NovelToon NovelToon
Kintania Raqilla Alexander

Kintania Raqilla Alexander

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lesyah_Aldebaran

Tidak semua cinta datang dua kali. Tapi kadang, Tuhan menghadirkan seseorang yang begitu mirip, untuk menyembuhkan yang pernah patah.

Qilla, seorang gadis ceria yang dulu memiliki kehidupan bahagia bersama suaminya, Brian—lelaki yang dicintainya sepenuh hati. Namun kebahagiaan itu sekejap hilang saat kecelakaan tragis menimpa mereka berdua. Brian meninggal dunia, sementara Qilla jatuh koma dalam waktu yang sangat lama.

Saat akhirnya Qilla terbangun, ia tidak lagi mengingat siapa pun. Bahkan, ia tak mengenali siapa dirinya. Delvan, sang abang sepupu yang selalu ada untuknya, mencoba berbagai cara untuk mengembalikan ingatannya. Termasuk menjodohkan Qilla dengan pria bernama Bryan—lelaki yang wajah dan sikapnya sangat mirip dengan mendiang Brian.

Tapi bisakah cinta tumbuh dari sosok yang hanya mirip? Dan mungkinkah Qilla membuka hatinya untuk cinta yang baru, meski bayangan masa lalunya belum benar-benar pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lesyah_Aldebaran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Delapan

Malam itu, setelah pulang dari rumah keluarga Tuan Bartles, Qilla langsung melempar tubuhnya ke atas ranjang dengan ekspresi malas.

"Besok aku nggak mau sekolah," gumamnya dengan nada mengadu.

Brian yang sedang melepas jam tangannya menoleh cepat. "Lho, kenapa?"

Qilla memeluk bantal sambil mendesah pelan. "Aku merasa bakal sakit besok." Brian terkekeh kecil, lalu mendekat dan menarik tangan Qilla lembut.

"Coba mas lihat, bagian mana yang sakit? Kalau mulai nggak enak badan, harus minum obat, ya," kata Brian dengan suara yang lembut dan penuh perhatian.

Qilla mengerucutkan bibir. "Tapi sakitnya belum datang. Nanti aja minum obatnya, ya?"

Brian mencium pipi istrinya sekilas. "Hmm. Suhu tubuh kamu normal kok. Nggak ada tanda-tanda mau sakit." Qilla tetap bersikeras.

"Tapi aku yakin besok aku bakal demam," ucapnya dengan nada dramatis.

Brian tersenyum lembut. "Kalau begitu, berhubung besok mas harus kerja pagi, kamu mas antar aja ke rumah ibu, ya? Biar ada yang jagain."

Qilla langsung naik ke pangkuan Brian sambil memeluk erat. "Enggak mau! Aku mau di rumah aja sama mas!"

Brian merasa terhibur dengan reaksi Qilla yang manja, dan dia membalas pelukan Qilla dengan erat.

"Baiklah, kita lihat nanti besok, ya?" kata Brian dengan suara yang lembut, membuat Qilla merasa sedikit lebih tenang.

Tapi tiba-tiba, Qilla mengangkat wajahnya dan berkata pelan. "Mas. Aku pengen punya aegi lagi."

Brian membulatkan matanya, lalu tertawa geli. "Belajar dulu yang rajin, baru nanti kita buat adik buat Noel, ya?"

"Tapi aku pengen sekarang." Rengek Qilla dengan nada manja.

"Katanya takut hamil lagi? Takut dikeluarkan dari seko lah?" goda Brian sambil mencubit pipi Qilla pelan.

"Siapa bilang? Aku pengen punya aegi lagi tau!" serunya dengan nada dramatis.

Brian tertawa pelan, lalu membaringkan tubuhnya ke kasur. Qilla ikut rebahan di atas tubuhnya, menatap manja.

"Ayo lakuin, mas," ucapnya pelan, matanya bersinar penuh harap.

Brian mengelus pipi istrinya. "Kalau ibu tahu kita lakuin sekarang, mas bisa dibunuh nanti," katanya sambil tersenyum kecil.

"Tapi aku mau."

"Kiss mau?" ucap Brian sambil memajukan wajahnya.

Qilla menggeleng manja. "Dulu setelah nikah mas melakukannya tapi sekarang kenapa mas nggak mau," gerutunya dengan nada kesal.

Brian hanya tersenyum sambil menyentuh ujung hidung Qilla. "Nanti ya, setelah kamu lulus sekolah, baru kita pikirkan soal aegi kedua."

"Lama banget."

"Nggak akan lama, kalau kamu menikmati masa SMA-mu, sayang. Percaya sama mas."

"Kayaknya aku nggak cocok sekolah, cocoknya di rumah aja," balas Qilla cepat.

Tawa Brian pecah, membuat tubuhnya berguncang kecil. Qilla yang berada di atas tubuh suaminya ikut tertawa geli karena getarannya.

"Jangan ketawa, geli mas!" Omel Qilla sambil memukul dada Brian pelan.

"Kalau suatu hari mas selingkuh atau main belakang, aku akan keluar dari sekolah. Aku mau susul Noel ke luar negeri, lalu tinggal di sana selamanya," ancam Qilla dengan nada bercanda, mata berkilau dengan tantangan.

"Baiklah, kalau mas bisa buktikan bahwa mas setia, kamu harus lanjut kuliah sampai S3, ya?" balas Brian tak mau kalah, senyum tipis bermain di bibirnya.

"Aaaa nggak mau! Sekolah terus, sekolah terus!" protes Qilla, suaranya meninggi dengan nada tidak sabar.

"Ish! Mas!" sentaknya lagi ketika melihat Brian memejamkan mata, berusaha menahan tawanya.

"Apa sayangku, cintaku, berlian hidupku?" goda Brian sambil menarik tubuh Qilla agar tiduran di sampingnya, suaranya penuh kelembutan.

Brian mencium pipi istrinya sekilas. "Tidur ya, sayang. Besok kamu nanti kesiangan."

Qilla merespons dengan permintaan manja. "Peluk aku dulu."

Brian segera memeluk erat tubuh mungil istrinya, membuat Qilla merasa nyaman dan aman.

"S-sesak, mas," cicit Qilla, berusaha mengatur napas. Brian terkekeh lalu mengendurkan pelukannya, memberikan ruang yang lebih nyaman bagi Qilla. Qilla membalas dengan mencium pipi suaminya dan menenggelamkan wajahnya di dada Brian.

Brian membalas dengan mengelus lembut punggung Qilla sambil memejamkan mata, menikmati kehangatan dan kenyamanan yang diberikan oleh istrinya. Dalam keheningan malam, mereka berdua merasa sangat dekat, terikat oleh cinta dan kasih sayang yang mendalam.

Tak butuh waktu lama, Qilla tertidur pulas dalam pelukannya. Brian memandangi wajah cantik istrinya Tak butuh waktu lama, Qilla tertidur pulas dalam pelukannya, wajahnya yang cantik dan damai terlihat sangat tenang. Brian memandangi wajah istrinya dengan mata yang penuh kasih sayang, menikmati keindahan dan kelembutan yang terpancar dari Qilla.

Dengan gerakan yang lembut, Brian mencium kening Qilla, suaranya yang lirih terdengar seperti bisikan sayang.

"Tidur yang nyenyak, sayangku," gumam Brian, sambil terus memandangi wajah Qilla dengan penuh cinta.

Dalam keheningan malam, Brian merasa sangat bahagia memiliki Qilla sebagai istrinya, seseorang yang membawa kebahagiaan dan cinta sejati dalam hidupnya. Dengan hati yang penuh syukur, Brian membiarkan dirinya terlena dalam tidur, ditemani oleh kehadiran Qilla yang hangat dan penuh kasih sayang.

...****************...

Cahaya matahari pagi perlahan menembus celah tirai kamar, menerangi wajah Qilla yang masih terlelap. Gadis itu menggeliat kecil, wajahnya mengerut ketika suara lembut menyapa di telinganya.

"Sayang... ayo bangun. Nanti kamu telat sekolah," suara Brian terdengar pelan dan penuh kasih, membuat Qilla merasa hangat dan nyaman. Qilla hanya bergumam sambil menarik selimut untuk menutupi kepalanya.

"Mas... lima menit lagi, yaa..." pintanya dengan suara yang masih berat karena tidur. Brian tersenyum dan membiarkan Qilla menikmati waktu tidur tambahan sejenak, sebelum akhirnya membangunkannya kembali dengan lembut.

"Sayang, ayo bangun, lima menitnya sudah selesai," suara Brian kembali terdengar pelan, membujuk Qilla untuk bangun.

"Ngantuk," sahut Qilla dengan suara serak, manja, menunjukkan bahwa dia masih belum ingin bangun.

Dengan sabar, Brian menarik selimut pelan-pelan.

"Bangun sayang," katanya dengan suara yang lembut dan penuh kasih. Qilla menggeliat kecil, kemudian membuka mata perlahan-lahan, menatap Brian dengan pandangan yang masih kabur.

"Aku masih ngantuk, Mas, bentar lagi ya?" bujuk Qilla sambil menguap kecil, menahan kantuknya. Brian menggeleng pelan, senyum tipis bermain di bibirnya.

"No, darling, you have to wake up," kata Brian dengan suara yang lembut namun tegas, menunjukkan bahwa dia tidak bisa memberi Qilla waktu tambahan untuk tidur. Qilla memandang Brian dengan mata yang masih setengah terpejam.

Setelah sedikit drama pagi, akhirnya Qilla duduk di atas ranjang, rambutnya berantakan dan wajahnya masih tampak mengantuk. Pipinya yang bulat makin terlihat menggemaskan.

Tanpa banyak bicara, Brian berjalan ke meja rias dan mengambil sisir. Dia kembali dan duduk di belakang Qilla, lalu menyisir rambut istrinya dengan lembut.

"Sini, Mas bantuin sisirin rambutnya," kata Brian dengan suara yang penuh kasih, membuat Qilla merasa nyaman dan disayang. Qilla membiarkan Brian menyisir rambutnya, menikmati sentuhan lembut dan penuh perhatian dari suaminya.

Setelah Brian selesai menyisir rambut Qilla, pria itu menyuruh Qilla untuk segera mandi.

"Sudah, Sayang. Sekarang gantian mandi, ya?" kata Brian dengan suara yang lembut, sambil membantu Qilla berdiri dari ranjang.

Qilla mengangguk pelan, masih terlihat sedikit mengantuk, namun dia tahu bahwa dia harus siap untuk sekolah. Dengan langkah perlahan, Qilla menuju ke kamar mandi, sementara Brian menunggu di luar, siap membantu istrinya jika dibutuhkan.

Beberapa saat kemudian, Qilla sudah rapi dan duduk di meja makan, menantikan sarapan yang telah disiapkan oleh Brian. Di atas meja sudah ada panekuk stroberi yang lezat, juga jus buah stroberi dengan potongan buah stroberi segar yang telah Brian potong-potong kecil.

Mata Qilla berbinar senang melihat itu semua, karena makanan yang ada di meja itu adalah makanan kesukaannya semua. Dengan rasa syukur dan cinta, Qilla mencium bibir Brian dengan lembut, lalu duduk di samping pria itu, siap menikmati sarapan bersama.

"Terima kasih, mas," katanya dengan suara yang manis, menunjukkan betapa bahagianya dia dengan perhatian Brian.

Brian terkekeh kecil lalu mengelus rambut istrinya dengan gemas.

"Semoga suka ya, Sayang," ujar Brian sambil tersenyum, menunjukkan betapa bahagianya dia melihat Qilla menikmati sarapan yang telah disiapkannya.

Qilla mengangguk lalu memakan panekuk stroberi dengan lahap, menikmati rasa manis dan lezat dari makanan kesukaannya.

Mereka makan dengan tenang, menikmati kebersamaan dan kehangatan pagi itu, tanpa perlu banyak kata-kata. Suasana yang sunyi dan damai membuat mereka berdua merasa lebih dekat dan nyaman satu sama lain.

Setelah selesai sarapan, Qilla mencium tangan Brian dengan hormat, menunjukkan rasa syukur dan cinta yang mendalam. Brian membalas dengan kecupan lembut di kening dan mencolek hidung mungil istrinya.

"Kamu jangan suka bolos lagi, ya. Paham?"

Qilla tertawa kecil. "Siap, Pak Suami."

Mereka pun berjalan keluar rumah, menuju mobil yang terparkir di luar.

Brian membukakan pintu mobil untuk Qilla, lalu ikut masuk ke dalam dan mulai menyetir menuju sekolah. Begitu sampai di dekat sekolah, Brian memperlambat laju mobil dan berhenti di tempat biasa yang agak tersembunyi dari gerbang utama.

"Maaf ya, Sayang. Aku turunin kamu di sini lagi," ucap Brian dengan nada pelan sambil membuka pintu mobil untuk Qilla.

Qilla mengangguk pelan, meskipun wajahnya sedikit murung.

"Peluk dulu," pintanya manja. Brian tersenyum, lalu memeluk Qilla erat.

"Semangat sekolah, ya. Jangan nakal. Aku mencintaimu," bisiknya hangat di telinga sang istri.

Qilla mengangguk dalam pelukannya. "Aku juga mencintaimu..."

Brian mengecup keningnya sekali lagi. "Hati-hati, ya."

Qilla tersenyum kecil. "Aku masuk dulu, mas." Setelah melambaikan tangan, Qilla berjalan menuju gerbang sekolah, sesekali menoleh ke belakang.

Brian tetap berdiri di tempat, menatap punggung istrinya dengan penuh cinta, hingga sosoknya benar-benar menghilang dari pandangan. Dengan wajah yang kembali datar, Brian kembali ke mobilnya.

1
wait, what?
ditunggu kelanjutannya
wait, what?
woi gue orang nya gampang curiga lho
wait, what?
ngakak banget
wait, what?
lucuu banget sih
kalea rizuky
orang kaya pasti demi harta biar g kemanaa tuh makanya di jodoin sedari kecil hadeh pak buk egois demi harta anak di korban kan meski akhirnya cinta klo enggak apa gk hancur masa depan anak katanya orang kaya tp kayak orang desa aja kelakuan
kalea rizuky
panass
kalea rizuky
koo ortunya ijinin anak nya nikah muda pdhl orang kaya knp thor
kalea rizuky
meleleh ya qil/Curse//Curse/
kalea rizuky
jd mereka uda nikah g ada flashback nya apa thor
wait, what?
yah, belum lanjut kah? :(
wait, what?
Ditunggu lanjutannya yaa kak
wait, what?
rekomendasi banget sih untuk kalian baca, seruu banget
wait, what?
seruuuu banget, aku sangat suka sama cerita nya. Ditunggu kelanjutannya
Shoot2Kill
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
Shion Fujino
Menyentuh
Mabel
Wah, cerita ini anjreng banget! Pengen baca lagi dan lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!