Setelah meminum racun dalam adegan syutingnya, Gu Zhi Yi tiba-tiba terlempar ke zaman kuno dan memasuki tubuh Putri Xu yang dipaksa mati demi mengikuti calon suaminya—Pangeran Xu.
Tidak ingin mengalami kematian tragis seperti yang ada di naskah, Zhi Yi pun berusaha keras mengubah nasibnya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zhi Yi Sakit Hati
Pangeran Xu memutar kepalanya hanya untuk menatap Zhi Yi, tetapi dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
'Ayo, tolak keinginanku!' Zhi Yi juga melirik Pangeran Xu, berharap mendapatkan tanggapan yang tidak biasa dari pria itu.
Jika Pangeran Xu benar-benar keberatan, Zhi Yi akan menjatuhkan tuduhan tidak menyayangi istri karena tidak rela mengeluarkan sedikit uang untuk membahagiakannya.
Jadi, dia akan dengan lantang meminta Pangeran Xu membatalkan pernikahan mereka agar tidak perlu repot-repot menyenangkan dirinya.
Namun, harapan tinggallah harapan ketika Pangeran Xu berkata dengan wibawanya yang membawa keagungan.
"Tidakkah kalian mendengarnya? Istriku menginginkan semuanya!"
"Baik, Yang Mulia." Penjaga toko tentu saja sangat senang hingga rasanya ingin bersujud di depan Pangeran Xu dan Zhi Yi untuk mengutarakan rasa syukurnya.
Zhi Yi tercengang, dia benar-benar tidak menduga dan tidak berharap Pangeran Xu akan menuruti keinginannya yang konyol.
'Aku tidak percaya kamu akan tahan dengan pemborosan seperti ini.' Zhi Yi mendelik ke arah Pangeran Xu, tetapi pria itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajah tampannya.
Paviliun Yongle dan Paviliun Jade memang tidak dipenuhi dengan perhiasan dan kain karena yang dijual hanyalah barang-barang berkualitas dan edisi terbatas, tetapi harga mereka semua bisa membeli sebidang tanah beserta rumah dan seisinya!
Zhi Yi menghela nafas sembari menggertakkan giginya dan bergumam dengan penuh tekad. 'Kurasa, aku harus mengambil langkah besar.'
"Oke, selanjutnya."
Zhi Yi keluar dari paviliun, Pangeran Xu hanya menatapnya dalam diam dan dengan senyum tipis yang hampir tidak terlihat di wajahnya.
Xiao Hui masuk ke dalam dan mendekati Pangeran Xu, tetapi tatapannya jatuh pada bayangan Zhi Yi yang sudah menghilang.
"Yang Mulia." Xiao Hui memasukkan tangannya ke dalam pakaiannya hanya untuk mengeluarkan lembaran uang kertas dari sana, lalu menyerahkannya pada penjaga toko dengan tatapan yang masih tertuju lurus ke depan. "Menurutku Putri tidak konyol."
Sejak bangun setelah pingsan selama tiga hari tiga malam karena terjatuh ke Danau Teratai, semua orang menganggap Zhi Yi kurang waras.
Itu karena dia selalu saja melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kebiasaan Zhi Yi asli.
"Kenapa kamu berpikir begitu?" Pangeran Xu bertanya, sementara kipas di tangannya bergerak pelan dan anggun di depan tubuhnya.
"Dia sangat boros, bagaimana bisa menjadi konyol?"
...
Entah sudah berapa toko yang dikosongkan oleh Zhi Yi, tetapi Pangeran Xu tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah untuk menyenangkan wanita itu.
Bahkan, dia dengan murah hati membimbing Zhi Yi pergi ke toko-toko bagus lainnya.
"Sekaya apa pria ini?" Zhi Yi menatap Pangeran Xu yang berjalan di sampingnya dengan membawa segala keagungannya.
Zhi Yi tidak berpikir Pangeran Xu yang terlihat seperti seorang pengangguran akan memiliki begitu banyak uang.
Dia jadi bertanya-tanya dari mana asal semua uang sang pangeran.
Setahu Zhi Yi, seorang pangeran akan diberikan gaji oleh istana sesuai dengan jabatan pemerintahan yang dipegangnya.
Meski tidak banyak, pasti juga bukanlah jumlah yang kecil.
Hanya saja, apa Pangeran Xu tidak sakit hati uang yang didapatkan dengan menguras energi dan tenaga melayang dengan sia-sia?
Zhi Yi sakit hati!
Di dunia modern, dia adalah artis pendatang baru yang menjalani kehidupan sederhana.
Jangankan berfoya-foya seperti saat ini, untuk membeli makanan atau minuman saja dia harus pikir panjang dulu karena khawatir uang sakunya tidak akan cukup menghidupi dirinya sampai dia mendapatkan gaji di bulan berikutnya.
Pada akhirnya, dia lelah sendiri dengan segala tingkahnya.
Dia menghela nafas lelah, tetapi mencoba menyembunyikan rasa lelahnya dengan menarik kedua sudut bibirnya untuk membentuk senyuman. "Baiklah, sudah cukup untuk hari ini. Aku lelah dan lapar."
"Ayo, pergi ke Paviliun Yuanfeng." Pangeran Xu diam-diam menghela nafas lega, dia juga sebenarnya sudah cukup lelah dan cacing-cacing di perutnya juga mulai meronta-ronta.
Lagipula, uang tabungannya selama bertahun-tahun hampir terkuras habis, tetapi beruntung mereka berbelanja di Paviliun Yongle dan Paviliun Jade yang merupakan properti pribadinya.
Jadi, meski dia harus mengeluarkan uang, pada akhirnya uang itu juga akan kembali ke sakunya.
Zhi Yi melenggang tanpa beban dosa saat mengikuti Pangeran Xu pergi ke Paviliun Yuanfeng, dia sibuk memikirkan dan membayangkan makanan apa yang harus dipesan untuk dimakan nanti.
Di belakang, Songshu berjalan tertatih dengan berbagai bingkisan di tangannya, sedangkan Xiao Hui membawa kereta kuda yang sarat dengan berbagai macam kotak kayu dari ukuran terkecil sampai paling besar.
Bahkan, beberapa penjaga toko juga turut membantu mengantarkan barang belanjaan Zhi Yi ke Kediaman Ming.
Saat ini, mereka semua tampak seperti iring-iringan pengantar mahar ke rumah pengantin.
Tentu saja, hal ini mendapatkan berbagai kritikan dan pujian dari warga yang menyaksikan keriuhan.
"Eh, bukankah itu gerbong Pangeran Xu?"
"Ya, mereka membeli banyak sutra dan perhiasan."
"Pangeran Xu sangat memanjakan Putri Xu, beruntung sekali sang putri!"
"Pangeran Xu memang sangat kaya, tapi dia juga sudah kehilangan banyak uang."
"Betul, tapi sepertinya Putri Xu masih tidak ingin mengalah."
"Cepat atau lambat Keluarga Bangsawan Pingyan akan dirusak oleh Putri Xu!"
...
Begitu tiba di Paviliun Yuanfeng, hampir semua mata wanita tertuju pada Pangeran Xu yang terlihat sehalus giok.
Mereka menatapnya dengan tatapan memuja dan mendamba, bahkan ada yang berniat menyeret Pangeran Xu ke dalam kamar untuk dieksekusi.
Mengabaikan mereka semua, Pangeran Xu terus berjalan dan hendak menuju ke lantai dua di mana ruang pribadi berada.
Namun, Zhi Yi menghentikannya.
"Makan di sini saja, aku tidak suka makan di ruangan tertutup." Saat bicara, Zhi Yi sudah mengambil salah satu meja yang terletak di tengah-tengah. "Bukankah di sini lebih merakyat?"
Lebih merakyat?
Siapa yang ingin dia bodohi?
Pangeran Xu mendengus, tetapi tidak berniat membongkar isi kepala Zhi Yi yang tertera jelas di wajahnya seolah-olah semua rencananya terlukis di sana.
Memang benar, pikiran Zhi Yi sudah dipenuhi dengan berbagai rangkaian masalah yang ingin dia buat untuk ditonton secara gratis oleh semua orang.
Pangeran Xu tidak begitu memikirkan rencana Zhi Yi, dia memesan semua makanan terbaik yang ada di Paviliun Yuanfeng.
Setelah pelayan menyajikan makanan, seorang gadis berpakaian putih yang terlihat cantik dan anggun tiba-tiba berjalan mendekat.
Dia melayangkan tatapan lembut pada Pangeran Xu, lalu menggerakkan tubuhnya dengan elegan untuk memberi salam formal.
"Yang Mulia, kebetulan sekali kita bertemu di sini."
"Ya." Pangeran Xu menjawab singkat, tetapi tidak memancarkan aura dingin yang membawa kesan keterasingan pada lawan bicara.
Detik berikutnya, gadis bangsawan itu menoleh ke arah Zhi Yi dan menyapanya dengan hangat. "Saya juga tidak menyangka akan bertemu dengan Nona Gu di sini."
Zhi Yi tidak langsung memberikan tanggapan, dia memperhatikan gadis yang terlihat lebih cantik dari bunga, bahkan suaranya pun lebih merdu dari kicauan burung.
Hanya saja, dia justru merasakan adanya aura permusuhan yang kental dan tersembunyi di senyuman hangat gadis itu.
Bisa dipastikan, aura permusuhan itu berasal dari rasa cemburu!
"Ya, saya juga tidak menyangka." Zhi Yi membalas seadanya, lalu menoleh ke arah Songshu dan berbicara dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua. "Siapa dia?"
semangat kak...🥰🥰🤗