Hidupku yg sempurna berubah 180° berkat perselingkuhan ayahku. Aku yg dulu hidup bagai tuan putri kini harus bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidupku, belum lagi ibuku yg jatuh sakit pasca perceraian. Bagaiamana aku harus bertahan??
#HowtoFight??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.32 Keamanan
Setelah melaporkan berbagai kejadian ganjil yang terjadi di akhir-akhir ini, Margaret tak langsung merasa aman. Dirinya masih harus waspada pada apapun. Kini Margaret harus kembali ke kantor dan lanjut bekerja karena tak bisa ijin terlalu sering.
Kesibukan membuatnya lupa pada ketakutannya dan kini Margaret tengah fokus pada semua tumpukkan pekerjaan. Satu demi satu ia selesaikan hingga jam pulang tiba. Langkah lelahnya sedang menuju ke apartemen Theresia. Setelah masuk ke dalam kamar barulah dirinya merebahkan tubuhnya yang lelah. Ada begitu banyak kejadian dalam sebulan terakhir, hingga Margaret merasa berat sekali melewati satu hari.
"Kapan cobaan ini berakhir.??" gumamnya.
Setelah kematian ibunya, ayahnya memang lebih sering menghubunginya. Namun, berbagai kejadian aneh dan mengerikan pun terjadi. Seolah-olah mengatakan kalau dirinya harus menjauhi sang ayah. Namun, siapa yang diuntungkan kalau sudah begini?? Jawabannya hanya satu, yaitu Cathy, istri baru ayahnya.
Demi keamannya, Margaret mulai menyusun rencana. Dimulai dari karirnya bersama Kevin, dirinya harus bisa memutuskan berapa lama kira2 dirinya bekerja bersama pria tersebut. Mungkin 3-5 tahun paling sebentar, karena perusahaan Kevin cukup besar dan pengalaman yang didapat pasti cukup banyak. Dengan begitu, tak ada yang berani meremehkan kualifikasinya.
Kedua, cara bertahan hidup. Sampai hari ini Margaret kembali menumpang di apartemen Theresia, meski seperti keluarga tapi ada rasa tak enak bagi dirinya. Mau mencari tempat tinggal baru pun, rasanya dirinya masih takut hidup sendiri. Untuk itulah Margaret menguatkan tubuh dan tekatnya. Karena mungkin saja nanti dirinya akan menghadapi pembunuh bayaran betulan seperti di film-film.
Mulai dari bela diri, peralatan yang bisa dibawa kemana-mana, hingga tempat tinggal, Margaret harus menyiapkan semuanya. Dan kemudian barulah dirinya menabung dan berinvestasi.
Setelah kembali ke perusahaan ayahnya pun semuanya pasti tidak mudah. Dan Margaret tidak tahu posisi Cathy beberapa tahun lagi, semakin kuat atau justru masih sama seperti saat ini. Jika semakin kuat, artinya dirinya harus bersiap. Membayar mata-mata adalah jurus paling ampuh dalam menilai situasi di Indonesia.
Margaret menghubungi Monic dan juga agen mata-mata yang dibisa disewa untuk melihat situasi. Dulu ibunya pernah membayar agen mata-mata untuk mengawasi ayahnya dan Cathy, kini Margaret akan menghubungi mereka untuk memantau pergerakan Cathy dan ayahnya.
Belum cukup dengan semua rencananya, Margaret bahkan tak bisa tidur semalaman memikirkan keamanan dirinya kedepannya. Mencari tempat latihan bela diri, membeli peralatan dan sebagainya. Belum lagi harus mencari tempat tinggal yang aman dan dekat dari kantornya.
Berbagai survei ia lakukan melalui internet. Hingga akhirnya Margaret tidak bisa tidur sama sekali. Saat pagi tiba, kantuknya mulai terasa dan dirinya tertidur sejenak hingga alarm berbunyi.
Kriiing..
"Hmm.. Jam berapa ini??" ucapnya.
Tak ada waktu untuk terkejut saat melihat jam saat ini. Margaret segera bersiap ke kantor meski dirinya masih mengantuk. Setibanya di kantor dirinya tidak terlambat dan bisa langsung duduk dengan nyaman.
"Hoaaamm.. Aku ngantuk sekali." gumamnya.
"Apa yang kau lakukan semalaman?" tanya Kevin membuat Margaret terkejut.
"Aku tidak bisa tidur tuan." jawabnya.
"Kau takut?" tanya Kevin.
"Begitulah." balas Margaret.
"Saat ini waktunya bekerja, kau harus fokus meski harus memaksa matamu." ucapnya.
"Tentu tuan." ucap Margaret.
Sejak pagi dirinya sudah disibukkan dengan berbagai pekerjaan. Mulai dari membereskan dokumen, menemani Kevin rapat dan berakhir dengan ketiduran di mobil.
"Dasar wanita ini, padahal sudah kusuruh waspada tapi malah tertidur sembarangan." ucapnya.
Kevin pun membiarkannya dan tetap menyetir. Namun, saat tiba di kantor Kevin enggan membangunkannya. Diperhatikannya dengan seksama wajah Margaret.
"Cantik.." gumamnya.
"Apa yang kupikirkan saat ini??" gumam Kevin dalam hati.
Setelah memalingkan wajah, lalu Kevin membangunkan Margaret.
"Margaret.. Bangun.."
Tapi Margaret tidak kunjung bangun.
"Nona Margaret..!" ucapnya lebih keras.
"Iya bi.." jawab Margaret spontan.
"Bi?? aku bukan bibi mu.." ucap Kevin kesal.
"Maaf tuan, biasanya hanya bibi pelayan di rumahku yang membangunkanku.." ucap Margaret malu.
"Sudah turun, sudah sampai." ucap Kevin.
Mereka turun dari mobil dan berjalan masuk. Tapi Margaret yang mengantuk membuat kesalahan dan tersandung. Saat hendak jatuh Kevin menangkapnya.
"Aaakk.." ucapnya terkejut.
"Dasar ceroboh.. Margaret cuci wajahmu.. Nanti bisa-bisa pintu atau jendela kau tabrak.." ucap Kevin.
"Baik tuan." ucap Margaret.
Margaret segera menuju ke toilet untuk mencuci wajahnya dan mencoba menahan kantuknya. Dirinya memilih mengunyah permen agar tidak mengantuk. Saat tiba di mejanya, ada segelas es kopi yang menyegarkan disertai dengan memo di gelasnya.
"Minumlah sebelum kau menabrak kaca jendela.." ucap Margaret membaca tulisan tersebut.
"Pasti dari tuan Kevin, pokoknya terimakasih." ucap Margaret.
Lalu di sudut ruangan, Kevin melihatnya dari kejauhan. Senyum kecilnya pun terlihat di wajahnya. Dan Beni memergoki hal itu.
"Tuan, aku juga mau kopi, kenapa hanya Margaret saja?" tanya Beni iri.
"Beli saja sendiri." balas Kevin langsung pergi.
"Dasar bucin.." ucap Beni mulai berani.
"Apa kau bilang??" tanya Kevin.
"Kucing tuan, tadi aku lihat dia melompat." ucap Beni.
Kevin pun langsung pergi ke ruangannya dan malas berdebat dengan Beni. Sementara Margaret kembali bekerja setelah minum kopi pemberian Kevin. Meski masih mengantuk, dirinya mampu menyelesaikan pekerjaannya.
Setelah jam kerjanya habis, Margaret pulang ke apartemen Theresia. Dirinya mampir sebentar ke supermarket untuk membeli makanan. Margaret merasa tak enak sudah menumpang di tempat Theresia. Untuk itulah dirinya berencana membeli beberapa bahan makanan setelah tadi pagi mengeceknya.
Margaret membeli buah, sayur dan beberapa stok makanan lainnya. Hingga pulang dengan menenteng tas belanja di kedua tangannya. Hari ini cukup tenang dan Margaret tak merasakan kalau dirinnya diikuti dari belakang.
Dan pada malam hari, Margaret memasak makan malamnya dengan santai dan menikmatinya. Sedangkan Theresia masih bekerja dan akan pulang besok pagi.
....
Di tempat lain, nampak Cathy sedang menemui seseorang untuk memberikan bayarannya.
"Ini uangnya, karna gagal kau hanya dapat segini." ucap Cathy.
"Dasar pelit."
"Salah sendiri gagal." ucap Cathy.
"Wanita muda itu langsung kabur entah kemana. Dan polisi berdatangan." ucapnya.
"Terserah, pokoknya kau gagal. Maaf saja tak ada bayaran penuh."
"Baiklah, kali ini aku akan mencobanya."
"Hentikan, suamiku mulai menyelidiki hal ini." ucap Cathy.
"Oke, tapi anak buahku sudah tertangkap tahu.."
"Itu masalahmu, dan suruh orangmu yang memasang bom di mobil itu sembunyi. Suamiku mulai bergerak, kalau kita ketahuan kau juga akan tamat." ucap Cathy.
"Ibu tiri itu memang karakter yang jahat.. Hahahaha.."
"Cih, tutup mulutmu, aku bahkan tak sudi jadi ibu tirinya." ucap Cathy.
"Baik nyonya.."
"Saat aku mengabari lagi barulah bergerak." perintah Cathy.
"Siap."
Lalu Cathy pergi dengan mobilnya menuju ke club dimana teman-temannya berada. Wanita itu memilih party dan alkohol demi menghilangkan frustasinya karena gagal mencelakai Margaret. Cathy bahkan sampai minum banyak dan mabuk. Tanpa sadar dirinya dibawa seorang pria ke sebuah hotel dan terjadilah hubungan satu malam.
...----------------...