Aku Menikahi Anak Angkat Ku

Dean yang terbangun dari tidurnya kemudian berjalan mendekati Jendela dan membuka tirainya. Dean melihat hujan yang begitu lebat dari balik jendela kaca kamarnya, sebenarnya jauh dari Alika juga membuatnya merasa terluka walau hanya sesaat tetapi rasanya dia sangat ingin kembali dan memeluk cintanya itu.

Bagi Dean, Alika adalah wanita pertama dan terakhir yang akan dia cintai. Meskipun dia menyadari jika hal itu adalah salah tetapi dia juga tidak ingin kalah, takdir memang tidak bisa menyatukanya dengan Alika sebagai sepasang kekasih tetapi setidaknya dia ingin tetap berada disisi Alika meski hanya berstatus sebagai seorang anak tiri.

Disaat sedang dalam perjalanan mencari Dean kondisi tubuh Johan mulai menurun. Alika yang menyadari hal itu segera membawa Johan pulang dan menyiapkan air hangat untuknya. Keduanya pun kemudian membersikan diri dan berganti pakaian.

Setelah selesai membersihkan diri Alika masuk ke kamar Johan dan melihatnya sedang berdiri didepan jendela.

"Dia pasti baik-baik saja..." Ucap Alika sembari berjalan mendekati Johan.

"Dia tidak suka hujan, karena dia sangat mudah kedinginan... diudara sedingin ini luka bekas operasinya pasti terasa sangat menyakitkan" Ucap Dean dengan hati yang dipenuhi kekhawatiran.

"Percayalah dia pasti akan baik-baik saja, dia anak yang kuat... dia akan segera kembali pada kita" Ucap Alika sembari menata hatinya.

"Kenapa hidupnya begitu menderita? Andaikan aku bisa menggantikannya hal itu pasti sudah aku lakukan, kenapa tuhan tidak membuatku saja yang menderita? Kenapa harus anaku?!" Ucap Johan dengan hati penuh penyesalan.

"Tenangkan dirimu... ku mohon. Dean pasti akan kembali kepada kita dengan keadaan baik-baik saja, percayalah kepada ku" Ucap Alika menenangkan Johan.

Johan kemudian berjalan menuju meja tempatnya biasa bekerja. Johan menghancurkan semua benda yang ada dimeja itu, labtop dibanting, gelas dilempar ke dinding, lampu belajar dilepar ke lantai, buku-buku dilemparkan dan semuanya hancur berserakan.

Alika hanya bisa melihat apa yang dilakukan oleh Johan dengan menitikan air mata. Johan kemudian mengambil serpihan kaca dari gelas yang dia pecahkan dan meremas serpihan-serpihan besar itu hingga berubah menjadi debu halus.

"Cukup! apa yang kau lakukan?!" Ucap Alika yang dengan segera menghentikan tindakan bodoh Johan itu.

Disaat melihat darah mengalir dari tangan Johan, Alika segera menyobek lengan bajunya dan membersikan butiran kaca itu dari tangan Johan. Dengan berlinang air mata Alika membersihkan tangan Johan dan mengobatinya dengan sepenuh hati, Alika kemudian membantu Johan untuk bangun dan membaringkannya ditempat tidur.

Dengan mata yang berkaca-kaca Alika pergi mengambil obat dan air dimangkuk. Alika kemudian mengompres Johan yang mengalami demam karena kehujanan, kemudian mengganti pembalut luka Johan menggunakan perban baru.

Johan menatap Alika yang sedang merawatnya dengan seksama. Bagi Johan Alika memang tidak terlihat seperti Lesa tetapi keduanya memiliki hati yang sama lembutnya.

"Kenapa kau melakukan ini? Apa yang ada didalam pikiran mu itu?" Ucap Alika yang merasa sedih dan kesal.

"Aku hanya marah. Marah kepada diriku sendiri yang tidak berguna ini, aku ini seorang ayah tapi melindungi anakku sendiri saja aku tidak bisa" Ucap Johan dengan menitikkan air mata.

"Kau adalah ayah dan suami yang baik, semua yang terjadi bukan kesalahan mu ataupun kesalahan ku... ini semua adalah permainan takdir"

"Aku tidak pernah mempercayai adanya takdir hingga suatu hari aku dipisahkan dari Lesa, dan disaat aku menemukan mu sebagai pengganti Lesa dihatiku sekarang justru anakku yang hilang entah kemana"

"Kau tidak boleh seperti ini. Kau sudah berjanji kepada ku jika kau akan menemukan Dean dan menghukum orang yang sudah memisahkan kita dari anak kita, lalu kenapa kau justru menyakiti dirimu seperti ini?" Sahut Alika sembari menahan air mata.

"Maaf karena aku tidak bisa mengendalikan diriku" Ucap Johan menyesal.

"Tidurlah... kau harus istirahat" Sahut Alika singkat.

"Kau juga harus istirahat. Aku akan istirahat setelah demam mu turun"

"Alika. Terimakasih, aku mencintai mu... sangat mencintai mu" Ucap Johan yang kemudian tidur dengan memeluk tangan Alika.

Setelah Johan terlelap Alika kemudianelepaskan tanganya dan pergi keluar kamar. Alika masuk ke dalam kamarnya dan menangis disana, Alika mengeluarkan semua beban yang ada dihatinya yang telah disimpannya sejak tadi.

"Maafkan aku... aku sudah mengkhianati cinta mu, aku akan berusaha melupakan cinta ku pada Dean karena aku tidak bisa melihati mu menderita lagi. Cinta ini biarlah menjadi rahasia ku sendiri, jangan sampai kau mengetahui hal ini... karena aku tidak bisa membayangkan sehancur apa dirimu seandainya kau tahu kenyataan jika aku mencintai putra mu. Maafkan aku suamiku" Ucap Alika dalam hati sembari memeluk foto pernikahanya.