NovelToon NovelToon
Star Shine The Moon

Star Shine The Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Murni
Popularitas:515
Nilai: 5
Nama Author: Ulfa Nadia

Setelah kecelakaan misterius, Jung Ha Young terbangun dalam tubuh orang lain Lee Ji Soo, seorang wanita yang dikenal dingin dan penuh rahasia. Identitasnya yang tertukar bukan hanya teka-teki medis, tapi juga awal dari pengungkapan masa lalu kelam yang melibatkan keluarga, pengkhianatan, dan jejak kriminal yang tak terduga.

Di sisi lain, Detektif Han Jae Wan menyelidiki kasus pembakaran kios ikan milik Ibu Shin. Tersangka utama, Nam Gi Taek, menyebut Ji Soo sebagai dalang pembakaran, bahkan mengisyaratkan keterlibatannya dalam kecelakaan Ha Young. Ketika Ji Soo dikabarkan sadar dari koma, penyelidikan memasuki babak baru antara kebenaran dan manipulasi, antara korban dan pelaku.

Ha Young, yang hidup sebagai Ji Soo, harus menghadapi dunia yang tak mengenal dirinya, ibu yang terasa asing, dan teman-teman yang tak bisa ia dekati. Di tengah tubuh yang bukan miliknya, ia mencari makna, kebenaran, dan jalan pulang menuju dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulfa Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

제32장

Jae Wan duduk di depan layar komputer, matanya menatap rekaman CCTV yang dikirim dari kios ikan milik Ibu Shin. Api mulai terlihat pukul 02.17 dini hari. Sosok pria bertudung hitam muncul di sudut layar, menyiramkan cairan ke bagian belakang kios, lalu menyalakan korek api.

“Sudut kamera terlalu sempit,” gumamnya. “Tapi gerakannya... bukan amatir.”

Ia memperbesar gambar, memperhatikan detail sepatu, postur tubuh, dan cara pria itu melangkah. Ada sesuatu yang familiar. Ia membuka folder data pelaku kriminal yang pernah ia tangani. Mencocokkan gerakan, tinggi badan, dan pola pembakaran.

Beberapa menit kemudian, wajahnya berubah.

“Tidak mungkin...” bisiknya.

Ia mencocokkan gambar dengan salah satu profil lama anggota geng jalanan bernama Serigala Hitam. Nama pria itu: Nam Gi Taek. Dikenal sebagai eksekutor lapangan. Jae Wan berdiri, mengambil jaketnya. Ia tahu ini bukan pembakaran acak. Jika Nam Gi Taek terlibat, maka ada yang menyuruhnya.

Ia keluar dari kantor bersama Min Seok, berjalan cepat menuju mobil dinasnya. Dan ketika itu mobil melaju membawa mereka ke suatu tempat. Lampu jalan redup memantul di kaca depan mobil dinas yang terparkir diam. Di dalamnya, Jae Wan dan Min Seok duduk mengamati gedung tua yang dikenal sebagai markas lama geng Serigala Hitam. Bangunan itu tampak sepi, tapi Jae Wan tahu, tempat seperti itu tak pernah benar-benar kosong.

“Aku nggak yakin Nam Gi Taek masih datang ke sini,” gumam Min Seok sambil memegang teropong kecil. “Dia buron. Tempat ini pasti udah nggak aman buat dia.”

Jae Wan tetap menatap lurus ke arah pintu besi yang tertutup rapat. “Justru karena dia buron, dia akan datang ke sini. Geng Serigala Hitam satu-satunya tempat yang bisa ngelindungi dia. Dia bukan anggota biasa, dia eksekutor yang kejam dan dia cukup penting bagi geng serigala. Ketua geng serigala hitam pasti nggak akan biarin dia jalan sendiri, mereka pasti akan mendukung Nam Gi Taek dari belakang.”

Min Seok mengangguk pelan, mulai memahami logika itu. “Baiklah. Kalau begitu kita harus semangat buat nangkap dia. Aku udah nggak sabar pengen tahu motifnya bakar kios Ibu Shin.”

Jae Wan tak menjawab. Tapi sorot matanya cukup bicara ia juga penasaran. Sangat. Terlalu banyak kejanggalan dalam kasus ini. Dan satu nama terus muncul di benaknya, CEO Jung.

Min Seok tiba-tiba membuka percakapan lain, nadanya ragu. “Eh... kamu tahu nggak berita yang lagi viral banget di medsos?”

Jae Wan menoleh, alisnya terangkat. “Berita apa?”

“Kang Ilsan. Dia diangkat jadi pimpinan Songhwa Entertainment. Memggantikan CEO Song.”

Jae Wan membeku sejenak. “Kang Ilsan?” ulangnya, memastikan.

“Iya. Bukankah dia sepupumu? Jadi kamu belum tahu ya? Beritanya udah di mana-mana.”

Perasaannya tiba-tiba jadi tak menentu. Bagaimana mungkin Kang Ilsan bisa menjadi pimpinan sebuah agensi keartisan apalagi Songhwa, yang jelas-jelas dimiliki oleh CEO Jung? Untuk bisa menduduki posisi itu, Ilsan pasti mengenal CEO Jung secara langsung. Tapi justru hubungan itulah yang membuat Jae Wan semakin penasaran. Ada sesuatu yang tidak biasa. Sesuatu yang belum terungkap. 

Apakah CEO Jung tahu bahwa Kang Ilsan adalah saudara sepupunya? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Jae Wan. Ia tahu betul betapa manipulatifnya CEO Jung jika hubungan darah itu diketahui, bukan mustahil akan dijadikan alat untuk menundukkan Ilsan. Atau lebih dari itu... CEO Jung bisa mencelakai Ilsan kapan pun ia mau, tanpa ada yang berani menentangnya.

Keterkaitan ini membuat Jae Wan semakin gelisah. Ada sesuatu yang tidak beres. Terlalu banyak benang yang saling bersilangan, dan semuanya bermuara pada satu titik: Songhwa Entertainment.

Ia menarik napas panjang. Yang pasti, ia harus mulai berhati-hati. CEO Jung mulai menunjukkan cakar dan taringnya. Dan Jae Wan tahu, ketika predator mulai bertahan, itu artinya ada sesuatu yang sedang ia lindungi atau sembunyikan.

Untuk sesaat, pikirannya melayang. Dan satu wajah muncul di benaknya: Ha Young.

Ia menggenggam kemudi pelan, matanya menerawang ke luar jendela. Apa Ha Young baik-baik saja? Pikirnya. Di tengah semua kekacauan ini, ia tak bisa mengabaikan rasa khawatir yang tiba-tiba menyusup.

Undangan Ha Young untuk pesta tahun baru di apartemennya malam ini sedikit menenangkan hatinya. Setidaknya, nanti malam ia bisa melihatnya langsung. Bisa memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja. Bahwa belum ada bahaya yang mendekat. Dan jika ada... Jae Wan akan jadi orang pertama yang berdiri melindunginya.

Ha Young sibuk menata peralatan makan di meja ruang tengah bersama Eunjung. Sendok, garpu, piring, dan serbet dilipat rapi, semuanya disusun dengan penuh perhatian. Di dapur kecil, Yeo Jin tampak sibuk sendiri, membuka lemari minuman dan menimbang-nimbang botol wine yang akan mereka sajikan malam ini.

Eunjung membawa mangkuk salad ke meja, matanya sempat melirik ke arah dapur tempat Yeo Jin sibuk memilih botol wine. Padahal sebelumnya mereka sudah sepakat hanya akan menyajikan bir malam ini. Tapi ternyata Ha Young meminta sesuatu yang lebih elegan. Ia merasa tak enak hati karena Kang Ilsan akan hadir di pesta tahun baru bersama mereka, Ilsan atasan barunya, dan seseorang yang cukup berpengaruh di Songhwa. Menyuguhkan bir saja terasa kurang pantas.

Ponselnya bergetar pelan di saku. Ia membuka layar dan membaca pesan dari Hee Jae.

Aku ingin bicara. Bisa temui aku di bar nanti sore? Ada hal penting.

Wajah Ha Young langsung memerah. Ia menatap layar ponsel lama, membayangkan kemungkinan yang membuat jantungnya berdebar. Apa mungkin... Hee Jae ingin mengungkapkan perasaannya?

Ha young melihat Eunjung yang berlari terburu-buru masuk ke toilet, Ia lalu mendekati Yeo Jin yang sedang menyusun gelas wine di rak.

“Manager Seo,” bisiknya pelan. “Aku akan menyusul ke pesta barbeque nanti malam. Hee Jae eoppa ingin bertemu denganku.”

Yeo Jin menoleh, tersenyum tipis. “Oh begitu.”

“Kalau Eunjung tanya, bilang saja aku pulang sebentar ke rumah. Jangan bilang soal Hee Jae, ya.”

“Baiklah. Akan aku katakan seperti itu,” sahut Yeo Jin, nada suaranya tenang tapi matanya menyimpan rasa ingin tahu.

Ha Young mengambil tas kecilnya yang sejak tadi tergeletak di sofa, lalu menarik mantel dari tripod besi di sudut ruangan. Ia bersiap untuk keluar, langkahnya sudah hampir mencapai pintu ketika bel apartemen tiba-tiba berbunyi. Suara itu membuatnya dan Yeo Jin saling berpandangan, terdiam sejenak. Jam masih menunjukkan sore hari belum waktunya tamu datang, apalagi untuk acara malam nanti.

Dengan langkah cepat, Ha Young menuju pintu dan melihat layar CCTV. Matanya membesar. Di depan apartemen, berdiri Kang Ilsan, mengenakan mantel abu-abu dan senyum ramah yang khas, lesung pipinya tampak jelas di balik rona kemerahan wajahnya.

Yeo Jin mendekat, ikut melihat layar. Ia mengernyit. “Bagaimana bisa CEO Kang sudah datang secepat ini?” pikirnya. “Acaranya baru dimulai nanti malam.”

Ha Young membuka pintu. Ilsan langsung menyapa dengan nada ringan, seolah mencoba meredakan kekakuan. Ia menyebutkan bahwa ia datang lebih awal karena tak ada pekerjaan lain, dan merasa tak enak jika hanya menunggu waktu berlalu sendirian.

Namun Ha Young tetap menunjukkan ketegasan. Waktu masih sore, dan kedatangannya jelas terlalu cepat. Ilsan, menyadari hal itu, menawarkan diri untuk membantu persiapan. Ia tampak berusaha menjaga sikap, tak ingin dianggap lancang.

Ha Young menatapnya sejenak, lalu berkata bahwa ia akan keluar sebentar. Nada suaranya sedikit terganggu, khawatir meninggalkan tamu di apartemen. Tapi Ilsan langsung menenangkan, mengatakan bahwa ia bisa berbincang dengan Yeo Jin sementara menunggu.

Yeo Jin hanya menjawab singkat, mengiyakan.

Ha Young pun berpamitan, melangkah keluar dengan langkah cepat. Di belakangnya, suara Ilsan terdengar samar, menyetujui kepergiannya.

Setelah pintu tertutup, Ilsan menoleh pada Yeo Jin dan bertanya ke mana Ha Young pergi. Tapi Yeo Jin, yang terbiasa menjaga batas profesional, hanya menjawab bahwa Ha Young pergi menemui temannya. Jawaban itu cukup untuk Ilsan. Ia bisa membaca bahwa Yeo Jin tidak akan membocorkan hal-hal pribadi, dan itu membuatnya diam-diam menghargai sikap manajer muda itu.

1
knovitriana
update Thor, saling support
Xia Lily3056
Gemesin banget si tokoh utamanya.
Muhammad Fatih
Membuat terkesan
🥔Potato of evil✨
Aku bisa merasakan perasaan tokoh utama, sangat hidup dan berkesan sekali!👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!