Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampa
Berkecamuk dalam raga rasa ingin memiliki namun sulit terelasasi oleh keadaan,tatapan Sagam saat langkah ku menaiki tangga dan
Sagam turun ke bawah. Seperti kehidupan kami ya, aku mengalami kenaikkan dalam kehidupan sementara Sagam menganggap
ini penurunan hidupnya.
Sagam menurunkan pandangannya sementara aku melanjutkan langkah,
koper dan sebagian barang-barang ku
telah di angkat oleh Sagam,kala tas sandang
menjadi alasan Sagam terakhir naik ke kamar ini, aku ingin menambahkan sebuah pekerjaan supaya ia selalu dekat dengan ku.
Ku raih susu formula untuk ibu hamil, Sagam memperhatikan kemudian mengambil keputusan untuk mengambil alih membuat susu untuk ku,atas kejadian sebelumnya ketegangan berlanjut membuat perang dingin antara kami. Aku sadar disini aku yang terlalu cepat meminta Sagam untuk paham dan seolah memang menjadi takdir ku. Tapi tidak salah ku juga kalau menginginkan Sagam sebagai pawang keluarga kecil kami nantinya.
Dalam amarah diam Sagam meninggalkan kamar ini dengan pintu tertutup, bahkan untuk naik saja ia hanya membahas prihal pernikahan.
Semua telah tersedia termasuk kedatangan para kakak Sagam, mereka datang h-1 pernikahan dan katanya sih lebih memilih tinggal di hotel ketimbang dirumah, aku sih iya-iya aja toh biaya juga Sagam yang atur bukan aku.
"Aku enggak mau aja kamu terbebani."
Ujung pembicaraan sebelum Sagam pergi meninggalkan ku, ini bukan Sagam yang ku
inginkan, tapi aku harus menerima ini.
Dan diantara kabar bahagia ini, aku mendapatkan kabar gembira sekaligus haru
disini tidak hanya Sagam yang mendapatkan promosi naik jabatan,bahkan aku juga dipindahkan ke kantor pusat yang lumayan jauh jaraknya, malah aku sudah mewasiatkan mobil ke Sagam lagi, ah nanti kalau urusan pesta sudah selesai aku akan beli mobil yang baru supaya Sagam tidak terganggu.
Waduhh menurut lokasi di maps masuk tol hampir 2 jam perjalanan nih, dijalan aja makan waktu 4 jam untuk pulang-balik. 'Kamu yakin Dri sanggup?.'
Tarik nafas dalam, sebaiknya Sagam tidak tahu tentang ini. Kemungkinan Sagam akan menolak dengan keputusan ku untuk melanjutkan pekerjaan sampai sejauh itu.
****************
Berlalu lah hari yang tidak penting,aku dan Sagam berhias diruang yang sama. Disini ibu Sagam datang memberikan ku restunya, menggenggam kedua tangan ku dan menciumi nya lembut. "Ibu titip beban ibu merawat Sagam ke kamu ya, kamu pasangan anak ibu yang artinya anak ku juga, anggap aku dan bapak ini adalah orang tua mu ya."
Pelukan hangat dan ciuman dari ku menjadi awal hubungan kami, terbentuk dalam tali kasih pernikahan membuat ku yakin ini akan pernikahan ini akan panjang sampai maut memisahkan. Kakak-kakak nya Sagam juga datang menghampiri ku untuk perkenalan. Sayang nya karena waktu mereka di Indonesia terlalu singkat selesai acara ini pernikahan kami mereka memilih untuk pulang, Tidak ada yang istimewa dari pesta pernikahan ini,hanya sekedar mengucap janji pernikahan berakhir pesta resepsi yang menurut ku datar diatas kemewahan.
Badan amat remuk rasanya baru dijam sembilan malam acara rampung dan ya
Sagam dan Adriana telah resmi menjadi sepasang suami-istri, Dengan gaun malam
ku tunggu kedatangan Sagam,ia menyelesaikan acara kemudian masuk pada kamar hotel yang telah kami sediakan untuk kami.
Tanpa sapaan dia melipir ke kamar mandi,
bahkan untuk mengambil handuk saja ia tidak mempercayai aku, kenapa batasan itu tumbuh lagi—bibir ranjang menghadap langsung pada balkon, melangkahkan kaki menghirup angin malam sungguh segar rasanya. Akan kah ada hari baik setelah ini?
Ku kira ada ucap mengakhiri malam ternyata tidak, ya sudahlah ini bukan pernikahan impian mu Adri.
Aku mimpi pulang dari sini Mama datang dengan koper dan barang yang sudah berserakan, mama dengan tatapan marah
mendekatkan wajahnya padaku "Kamu enggak suka Mama datang ya, anak macam apa kamu." Dalam hati aku menolak itu bukan Mama,aku teriak sampai tersadar aku tertidur di sofa yang berada di di balkon. Sagam sudah pulas tidur di ranjang tidak memikirkan aku dan anak ini sama sekali.
Langkah ku menaiki ranjang,ku dekatkan badan ku pada bahu Sagam. Ia tidak menolak namun juga tidak menerima kehadiran ku, Segera ku tarik selimut untuk menutupi kami berdua sampai pada akhirnya Sagam memilih bangun untuk berolahraga.
'Tuhan dibawah matahari terbit ini,dan dihari pertama dimana status ku telah berganti aku menerima takdir yang kau berikan Tuhan... Aku berharap antara aku dan Sagam adalah takdir yang terbaik, terbaik lah yang terjadi.'
Ku susun barang-barang kami, jaga-jaga kalau Sagam ingin mengajak pulang nantinya, dan ya benar saja setelah aku mandi Sagam mengajak untuk langsung pulang tanpa serapan terlebih dahulu,aku sih oke-oke aja.
Dan entah kenapa semenjak hamil ini aku sering merasa lemah.
Selagi Sagam ke kamar mandi untuk bersih-bersih, handphone sedang menyala
menjadi haji mumpung ku untuk memeriksa kejadian dibalik punggung ku.
[By, kamu yakin nanti bisa singgah ketemu Adit? Aku takut jadwal kamu bentrok sama Adit.] Ah kebiasaan Sagam lupa mematikan handphone nya, lyly imut sekali nama panggilan itu, sedih dengan kenyataan hubungan mereka masih berlanjut tapi apa boleh buat, wanita itu ada sebelum aku datang, kedatangan ku hanya sebagai pengganggu hubungan mereka.
[Ly,resep obat demam aku biasanya ya, lagi enggak enak badan," Balas Sagam sebelum nya.
Dia mengirimkan gambar-gambar obat, aku berani membuka pesan itu.Media sosial Sagam juga berani, aku istrinya itu merupakan hak ku, ketika wanita itu aja bisa mengambil waktu Sagam kenapa aku yang dibawa ke altar tidak? Lucu banget aku tidak tahu akan rahasia suami ku.
Kamu emang ya Sagam,bahkan foto pernikahan kita tidak menjadi status bahagia mu kecuali pihak keluarga membuat tag khusus untuk pernikahan kita. Sakit banget ya Sagam jadi seorang perempuan yang kehilangan sosok Papa, sekalinya menemukan cinta malah bodoh seperti ini.
"Nah," ku berikan pada Sagam yang siap berdiri di hadapanku, kebingungan ku
sangat memakan pikiran,apa karena ini
aku jadi sering pusing dan terkadang
demam, tapi mungkin bawaan badan juga
terlalu lemah untuk membawa nyawa lain didalam.
Sagam menyatukan barang-barang pada bagasi mobil,dan ya aku langsung mengajak Sagam turun di showroom mobil langganan ku untuk memesan mobil impian ku, tidak jauh beda kok dari mobil sekarang.
Langkah kami mendekati mobil, Sagam membuka pintu mobil segera melaju pada showroom mobil langganan ku, ia amat terkejut dengan permintaan ku. Ya aku mampu kalau nungguin sagam mungkin gak terbeli itu.
Sampai disana sambutan dari mereka membuat ku tertawa, terlebih candaan salah satu staff kebetulan juga ia adalah nasabah terkenal kami, pedenya ucapan jenaka "Amplopnya sisa ya ciss," benar-benar menusuk nalar terdalam sih sumpah.
"Makanya tunjukkin unit terbaik di showroom ini."
Laki-laki banci menarik tangan ku, menunjukkan mereka terbaru dan juga kualitas melebihi mobil ke inginan ku.
Sagam diam, ia tidak banyak ikut campur.
"678 aja matinya 670 gimana?" kode harga yang dia berikan untuk ku,merogoh kocek paling dalam gak ada sisa sebenarnya, jadi pilihan ku tetap pada mobil impian, Sagam berpikir aku akan menukar tambah mobil sekarang sampai ia terkejut aku langsung membayar cash mobil itu untuk dibawa pulang.