ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.
apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?
ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 32
Hari ini di rumah Ziah semua orang tengah sibuk mempersiapkan acara lamaran sekaligus pertunangan Andreas dan juga Ziah. Acara akan di lakukan sehabis magrib keluarga Ziah sedang memasak di dapur ada yang membuat untuk hidangan makan malam dan juga suguhan untuk kedatangan tamu.
Ziah sedang di dapur membantu saudara dari ibunya yang sedang membantu membuat kue dan bolu. Sebenarnya Ziah di larang melakukan apapun namun dia bersikeras untuk membantu dia sangat bosan hanya duduk berdiam diri di kamar.
"Zi nanti kalo udah nikah tetep kerja apa mau berhenti?" tanya budhe Siti. Saat keduanya tengah menyusun kue di toples.
"Gak tahu budhe, pengennya sih tetep kerja tapi kalo Mas Dreas gak ngasih ijin ya paling Zi berhenti aja." jelas Ziah. Sebenarnya dia belum sempat membicarakan masalah ini dengan Andreas dia tidak bisa memutuskan secara sepihak.
"Kalo kamu kerja terus anaknya sama siapa? kasian loh kalo di tinggal. Apalagi bentar lagi sekolah TK." jelas budhe.
"Iya budhe nanti Zi tanya mas Dreas aja bagus nya gimana." Zi tersenyum.
Setelah membuat kue Zi pamit untuk mandi dan bersiap-siap, sebentar lagi magrib dia akan sekalian shalat dan berganti baju, tidak ada kebaya Ziah hanya memakai baju yang lebih sopan.
Ziah mematut dirinya di depan cermin, dress panjang berwarna blue sky dengan aksen brukat di padukan krudung pasmina berwarna senada. Dia juga menambah sedikit bedak di wajahnya, tambahan eyeliner dan maskara tidak lupa lipglos agar terlihat lebih fresh. Ziah mengambil ponsel untuk menghubungi Andreas,Ziah lumayan gugup.
📤" Mas udah berangkat?" pesan terkirim ke Andreas tapi belum terbaca. Ziah masih diam di kamar dia akan keluar jika keluarga Andreas sudah datang.
📥"Ini udah mulai siap-siap berangkat yank. Kenapa? Butuh sesuatu?"
📤"enggak cuma nanya aja, Kana gak rewel kan?"
📥"Alhamdulillah anteng, dia paling antusias karena mau ketemu bunda 😉"
📤"jangan genit ya, ya udah hati-hati di jalan ya "
Ziah menyimpan kembali ponselnya, dia lumayan gugup juga. untungnya keponakannya datang menemani dirinya di kamar setidaknya itu membuat dia mengurangi rasa gugupnya.
Tidak berselang lama Andreas beserta keluarganya sudah sampai di rumah Ziah. Ada tiga mobil yang berjejer rapi di depan rumah Ziah. semua keluarga Ziah tidak menyangka Ziah akan mendapatkan suami dari kalangan keluarga berada.
ada yang berucap syukur dengan yang terjadi di hidup Ziah, namun ada juga yang merasa iri. Seperti budhe Wati, dia merasa iri melihat Ziah seperti sekarang dia membandingkan dengan anaknya yang bernama Wulan.
Seluruh keluarga Andreas sudah masuk rumah dan duduk di atas karpet yang sudah di gelar, di hadapan tamu sudah ada berbagai camilan. Budhe Siti melangkah ke kamar Ziah untuk memanggilnya agar keluar.
"Ayo Zi, calon suami dan mertua kamu sudah sampai." ajak budhe Siti sambil melangkah keluar di ikuti Ziah di sampingnya.
Andreas terpaku melihat calon istrinya keluar, Ziah terasa berbeda dari sebelumnya Ziah malam ini terlihat lebih cantik dari biasanya. Setelah semuanya berkumpul perwakilan dari pihak Andreas pun membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan saya pak Anton, saya merupakan perwakilan dari keluarga Andreas untuk bersilaturahmi dengan keluarga dari pihak wanita yaitu Teh Hanna ya?" guraunya. Ziah hanya mengangguk saja.
"Teh Hanna apa Teh Ziah? Soalnya ini ada yang bisik-bisik katanya Teh Ziah. " tanya pak Anton.
"Ziah aja soalnya kalau keluarga manggilnya Ziah." ucap Ziah sambil tersenyum.
"iya, saya akan menyampaikan tujuan Nak Andreas beserta keluarganya dan saya kemari yaitu untuk melamar Teh Ziah sebagai istri nak Andreas dan juga ibunya nak Arkana. Dan jika lamaran ini di terima nak Andreas berencana untuk mengikat atau bertunangan dengan Teh Ziah terlebih dahulu. Mungkin Aa andreas takut di tengah jalan Teh Ziah kepincut laki-laki lain. Sekiranya bapak ibu bisa menerima tujuan kami ke sini." ucap pak Anton. Andreas sudah was-was sendiri takut Ziah tiba-tiba menolak lamaran ini gara-gara masalah kemarin.
"Bismillahirrahmanirrahim, saya perwakilan dari keluarga Ziah, Kami menerima kedatangan dan niat kalian ke sini tapi untuk jawabannya kami menyerahkan kepada Ziah karena yang akan Menjalani Rumah tangga nya nanti nak Ziah. jadi gimana Ziah menerima lamaran ini apa mau minta waktu buat ngasih jawaban." tanya pakde Rohim, yang merupakan kakak ayahnya.
Ziah melirik ke arah ibunya dan juga ayahnya, lalu melirik ke arah Andreas dan Arkana, ayah dan anak itu seperti sedang menunggu jawaban Ziah. Ziah bisa melihat Andreas terlihat gugup.
"Bismillahirrahmanirrahim, Insya Allah Ziah menerima lamaran ini." ucap Ziah mantap Dia tersenyum ke arah Andreas dan juga Arkana. Anak kecil itu langsung menghampiri Ziah dan memeluknya.
"Bunda jadi bundanya Kana sekarang." ucapnya polos, mengundang semua orang yang ada di sana.
"Iya, ini anaknya bunda." ucap Ziah sambil menciumi pipi Kana.
"Karena lamaran di terima, silahkan ibu dari ibunya Andreas untuk menyematkan cicin pertunangan di jari Ziah, setelah itu gantian dari ibunya Ziah untuk menyematkan cicin di jari nak Andreas." ucap pak Wahyu.
Bu Ratih menghampiri Ziah, dia tersenyum ramah ke arah Ziah. Lalu menyematkan cicin di jari Ziah, Ziah mencium takzim tangannya. Ziah meneteskan air mata haru, dulu hubungan mereka di tentang oleh Bu Ratih tapi sekarang Bu Ratih menerimanya dengan lapang dada.
"Makasih bu." ucap Ziah. Bu Ratih memeluknya sambil mengelus punggung Ziah.
"Mama bukan ibu, sekarang kamu anak Mama juga." ucapnya. Ziah hanya mengangguk namun baru akan menjawab terdengar celetukan Kana.
"jangan peluk bunda Oma, ini bundanya Kana itu peluk Ayah aja." ucapnya sambil cemberut. Semua orang tertawa mendengar itu.
setelah acara makan-makan mereka pun membahas tanggal pernikahan antara Ziah dan Andreas, dan di sepakati pernikahan akan di lakukan 4 bulan dari sekarang.
"berarti sudah sepakat ya untuk pernikahan empat bulan dari sekarang." ucap pak Anton pada pak Wahyu keduanya mengangguk tanda setuju.
Keluarga Andreas pamit pulang kecuali Andreas dan Kana yang masih di sana. Karena ada hal yang ingin mereka sampaikan. Setelah sedikit membereskan bekas acara meski harus di recoki Kana Ziah sama sekali tidak mengeluh atau memarahi anak itu saat Kana tidak sengaja menumpahkan air minum yang ada di gelas.
"Adek mau tidur sama bunda?" tanya Ziah saat sudah duduk di samping Andreas dan Kana berada di pangkuannya.
"Mau, tadi Kana bawa baju bobo sama buat besok main di sini." ucapnya sambil memainkan bola di tangannya.
"Kamu gak nawarin mas buat bobo di sini?" tanya Andreas sedikit menggoda Ziah.
"Jangan macam-macam ya, mau Zi batalin aja acaranya." ancam Ziah.
"oh iya udah malem tapi sebelum mas pulang mas mau bicara sebentar." ucap Andreas.
"ada apa?" tanya Ziah. Andreas mengeluarkan salah satu kartu ATM dari dompetnya lalu menyerahkannya kepada Ziah.
"ini mulai sekarang pergunakan uang ini buat kebutuhan kamu sama Kana, jangan pakai uang pribadi kamu. Mas mau nanti untuk acara pernikahan kita keperluannya ambil dari sana, nanti tiap bulannya mas bakalan isi. Hitung-hitung Mas belajar cara nafkahi kamu." jelasnya.
"Kan bisa nanti aja habis nikah, kalau untuk acara pernikahan kita bagi dua aja, uang Zi masih cukup kok." ucap Ziah merasa tidak enak.
"Mas gak mau penolakan apapun itu." ucapnya tegas. Ziah hanya mengangguk meskipun sungkan dengan apa yang di lakukan oleh Andreas.
" ya udah Mas pamit ya, udah malem juga. Nitip Kana ya." ucapnya.
Setelah itu Andreas pamit kepada keluarga Ziah yang masih ada di sana. Andreas pun meninggalkan rumah Ziah. Ziah dan Kana melambai ke arah Andreas sambil tersenyum.