Seorang gadis yang yang bernama Ana terpaksa menerima perjodohan dari orang tua dan keluarga, setelah lima tahun pernikahannya, suami Ana mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada kakinya.
Selama sebulan penuh Ana merawat suaminya dengan ikhlas hingga suaminya pulih kembali seperti semula.
Di saat Ana bahagia karena kesembuhan cedera suaminya, Ana di kejutkan dengan hilangnya sang suami yang entah pergi kemana, tanpa pamit dan memberi kabar apapun padanya, sehingga membuat Ana beserta keluarga bingung dan terus mencari keberadaan sang suami.
Akankah Ana bertemu lagi dengan suaminya yang tiba-tiba menghilang itu, dan apakah alasan menghilangnya suami Ana.
Penasaran... Yu baca kisah Ana selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀
Acara di sekolah Arkan sudah selesai, setelah itu Ana mengantarkan putranya itu untuk pulang terlebih dahulu, setelah itu Ana langsung pergi menuju perusahaannya.
Di perusahaan sang asisten Andi sudah sedari tadi menunggu kedatangannya.
" Huuh, Bu Ana lama banget sih datangnya, banyak banget nih kerjaan, mana sudah di tunggu lagi, kapan datang sih huuh... " gumam Andi sambil mengerjakan tugas menggantikan Ana.
Tidak lama pintu terbuka dan Ana langsung masuk.
" Maaf pak Andi, saya baru datang " ucap Ana yang langsung menuju meja kerjanya.
" Tidak apa-apa Bu, ibu kan bos nya jadi saya mengerti " sambil tersenyum masam Andi menyahut.
" Hehehe bisa saja bapak, terimakasih pak sudah membatu pekerjaan saya " ucap Ana lagi yang langsung melanjutkan pekerjaannya.
" Tidak masalah Bu sudah tugas saya, sekarang lebih baik ibu cepat bersiap karena kita sudah ditunggu di lokasi untuk meninjau langsung lahan untuk proyek ini" ucap Andi
" Oh baiklah, ayo kita pergi sekarang " kata Ana yang selesai membereskan meja kerjanya.
Andi mengangguk lalu langsung saja mereka berdua menuju lokasi proyek yang sedang mereka kerjakan itu.
Sesampainya di sana benar saja sudah ada seseorang yang menunggu sambil mengawasi pembangunan sebuah hotel proyek mereka bersama itu.
Tanpa menunggu lama lagi Ana dan Andi langsung menghampiri orang itu.
" Maaf Om kami terlambat " ucap Ana yang juga di anggukan Andi di belakangnya.
" Tidak masalah saya juga baru sampai" sahut orang itu yang masih membelakangi Ana sambil mengamati pembangunan itu.
Melihat itu Ana tidak ambil pusing, meskipun merasa aneh dengan perubahan nada bicara lawan bicaranya ini, tidak Ana masalahkan dan langsung saja Ana juga menuju ke lokasi untuk memantau langsung proses pengerjaannya.
Tapi sebelum melangkah jauh orang itu memanggil Ana sehingga menghentikan langkahnya.
" Tunggu Ana kamu mau kemana ?" tanya orang itu.
Mendengar itu Ana langsung berbalik
" Ridho itu kamu, kirain tadi om Burhan " ucap Ana yang terkejut setelah namanya di panggil.
" Iya aku yang melanjutkan kerjasama kita ini menggantikan Papah, kamu tidak keberatan kan " ucap Ridho dengan pandangan yang lebih hangat terhadap Ana.
Melihat pandangan Ridho yang berbeda padanya membuat Ana sedikit aneh, apalagi Andi yang juga merasakannya jadi aga sedikit tidak enak berada di situ.
" Saya kesana duluan Bu Ana pak Ridho" ucap Andi yang langsung pergi saja tanpa mendengar persetujuan langsung dari mereka.
" Eh, eh... " Ana hendak memanggil Andi tapi tidak sempat karena Andi langsung melesat menjauh dari tempat itu.
Sedangkan Ridho yang melihat itu langsung tersenyum senang tanpa menunggu lama lagi ia langsung mendekati Ana.
" Dasar Andi, seenaknya aja pergi begitu saja " gumam Ana
" Biarkan saja, ayo kita bisa lebih leluasa bicara membahas semuanya " ajak Ridho sambil menggandeng tangan Ana menuju tempat pembangunan itu.
Ana sangat terkejut saat Ridho memegang tangannya, tapi tidak bisa berbuat apa-apa dan membiarkannya saja, lalu mereka berpegang tangan menyusuri pembangunan itu sambil sesekali menghampiri mandor yang bertugas dan juga para karyawan.
Ada rasa hangat yang Ana rasakan saat bersama sahabat lamanya yang sekarang jadi rekan kerjanya.
Begitu juga dengan Ridho yang sengaja menjadikan momen itu untuk lebih dekat dengan sahabatnya itu.
Andi dan Rey asisten Ridho yang melihat kedekatan mereka berdua langsung saling pandang.
" kamu kenapa, wajar lah mereka begitu, mereka kan sahabat " ucap Rey sambil melihat keduannya.
" Apa, jadi sebelumnya mereka berdua sahabat, baru tahu saya pantas saja mereka sangat dekat, wajar saja kalau seperti itu " kata Andi yang baru tahu lalu membenarkan.
Setelah itu mereka melanjutkan kembali hingga kunjungan mereka selesai, lalu mereka berempat bersama kembali ke mobil masing-masing.
Saat Ana dan Ridho baru tiba di mobil mereka, tak sengaja ponsel mereka berdua sama-sama berdering, melihat itu mereka berdua saling pandang sebentar lalu mengangkat ponsel mereka bersamaan.
" Iya halo Pah " ucap Ana dan Ridho bersamaan.
Lalu mereka berdua kembali saling pandang karena mengucapkan kata Yang sama.
Andi dan Rey juga saling pandang melihat tingkah kedua atasan mereka itu.
Ana dan Ridho sama - sama di telpon ayah mereka tak heran mereka mengucapkan kata Yang sama, tapi aneh saja kedengaran oleh yang mendengar mereka berdua.
" Ada apa Pah ?" ucap keduanya lagi yang kembali saling pandang dan tertawa bersama karena mereka berdua mengucapkan kata Yang sama lagi.
Setelah itu mereka berdua sama-sama berbalik saling menjauh untuk melanjutkannya.
Andi dan Rey masih terbengong dan terheran melihat keduanya yang sangat aneh menurut mereka.
" Ridho, nanti malam datang ke restoran xx ya kita makan malam bersama dengan sahabat papah, tidak ada bantahan, dilarang protes dan sekian terimakasih " ucap Burhan singkat padat dan jelas tanpa berlama-lama setelah itu langsung saja mematikan ponselnya.
" Shiittt" desis Ridho yang sangat kesal karena setiap papahnya menghubunginya selalu saja seperti itu.
Berbeda dengan Ana yang saat ini masih bertelepon dengan pak Arman.
" Iya pah, " ucap Ana
" Ana, nanti setelah pulang kerja kamu langsung saja ke restoran xx, kita akan makan malam bersama dengan keluarga om Burhan, jangan sampai tidak datang bisa malu nanti papah soalnya ini sangat penting " ucap Arman di telpon itu.
" Memangnya ada apa Pah, penting banget ya ?" tanya Ana lagi.
" Iya sangat penting, makanya kamu harus datang ya papah tunggu nanti " ucap Arman lagi.
" Oh, baiklah kalau begitu, nanti Ana kesana " sahut Ana
" Baiklah, ya sudah papah tutup dulu, maaf sudah ganggu kamu bekerja " ucap Arman lagi
" Tidak apa-apa Pah, ya sudah " ucap Ana lagi yang setelah itu mematikan ponselnya.
" Sangat beda jauh" ucap Rey setelah mendengar keduanya sama-sama mengangkat telpon.
" Ya iyalah, perempuan mah beda ma pria dari segi bicaranya saja sudah beda jauh " ucap Andi juga membenarkan.
Mendengar itu Ana dan Ridho kembali saling pandang dan tersenyum bersama menghampiri asisten mereka itu.
" Sama saja, ayo pergi" ajak Ana dan Ridho kembali bersamaan mengucapkan kata-katanya.
Hahahah..
Lalu mereka tertawa bersama karena mereka selalu saja mengucapkan kata Yang sama, entah kenapa karena mereka semua juga tidak mengerti.
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀