Dua orang sahabat dekat. Letnan satu Raden Erlangga Sabda Langit terpaksa harus menjadi presiden dalam usia muda karena sang ayah yang merupakan presiden sebelumnya, tutup usia. Rakyat mulai resah sebab presiden belum memiliki pasangan hidup.
Disisi lain presiden muda tetap ingin mengabdi pada bangsa dan negara. Sebab desakan para pejabat negara, ia harus mencari pendamping. Sahabat dekatnya pun sampai harus terkena imbas permasalahan hingga menjadi ajudan resmi utama kepresidenan.
Nasib seorang ajudan pun tak kalah miris. Letnan dua Ningrat Lugas Musadiq pun di tuntut memiliki pendamping disaat dirinya dan sang presiden masih ingin menikmati masa muda, apalagi kedua perwira muda memang begitu terkenal akan banyak hitam dan putih nya.
Harap perhatian, sebagian besar cerita keluar dari kenyataan. Harap bijaksana dalam membaca. SKIP bagi yang tidak tahan konflik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Rekam jejak ( 2 ).
3. Perkelahian dengan Kadet Lain.
Bang Erlangga dan Bang Lugas sering terlibat perkelahian dengan kadet lain, terutama dengan mereka yang mencoba meremehkan kemampuan mereka atau menghina keluarga mereka, terutama keluarga Bang Lugas yang bisa di bilang broken home.
Suatu ketika, mereka berkelahi dengan sekelompok kadet senior yang mencoba melakukan perpeloncoan terhadap kadet junior. Perkelahian itu berlangsung sengit dan menyebabkan beberapa kadet terluka. Bang Erlangga dan Bang Lugas kembali terancam dikeluarkan dari akademi.
Namun, saat diinvestigasi, terungkap bahwa mereka hanya membela kadet junior yang menjadi korban perpeloncoan.
"Asal Komandan tau, kami melakukan semua ini bukan atas dasar sok jagoan. Pendidikan ya tetap pendidikan tapi pendidikan macam apa dulu yang di terapkan?? Bagaimana kalau ada siswa didik sampai mati???? Kita sebagai siswa ada hak untuk hidup." Begitu kerasnya Bang Lugas menentang pembullyan.
Bang Erlangga pun terpaksa mengancam akan membawa nama keluarga jika aturan tidak segera di tegakan.
Komandan akademi memberikan mereka penghargaan atas keberanian mereka, namun tetap memberikan sanksi berupa skorsing selama seminggu. Selama masa skorsing, mereka diminta untuk menulis laporan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan di dalam kehidupan serta jiwa memanusiakan manusia.
Esai mereka ternyata sangat inspiratif dan dibacakan di hadapan seluruh kadet saat upacara bendera.
4. Aksi Protes yang Kreatif.
Bang Erlangga dan Bang Lugas juga dikenal sebagai kadet yang kritis dan berani menyuarakan pendapat. Terlihat dari rekam jejak keonaran mereka.
Mereka sering melakukan aksi protes terhadap kebijakan-kebijakan akademi yang mereka anggap tidak adil atau tidak efektif.
Suatu ketika, mereka memimpin aksi protes terhadap kualitas makanan di mess kadet yang buruk. Aksi protes itu dilakukan dengan cara Bang Lugas berpura-pura sakit parah akibat keracunan karena dana konsumsi banyak yang di salah gunakan. Ide kreatif penuh sindiran dan kritik terhadap pengelola mess agar memperbarui menu makanan.
"Kenapa kalian lakukan itu??"
"Kami hidup dari uang negara, seharusnya uang negara bisa di kelola dengan baik. Jangan hanya karena ada kamera saja makanan nya layak gizi, jika tidak ada kamera kami makan lebih buruk dari seorang tahanan. Sayur asem masa rasanya seperti air kobokan??" Protes Bang Lugas.
"Benar, Pelatih. Kita ini manusia, bukan hewan." Ujar Bang Erlangga berapi-api sambil tetap menyuarakan pendapatnya.
Aksi protes itu berhasil menarik perhatian komandan akademi, yang kemudian melakukan inspeksi mendadak ke mess kadet. Hasilnya, komandan akademi menemukan banyak pelanggaran dan langsung memecat pengelola mess yang korup. Kualitas makanan di mess kadet pun meningkat drastis.
Dari rekam jejak tersebut, terlihat bahwa Erlangga dan Lugas memang bukanlah kadet yang sempurna. Mereka sering melakukan kesalahan dan melanggar aturan. Namun, mereka selalu bisa membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata-rata. Mereka selalu bisa mengubah kesalahan mereka menjadi pelajaran dan inspirasi bagi orang lain. Hal inilah yang membuat mereka selalu dihormati dan disegani oleh teman-teman dan para senior di pendidikan
Tapi di antara semua kebadungan mereka, ada satu hal yang begitu dominan tidak bisa lepas dari mereka Bang Erlang dan Bang Lugas.
5. Pesona Playboy di Kalangan Taruni.
Bang Erlangga dan Bang Lugas dikenal memiliki pesona yang kuat di kalangan para taruni. Mereka berdua memiliki gaya pendekatan yang berbeda, namun sama-sama efektif. Erlangga, dengan pembawaannya yang tenang dan sopan, mampu membuat para taruni merasa nyaman dan dihargai. Sementara Lugas, dengan humornya yang cerdas dan spontan, mampu membuat para taruni tertawa dan terhibur. Tak heran, banyak taruni yang berusaha menarik perhatian mereka.
Namun, Erlangga dan Lugas tidak pernah memanfaatkan popularitas mereka untuk hal-hal yang negatif. Mereka selalu menjaga sikap dan menghormati para taruni. Mereka hanya ingin berteman dan bersenang-senang, tanpa ada niat untuk menyakiti atau memanfaatkan perasaan siapapun.
Suatu ketika, Erlangga dan Lugas terlibat dalam sebuah kompetisi untuk memperebutkan hati seorang taruni cantik bernama Sekar. Sekar adalah seorang taruni yang cerdas, cantik, dan memiliki kepribadian yang menarik. Erlangga dan Lugas sama-sama tertarik padanya, namun mereka tidak ingin merusak persahabatan mereka karena seorang wanita.
Akhirnya, Erlangga dan Lugas sepakat untuk bersaing secara sehat. Mereka berdua berusaha untuk menunjukkan kemampuan dan pesona mereka kepada Sekar, tanpa saling menjatuhkan atau menghalangi. Mereka berdua melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian Sekar, mulai dari memberikan hadiah, mengajak makan malam, hingga membuat puisi cinta.
Namun, Sekar ternyata tidak tertarik pada Erlangga maupun Lugas. Ia lebih tertarik pada persahabatan mereka.
"Maaf, Sekar tidak pernah bermaksud untuk menyakiti hati kalian, tapi... Tidak ada satupun di antara kalian yang lebih ataupun tidak Sekar sukai. Sekar mengagumi kalian berdua, kalian adalah orang-orang yang hebat dan memiliki hati yang baik. Sekar juga tidak ingin merusak persahabatan kalian hanya karena masalah seperti ini." Kata Sekar.
Bang Erlang dan Bang Lugas saling lirik kemudian tersenyum. Mereka menghargai keputusan Sekar. Memang hal yang di anggap kecil bisa menjadi masalah besar nantinya. Dengan legowo mereka menerima keputusan Sekar.
Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi Erlangga dan Lugas. Mereka menyadari bahwa menjadi 'mata keranjang' itu tidak salah, asalkan mereka tetap bisa menjaga sikap, hati dan menghormati wanita. Soal perasaan memang terkadang hadir tanpa di undang.
Mereka juga belajar bahwa persahabatan itu lebih penting daripada cinta, dan cinta pasti akan datang di saat yang tepat nantinya.
.
.
.
.