Tita, gadis yang hanya hidup berdua dengan ibunya, karena bapaknya tidak mengakuinya. lebih tepatnya, bapak itu menikah lagi setelah ibunya mengandung dirinya. ditambah lagi banyak orang yang tidak menyukai sang ibu, yang hanya seorang wanita buruh tani diladang orang lain.
sampai akhirnya, tita yang saat itu sedang membantu ibunya membersihkan ladang sawah orang, tidak sengaja tersambar petir sehingga mengundang kehebohan. dan Untung saja dia tidak meninggal, tetapi satu hal yang berbeda dari dirinya. dia mendapatkan sedikit kemampuan, yaitu kemampuan meracik herbal-herbal yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian, dan juga untuk perikanan.
lalu bagaimana perjalanan tita setelah berhasil lolos dari maut itu ?
ikuti terus ya teman-teman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. kekesalan Mira
sementara di posisi Mira, dia pulang sekolah dengan wajah cemberut. apalagi masalahnya kalau bukan mendengar kabar dan melihat informasi yang ditempel di mading sekolah, bahwa nama-nama peserta yang lulus di sana sudah keluar. dan bahkan salah satu peserta yang lulus dengan nilai sempurna adalah Tita, anak yang merupakan, anak miskin yang dianggap sebagai saingannya.
dengan wajah yang bete, dia Langsung melempar tasnya secara sembarangan dan meninggalkan ruang tamu itu. dan ibu Rukmi yang melihat tingkah cucunya tersebut langsung menjadi heran.
"ada apa dengan anak ini..? pulang-pulang langsung mengamuk." ucapnya dengan ketus dan sedikit tidak peduli. karena biasanya, jika dia sedang tantrum seperti ini Ibu Rukmi tidak akan pernah menghiburnya. melainkan membiarkannya begitu saja.
Prank!! Prank!!.
Ibu Rukmi yang kembali mendengar suara barang pecah dari kamar Mira, akhirnya tak bisa mengabaikan lagi. dengan cepat dia melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam kamar Mira yang terlihat sedikit terbuka itu.
seketika Ibu Rukmi langsung terkejut melihat pemandangan kamar juga kesayangannya ini.
"APA YANG KAMU LAKUKAN!!" teriak Ibu Rukmi dengan ekspresi marah. namun Mira tidak menggubris akan hal itu, justru dia semakin gila membanting semua barang-barangnya di dalam kamar.
tak hanya Ibu Rukmi, Pak Surya yang baru saja pulang dari ladang pun langsung bergerak menuju kamar putrinya yang terdengar ada keributan.
"apa yang terjadi Bu?" tanya Pak Surya kepada ibunya.
"tanya saja anakmu itu Surya!! dia pulang-pulang langsung mengamuk dan membanting semua barang-barang yang ada di dalam kamarnya.!! Apa kamu sudah gila ha!!" ucap Ibu Rukmi memarahi Mira yang seperti kesetanan itu.
"diamlah Nek!! ini bukan urusan nenek.!" ucapnya dengan tidak sopan.
"MIRA!! DI MANA SOPAN SANTUNMU!!" teriak Pak Surya memarahi putrinya.
"kamu ini tidak sopan sekali berbicara kepada orang yang lebih tua dari kamu Mira.. bagaimana nenek tidak bertanya seperti itu, kamu membuat keributan di rumah saya. kalau kamu mau memecahkan semua barang-barang, Jangan lakukan di rumah saya. lakukan di rumah nenek dari keluarga ibumu saja!! mereka di sana banyak barang yang bisa kamu hambur dan banting-bantingkan." ucap Ibu Rukmi merasa marah dan juga kesal karena tidak dihargai oleh cucunya.
"ini semua gara-gara Tita!! dia berani-beraninya maju mengikuti tes olimpiade!! dan aku sangat marah Nek!! karena dia telah menjadi salah satu siswi yang telah lulus untuk mengikuti olimpiade berikutnya. bagaimana tidak marah!!" ucapnya dengan emosi.
"apaaa.." surya dan ibu Rukmi berujar secara bersamaan sekaligus memasang ekspresi terkejut.
ibu Rukmi bahkan menatap putranya dengan tatapan tidak percaya. bagaimana mungkin hal ini terjadi ? namun Ibu Rukmi dengan cepat menormalkan ekspresinya.
"Apa kamu yakin? kamu tidak salah kan melihat informasi ? bagaimana mungkin, Tita yang merupakan anak miskin, dan yang paling miskin di desa kita lulus ujian olimpiade.!! dia saja tidak punya sokongan, tidak disayang ayahmu, dan bahkan baru saja mendapatkan ayah baru, dan kemungkinan tidak bisa dijamin akan membuat kehidupan mereka menjadi jauh lebih baik. lalu bagaimana mungkin dia bisa lulus ikut olimpiade ? kamu jangan bercanda Mira." ucap Ibu Rukmi mencoba untuk mengorek informasi lebih lanjut lagi dari cucunya.
"nenek pikir aku itu pikun seperti nenek!! mataku masih bisa melihat dengan jelas Nek!! telingaku juga masih bisa mendengar dengan jelas.!! Aku bahkan jelas-jelas menyaksikan nama tita sendiri terpampang di mading sekolah menjadi salah satu siswi yang lulus dan bisa mengikuti ujian olimpiade selanjutnya.!! nenek pikir aku buta apa!!" serunya dengan bete. Surya pun terdiam.
Tita, anaknya. ya, Tita anak yang tidak pernah diakui dan disayang oleh dirinya mungkin telah meraih prestasi yang sangat dibanggakan di sekolahnya. bahkan kalau lulus olimpiade yang diselenggarakan sekolah, makan sama Susan akan melambung tinggi dan nama Tita serta Ibu Susan pasti akan menjadi sebuah kebanggaan.
(Dia anakku kan..?) batinnya dengan suara yang lirih. tentu saja tak berani mengakui, walaupun jauh di dalam hati dia sangat ingin diakui.
"terus kenapa kamu marah-marah tidak jelas seperti ini dan membanting barang-barang di dalam rumah!! seharusnya kamu temui Tita Dan labrak Dia!! yang membuat kamu emosi seperti ini kan dia, bukan barang-barang yang ada di rumah ini!!" ucap Ibu Rukmi dengan kesal.
"cih!! kalau aku pergi melabrak dan memarahinya, itu sama saja mempermalukan diri sendiri Nek. memang memangnya nenek mau, nama baik nenek juga ikutan jadi rusak.!" ketusnya.
"terus kenapa kamu harus mengamuk!! seharusnya kamu juga harus ikut mendaftar dan buktikan, kalau kamu juga bisa lulus olimpiade seperti Tita.!! bukan Malah marah-marah seperti ini.!!" jawab ibu Rukmi membuat Mira lagi-lagi menatap dengan malas.
"kenapa nenek jadi memarahiku sih!! seharusnya nenek membelaku, memberikan pengertian dan membujukku."
"untuk apa membujukmu.. kalau kamu sedang marah dengan seseorang yang sama dengan kamu, kamu jangan melampiahkan di dalam rumah dong!! temui dia dan labrak!! bila perlu, lakukan kekerasan." surya yang mendengar penuturan ibunya langsung menoleh.
"Ibu jangan ajarkan yang tidak-tidak sama Mira ya Bu!! apa belum cukup selama ini Ibu membuat mereka menderita.!! sudah jangan buat masalah lagi." tegur Surya. kemudian langsung menoleh ke arah putrinya.
"kamu juga Mira!! tidak seharusnya kamu membanting barang-barang seperti ini. lihat perbuatanmu ini. lalu kamu mengharapkan siapa yang akan membersihkannya ? pokoknya ayah tidak mau tahu, kamu harus membersihkan bekas-bekas yang berserakan yang kamu ciptakan ini. dan ayah juga tidak mau dengar berita apapun di luar sana, kalau kamu pergi melabrak Tita. ingat bagaimanapun tita adalah anak ayah juga." ungkapnya membuat Mira memutar bola matanya.
"jadi sekarang, setelah tita meraih prestasi dan lulus ikut olimpiade, ayah mulai mengakuinya sebagai anak ayah ? dulu ayah ke mana aja!! ayah benar-benar munafik tahu nggak!!" setelah Mira mengatakan hal itu, dia menghentakkan kakinya di lantai. setelah itu dia langsung pergi meninggalkan Ibu Rukmi dan ayahnya yang masih berdiri mematung di depan pintu kamarnya.
dia juga tidak peduli dengan kaca-kaca atau barang-barang yang berserakan di lantai kamarnya. yang dia tahu sekarang dirinya sedang marah dan sedang kesal. dia harus melampiaskan semua emosinya, agar hatinya kembali lega.
sementara Pak Surya yang melihat kepergian putrinya itu tentu saja tidak tinggal diam.
"mau ke mana lagi kamu Mira!! jangan keluar rumah sebelum kamu membersihkan kamarmu!!" seru Pak Surya kepada putrinya. namun Mira tidak menggubris sama sekali.
"Aku tidak mau tahu!! aku juga tidak peduli." setelah mengatakan hal itu. Mira pun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah neneknya dan pergi ke rumah nenek dari pihak ibunya.
kebetulan, Mira memang masih memiliki dua orang nenek yang masih lengkap. begitu pula dengan kakeknya baik dari pihak ibu maupun pihak ayah. hanya saja, kakeknya ini dari pihak ayahnya memang cukup jarang di rumah.
dia lebih senang tinggal di pondok yang dibangun di salah satu tanah perkebunan milik keluarga neneknya.