Harusnya, Ziva menghabiskan malam pertamanya itu dengan sang suami. Namun, saking mabuknya, ia malah masuk ke kamar mertuanya dan membuatnya tidur di ranjang yang salah.
Apa yang akan terjadi pada Ziva dan mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurma_98, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panik
Ckiiiittt
Mara dan sang sekretaris Nila berkunjung kembali ke kantor Victor. Sebelum masuk, Nila memarkirkan dulu mobilnya di area tempat parkir yang sudah tersedia.
"Nyonya, apa anda yakin akan menyimpan saham sebesar itu di perusahaan ini?" Tanya Nila.
"Ya, aku ingin perusahaan yang di kelola puteraku bisa semakin berkembang." Ujarnya mengangguk.
Setelah itu...
Sesampainya di dalam, seorang staf resepsionis meminta Mara dan Nila menunggu terlebih di ruangan yang sudah tersedia. Mereka berdua pun mengangguk lalu berjalan ke ruangan tersebut.
"Puteraku mungkin sedang banyak pekerjaan, aku seharusnya bertanya dulu sebelum datang ke sini." Kata Mara.
"Tidak papa nyonya, kita bisa menunggu tuan muda."
Lalu, setelah sampai di depan pintu ruangan tersebut, Nila membukakan pintunya sedangkan Mara berdiri di belakangnya.
Setelah pintu ruangan terbuka, mereka di kejutkan dengan sesuatu yang luar biasa. Yakni Victor dan Risa terlihat sedang beradegan berpelukan.
Mara dan Nila terpaku saat melihatnya. Mereka berdua sedikit canggung untuk menyapa dan datang di waktu yang tidak tepat.
"P-permisi tuan Victor...!"
Victor yang masih posisi di peluk Risa, ia pun mematung terkejut dan langsung menoleh. Karena tahu yang datang itu Mara, Victor dengan cepat mendorong Risa lalu setelah itu pelukannya terlepas.
"Ah, n-nyonya Mara..!" Ucapnya sedikit terbata-bata karena canggung.
Arah mata Mara tertuju pada Risa. Dia melihat wanita itu mulai dari atas hingga ke bawah. Dalam hatinya terus bertanya-tanya, siapa wanita ini? Apa ini isterinya Victor?
"Em, saya minta maaf mengganggu waktu anda, tuan. Seharusnya saya bertanya dulu jika akan berkunjung kesini." Sahut mara.
Risa diam di tempat dan sama sekali tak berkutik. Ia memilih duduk tanpa mengeluarkan suara. "Siapa orang ini? Dan Victor sepertinya sangat menyanjung wanita ini?"
"Ngomong-ngomong, ada perihal apa nyonya Mara berkunjung kesini? Apa ada sesuatu yang ingin anda bahas?" Tanya Victor.
Sekali lagi Mara melirik Risa. "Tuan, apa boleh saya membahasnya di depan isteri anda?"
Celetukan Mara membuat Victor langsung melototkan matanya. Ia terkejut saat Mara yang menyangka jika Risa ini adalah isterinya.
"A-apa?" Ucap Victor sedikit syok.
"Kenapa? Anda tidak perlu merahasiakannya dari kami, kami tidak akan melakukan apapun dan tentunya kami akan tutup mulut." Sahut Nila.
Mara mengangguk pelan saat mendengar ucapan sekretarisnya. Ia pun tersenyum ke arah Risa dan membuat wanita itu tersipu malu.
"Nyonya, tapi dia--"
Srettt
"Ah, maaf. Saya tidak tahu jika anda berdua adalah tamu terhormat suami saya. Senang bertemu dengan anda, saya Risa." Dengan cepat Risa menyela ucapan.
Degh
Tiba-tiba Mara terpaku saat mendengar nama tersebut. Risa? Mara sempat melihat informasi yang saat itu di berikan Nila, Risa adalah nama mantan Victor yang dulu sempat menggugurkan kandungannya. Ia pun menatap Victor dan Risa secara bersamaan. Ada apa ini?
Reaksi Victor berbeda, ia mendelikan matanya dan menatap kesal ke arah Risa. Enteng sekali wanita itu mengaku sebagai isteri dan menyebut Victor sebagai suaminya.
***
**
*
Di tempat lain
Draaap
Draaap
Draaap
Heri berjalan cepat sembari mendorong brangkar yang di dalamnya terdapat Ziva sedang tak sadarkan diri. Sejak di perjalanan tadi, dirinya panik dan khawatir, Heri takut, jika terjadi sesuatu pada Ziva.
"Kalian sudah menyiapkan semuanya?" Tanya Heri.
"Sudah dok, dokter ahli kandungan juga sudah menunggu di ruang UGD." Sahut perawat yang ikut mendorong brangkar.
"Bagus. Kalian harus lakukan yang terbaik. Selamatkan wanitaku!"
****
Maaf up dikit, author lagi sakit🤢😷