Awalnya Andien begitu dingin pada seorang pria tampan yang sedang melakukan kkn di wilayah tempat tinggalnya.
Reza yang begitu terpukau dengan kecantikan Andien berusaha mendekati gadis itu dengan segala cara.
Ketika Reza mampu menaklukkan hati Andien hingga gadis ini hamil. Sayangnya Reza ingkar dengan janjinya saat merenggut kesucian Andien.
Gadis ini akhirnya meninggalkan tanah air dan menerima bea siswa dari universitas luar negeri yang pernah ia daftar. Di sanalah ia melahirkan bayi kembar empat yang merubah hidupnya menjadi wanita tangguh mengurus ke empat anaknya.
Tujuh tahun berlalu, Reza dipertemukan kembali dengan Andien ketika keempat anaknya tercatat sebagai bocah jenius yang mampu menciptakan alat perekam digital yang mampu menembus pasar gelap bagi para mafia.
"Apakah Andien akan memaafkan Reza yang pernah mengabaikan permohonannya?"
"Apakah Reza mau mengakui kepada dunia untuk anak kembar empat yang pernah ia minta untuk digugurkan?"
Ikuti perjalana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Batal
Baik keluarga Reza maupun keluarga Monika, sangat syok mengetahui kebenaran yang menyakitkan buat mereka. Monika begitu ketakutan saat dua keluarga itu menatap dirinya terutama pada perutnya dengan tatapan membunuh.
Iapun tidak bisa lagi berkelit ataupun melangkahkan kakinya untuk segera meninggalkan tempat itu secepatnya. Kaki dan tangannya seakan terikat dengan peluh dingin mulai merambah sekujur tubuhnya.
"Benarkah yang dikatakan Reza, Monika?" Tanya ayah Monika.
Monika mengangguk pasrah.
"Ini sangat memalukan!" Ucap tuan Handoyo lalu mengajak istrinya untuk meninggalkan restoran itu tanpa basa-basi pada keluarga Monika.
"Cari lelaki yang telah menghamili kamu Monika!" Titah ayahnya dengan bentakan membuat tubuh Monika makin gemetar.
Monika tidak bisa menjawabnya karena dirinya sendiri tidak mengetahui siapa ayah dari bayi yang ia kandung karena dirinya ditiduri banyak lelaki.
"Aku bisa menjaga dan mengolah perusahaanku dengan baik dan berkembang pesat, namun aku gagal menjaga satu putriku yang akan menjadi pewaris tunggal perusahaan milikku." Ucap tuan Herawan lalu meninggalkan restoran itu diikuti istrinya.
Monika begitu malu karena dirinya tidak bisa menjadi gadis panutan bagi keluarganya. Kekayaan orangtuanya telah memanjakan dirinya di jalan yang salah. Satu-satunya harapan dirinya ingin menjebak Reza untuk bisa menjadikan pria tampan itu sebagai suaminya dan ayah dari anaknya kini berubah menjadi malapetaka besar untuk dirinya.
Aibnya dibongkar oleh lelaki tampan itu di depan keluarga besarnya, membuat dirinya sangat malu saat ini." Reza, aku akan membuat perhitungan denganmu suatu saat nanti." Ucap Monika begitu sedih.
Reza berjalan di pesisir pantai laut Ancol sambil memandangi kerlip bintang-bintang yang bertaburan di langit dalam pekatnya malam. Bau air laut dengan suara hempasan ombak yang terlihat tenang memecahkan kesunyian malam itu.
"Mengapa Andien begitu cepat melupakan hubungan kami walaupun hanya sesaat saja. Apakah ia mau menikah dengan pria bule itu untuk menutupi aibnya dan ingin menjadikan pria itu menjadi ayah dari anakku?" Tanya Reza dalam keheningan malam.
Reza melempar setiap batu yang di pegangnya ke atas permukaan laut. Penyesalan yang begitu mendalam yang ia rasakan saat itu." Andai saja aku masih punya kesempatan kedua, mungkin aku bisa menebus kesalahanku karena telah menolak bertanggungjawab atas anakku yang saat itu sedang tumbuh di rahim Andien. Ah, Andien!" Mengapa begitu berat menanggung beban kerinduan dan penyesalan hingga kini membuat apa yang aku lakukan menjadi tidak berguna saat ini. Aku hanya membutuhkan kamu dan anak kita. Apakah kamu sudah melupakan aku Andien...?"
Di saat yang sama, Andien terjaga dalam tidurnya karena sedang bermimpi mendengar keluhan Reza." Aku tidak akan pernah bisa melupakan kamu, mas Reza!" Andien tersentak lalu terbangun saat mengetahui pertemuannya dengan Reza hanya ada dalam mimpi.
Andien melirik jam dinding yang ternyata sudah jam 12 siang." Astaga!" Kenapa aku bisa mimpi siang bolong begini." Ucap Andien lalu bergegas bangkit menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Tok....tok!"
Cek ..lek..
Pintu kamar Andien terbuka. Suster Anna mengantar ke empat bayi Andien untuk disusui ibu muda ini.
"Wah!" Dari tadi tunggu mama bangun ya sayang!" Maaf ya mama ketiduran karena baru masuk kuliah lagi." Ucap Andien lalu mengambil dua bayinya untuk ia susui kanan dan kiri diantara belahan dadanya.
Suster Anna meninggalkan keempat bayi Andien lalu ia pun membereskan pakaian bayi-bayi itu yang baru saja di gosoknya tadi saat bayi kembar empat itu pada tidur.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Tidak terasa, waktu cepat berlalu. Andien sudah menyelesaikan pendidikan strata satu di Columbia. Usia bayi kembarnya genap berusia satu tahun. Andien merayakan ulang tahun bayinya di apartemen miliknya dengan tuan Leo dan dua pelayannya.
Acara itu hanya dilakukan oleh Andien dan bayinya sendiri mulai dari meniup lilin dan memotong kue ulangtahun mewakili keempat bayinya karena saat ini mereka sudah pada terlelap.
Tuan Leo memberikan banyak hadiah untuk si kembar empat sesuai dengan jender mereka masing-masing. Tidak lupa tuan Leo juga memberikan hadiah untuk Andien berupa buku-buku yang berhubungan dengan ilmu yang dipelajarinya.
Hanya buku yang menjadi kegemaran Andien. Jika hadiahnya buku, Andien tidak pernah menolaknya. Sementara hadiah lain yang terlihat begitu mewah ditolak Andien mentah-mentah. Andien merasa kalau hadiah yang terlalu berlebihan dari tuan Leo memiliki makna tersendiri untuknya dan Andien tidak akan menggantikan hadiah mewah itu dengan hatinya.
Walaupun begitu, tuan Leo tidak pernah menyerah untuk mendapatkan Andien dan satu paket dengan keempat bayinya.
"Selamat ulangtahun anak-anakku, semoga selalu sehat dan cepat besar." Ucap Andien lalu mencium putra putrinya secara bergantian.
"Andien!" Apakah kamu ingin meneruskan pendidikanmu ke jenjang pasca sarjana?" Tanya tuan Leo yang tidak ingin berpisah dengan Andien.
"Entahlah!" Aku ingin bekerja saat ini karena sudah ada perusahaan yang siap menerimaku." Ucap Andien.
"Mengapa kamu tidak bekerja di perusahaanku Andien?" Tanya tuan Leo.
"Perusahaan milik tuan Leo semuanya hampir bergerak di dunia bisnis dan itu bukan bidangku." Tolak Andien yang tidak ingin berutang budi pada tuan Leo.
Andien bekerja di salah satu perusahaan pembuatan roket namun lebih kepada bagian IT yang ada di negara tersebut. Kehebatan Andien di kampusnya, membuat banyak perusahaan yang berhubungan dengan ilmunya menawarkan pekerjaan pada ibu empat anak ini yang sangat jenius.
Sejalannya waktu, keempat bayi kembar Andien sudah mulai besar dan kini berusia lima tahun. Andien yang sudah menyelesaikan pendidikan strata tiga ini sudah menjadi wanita karir yang sukses.
Ia pun membeli rumah mewah dengan segala fasilitasnya. Ia sekarang memperkejakan banyak pelayan dirumahnya untuk mengurus keempat bayinya selama ia bekerja.
Hanya hari libur, Andien bisa me time dengan ke empat anaknya. Seperti pagi itu, Andien mengajak anak-anaknya berenang bersama di kolam renang di halaman belakang rumahnya. Keceriaan anak-anaknya membawa kebahagiaan tersendiri untuk dirinya. Apa lagi saat ini anak-anaknya sudah mulai memasuki usia sekolah. Andien memperhatikan anak-anaknya yang saat ini sedang bermain setelah berenang bersamanya.
Anak-anak itu berlarian sambil memegang mainan mereka masing-masing. Hanya saja satu anaknya yang tidak begitu terlihat ceria dan sulit beradaptasi dengan ketiga saudaranya. Putrinya yang bernama Calista lebih memilih membuka ponselnya dan membaca apa saja yang berhubungan dengan dunia kriminal. Andien mendekati putrinya itu, ia mencoba lebih fokus memperhatikan Calista saat ini.
"Kamu tidak ingin bermain kejar-kejaran dengan ketiga saudaramu, sayang?" Tanya wanita yang sudah berusia 23 tahun ini.
"Aku tidak menyukai bermain seperti itu." Ucap Calista tanpa melihat ibunya.
"Apa yang kamu lihat ponsel itu?" Tanya Andien ingin mengetahui kegiatan putrinya yang satu ini.
Calista hanya memperlihatkan game online kepada ibunya padahal bukan itu yang sedang ia tekuni melainkan informasi seputar dunia kriminal yang ingin diketahuinya. Merasa itu adalah hal yang wajar, Andien pun merasa sedikit lega karena menganggap Calista masih normal seperti ketiga saudara kembarnya.
Ndak usah marah...yg jelek buang ke sampah aja ya....🤭🤭🤭🤗🤗
semoga kesehatan dan keselamatan iman dan ilmu u kita semua...🤲🤲..aamiin
semangat trs Thor...💪💪💪..♥️♥️
Terima kasih juga mbak Author sudah di ijinin baca sampai Tamat 🙏👍❤