NovelToon NovelToon
SUSAN

SUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Susan tak pernah menyangka dirinya di timpa begitu banyak masalah.

Kematian, menghianatan, dan perselingkuhan. Bagaiamana kah dia menghadapi ini semua?
Dua orang pria yang menemaninya bahkan menyulitkan hidupnya dengan kesepakatan-kesepatan yang gila!

Akan kah Susan dapat melewati masalah hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Edward terbakar amarah

Susan dan Peter sudah berbaikan pagi itu. Walaupun berat bagi Susan menerima kenyataan pahit. Dia mencoba segala kemungkinan yang ada.

Usai sarapan bersama. Peter di beri beberapa suntikan oleh Olivia. Lalu pria itu nampak mengantuk, efek obat. Beberapa menit kemudian dia tertidur pulas.

Sedangkan Susan berperang dengan pikirannya. Masih mencoba merangkai kata sebaik mungkin agar Edward bisa memahami keputusannya.

Dia juga menimang-nimang keputusannya untuk bertemu dengan Edward. Membayangkan wajah Edward yang penuh amarah. Tapi jika tidak bertemu dengannya, itu sama saja Susan tidak tau balas budi. Karena Edward yang telah membantunya selama ini.

Dia juga tau perselingkuhan Peter selama ini. Tapi dia memilih untuk diam dan menunggu waktu yang tepat. Walaupun akhirnya Susan tau lebih dulu dari ayahnya.

Akhirnya setelah berpikir cukup lama dan melihat jam sudah menunjukkan jam setengah sepuluh pagi. Dia memutuskan untuk pergi menemui Edward sebelum pria itu pergi ke luar negeri.

Susan beralasan pada Traver. Dia mengatakan akan pergi ke perusahaan untuk menandatangani beberapa berkas yang sudah menumpuk beberapa hari terakhir.

*******

Saat mobil yang dia kendarai mulai memasuki halaman mansion milik Edward. Susan merasa atmosfer di bumi tiba-tiba berubah jadi lebih dingin. Apalagi pria angkuh itu sudah menunggunya di ambang pintu.

Langkah Susan nampak berat. Berat badannya terasa bertambah puluhan kilo hingga membuatnya susah untuk berjalan. Sedangkan Edward yang melihat tingkah aneh Susan segera merangkul pinggang wanita itu.

"Ed, jangan seperti ini!"

"Memangnya kenapa?" Bisik Edward sengaja menggoda Susan.

Pria itu masih belum tau soal keputusan Susan. Jadi dia masih bisa bersikap manis dan tenang. Kita lihat saja apa yang akan dia lakukan saat mengetahui keputusan Susan untuk memaafkan Peter.

Dirinya sudah membayangkan tentang perceraian Susan dengan Peter. Dia juga merencanakan akan segera melamar Susan usai perceraiannya. Menikahi wanita itu dan memilikinya sepenuhnya. Seutuhnya. Setiap jengkalnya. Akan menjadi milik Edward. Tapi, itu masih angan belaka yang terus berputar di setiap rongga rongga otak Edward.

Saat sudah berada di ruang tengah. Susan menghentikan langkahnya. Dia meminta untuk bicara di ruang tengah saja. Ruangan yang di dekorasi dengan dominan warna hitam. Tirai. Sofa. Meja dan beberapa hiasan dinding semua berwarna hitam.

Edward menyetujuinya. Mereka duduk di sofa yang sama. Bersebelahan. Bahkan berdempetan. Sangat dekat. Seakan Edward tidak memberikan ruang seinci pun untuk Susan.

Susan nampak gusar. Gugup. Jantungnya berdetak dengan cepat saat akan memulai pembicaraan dengan Edward. Apalagi pria itu meminta James dan Alice untuk meninggalkan mereka berdua disana.

Sedikit Susan memberi kode pada Alice agar terus menjaganya. Dia takut jika Edward akan melecehkannya lagi kali ini.

"Kenapa, Susan. Kau terlihat sangat gugup."

"Tidak." Jawab Susan singkat.

"Dimana kotak hitam yang kau maksud itu?"

Aduhhh!! Sudah di mulai! Susan tak dapat lari lagi setelah ini. Harusnya dia juga tau saat memutuskan untuk datang menemui Edward, itu artinya dia menyerahkan diri pada pria itu.

"Hmm.. Ya itu.. Hmm.." Susan terbata-bata.

Edward memandangnya, menunggu jawaban Susan.

"Ada di.. Ada di Peter, Ed."

Edward mengernyitkan dahi. "Bagaimana bisa?"

"Peter sudah pulang ke mansion, lalu dia menemukan kotak itu di kamar ayah." Kata Susan.

"Hmm.." Edward mengangguk paham. "Jadi, dia sudah tau kalau kau mengetahui perselingkuhannya?"

"Ya."

"Lalu?"

Susan memejamkan matanya. Menarik nafas untuk menenangkan diri. "Aku.. Hmm.. Bukankah setiap orang berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua, Ed?"

Edward memiringkan kepalanya. Terus menatap Susan. Matanya seakan menusuk Susan begitu dalam. Berhasil membuat wanita pujaannya itu kikuk seketika.

"Apa maksud mu?"

Susan ketakutan. Tangannya mulai gemetar menghadapi Edward yang mulai terprovokasi emosinya.

"Jawab, Susan!" Edward menaikkan suaranya beberapa oktaf.

"Aku.. Mencoba untuk memaafkan Peter. Memberinya kesempatan kedua untuk memperbaiki ini semua."

Sontak Edward langsung berdiri dari duduknya. Menghadap Susan dengan tubuh tinggi besarnya.

"Ed.. Aku mohon biarkan aku menyelesaikan ini semua dengan cara ku dulu." Susan mengangkat kepalanya untuk menatap Edward.

"Apa dulu kau memberi ku kesempatan kedua, Susan? Jangankan kesempatan kedua, kau bahkan tidak mau mendengarkan penjelasan ku!" Edward menekankan perkataannya.

"Tapi kalian berbeda, Ed! Dia suami ku!"

"Karena itu kau sama bodohnya dengan dia!" Umpat Edward.

Dia menendang meja kaca yang ada di tengah ruangan.

Pyaarrr!!!

Meja kaca itu pecah berkeping-keping. Membuat Susan tersentak kaget. Alice juga segera datang. Memastikan Nyonyanya baik-baik saja.

"Keluar Alice!" Perintah Edward.

Susan dan Alice saling memandang. Mata Susan tak dapat berbohong. Dia sangat ketakutan sekarang. Namun tubuhnya seakan terpaku di sofa hitam itu. Dia terus mencengkram tas jinjingnya dengan erat.

"KELUARRRR!!!" Teriak Edward.

Sontak Alice segera mengangkat kakinya untuk keluar dari sana. Tak mau menjadi sasaran empuk Edward yang sedang terbakar amarah. Lagi pula dia tau, Edward tak mungkin menyakiti Susan. Kecuali menyakitinya dengan kenikmatan di atas ranjang.

Edward mulai mengambil stick golf nya. Stick golf berlapis emas kesayangan Edward. Dia mulai menghancurkan hiasan hiasan di atas meja. Guci guci mahal. Juga lukisan lukisan di dinding.

Pyarrrr!! Pyaarrr!!!

Suara guci guci itu pecah. Bahkan tampias kacanya mengenai pipi Edward. Menggores sedikit wajah tampannya. Darah mulai mengalir dari luka yang terbuka.

Namun dia masih belum puas. Masih menghancurkan benda benda di sekitarnya. Melampiaskan kekecewaannya ke benda-benda yang tak bersalah itu.

Sedangkan Susan yang melihat itu menahan nafas. Ketakutan. Gemeteran. Menangis. Ingin meminta tolong, tapi pada siapa? Tak seorang pun berani melawan Edward disini. Bibi Rose sekalipun.

Edward mulai memandang Susan. Melihat wanita itu penuh ketakutan dan tak bergerak sedikitpun. Bahkan tak berani menghapus air matanya.

"Susan! Apa kau tidak sadar kau sudah di bodohi! Dia juga sudah mengkhianati mu! Dia juga sudah menghancurkan Alpha Group! Kalau aku tidak mengambil keputusan, Alpha Group sudah di akuisisi oleh mafia lainnya! Buka mata mu!" Edward mulai meracau.

Susan hanya diam dengan tangisannya. Karena dia sudah tau, Edward pasti akan marah pada dirinya.

Pyaaarrr!!

Edward menghancurkan guci yang lain.

"Sudah, Ed!" Pinta Susan.

Edward yang sudah di kuasi oleh setan menghampiri Susan. Dia mencengkram rahang Susan dengan keras. Matanya menatap dengan tajam. Setajam silet. Atau bahkan lebih. Nafasnya panas dan cepat. Membuat Susan mematung ketakutan.

"Kau jangan menutup mata dari kenyataan!" Kata Edward.

Susan menggeleng. "Dia sudah berjanji pada ku. Lagi pula perempuan itu sudah tidak ada kan?" Kata Susan pelan.

Jantung Edward semakin terpacu mendengar itu. Karena nyatanya Susan sudah tertular virus bodoh yang di miliki oleh Peter.

"Tidak ada? Kau bilang dia tidak ada?" Edward melepaskan cengkramannya.

Bagaimana bisa Susan mengatakan Anna sudah tidak ada? Sedangkan Edward sendiri yang mengurung wanita itu di penjara bawah tanahnya.

"Aku akan membawa mu bertemu dengannya sekarang!" Kata Edward.

Sontak mata Susan membulat dengan sempurna mendengar itu. Sekarang? Apa maksud Edward? Tunggu, Susan. Kau belum tau kenyataan pahit lainnya.

Edward segera menarik tangan Susan dengan paksa. Membuat tubuh kecil Susan terpelanting karena mengikuti langkah panjang Edward.

Bersambung..

1
Riska Rosiana
skakmat🔥
mahessa
lahhhh🤣
mahessa
over all ini keren sih, wajib baca sih, terutama yg suka dirty novel, aku rekomendasi yg ini
mahessa
setuju sm si edward
Andreee
bakal jd masalah baru
mahessa
mampuss lu
mahessa
pikiran lu aja njingg
mahessa
betolll
mahessa
cekik aja
mahessa
kebiasaan
mahessa
fix ceraiii
mahessa
ya Allah Ed🤣
mahessa
waduhhh
mahessa
hmm si Edward
mahessa
iyalah, masa A🤣
mahessa
di kasih paham ya🤣
mahessa
flirting murahan🤣
mahessa
😶😶😶😶😶😶😶😶😶
mahessa
nah kan, udah ku duga dr awal kemunculannya
mahessa
ada karakter baru, pasti jg punya peran baru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!