NovelToon NovelToon
SUSAN

SUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Susan tak pernah menyangka dirinya di timpa begitu banyak masalah.

Kematian, menghianatan, dan perselingkuhan. Bagaiamana kah dia menghadapi ini semua?
Dua orang pria yang menemaninya bahkan menyulitkan hidupnya dengan kesepakatan-kesepatan yang gila!

Akan kah Susan dapat melewati masalah hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Edward meminum jus jeruk yang di sediakan oleh Alice. Masih duduk disana sambil menunggu Susan keluar dari kamar. Bagaikan singa yang menunggu hidangan daging.

Lalu, tak lama kemudian, Alma keluar dari kamar rawat Tuan Sanders. Menoleh kesana kemari mencari seseorang.

"Dimana Nyonya Susan?" Tanya Alma pada Traver.

"Kenapa?" Traver malah bertanya balik.

"Tuan Sanders sudah sadar dan beliau mencari Nyonya Susan." Kata Alma.

Traver menutup mata. Ini bukan waktu yang tepat. Karena Susan sedang bersembunyi dari Edward. Tapi sebenarnya dia juga senang Tuan Sanders akhirnya sadar.

Edward tersenyum sinis. Dia tau sebentar lagi Susan akan keluar dari kamar. Tanpa dia perlu melakukan apapun. Mau tidak mau kan? Karena Tuan Sanders sedang mencarinya.

Dan benar saja. Susan seketika membuka pintu kamar saat mendengar ucapan Alma. Dia seakan lupa bahwa di luar sana ada moster yang akan menangkapnya.

Susan terkejut saat keluar dari kamar melihat Edward duduk sambil memandangi dirinya. Seakan tertangkap basah. Namun, dia segera berlalu masuk ke dalam kamar rawat Tuan Sanders.

Susan duduk di kursi sebelah ranjang Tuan Sanders. Memegang tangan ayahnya yang sudah terpasang infus.

"Ayah.." Sapa Susan.

Tuan Sanders tersenyum sangat tipis. Hampir tak terlihat. Dia berusaha menggenggam tangan Susan.

"Kemana saja kau?" Tanya Tuan Sanders.

"Maaf yah, aku dan Peter ada beberapa pekerjaan. Saat kami kembali ayah sudah tidur." Kata Susan berbohong agar ayahnya tak khawatir.

"Ayah rasa.. Sudah waktunya."

"Waktunya apa?" Tanya Susan lemah lembut.

"Waktu ayah tak lama lagi."

"Ayahhh.. Ayah jangan bicara seperti itu, ayah pasti sembuh." Kata Susan.

"Ada kotak hitam di lemari ayah. Carilah! Ayah tak mau membawa rahasia ini ke liang lahat." Kata Tuan Sanders.

Susan keheranan. "Apa itu?"

"Buka itu saat ayah sudah tiada, ya. Karena ayah tak sanggup melihat mu sedih lagi, nak."

"Ayah.. Ayah harus kuat. Aku butuh ayah! Ayah bilang ingin memiliki cucu kan! Aku pikir akan mencoba bayi tabung setelah ini! Peter juga pasti setuju dengan ide ku." Kata Susan mencoba menghibur.

Tuan Sanders hanya tersenyum lalu air matanya mengalir. Susan menghapus air mata itu. Dia jadi ikut menangis.

"Ayah minta maaf atas nama Peter. Ayah yang salah mendidiknya!"

"Sudah.. Ayah jangan meracau seperti ini. Ayah istirahat saja ya, aku akan temani disini."

Tuan Sanders hanya tersenyum. Diam membisu.

Tiba-tiba terdengar suara yang tak ingin di dengar oleh siapapun.

Tit Tit Tit.. Tittt.... Titttt...

Suara yang menandakan detak jantung Tuan Sanders sudah tak berdetak lagi. Sontak Susan langsung histeris dan panik. Dia memencet bell memanggil dokter. Traver dan Alice juga segera masuk mendengar suara Susan yang berteriak memanggil dokter.

Dokter Joshua segera datang dan memberikan pertolongan pada Tuan Sanders. Dan perawat yang bersamanya meminta mereka untuk menunggu di luar.

Namun, Susan enggan untuk meninggalkan ayahnya. Dia menangis sejadi-jadinya. Tak mau di tinggalkan begitu saja. Dia sudah di tinggal ayahnya, sekarang dia juga harus di tinggal ayah mertuanya.

Traver dan Alice kewalahan menahan tubuh Susan yang ingin menghampiri ayahnya.

Edward yang melihat itu langsung menghampiri Susan dan menggendongnya keluar dari kamar rawat.

Edward membawanya duduk di sofa, namun Susan menolak dan kembali berlari ke arah pintu. Edward segera menahan wanita itu dan memeluknya erat. Susan tak mampu lagi melawan, dia kehabisan tenaga karena berteriak dan menangis histeris dari tadi.

Dia terduduk di atas lantai, menangis di pelukan Edward.

"Ayahhh.." Kata Susan di sela-sela tangisannya.

Edward tak tega melihat Susan menangis seperti itu. Dia memeluk Susan dengan erat, mencoba menyalurkan kekuatan pada wanita itu.

"Ayah jangan tinggalkan akuu!!"

Traver dan Alice pun menahan tangisan mereka. Tak tega melihat Susan yang histeris.

"Lepaskan aku, Ed!" Susan memukul tangan Edward yang menahannya.

"Tenangkan diri mu!" Kata Edward.

"Ayahhh.. Ayah ku, Ed! Ayah kuuuu..." Kata Susan sambil terus menangis.

Dokter Joshua keluar dari kamar rawat. Wajahnya sudah bisa menjelaskan apa yang terjadi. Traver bertanya padanya dan dia hanya menjawab dengan menggelengkan kepala. Membuat Susan syok dan membulatkan kedua matanya.

Dia langsung melepaskan tangan Edward dan berlari masuk ke dalam kamar rawat. Menabrak tubuh Joshua yang berdiri di ambang pintu.

Susan langsung memeluk tubuh ayah mertuanya yang sudah tak bernyawa lagi. Susan menggoyang-goyangkan tubuh pria tua itu. Memohon untuk menemaninya sebentar saja.

Namun, waktunya sudah tiba. Tuan Sanders sudah tiada. Tubuhnya sudah dingin dan kaku. Malangnya Susan harus kehilangan sosok yang begitu menyayanginya. Sosok yang sudah menggantikan ayah kandungnya. Dia juga harus melewati ini seorang diri.

Karena terus menangis, Susan kelelahan. Dia akhirnya pingsan. Edward segera menangkap tubuhnya sebelum jatuh ke lantai. Membawanya ke kamar dan merebahkan tubuh wanita itu di atas ranjang.

Edward akhirnya mengambil alih semuanya. Dia meminta Alice untuk mengurus administrasi Tuan Sanders. Sedangkan James di minta untuk mengurus pemakaman. Traver di minta untuk menjaga Peter. Sedangkan dirinya sendiri yang akan menjaga Susan.

Edward memandangi Susan. Wanita yang dia cintai ini begitu rapuh. Dia memikirkan bagaimana jika Susan tau perselingkuhan Peter dengan Anna hingga mereka memiliki seorang anak.

Bahkan Susan sendiri sudah sangat dekat dengan anak itu? Edward mengumpati Peter di batinnya.

Selama ini dia diam saja saat Susan menikah dengan Peter. Namun, saat mencium bau mengkhianatan, Edward tak tinggal diam. Dia menyelidiki semuanya, hingga semua terbukti. Bahkan Susan pun tak sengaja bertemu dengan selingkuhan Peter.

Edward sudah sejak lama mencurigai gerak-gerik Peter. terutama saat Susan Beauty Skin bangkrut di tangan Peter. Dia merasa ada yang salah disana. Karena Susan mendirikan kilinik kecantikan itu bersama dengan dirinya. Jadi dia tau betul seluk beluknya.

Ternyata setelah mencari tau semuanya, dia menemukan sosok Anna yang menjadi orang ketiga di hubungan Susan dan Peter. Membuatnya naik pitam dan sangat membenci Peter.

Selama ini dia diam saja karena melihat Susan bahagia dengan Peter. Namun, setelah mengetahui rahasia Peter. Dia ingin sekali merebut Susan dari sisi pria itu. tak terima jika wanita yang dia cintai di sia-siakan begitu saja.

********

Saat di pemakaman, Susan hanya diam mematung. Tak sanggup berkata apapun. Dia hanya menyandar di batu nisan ayahnya.

Para pejabat dan rekan kerja banyak yang berdatangan untuk melayat. Mereka merasa heran saat melihat Edward yang menemani Susan disana. Bukan Peter.

Desas-desus mulai bermunculan. Dari Susan yang berselingkuh, Edward merebut Susan dari Peter bahkan ada yang mengira Peter di bunuh oleh Edward.

Susan sayup-sayup mendengar gosip mereka namun enggan untuk menanggapi. Tenaganya sudah terkuras habis. Bahkan untuk menangis pun dia sudah tak sanggup.

Alice mengajaknya pulang setelah sekian lama menunggu. Edward hanya diam memandangi Susan. Untungnya wanita itu mau di ajak pulang sekarang. Karena hari sudah sore dan mendung.

Edward dan Susan naik mobil yang sama. Susan sama sekali tak melihat ke arah Edward. Dia hanya memandangi awan mendung lewat jendela mobil. Menyandarkan kepalaya disana, pertanda dia sudah putus asa.

Edward pun tak bergeming. Dia tau betul apa yang di rasakan oleh Susan sekarang. Kehilangan dua sosok ayah yang sangat menyayanginya pasti membuatnya sangat hancur berkeping-keping.

Sesampainya di mension, Susan langsung pergi ke dalam kamarnya. Dengan langkah yang gontai dan lemah dia menaiki tangga dengan perlahan.

Susan sama sekali tak mengubris keberadaan Edward dan Alice yang sedari tadi mengajaknya bicara. Dia menutup pintu dan merebahkan diri di atas ranjang.

Rentetan kejadian beberapa hari terakhir membuatnya seperti ingin meledak.Tak sanggup menanggapi. Bahkan jika sekarang Edward ingin memakannya, sepertinya Susan tak akan melawan atau bahkan tak akan mendes*ah sedikitpun.

Dia seperti kehilangan nyawanya.

Di lantai bawah. Edward memerintahkan Alice untuk menemani Susan atau sekedar berjaga di depan kamarnya. Takut-takut jika nanti Susan membutuhkan bantuan.

Alice mengangguk dan segera pergi ke lantai atas menuju kamar Susan.

Sedangkan Edward memutuskan untuk pulang. Dia tau Susan butuh waktu sendiri. Butuh waktu untuk menenangkan dirinya sendiri. Ya, begitulah Susan. Saat sedih dia akan mengurung diri bersama dengan buku-bukunya.

Tak mau di ganggu. Tak mau di ajak bicara.Bahkan tak mau makan. Edward berpikir akan kembali nanti saat Susan merasa sedikit tenang.

Bersambung...

1
Adi Putra
ku tunggu janda mu🤣
Adi Putra
dalam batin Edward, akhirnyaaaa🤣
Adi Putra
menggatal🤣
Riska Rosiana
🥲🥲🥲
Riska Rosiana
auto trauma🤣
Andreee
kesempatan🤣
Andreee
mampus kouu ana
Andreee
pokol teros peterr, jan kasih amponn
Andreee
🤣🤣🤣🤣
Andreee
amunisi gk tuu
Adi Putra
kasi napas eddd🤣
Riska Rosiana
🤣🤣🤣🤣
Olivia
susan bakal plh pa y
Adi Putra
Edward ini katanya cinta, tp nyusain susan mulu y
Olivia
Peter bangs*t bgt ya, benci bgt gue
Olivia
Peter ma Anna jodoh keknya, sama2 gk ada otak
Riska Rosiana
Wait waittt Peter bisa menggila jg ye
Riska Rosiana
Oh jadi si Peter yg selingkuh..aku kira susan yg bakalan selingkuh ama edward
Riska Rosiana
kayaknya Susan ini masih ada perasaan ya sm si edward
Adi Putra
si Edward bener bener lu ye
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!