Sebelumnya, Li Chang Su merupakan tentara wanita yang berbakat. Setelah mendapatkan gelang naga perak dari kakek misterius, dia terpaksa pindah dimensi ke zaman kuno. Dia ditakdirkan untuk menjadi istri raja perang yang terkenal berdarah dingin. Masalahnya, zaman kuno ini dipenuhi dengan binatang mutasi.
Setelah menikah, keduanya berpetualang untuk mencari penyebab dari merajalelanya binatang mutasi. Karena itu, keduanya memiliki kedekatan yang pasti, cinta tumbuh di hati Li Chang Su. Raja Perang yang berdarah dingin itu ternyata mampu patuh di depan istrinya. Memanjakannya di antara pertarungan binatang mutasi.
Bisakah gelombang binatang mutasi ini diatasi? Bagaimana kisah cinta keduanya yang ditakdirkan gelang naga perak berjalan? Akankah semua misteri terungkap?
Jangan lupa ... Ikuti kisah keduanya dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyelinap Ke Istana Raja Perang (2)
DI KAMAR YANG luas, Li Chang Su berdiri dengan keheningan. Setiap langkah kakinya ringan. Ruangan itu memiliki penerangan dari lilin dan lentera yang tergantung di sudut ruangan. Perlahan-lahan, dia memastikan jika Mu Hongzhi sudah tertidur.
Gelang naga perak yang telah lama bereaksi akhirnya terbang dengan cepat dan menabraknya. Li Chang Su bingung, meraih gelang itu dengan santai. Tiba-tiba saja, gelang naga perak seperti hidup, buru-buru melingkar di pergelangan tangan kirinya yang terbalut kain putih.
"....," Dia tidak datang untuk menjemput gelang. Bagaimana bisa tiba-tiba gelang ini terpasang di pergelangan tangannya.
Tunggu!
Dengan begini, bukankah dia tidak melepaskannya?
Seingat dia, hanya Mu Xianzhai sendiri yang bisa melepaskan gelang. Memikirkan dirinya sendiri akan ditemukan, wajahnya menjadi hijau. Apakah tuhan sangat tidak adil? Tidak sabar membuat keduanya untuk bersatu kembali?
Keputusannya datang ke sini mungkin salah. Tapi jika dia tidak datang, mungkin Mu Xianzhai dalam bahaya hidup yang sebenarnya. Untuk sementara waktu, dia panik. Berjalan mondar-mandir di kamar itu sambil berpikir keras, dia mendesah kasar. Pikirkan itu nanti. Sekarang yang terbaik adalah memeriksa keadaan Mu Xianzhai.
Li Chang Su segera menghampiri ranjang dan memeriksa denyut nadinya. Seketika, dia mengerutkan kening. Energi tenaga dalamnya kacau, beberapa meridian bahkan rusak.
Jika hal ini dibiarkan begitu saja, mungkin benar-benar akan cacat dantian seumur hidup. Seseorang yang memiliki ilmu tenaga dalam dan kemudian menjadi sampah, pasti akan berdampak pada tubuhnya.
Sesekali, dia bisa melihat wajah pria itu yang pucat mengerutkan kening. Terlihat sangat kesakitan. Belum lagi keringat dingin membanjiri tubuhnya. Pasti tidak nyaman.
Li Chang Su mengeluarkan sebuah botol obat cair seperti eliksir, lalu sengaja membuatnya untuk meminum itu. Awalnya ada reaksi penolakan dari pria itu. Mengira mungkin yang dia minum adalah racun.
Dia sedikit tidak sabar. Tanpa diduga, sebenarnya Li Chang Su agak tertekan, "Jangan khawatir ... Ini bukan racun. Ini obat agar kamu sembuh," katanya hampir berbisik. Khawatir jika penjaga gelap di luar akan mencurigai suaranya.
Entah bisa mendengar atau tidak, Mu Xianzhai tidak lagi memiliki penolakan. Obat cair itu segera memasuki tenggorokannya dengan lancar. Sayup-sayup, suara itu begitu menenangkan. Tanpa sadar, Mu Xianzhai bergumam. Memanggil nama Li Chang Su dengan intim.
Su'er!
Li Chang Su merasa linglung sebentar sebelum akhirnya mengeluarkan beberapa botol berisi pil putih. Belum lagi, dia juga menggunakan tenaga dalamnya untuk mengobati cedera internal pria itu, perbaiki meridian yang rusak.
Karena menghabiskan banyak tenaga, wajahnya pucat. Rasa darah juga perlahan naik ke tenggorokan. Hanya saja Li Chang Su menahannya.
Dengan gerakan lembut, dia membelai gelang naga perak di pergelangan tangan kirinya, "Ini bukan waktunya aku kembali. Patuhlah bersamanya. Aku berjanji akan kembali," dia berbisik, sangat tulus.
Dan gelang naga perak seolah-olah mendengarkan, segera melepaskan diri. Naga perak yang hidup itu beralih ke pergelangan tangan kiri Mu Xianzhai, terpakai. Dia sendiri tidak tinggal lama. Meski Mu Xianzhai terus bergumam memanggilnya berulang kali, dia tahu ini berat. Tapi tidak mungkin datang kepadanya begitu cepat.
Mungkin dalam hidup ini, dia tidak bisa lepas dari takdir. Bersamanya, suka atau tidak, harus dijalani. Orang tua-tua dulu berkata jika cinta akan datang terlambat. Tapi kenyamanan selalu datang lebih awal.
Jika dua insan saling jatuh cinta, di mana pun berada, pasti akan dipertemukan. Li Chang Su hanya berharap jika Mu Xianzhai tidak akan pernah menjadi kaisar. Jika itu terjadi, dia lebih baik pergi dan mati.
Setelah menyelesaikan semua perawatan, dia keluar dari jendela dengan hati-hati. Menyatu dengan malam. Para penjaga gelap sedikit mengerutkan kening. Namun tidak ada yang terjadi. Gerakan kecil saja tak terdeteksi.
Di sisi lain, Li Chang Su tidak segera kembali. Hujan masih belum berhenti. Dia pergi ke sisi lain istana dan memuntahkan seteguk darah segar. Tidak ia sangka jika perawatan tenaga dalam ini lebih merepotkan dan membutuhkan banyak energi.
He Ze yang ada di ruang artefak sedikit lebih baik. Tapi malas untuk turun dari sofa empuknya. Setelah membuka matanya sebentar, dia tidur lagi. Lagi pula gadis itu sudah hafal jalan pulang. Li Chang Su pergi ke sisi lain istana, tempat di mana Rongyu berada.
Rupanya, kamar wanita itu sudah gelap gulita. Melihat dengan mata dewa, sosok wanita itu tidur dengan nyaman. Wajahnya memang agak mengerikan. Ini sangat tidak nyaman bukan?
Setelah satu tahun, bersembunyi dari orang-orang. Bahkan tidak berani mengangkat kepala ketika berada di atas kuda.
"Dia menjadi sangat jelek," gumamnya.
"Itu wajar saja, gelang naga perak tidak akan melepaskan siapapun ketika menghukum," He Ze muncul sesaat dan kemudian kembali ke ruang artefak.
Dia mencibir. Memikirkan ide hantu, sudut mulutnya terangkat. Pergi ke sisi lain yang lebih gelap, dia melihat seekor ular sanca melewati malam, menuju semak-semak. Sebelum ular itu kabur, dia segera menggunakan kemampuannya untuk menjinakkan binatang. Lalu menyeret tubuh panjangnya yang lentur.
Ular sanca itu sudah dewasa. Sangat berat. Tidak, cukup berat baginya. Dia menyeret ular itu keluar dari semak-semak. Unjung saja malam ini hujan, sehingga suara-suara aneh akan teredam oleh bunyi hujan. Ular sanca yang merasa tubuhnya dikendalikan pun tidak berdaya. Manusia ini berani mengendalikan pikirannya. Tapi merasa bahwa manusia itu tidak jahat.
"...."
Si ular tidak tahu apa yang akan dilakukan Li Chang Su. Tapi menggulungnya dan melompat ke sisi lain, ular sanca tahu bahwa dia dikirim ke tempat yang seharusnya bukan iklim yang dia suka.
Tidak tahu apa maksudnya. Ular sanca itu ditempatkan di ranjang, dekat Rongyu yang tertidur pulas. Li Chang Su mencibir lagi, lalu hatinya puas. Berani bermain dengannya satu tahun lalu, ini baru awal. Lihatlah, wanita berhati ular sangat coock tidur dengan ular.
Untuk memastikan jika ular datang sendiri, dia sudah membiarkan ular sanca masuk dengan sendirinya tadi. Lalu pergi ke tempat tidur. Sebelum pergi, Li Chang Su membuka jendela sedikit untuk memastikan bahwa ular masuk. Semuanya sudah sempurna, dia pun meninggalkan istana dengan tenang.
Si ular sanca yang diadu mungkin akan kehilangan hidupnya besok. Untung saja itu bukan binatang mutasi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan paginya, istana raja perang menjadi heboh. Suara wanita berteriak dari kejauhan membuat pelayan dan penjaga mengira ada pembunuh datang.
Tapi tidak disangka, sebenarnya itu adalah Rongyu yang menjerit histeris ketika bangun tidur. Rambutnya masih acak-acakan. Tapi tidak peduli dengan seberapa jelek wajahnya saat ini di hadapan semua pelayan. Dia hanya takut.
Meski dia seorang prajurit dan memiliki seni bela diri, hati seorang wanita tetap saja seperti kucing yang dianiaya anjing. Ular sanca itu besar, meringkuk di sampingnya. Menatap dia dengan aneh dan mungkin berkata 'Apakah ini makanan?'
Sayangnya, mereka tidak bisa melaporkan hal ini pada Mu Xianzhai yang sedang melakukan perawatan. Jadi hanya orang-orang kepercayaannya saja yang mengurus ular itu.
"Bagaimana bisa ada ular di Istana Raja Perang? Bukankah para penjaga selalu waspada?" Tanyanya agak gemetar. Melihat ular itu akhirnya dibuang, pelayan yang melayaninya setiap hari pun memberanikan diri mendekat.
"Seperti ular itu masuk dari jendela," kata salah satu pelayan agak takut.
Melihat jendela terbuka sedikit, mereka yakin. Belum lagi, semalam hujan tanpa henti. Sangat memungkinkan ular untuk masuk ke ruangan.
Walaupun ular sanca itu tidak berbahaya, Rongyu masih berwajah putih. Dia tidak ingat bahwa semalam seharusnya menjadi malam terakhir Mu Xianzhai.
Sementara untuk pria itu sendiri ...
Mu Xianzhai siuman dengan rasa sakit di tubuhnya. Meski begitu, dia tidak lagi mengalami sesak napas atau lonjakan ilmu tenaga dalam di dantiannya. Hanya sedikit hangat. Setelah berusaha untuk bersandar di tempat tidur, dia tertegun.
Melihat pergelangan tangan kiri, sebenarnya gelang naga perak terpasang. Belum lagi, Mu Hongzhi tertidur di sofa tanpa ada jejak akan bangun.
"Hongzhi!" Panggilnya. Tapi belum direspon, "Hongzhi!!" Kali ini sedikit lebih keras.
Orang di sofa segera terperanjat dan membuka mata. Tidak tahu di mana, ia akhirnya jatuh dengan jelek. Barulah setelah kejatuhan itu, dia menyadari apa yang terjadi semalam. Matanya segera terbuka lebar, menatap Mu Xianzhai yang duduk bersandar di kepala ranjang.
"Sepupu! Apa kamu baik-baik saja? Apakah hujan sudah berhenti? Aku ketiduran! Sumpah, aku ketiduran!" Katanya buru-buru bangun dan mwngusap wajah, mencoba melihat apakah hari sudah terang.
"Ini pagi," Mu Xianzhai berkata dengan acuh tak acuh, seperti biasanya.
"....," Ini pagi?
Mu Hongzhi seperti orang bodoh, berdiri di sana selama beberapa saat sebelum akhirnya membuka jendela. Benar saja, hari sudah pagi. Hujan sudah berganti menjadi gerimis sehingga langit terlihat masih gelap. Bagaimana bisa dia tidur hingga pagi. Semalam dia sudah berjanji untuk memikirkan cara menyembuhkan sepupunya yang sekarat.
Memikirkan ini, dia berbalik dan menghampiri sepupunya yang terlihat tidak terlalu bermasalah.
"Sepupu, bagaimana kamu bisa siuman. Bukankah kamu masih koma semalam?"
terima kasih 💚
semoga selalu sehat dan semangat membuat karya baru 💕
jadi thor jika ada yg bilang hal² buruk tentang author, ingat ada juga yg butuh author untuk bisa bahagia dan untuk bisa mendapatkan sedikit waktu istirahat dengan membaca. good luck thor☺️☺️☺️