NovelToon NovelToon
War Of The Gods

War Of The Gods

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Misteri / Fantasi Timur
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Seorang pria misterius menggunakan 2 sumber kehidupan untuk membentuk klon Dao yang sempurna. tapi tidak seperti klon pada umumnya, klon yang dia buat dari dua sumber kehidupan berubah menjadi bola cahaya bewarna biru yang isinya sebuah jiwa janin. apa yang akan dia lakukan dengan itu?

jika penasaran langsung saja baca novelnya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tangan Yang Menyentuh Milik Orang Lain, Harus Dihilangkan?!!

Pagi hari yang cerah.

Arena pusat Pertarungan Antar Sekte dipenuhi ribuan murid dari berbagai sekte besar. Di tengah arena, platform spiritual raksasa bersinar terang, menjadi panggung utama pertarungan antar generasi muda yang paling ditunggu-tunggu.

Di tribun utama, para ketua sekte dan tetua senior duduk menyaksikan, sementara sorak sorai terdengar dari para murid yang memenuhi tempat duduk sekeliling arena.

Chen Yu, berdiri di barisan depan Sekte Langit Cerah. Tatapannya tenang, tubuhnya tegak. Sorot matanya tajam dan jernih, seolah tidak tergoyahkan oleh apapun.

Di sisi seberang arena, MuWan berdiri di antara barisan Sekte Langit Merah. Tatapannya sesekali mencuri pandang ke arah Chen Yu berharap pria itu melihat ke arahnya, walau hanya sekilas.

Namun.

Chen Yu bahkan tak menoleh.

Ia berdiri tenang seakan-akan MuWan hanyalah angin lalu.

Melihat Chen Yu yang dingin dan acuh, MuWan mengepal tangannya diam-diam. Ada rasa getir yang mengalir dari dadanya ke tenggorokan.

MuWan bergumam.

Apa dia benar-benar tak peduli lagi?

Sementara itu, Lingshi sahabat MuWan yang berdiri di sampingnya, mencuri pandang ke arah Chen Yu.

“Pria itu. benar-benar seperti bintang di langit. Aura nya berbeda dari yang lain…”

MuWan:

“….”

Lingshi menoleh dan bertanya dengan senyum malu-malu

“MuWan, kalau suatu saat aku punya kesempatan. bisakah kau membantuku mendekatinya?”

MuWan membeku. Matanya sedikit membelalak, namun ia menunduk dan tak menjawab. Ia hanya mengangguk samar, meski dalam hati terasa seperti disayat.

Pertarungan Dimulai! Dan Bendera sekte dikibarkan.

Suara dari tetua arena menggema.

“Pertarungan pertama! Sekte Langit Cerah melawan Sekte Awan Hitam!”

Chen Yu melangkah maju sebagai perwakilan utama. Langkahnya ringan, tapi menggetarkan tanah arena.

Di tribun penonton, banyak murid wanita dari sekte lain menahan napas.

“Siapa pria itu?”

“Dia tampan sekali…”

“Namanya Chen Yu, murid inti dari Sekte Langit Cerah.”

Para murid wanita terpikat, bahkan sebagian melupakan siapa yang sedang bertarung dari sekte mereka.

Ketua sekte langit cerah membusungkan dadanya.

"Itu adalah murid kebanggaan sekte kami. Tentu saja ketampanan nya setingkat dengan ku"

Semua orang di sekte langit cerah pun tertawa pelan sambil melihat tingkah Ketua sekte yang konyol.

Kembali ke pertarungan.

Chen Yu vs Murid Sekte Awan Hitam.

Lawan Chen Yu adalah seorang pria gagah bertubuh besar, pemegang tombak dan berkultivasi di tahap puncak Hunjing.

“Kau terlihat lemah untuk menjadi murid inti…” ucap pria itu sombong.

Chen Yu hanya tersenyum kecil.

“Aku tak perlu banyak bicara. Kalau kau bisa membuatku mengeluarkan teknik berarti kau pantas.”

Pertarungan pun dimulai!

Chen Yu bergerak secepat angin, lalu menghindari tombak lawan dengan satu gerakan ringan. Ia tidak mengeluarkan pedang, hanya menggunakan pukulan dan tendangan.

BOOM!

Satu pukulan lawan terpental ke udara. Satu tendangan tubuh musuh terhantam ke pilar arena, dan tumbang dalam satu menit!

Penonton terdiam.

Tetua sekte Langit Cerah berdiri dan tertawa.

“Itu murid kita! Chen Yu memang hebat!”

Sementara MuWan menyaksikan itu dengan ekspresi rumit. Dia tahu betul pukulan itu bukan sembarang pukulan. itu adalah kekuatan yang bahkan Wen Taishan pun tak bisa tahan.

Namun Chen Yu tetap tak melihat ke arahnya.

Seolah semua kenangan, tawa, dan kebersamaan mereka Telah dilupakan sepenuhnya.

Di tengah sorakan kemenangan, Seorang pria berdiri diam di atas arena, Dingin dan tak tergoyahkan. Itu Chen Yu.

Pertarungan berlanjut.

Pertarungan antar sekte masih berlangsung sengit. Para murid terbaik dari berbagai sekte bertarung satu demi satu, mempertaruhkan kehormatan dan reputasi sekte mereka.

Chen Yu kembali ke barisan Sekte Langit Cerah setelah pertarungan sebelumnya. menang telak tanpa luka, tapi sorot matanya tetap dingin, seolah hatinya diselimuti kabut kelabu.

Di kejauhan, MuWan, yang masih mengenakan jubah merah khas Sekte Langit Merah, berdiri dengan gelisah. Wajahnya tak tenang, matanya mengikuti gerak Chen Yu.

Akhirnya, ia melangkah mendekat, menyelinap keluar dari barisan sektenya saat para tetua sedang sibuk berdiskusi.

Ia memanggil lirih.

“Chen Yu!!”

Chen Yu menghentikan langkahnya.

MuWan mendekat perlahan.

“Apa... apa kau marah padaku?”

Chen Yu menatapnya. Mata yang dulu hangat kini tampak tenang namun menusuk. Ia tersenyum samar, tetapi tak ada kehangatan di sana.

“Marah? Tentu tidak.”

“Bagaimana mungkin aku berani marah pada istri ku tercinta.”

Nada suaranya lembut, tapi justru membuat hati MuWan bergetar getir. Senyuman itu seperti embun beku di musim dingin. indah, tapi menyakitkan.

MuWan menggigit bibirnya. Dia ingin menjelaskan tentang cemburu sesaatnya, tentang rasa sakit yang ia sendiri tak bisa pahami.

Namun sebelum ia sempat membuka mulut.

Jhisan, pria tampan dan gagah dari Sekte Langit Merah, tiba-tiba muncul di sampingnya. Ia tanpa ragu menggenggam tangan MuWan.

“MuWan, kekasihku, kenapa kau bicara dengan orang dari sekte musuh? Jangan dekati dia lagi.”

Chen Yu menatap tangan mereka yang bergenggaman.

Dada Chen Yu terasa menyesal. Namun ia hanya tertawa pelan tidak riang, tapi pahit.

“Tangan itu.”

“Akan terlepas dari tubuhmu…”

“Hati hati jika kita bertemu di atas arena.”

Kata-katanya pelan, tapi menggema tajam di udara.

Jhisan tercengang.

Lalu MuWan buru-buru melepaskan tangannya dari genggaman Jhisan, wajahnya panik.

“Chen Yu, tunggu! Bukan seperti itu!”

Tapi Chen Yu sudah melompat mundur beberapa langkah. Sosoknya menghilang dalam sekejap, bergerak cepat dengan langkah ringan, lenyap dari pandangan mereka.

MuWan mengejar, namun sudah terlambat.

Bodohnya aku. Aku hanya ingin membuatnya cemburu. Kenapa aku malah melukainya.

Ia berdiri membeku. Sementara Jhisan hanya menatap penuh kebingungan, belum memahami kekuatan emosi yang melingkupi antara MuWan dan Chen Yu.

Waktu berlalu.

Langit di atas Arena Pertarungan Antar Sekte mendung, seolah ikut menyelubungi suasana hati beberapa murid yang berdiri di atas panggung kehormatan.

Sorak-sorai penonton memuncak saat dua nama diumumkan.

"Pertarungan selanjutnya: Chen Yu dari Sekte Langit Cerah melawan Jishan dari Sekte Langit Merah!"

Chen Yu melangkah maju, jubahnya berkibar ringan, matanya tenang, dan langkahnya tegap namun tak ada senyuman, tak ada antusiasme. Sorot matanya sedingin es abadi di puncak gunung tertinggi.

Jishan pun melangkah dengan senyum angkuh, masih membawa arogansi atas statusnya sebagai murid senior dan kebanggaan sektenya.

Namun, ketika kedua pria ini berhadapan. hanya satu yang menyimpan luka dalam diam.

Chen Yu bergumam.

Lengan yang menyentuh MuWan. Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja.

Wasit hanya sempat menghitung sampai tiga.

Dan pertarungan dimulai.

Jishan langsung menggunakan teknik tombak bayangan miliknya, aura spiritual memekik di udara.

Namun Chen Yu tidak bergerak.

Saat tombak itu datang mendekat, Chen Yu hanya memiringkan tubuhnya, menangkis serangan dengan ujung tangannya, lalu dalam satu putaran tubuh, tinju menghantam dada Jishan, membuat lawannya terpental mundur, menciptakan jejak berdarah di tanah arena.

Seketika, Chen Yu menghilang dan muncul di belakang Jishan, menarik tangan kanan pria itu. tangan yang pernah menggenggam MuWan dan berkata pelan.

“Tangan ini… tidak seharusnya menyentuh milik orang lain.”

Suara tenang itu seperti bisikan kematian.

CRAAAK!!

Dalam satu gerakan cepat, bersih, dan tanpa ampun. tangan kanan Jishan diputus dari bahunya. Teriakan kesakitan menggema di arena.

Penonton terdiam. Bahkan para tetua tak sempat bereaksi.

Jishan jatuh ke tanah, mengerang dalam darah dan rasa malu.

Sementara itu, Chen Yu masih berdiri tegak, jubah putihnya tak ternoda setetes pun.

Chen Yu menatap langit yang mulai cerah.

Perasaan ini…

Sakit. Tapi entah kenapa, aku tidak bisa menangis.

Mungkin, bersikap dingin seperti ini. adalah cara terbaik untuk bertahan di dunia kultivasi.

Dia membalik badan, meninggalkan arena tanpa menoleh.

Di Tribun Sekte Langit Merah

MuWan berdiri membeku, matanya menatap Chen Yu yang menjauh. Wajahnya pucat. Hatinya bergetar.

Lishuan, guru MuWan yang selalu bersikap tenang dan dingin, mendekat. Wanita itu memiliki kecantikan dewasa dan aura tekanan yang luar biasa.

“Aku tahu dia suamimu, MuWan.”

“Tapi mulai saat ini dia adalah musuh Sekte Langit Merah.”

“Jika kau masih ingin berada di sekte ini, bersiaplah untuk menceraikannya.”

MuWan menatap gurunya dengan air mata yang tertahan. Dunia seakan runtuh.

"Chen Yu Aku… aku hanya ingin membuatmu cemburu. Kenapa aku begitu bodoh."

Ia menutup wajahnya dengan lengan bajunya, menahan sesak yang menghantam dadanya seperti ombak badai.

1
wasiah miska nartim
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
April Lia
kereeen ceritanya makin mantap /Hey/
Wiji Lestari
lumayan..lanjoot
teguh andriyanto
singkat padat, OP, berkarakter, humor.. menyatu dengan baik di novel ini.. patut disimak sampe tamat.
إندر فرتما
MC GHOBLOK,🤣🤣🤣
dusah GHOBLOK lembek lagi,
mendingan gak usah di lanjutkan lagi ini alur ceritanya
Emma
Gak sabar lanjutin.
Type2Diabetes
Gak kecewa! 👍
douwataxx
Karakternya juara banget. 🏆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!