alex yang sedang berada di titik terendah dalam hidup nya, secara kebetulan menginstal game yang membuat nya bisa pergi ke dunia lain untuk menjadi kuat, lihat kisah alex yang sebelum nya pecundang yang lebih rendah cacing tanah berubah menjadi naga yang memandang rendah segala nya.
ini novel pertama saya jadi jika ada yang kurang nyaman saat membaca novel saya silah kan beri saran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ash zero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Gladius naik ke arena sambil memegang senjata favorit nya, dengan penuh semangat.
Peserta nomor 1 menatap Gladius dengan hati hati, karna jika Alex adalah yang terhebat nomor 1 di turnamen ini, maka di pastikan Gladius adalah yang ke 2.
"pertandingan di mulai." kata Stevano.
Gerakan Alex terngiang ngiang di kepala Gladius, tatapan mata Gladius menjadi kosong seakan akan telah mendapatkan pencerahan.
Peserta nomor 1 yang melihat itu menghela nafas dengan sedih, "apakah para jenius sekarang begitu berlebihan, hingga tidak ada tempat untuk orang biasa seperti ku." ucap peserta nomor 1 dengan sedih.
Peserta nomor 1 tidak menyerang Gladius karna dia tidak ingin menodai hati nuraninya, jadi dia hanya bisa menunggu Gladius sampai selesai.
Para penonton yang melihat itu juga tidak bersuara sedikit pun, karna mereka tau bahwa menganggu seseorang yang mendapat kan pencerahan adalah hal yang tabu.
15 menit kemudian.
Gladius membuka mata nya, pupil mata nya menjadi tajam dan dia mengayunkan senjata, senjata Gladius berubah wujud menjadi ular yang membuat gerakan nya semakin gesit dan lentur seperti ular sungguhan.
Saat mengayunkan Senjata nya terdengar suara ledakan dari dalam tubuh nya.
Mendesis
Para penonton dan peserta yang hadir mendesis ketakutan.
"apakah jenius sekarang begitu berlebihan, naik saja ke arena dan menerobos ranah." ucap penonton a.
"tapi semakin banyak jenius seperti itu, semakin baik untuk kita umat manusia." saut penonton b.
"kalian berdua benar, tapi sayang sekali jenius seperti dia berasal dari keluar pengkhianat." ucap penonton c.
"sayang sekali, sayang sekali." ucap penonton a dan b.
Gladius yang sudah menerobos menjadi pejuang gen tingkat 7, indra nya menjadi semakin tajam yang membuat nya dia mendengar perkataan para penonton, tapi galdius tidak memperdulikan nya karna dia sudah terbiasa.
Gladius menatap ke arah peserta nomor 1 dan berkata, "menyerah lah, aku mengingat kan mu karna kau sudah tidak menyerang ku saat mendapatkan pencerahan."
Peserta nomor 1 yang mendengar itu pun menurut, "baiklah kalo begitu saya menyerah." ucap peserta nomor 1 dan turun dari arena.
Stevano yang mendengar itu sedikit mengernyit dan berkata, "apakah kau begitu pengecut."
"ya, ya, kenapa kau begitu pengecut." ucap penonton a.
"dasar pengecut, kau tidak pantas berada di sini." ucap penonton b.
"benar sekali menyerah lah." ucap penonton c.
Alex yang mendengar itu merasa tidak senang, karna di mata Alex yang di lakukan peserta nomor 1 adalah hal yang benar, entah itu kehormatan atau harga diri jika kau mati apa guna nya.
Peserta nomor 1 yang mendengar hinaan para penonton merasa tertekan, karna tidak ada yang memahami pemikiran nya.
Alex menatap para penonton yang mengeluarkan hinaan dan berkata. "jika kalian berani menghadapi nya, aku akan memberikan seluruh uang ku dan bahkan aku akan memberikan kalian sebuah teknik rahasia."
" apa gunanya itu semua jika kita mati." ucap penonton c, karna dia tau bahwa jika dia menghadapi Gladius, dia akan mati.
"ya benar sekali, apa gunanya itu semua jika kita mati." ucap penonton lainnya.
"kalo begitu diam lah bajingan, jika kalian tau bahwa yang paling berharga adalah tetap hidup, maka diam lah jangan menjadi ngengat sialan." ucap Alex dengan marah dan mengeluarkan niat membunuh nya.
Para penonton yang tubuh nya sudah lemah karna baru sadar, terkena niat membunuh Alex mereka menjadi pingsan lagi.
Alex yang melihat para penonton pingsan menjadi puas.
Peserta nomor 1 melihat ke arah Alex dan berkata. "terimah kasih."
"tidak kau tidak perlu berterima kasih, aku yang harus berterimakasih karna kau tidak menganggu dia tadi, yang membuat ku memiliki lawan yang layak di turnamen ini." ucap Alex sambil melihat Gladius.
Gladius yang mendengar itu pun tersenyum.
Alex yang melihat Gladius tersenyum, pandangan nya tentang Gladius berubah, "seperti nya dia bajingan yang memiliki cerita." ucap Alex dalam hati.
Stevano sebagai tuan kota merasa tidak di anggap menjadi tidak senang, tapi dia tidak bisa berbuat apa apa karna dia akan kehilangan wajah nya jika menyerang para anak mudah seperti gladius dan Alex.
"peserta nomor 1 menyerah, peserta nomor 10 menang, pertandingan selanjutnya peserta nomor 1 melawan peserta nomor 8." ,kata ,Stevano dengan dingin.,
Peserta nomor 1 naik ke arena di susul peserta nomor 8.
Stevano yang kesal mengunakan transmisi suara kepada peserta nomor 8, "bunuh dia, maka aku akan memberikan mu hadiah."
Peserta nomor 8 yang mendengar itu menjadi bersemangat dan niat membunuh nya keluar.
Peserta nomor 1 yang merasakan niat membunuh itu, mengernyit tapi dia tidak berkata apa apa.
Alex yang sedang bersantai menjadi bingung dan melihat ke arah Gladius di samping nya, apakah dia mendengar tranmisi suara tuan kota atau tidak.
Gladius yang merasa tatapan Alex menjadi tidak nyaman dan berkata. "ada apa, apa kau sudah tidak sabar untuk mati."
Alex yang mendengar itu tidak peduli dan dia semakin kebingungan, "apa yang terjadi kenapa aku bisa mendengar, apa yang di katakan tuan kota padahal tidak di tujukan kepada ku." ucap Alex dalam hati.
[anda bisa mendengar nya karna skill persepsi anda.]
"apa jadi skill persepsi yang kupu nya, bisa mendengar tranmisi suara orang lain." kata Alex dalam hati.
[Bukan hanya itu saja, skill persepsi anda jika terus anda tingkat kan, maka anda bisa mendengar suara dalam hati orang lain, dan anda juga bisa mengetahui orang lain memiliki niat jahat kepada anda atau tidak.]
"siap skill ini ternyata sangat rusak." ucap Alex dalam hati.
Setelah kebingungan nya hilang, Alex melihat ke arena mendapati peserta nomor 1 yang ragu ragu, "jika kau orang pintar, maka jangan menjadi orang baik." ucap Alex sambil menatap peserta nomor 1.
Peserta nomor 1 yang mendengar itu pun menjadi sadar, dan keraguan yang dia miliki tadi menghilang.
Peserta nomor 1 memegang pedang jepang nya dengan erat, atau bisa di sebut juga katana.
"pertandingan di mulai." ucap Stevano sambil mengharapkan peserta nomor 1 mati dengan mengenaskan, tapi sayang sekali harapan itu tidak akan terwujud.
Peserta nomor 1 langsung maju.
Peserta nomor 8 juga maju.
Mereka berdua saling menyerang.
Peserta nomor 8 di unggulkan karna berhasil membuat beberapa luka di tubuh peserta nomor 1, tapi peserta nomor 1 yang memiliki beberapa luka sangat tenang.
Tapi orang yang berpengalaman akan tau, bahwa yang benar benar di unggulkan adalah peserta nomor 1.
Tuan kota yang melihat mengernyit dan mengunakan transmisi suara, "tenangkan diri mu, dan lihat keadaan secara menyeluruh."
Peserta nomor 8 yang mendengar itu tidak peduli karna dia sudah merasa akan menang, dan kematian nomor 1 hanya tinggal menunggu waktu.
Tuan kota yang tau bahwa dia tidak di dengarkan pun marah, tapi dia harus menahan nya karna sedang di depan banyak orang.
Peserta nomor 1 yang mendapati luka di tubuh nya semakin banyak tetap tenang, padahal seluruh tubuh nya sudah diwarnai warna merah oleh darah nya sendiri.
Peserta nomor 8 yang melihat itu serangan menjadi sembrono.
Peserta nomor 1 menangkis serangan peserta nomor 8, yang membuat tangan peserta nomor 8 terhempas kebelakang.
Peserta nomor 1 yang melihat kesempatan itu tidak menyia-nyiakan nya, peserta nomor 1 memegang katana nya dengan erat, dan memotong kepala peserta nomor 8.
Sretsst
Kepala peserta nomor 8 pun terpisah dari tubuh nya.
kumaha bisa kitu saya pinta penjelasan