BUKAN YANG PERTAMA

🌷Happy Reading🌷

Mentari pagi bersinar terang di dalam hutan, menembus celah-celah pepohonan dan menciptakan pemandangan yang indah. Suara burung yang bernyanyi menjadi musik alami di pagi hari, menciptakan suasana yang hidup dan menyenangkan.

Meskipun begitu suasana hening tetap menyelimuti ruang tamu, mereka ber tiga masih berkutat dengan laptop yang berada di tengah-tengah. Sedari malam tadi, ayunda, rahendra, maupun mbak dania masih setia duduk diruang tamu bahkan mereka sampai ketiduran.

Ting!!

Ditengah-tengah keterdiaman mereka, tiba-tiba saja terdengar satu notif chat dari hp ayunda dari nomor tidak di kenal.

"Nomor siapa ini?" Ujar ayunda bertanya-tanya.

"Buka aja pesannya, nda. Siapa tau penting." Sahut rahendra.

Tanpa menunggu lama lagi, ayunda langsung membuka aplikasi hijau. Di paling atas tertera nomor tidak dikenal mengirimkan sebuah gambar kertas bertuliskan tinta merah.

'Diburu atau memburu, dibunuh atau membunuh'

Ayunda mengerutkan keningnya bingung, "Apa maksudnya?"

Rahendra mengangkat kedua bahunya tanda tidak mengerti, ia pun sama hal nya dengan ayunda yang dilanda kebingungan.

Namun... Tidak dengan mbak dania, wanita berwajah judes itu terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.

Brak!!

"Aku tau maksudnya ini." Ujar mbak dania seraya menggebrak meja membuat ayunda dan rahendra terlonjak kaget.

"Apa mbak maksudnya?" Tanya rahendra yang penasaran setengah mati.

"Maksud dari kata 'Diburu atau memburu, dibunuh atau membunuh' adalah kita yang dicari dan dibunuh oleh meraka atau kita yang mencari dan membunuh mereka." Jelas mbak dania.

Tingg!!

Satu pesan masuk lagi ke handpone ayunda, dengan cepat wanita itu membaca pesan yang sama dari nomor yang sama pula.

'Bergeraklah dalam diam agar mereka tidak mengetahui kalau keturunan dewangga dan dimas telah kembali untuk menuntut balas.'

Ayunda dan mbak dania terdiam memikirkan siapa orang yang telah mengirim pesan ini ke handpone ayunda?

"Kalo di pikir-pikir orang ini kayak mengetahui sesuatu bahkan nama ayahku dan papa kamu pun dia tahu, dan kembalinya kita untuk menuntut balas? Siapa orang ini?" Ujar rahendra seraya mengetuk-ngetuk meja di hadapannya.

"Kayaknya kita udah harus mulai selidikin ini semua."

"Setuju!! Ayo kita pergi dari sini."

Rahendra langsung menyambar jaket kulit dan kunci mobil, ayunda langsung menutup laptopnya. Mereka bertiga keluar dari dalam rumah itu, tak lupa mengunci pintunya sebelum pergi.

Ayunda, rahendra, dan mbak dania sudah berada di dalam mobil, mobil melaju perlahan meninggalkan area rumah.

Pandangan rahendra begitu serius manatap arah depan, memperhatikan setiap selak beluk jalan. 30 Menit akhirnya mobil itu telah keluar dari area hutan, memasuki jalanan raya yang sunyi senyap. Tak ada satu pun motor maupun mobil yang lewat dijalanan tersebut selain mobil mereka.

"Kita mulai dari mana dulu?" Tanya ayunda yang duduk di jok belakang mobil.

"Kita kerumah banjamin emersion terlebih dulu." Jawab mbak dania seraya menunjukan google maps kepada rahendra.

Mobil semakin melaju kencang menuju arah selatan mengikuti petunjuk dari google maps yang ada di handpone milik mbak dania.

Kini mobil mereka telah memasuki area perkotaan yang sangat ramai penduduk, rahendra membelokan mobilnya kearah kanan memasuki jalanan yang cukup senggang. Rahendra mulai memelankan laju mobilnya.

"Menurut keterangan yang ada di sini sih rumahnya nggak terlalu jauh lagi dari sini." Ucap mbak dania.

"Maju dikit lagi, ndra." Lanjutnya lagi.

Rahendra mengangguk, ia mulai melajukan mobilnya kembali. Mbak dania menatap sekeliling memperhatikan setiap rumah yang mereka lalui.

"Stopp!!"

Mobil berhenti tak jauh dari rumah megah berlantai tiga yang terlihat sepi dengan pagar besi yang menjulang tinggi.

"Ini rumahnya?" Tanya ayunda memandang serius kearah rumah itu.

"Iya! Rahendra mundurkan mobilmu"

Rahendra mulai memundurkan mobilnya sedikit jauh dari rumah itu. Mereka ber tiga turun dari sana dengan pakaian biasa agar tak menimbulkan kecurigaan.

"Ayo" Ajak mbak dania.

Mereka bertiga berjalan santai disekitaran jalan itu, seperti seseorang yang sedang jogging sore. Bertepatan dengan itu, seorang lelaki memakai kaos hitam membuka pagar rumah megah itu, menyeberangi jalanan untuk membeli minuman.

"Aku akan samperin lelaki itu." Ucap ayunda membuat mbak dania dan rahendra terkejut.

"Buat apa?" Tanya mbak dania.

"Aku bakalan pura- pura nanya alamat." Jawab ayunda.

"Jangan, mending aku aja." Tanpa menunggu jawaban dari ayunda, rahendra sudah terlebih dulu mendatangi lelaki itu yang membawa satu kresek minuman botol.

"Permisi mas." Sapa rahendra sopan tak lupa dengan senyuman menawannya.

"Eh iya ada apa ya?" Tanya lelaki itu menelisik penampilan rahendra dari atas sampai bawah.

"Bengkel mobil disini dimana ya? Kebetulan mobil saya kempes."

Lelaki itu memperhatikan sekitar " 100 meter dari sini ada bengkel." Ucap pria itu yang langsung masuk kedalam rumah.

"Terimakasih mas." Tanpa menunggu lama lagi, rahendra langsung kembali menuju mobilnya.

"Gimana?" Tanya mbak dania saat rahendra telah kembali.

"Ngga ada, aku bakalan manjat tembok buat cari tahu." Jawab rahendra

"Aku sama ayunda bakalan ngawasin sekitar, kamu lihat-lihat juga siapa tahu ada cctv. Jangan sampai kamu terekam cctv, bahaya." Pesan Mbak dania.

Rahendra mengangguk, ia berjalan kearah samping rumah itu tak lupa memperhatikan sekitar. Ternyata area itu tak ada cctv, rahendra mengambil tangga yang terbuat dari kayu, menyenderkannya di tembok rumah itu.

Dengan perlahan, rahendra menaiki satu persatu tangga kayu itu. Setibanya diatas tembok, rahendra memperhatikan sekitar yang ternyata cukup sunyi.

Bughh!!

Suasana disekitaran rumah itu benar-benar hening bahkan, sayup-sayup dari kejauhan terdengar suara derap langkah kaki. Buru-buru rahendra bersembunyi dibalik tembok belakang rumah.

"Kira-kira kapan ya tuan banjamin pulang?" Tanya pria itu kepada rekan yang berjalan disampingnya.

"Mungkin minggu depan." Jawabnya.

"Ngomong-ngomong rumah yang di jalan F wilayah B itu masih di tempati sama arthur?" Tanya pria itu lagi.

"Masih lah kan rumah itu..." Belum sempat pria itu melanjutkan ucapannya, seorang pria berteriak memanggil mereka berdua.

"Woyy!! Lama amat ngambil gelasnya cuk!!" Teriak seorang pria berdiri tegap.

Dua orang itu langsung bergegas membawa nampan yang berisi gelas kedepan.

Sedangkan rahendra yang diam-diam menguping disana dibuat penasaran dengan ucapan yang terpotong itu. Dengan terburu-buru rahendra pergi dari sana dengan cara melompat.

Rahendra berlari menuju kearah mobilnya, disana ayunda dan mbak dania sudah menunggu dengan rasa khawatir. Saat melihat rahendra sudah kembali barulah mereka bisa bernapas lega.

Huh huh huh

"Banjamin nggak ada dirumah rupanya." Ucap rahendra seraya mengatur napasnya.

"Serius?" Tanya ayunda.

"Iya, tapi dua orang itu membahas rumah dijalan F wilayah B."

"Kita kesana sekarang!!"

Tanpa menunggu lama lagi mereka bertiga masuk ke dalam mobil dan melaju meninggalkan area itu.