SI ANAK BURU TANI

SI ANAK BURU TANI

1 tersambar petir

"TITA!! JANGAN BERTEDUH DI BAWAH POHON NAK!!" teriak seorang wanita yang tampak sedikit lebih tua dari gadis yang disorakinnya itu.

terlihat cuaca saat ini sedang turun hujan, dan petir yang menyambar-nyambar. gadis yang bernama tita, yang tidak sempat pergi ke gubuk atau ke saung untuk berteduh, memilih berteduh sejenak dibawa pohon yang rindang.

"iya Bu ..!!! Sebentar!!" teriak gadis itu.

mereka adalah sepasang ibu dan anak. gadis yang bernama tita itu, memutuskan untuk membantu ibunya menjadi buruh tani di sawah Pak Rojak. lagi pula, dia juga sedang tidak bersekolah. atau masih belum waktunya masuk sekolah.

tita kebetulan baru saja menyelesaikan sekolah menengah pertamanya, dan nanti akan melanjutkan sekolah menengah atas. beberapa hari yang lalu, dia sudah mendaftarkan dirinya bersama dengan teman-teman sekampungnya.

Jedar!!

Jedar!!

"tita!!" teriak ibunya lagi. tita yang mendengar teriakan ibunya melambaikan tangannya.

"Iya Bu!! sebentar.!! ini hujannya masih sedikit lebat.!"

Jedar!!

namun sesaat kemudian, petir langsung menyambar tepat ke arahnya, yang langsung membuat tita tersambar petir dan langsung tak sadarkan diri. ibunya yang melihat kejadian hal itu langsung teriak histeris dan sekaligus berdiri mematung.

"tita!!" teriaknya dengan penuh kecemasan. dia memandangi ke arah putrinya seolah-olah tidak tahu harus melakukan apa.

dan beberapa warga lainnya yang juga sedang berada di sawah itu langsung bergerak cepat.

"Ibu Susan!! ibu Susan!! cepat-cepat!! Tita sudah dibawa pulang!!" seru seorang wanita paruh baya menyadarkan Ibu dari tita yang dipanggil Susan itu.

"ayo cepat Ibu Susan!!" teriak ibu itu lagi eh langsung membuat Ibu Susan tersadar. dia pun langsung terengah-engah, seolah-olah nafasnya akan segera berakhir.

"anakku..." ucapnya dengan lirih. beberapa warga yang melihat Ibu Susan tampak syok seperti itu langsung membantunya, dan membawanya pulang ke rumah gubuk mereka yang tentunya hanya ditinggali oleh mereka berdua.

beberapa penatua dan juga orang-orang pintar mulai mendatangi rumah gubuk itu dan memeriksa tita. ada juga bidan yang ikut datang memeriksa. seluruh tubuh kita tampak sudah gosong akibat sambaran petir itu. tapi untung saja, tita masih bernafas walaupun masih terasa sangat lemah.

"tita... Nak... bangun nak.. Jangan tinggalkan Ibu.." ucap Ibu Susan dengan lirih. rumah kecilnya itu sudah dipadati oleh para penduduk yang juga ingin melihat tita yang konon katanya tersambar petir saat di sawah. Pak Rojak pemilik ladang sawah itu juga turut hadir. dia juga ingin melihat bagaimana kondisi tita.

di kampungnya, tita dikenal sebagai anak yang baik dan ramah. ibunya juga mengenalnya dengan anak yang sangat patuh terhadap sang ibu. tak pernah sekalipun tita meminta barang yang rasanya tidak bisa dipenuhi oleh ibunya.

para warga yang berdatangan untuk melihat pun mulai berdesas-desus.

"ini kronologinya bagaimana sih Bu..?" tanya beberapa warga yang tidak menyaksikan.

"aduh.. saya juga kurang tahu. tapi, dari insiden yang kami lihat, tita sedang berteduh di bawah sebuah pohon untuk menghindari hujan. dan ibunya memanggil-manggil untuk datang ke saung. tetapi karena hujan begitu lebat, tita memilih untuk bertahan sampai hujan sedikit mereda. Tapi, naasnya petir yang menyambar itu, malah menyambar pohon tempat tita berteduh. sehingga, tita yang berada di bawah pohon pun ikut tersambar petir. dan saat itu pula, tita langsung tidak sadarkan diri." ujar ibu-ibu yang juga bersama dengan Ibu Susan dan tita di sawah Pak Rojak.

"astaghfirullahaladzim!! ada ya kejadian seperti itu. mudah-mudahan, dia tidak apa-apa. kasihan Ibu Susan, Dia tidak punya siapa-siapa di dunia ini. Dia sudah menjadi yatim piatu sejak kecil, dan memiliki suami yang memilih untuk menikah lagi dan menceraikannya hanya karena omongan orang tua. dan tujuan hidupnya hanyalah tita." ucap beberapa ibu-ibu yang juga merasa prihatin.

"ya mudah-mudahan saja.. kita doakan saja ya ibu-ibu." tutur ibu itu lagi.

***

sementara di dalam. Ibu Susan tempat meratapi dan menangisi putrinya yang masih terbujur itu. walaupun beberapa orang pintar dan bidan telah mengatakan, kalau tita tidak apa-apa, namun belum bisa menghibur hati Ibu Susan. Dia sangat takut kehilangan putrinya, karena hanya putrinya lah yang ia miliki satu-satunya di dunia ini.

"bangunlah nak.. buka matamu. Jangan tinggalkan Ibu.. Ibu tidak punya siapa-siapa lagi selain kamu di dunia ini." ucapnya dengan lirih.

"Ibu Susan yang sabar ya Bu.. insya Allah, dek tita itu nggak papa. nanti beberapa saat kemudian dia akan sadar. nanti kalau sudah bangun, Ibu jangan lupa berikan ini ya. ini adalah obat penambah stamina dan vitamin. biar tidak terlalu oleng.* ujar bidan desa itu.

"Iya Susan! dia tidak apa-apa. hanya perlu memberikan sedikit urutan saja, biar peredaran darahnya kembali berjalan dengan normal." ujar salah satu ibu-ibu yang tampak datang membawa obat-obatan kampung yang biasanya digunakan untuk mendukung pengurutan.

ibu itu pun langsung mendudukkan tubuhnya di samping Ibu Susan, dan perlahan-lahan ibu itu mulai mengusapkan tangannya yang telah dilumuri dengan herbal yang telah dihancurkan tadi. dia pun mulai mengurut pelan-pelan, di kaki dan juga tangan tita yang masih belum sadarkan diri itu. Ibu Susan juga ikut turut membantu. dia tentu ingin putrinya segera bangun.

setelah kondisi tita telah dipastikan baik-baik saja, beberapa warga pun mulai membubarkan diri. mereka semua kembali ke rumah masing-masing. begitu pula dengan orang-orang pintar dan juga bidan desa. sehingga tinggallah Ibu Susan dan putrinya yang masih tertidur itu.

ayah dari tita pun tak datang sama sekali untuk menjenguk putrinya. padahal dapat dipastikan, kalau ayahnya sudah mendengar berita tentang dirinya yang tersambar petir. namun, mungkin rasa kasihan dan prihatin untuk putrinya itu sudah tidak ada lagi di dalam hatinya.

sementara Ibu Susan, dia mulai menutup pintu gubuk itu. rumah mereka itu benar-benar terlihat sangat kecil dan bahkan mungkin lebih besar dari saung yang ada di sawah. tapi apa boleh buat, tak ada satu orang pun yang mau membantu mereka memperbaiki kediaman mereka. mereka hanya bisa mengandalkan diri sendiri, untuk melakukannya.

tapi akhir-akhir ini, mereka masih belum sempat melakukannya. karena tentunya, masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang harus mereka lakukan. sehingga, pembaharuan gubuk mereka ini ditunda terlebih dahulu.

setelah selesai menutup pintu, Ibu Susan langsung duduk di samping putrinya yang sudah dibaluti dan ditutupi dengan kain tipis yang bisa menghangatkan badannya. Ibu Susan tentu tidak bisa tertidur, mengingat putrinya masih belum sadarkan diri ini.

Ibu Susan mengusap Sayang kepala putrinya sambil bergumam.

"bangun nak. Jangan tinggalkan Ibu.. Ibu tidak akan sanggup hidup tanpa kamu. hanya kamu harapan ibu satu-satunya, agar bisa bertahan hidup di sini." ucapnya dengan suara yang begitu lirih.

kalau seandainya Ibu Susan melakukan perawatan, Pasti wajah nya itu masih terlihat cantik dan masih muda. apalagi umurnya saat ini bisa dibilang Masih sekitar 30 tahun. Karena di masa lalu, dia menikah dengan ayah tita ketika umurnya masih belasan tahun.

Terpopuler

Comments

RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑

RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑

semangat buat karya nya masih a da beberapa kata yang typo

2025-07-24

0

Dewiendahsetiowati

Dewiendahsetiowati

hadir thor

2025-08-02

0

Lisa

Lisa

Aku mampir Kak

2025-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 1 tersambar petir
2 2. rasa iri
3 3. beli beras
4 4 semangat ibuku
5 5. hasil yang membahagiakan
6 6. membayar hutang itu
7 7. berbelanja di warung lain
8 8. alam bawah sadar
9 9. menangkap ikan di pantai
10 10. penghasilan hari ini
11 11. berbelanja
12 12. desas-desus
13 13. habis terjual
14 14. membeli tanah untuk pertamakalinya
15 15. niat ibu Rukmi
16 16. membawa bekal ke sekolah
17 17. usulan tita
18 18. membeli nasi bungkus Karena penasaran
19 19. nasi bungkus penuh haru
20 20. meminta sepeda milik tita
21 21. hari libur yang dimanfaatkan
22 22. Tidak seperti biasanya
23 23. pendapatan pertama anak-anak
24 24. informasi olimpiade
25 25. di posting
26 26. meminta hal yang sama lagi
27 27. minimal tau dirilah!!
28 28. jangan bikin malu
29 29. ayah baru
30 30. membuat bubur
31 31. lulus tes olimpiade
32 32. kekesalan Mira
33 33. ternyata duda
34 34. mengurus surat
35 35. memeluk figuran ayah untuk pertama kalinya
36 36. ayah tidak meninggalkan kami
37 37. kebanggaan
38 38. ayah sudah menikah
39 39. tiba di kota provinsi
40 40. pengantar bahan material
41 41. kedatangan mobil mewah
42 42. saling menerima
43 43. mendapatkan Restu
44 44. kapan kami punya adik
45 45. mengantar tita sekolah
46 46. wanita berhati iblis
47 47. pernah tersambar petir
48 48. Apa itu tante-tante girang
49 49. mengantar tita
50 50. ayah menyesal
51 51. perasaan bahagia tita
52 52. kemenangan tita
53 53. berpisah
54 54. irinya warga
55 55. ulah Mira
56 56. diskorsing
57 57. ide baru lagi
58 58. membuat buku rekening
59 59. perbuatan Mira
60 60. bukan anak kecil
61 61. Mira kenak marah
62 62. mendaftarkan Arnold sekolah
63 63. amarah tita
64 64. lirikan tajam ayah
65 65. perasaan Tuan Edwin
66 66. rasa jengkel Tuan Edwin
67 67. salah ayah
68 68. tindakan pak Tarno
69 69. informasi yang diinginkan
70 70. informasi tentang Mira
71 71. kebenaran tentang Mira
72 72. pusat rehabilitas
73 73. semuanya akurat
74 74. tidak diizinkan
75 75. berlibur ke ibukota
76 76. diratukan oleh orang yang tepat
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1 tersambar petir
2
2. rasa iri
3
3. beli beras
4
4 semangat ibuku
5
5. hasil yang membahagiakan
6
6. membayar hutang itu
7
7. berbelanja di warung lain
8
8. alam bawah sadar
9
9. menangkap ikan di pantai
10
10. penghasilan hari ini
11
11. berbelanja
12
12. desas-desus
13
13. habis terjual
14
14. membeli tanah untuk pertamakalinya
15
15. niat ibu Rukmi
16
16. membawa bekal ke sekolah
17
17. usulan tita
18
18. membeli nasi bungkus Karena penasaran
19
19. nasi bungkus penuh haru
20
20. meminta sepeda milik tita
21
21. hari libur yang dimanfaatkan
22
22. Tidak seperti biasanya
23
23. pendapatan pertama anak-anak
24
24. informasi olimpiade
25
25. di posting
26
26. meminta hal yang sama lagi
27
27. minimal tau dirilah!!
28
28. jangan bikin malu
29
29. ayah baru
30
30. membuat bubur
31
31. lulus tes olimpiade
32
32. kekesalan Mira
33
33. ternyata duda
34
34. mengurus surat
35
35. memeluk figuran ayah untuk pertama kalinya
36
36. ayah tidak meninggalkan kami
37
37. kebanggaan
38
38. ayah sudah menikah
39
39. tiba di kota provinsi
40
40. pengantar bahan material
41
41. kedatangan mobil mewah
42
42. saling menerima
43
43. mendapatkan Restu
44
44. kapan kami punya adik
45
45. mengantar tita sekolah
46
46. wanita berhati iblis
47
47. pernah tersambar petir
48
48. Apa itu tante-tante girang
49
49. mengantar tita
50
50. ayah menyesal
51
51. perasaan bahagia tita
52
52. kemenangan tita
53
53. berpisah
54
54. irinya warga
55
55. ulah Mira
56
56. diskorsing
57
57. ide baru lagi
58
58. membuat buku rekening
59
59. perbuatan Mira
60
60. bukan anak kecil
61
61. Mira kenak marah
62
62. mendaftarkan Arnold sekolah
63
63. amarah tita
64
64. lirikan tajam ayah
65
65. perasaan Tuan Edwin
66
66. rasa jengkel Tuan Edwin
67
67. salah ayah
68
68. tindakan pak Tarno
69
69. informasi yang diinginkan
70
70. informasi tentang Mira
71
71. kebenaran tentang Mira
72
72. pusat rehabilitas
73
73. semuanya akurat
74
74. tidak diizinkan
75
75. berlibur ke ibukota
76
76. diratukan oleh orang yang tepat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!