memaksakan kekuatannya kembali. Meskipun baru saja diusir secara brutal, posturnya tetap menantang. Pinggangnya yang ramping tampak kaku dalam kemarahan, dan setiap gerakan tubuhnya memancarkan permusuhan.
"Yun Wangshu... bisakah kau tidak menggangguku, aku tidak ada urusan denganmu."
Chen Huang, berdiri di antara kedua Dewi yang kini saling berhadapan, menyadari bahaya yang jauh lebih besar. Ia mengamati keduanya dengan waspada.
Yun Wangshu melangkah lagi. Kali ini, ia mendekati Chen Huang, dan aksinya jauh lebih sensual dan provokatif. Ia mengangkat tangan, jari-jarinya yang ramping menyentuh dan bersandar ringan di bahu Chen Huang yang keras dan kokoh. Ia memiringkan kepalanya sedikit, tatapannya memancarkan kepemilikan yang dingin.
"Melihatmu yang bisa hidup sampai sekarang ini, kurasa dia memiliki sesuatu yang membuatmu tertarik." Bibirnya melengkung menjadi senyum mengejek.
"Ingin menguasainya sendirian, bukankah itu keterlaluan."
Chen Huang merasakan sentuhan dingin di bahunya, namun fokusnya tetap pada situasi.
"Apa tujuanmu, kau dan Yue Chan saling kenal?"
Yue Chan menyambut pertanyaan itu dengan cibirian. "Ya. Tapi aku membencinya, dia begitu mengganggu. Bahkan kami berdua memiliki jalan kultivasi yang berlawanan."
Yun Yuan melangkah maju, tubuhnya yang ramping bergerak di samping Chen Huang. Ia memandang kedua Dewi dengan tatapan penasaran yang mendesak.
"Jadi sebenarnya apa yang kalian inginkan darinya?" Ia menanyakan itu pada kedua dewi sambil sekilas melirik Chen Huang, menyadari dirinya adalah pusat perebutan kedua Dewi ini.
Yun Wangshu, yang masih menyandarkan tangannya di bahu Chen Huang, menjawab dengan nada pengungkapan yang tenang.
"Dia memiliki Dou Qi yang begitu murni, karena itulah Yue Chan tertarik dengannya."
Yue Chan bereaksi dengan marah terhadap pengungkapan itu. "Lalu kenapa. Aku membantunya, aku tidak menerima bantuannya dengan gratis." Wajahnya memerah karena kesal.
Yun Wangshu membiarkan dirinya melayang lagi, tubuhnya yang terbungkus jubah mewah bergerak mendekati Yue Chan. Gerakan ini begitu luwes, pinggulnya yang anggun sedikit berayun seiring pergerakan halusnya di atas air.
Ia menghadapi Dewi Langit yang lain dengan senyum menggoda, seolah mereka hanya sedang membicarakan makanan penutup, bukan berbagi nasib manusia.
"Lalu, apa kau akan berbaginya denganku?"
Mendengar pertanyaan provokatif itu, urat nadi di dahi Yue Chan berdenyut. Seluruh tubuhnya menegang, memancarkan aura es yang dingin. Ia membuang pandangannya, menolak untuk bertatap muka, namun seluruh tubuhnya menunjukkan penolakan keras. Garis rahangnya mengeras.
"Sialan, kau pikir aku akan menyerahkannya begitu saja? Aku yang menemukannya, aku yang membantunya, lalu kenapa kau yang ingin mendapatkan bagian?"
Yun Wangshu mengabaikan penolakan itu. Ia semakin mendekat, mengurangi jarak fisik di antara mereka hingga nyaris tidak ada. Tangannya yang ramping, seolah terbuat dari salju yang tak mencair, perlahan meraih bahu Yue Chan dari belakang.
Kontak fisik yang tiba-tiba ini terasa seperti tusukan jarum bagi Yue Chan. Wajah Yun Wangshu kini berada tepat di samping wajah Yue Chan, napasnya yang dingin menyentuh daun telinga Yue Chan.
"Ayolah, kita sesama Dewi Langit, kenapa tidak saling membantu?"
Yue Chan mencoba melepaskan bahunya dari sentuhan itu, bahunya bergerak sedikit ke depan untuk menghindar.
"Tidak tertarik. Lagipula apa yang bisa kau berikan padanya, kau telah memberikan teknik milikmu pada wanita itu, kan." Ia mengalihkan pandangannya, jari telunjuknya yang halus menunjuk ke arah Yun Yuan yang berdiri kaku, memegang gulungan teknik.
"Jadi biarkan saja dia, Huang. Dia tidak akan memberikan keuntungan padamu."
Yue Chan hendak bergerak menjauh, memutus keintiman yang dipaksakan oleh Yun Wangshu.
Namun, sebelum ia sempat melangkah, Yun Wangshu menangkap pergelangan tangannya. Cengkeraman itu lembut, namun tak tergoyahkan. Yun Wangshu kembali tersenyum, senyum yang memikat namun menyimpan perhitungan yang cerdik.
"Jika aku memberikan sesuatu untuknya, maka kau akan mengizinkanku?"
Yue Chan menoleh, pandangannya yang tajam kini beralih kepada Chen Huang, seolah menyerahkan keputusan besar ini padanya.
"Kenapa kau menatapku?" Tanya Chen Huang, bingung dengan tatapan penuh arti itu.
"Kau putuskan. Apa yang dia beri, layak atau tidak."
Tepat saat Chen Huang hendak merespons, Yun Wangshu mengucapkan kalimat yang mengguncang realitas mereka. Ia melepaskan tangan Yue Chan, meluruskan posturnya, dan berbicara langsung kepada Chen Huang dengan nada yang tenang dan penuh makna.
"Aku akan memberikan tubuhku padamu."
Keheningan seketika mencekik lautan kesadaran itu.
Yue Chan dan Yun Yuan, keduanya, membeku. Ekspresi terkejut yang meluap-luap terpancar dari wajah mereka. Mata Yun Yuan terbuka lebar hingga pupilnya tampak mengecil, ia bahkan tanpa sadar memegang gulungan teknik di dadanya dengan erat.
Sementara itu, tubuh eterik Yue Chan bergetar, ia mundur satu langkah tak sadar. Keduanya salah menafsirkan tawaran tersebut.
"APA!!" Seru Yue Chan, suaranya dipenuhi ketidakpercayaan.
"APAA!" Seru Yun Yuan, nadanya lebih kepada keterkejutan yang polos.
Yun Wangshu, melihat reaksi yang begitu eksplosif, tertawa kecil, suara tawa yang bagaikan lonceng perak.
"Tenanglah, bukan begitu maksudku." Ia meluruskan kesalahpahaman itu dengan gerakan tangan yang menenangkan.
"Tubuhku ini, kau bisa menggunakannya untuk melatih teknik milik Yue Chan. Sebagai gantinya, aku akan tinggal di lautan kesadaranmu menerima Dou Qi murni itu."
Chen Huang, yang telah memproses informasi itu, menatap Yue Chan dengan pandangan bertanya.
"Teknik milik Yue Chan?"
Yun Wangshu menoleh ke Yue Chan, alisnya terangkat.
"Hoo, Yue Chan. Kau belum memberitahunya?"
Yue Chan mendengus, kembali memalingkan wajah, menyembunyikan rasa malunya.
"Dia masih terlalu lemah, tubuhnya bisa hancur jika melatih teknik itu. Jadi aku tidak memberitahunya."
Yun Wangshu tersenyum penuh kemenangan. "Kalau begitu ini pas, bukan? Dengan tubuhku dia pasti bisa melatih teknik itu."
Yue Chan melirik Chen Huang lagi, kali ini dengan pandangan yang menganalisis. Sebuah tatapan yang menyerahkan semua risiko padanya.
"Yue Chan," Chen Huang memanggil, suaranya tenang.
"Apa?"
Chen Huang menggaruk-garuk kepalanya, sebuah kebiasaan yang menunjukkan kebingungannya.
"Sudah kuduga, sebaiknya kau saja yang memutuskannya."
Yue Chan kembali kesal melihat ketidaktegasan Chen Huang.
"Kau bahkan tidak bisa memutuskannya sendiri. Melatih teknik milikku memang bisa menjadikanmu lebih kuat, tapi juga ada resiko lain. Jika kau ingin menanggungnya, maka silahkan saja."
Chen Huang, setelah menimbang risiko dan keuntungan, mengangguk dengan tegas.
"Baiklah, aku ingin mencobanya."
Yun Wangshu menepukkan kedua tangannya. Suara tepukan itu bergaung di lautan kesadaran.
"Baiklah, dengan begini kita sudah sepakat, yah!"
Yun Yuan, yang selama ini hanya diam dan menyaksikan drama para Dewi Langit ini, akhirnya berbicara. Rambut kuning pucatnya sedikit bergoyang saat ia memiringkan kepalanya, matanya penuh rasa ingin tahu.
"Lalu sekarang bagaimana?"
Yun Wangshu menunjuk ke atas. Pandangan mereka mengikuti arah tunjukannya, menemukan sebuah lingkaran cahaya di angkasa lautan kesadaran itu. Lingkaran itu dipenuhi tulisan-tulisan kuno yang asing, memancarkan aura tekanan—itu adalah segel yang menahannya.
"Itu adalah inti dari segelku, siapa tadi... Huang? Kau pasti sudah menerima Pemecah Segala Hukum dari Yue Chan. Sekarang hancurkan itu." Yun Wangshu menjelaskan dengan tenang, menugaskan Chen Huang.
Yun Yuan memiringkan kepalanya sedikit, sedikit gerakan leher yang anggun membuat rambutnya bergoyang halus. Ia penasaran dengan kemampuan Chen Huang yang sebenarnya.
Di tangan Chen Huang, Dou Qi perak mulai muncul, menyelimuti tinjunya. Energi itu padat dan murni. Ia menoleh sejenak ke arah Yue Chan.
"Lakukan." Yue Chan menjawab hanya dengan satu kata singkat, namun penuh perintah.
Lalu dengan cepat, Chen Huang meledakkan Dou Qi peraknya di belakang kakinya. Sebuah ledakan energi mendorong tubuhnya melesat tinggi ke atas. Ia bergerak dengan kecepatan luar biasa, membelah udara lembap di lautan kesadaran itu. Otot-otot di lengannya menegang saat ia mencapai segel kuno itu. Ia mengumpulkan semua Dou Qi peraknya di kepalan tangan.
"Tinju Pemecah Hukum!"
Tinju perak itu menghantam segel kuno dengan kekuatan kolosal. Seketika, permukaan segel tersebut retak, garis-garis energi menyebar seperti jaring laba-laba. Retakan itu membesar, kemudian seluruh segel kuno itu hancur berkeping-keping, melepaskan gelombang energi keemasan yang menenangkan ke seluruh lautan kesadaran itu.