Istri Kontrak Tuan Impoten

Pagi hari, sekitar pukul 08.00 wib. Maria dikejutkan dengan kedatangan beberapa alat berat ke rumah bordilnya. Tanpa bicara apapun, sopir alat berat itu langsung memporak ponda kan rumah sekaligus tempat bisnis yang telah Maria bangun dari nol.

Beberapa orang yang masih ada didalam rumah lari kocar-kacir, termasuk Maria dan asisten rumah tangga yang bekerja disana.

"Hey, apa yang sedang kalian lakukan?" Teriak Maria.

"Kami sedang melakukan perintah dari Nyonya Nurma,"

"Nyonya Nurma siapa? Aku tidak mengenalnya. Kalian semua harus bertanggung jawab atas semua kerusakan ini atau aku akan melaporkan kalian ke polisi," ancam Maria.

Salah satu ART mendekat pada Maria dan berbisik "Nyonya Nurma Ibu dari Tuan Dika, penguasa gelap kota ini. Apa Bos mencari gara-gara dengannya sampai dia semarah ini?"

Maria tercekat, matanya melebar seperti mata badak. Dia hanya menjambak beberapa helai rambut Diva dan apa yang telah Nurma lakukan untuk membalasnya? Merobohkan rumah bordil miliknya. Apa itu tidak terlalu berlebihan?

Saat ini Maria mana berani melapor ke polisi, bagaimana jika nanti dia dilaporkan balik oleh Diva dan kebohongannya tentang hutang uang 200 juta terungkap. Dia bisa mendekam dipenjara seumur hidupnya.

"Beri aku waktu satu jam, aku akan mengemasi barang ku dan pergi dari sini," teriak Maria.

"Bos, kalau kita pergi dari sini kita mau tinggal dimana?" Tanya ART nya.

"Aku masih punya sebuah ruko berlantai empat di tengah kota, santai saja. Kita tidak akan menjadi gelandangan." Sahut Maria.

🍁🍁🍁

Nurma tertawa geli saat mendapat laporan Maria dan para pekerjanya pindah dari rumah bordir. Salahnya sendiri berani macam macam pada menantunya, kini Maria harus menuai akibatnya.

Dika dan Diva saling memandang sejak tadi, mereka heran karena wanita tua itu terus tertawa tanpa henti setelah Leon membisikkan sesuatu. Apa ada sesuatu yang mereka berdua tidak tau?

"Bu, berhenti tertawa kalau tidak mau membagi hal lucu itu pada kita," celetuk Dika.

"Ini berita yang tidak penting, kalian tidak perlu tau." Sahut Nurma santai. Dia meneguk satu cangkir tehnya dan memakan kue kering kesukaannya seolah tidak terjadi apa apa.

Jangan pernah berani mengganggu singa betina yang sedang kalem, atau kalian akan terima akibatnya. Kini Maria tak akan lagi berani mengganggu Diva, apa lagi menjambak dan berkata kasar seperti tempo hari.

Dika masih sangat penasaran dengan apa yang disembunyikan oleh Ibunya dan juga Leon. Pria itu akhirnya memutuskan untuk mendatangi Leon dan bertanya secara langsung tentang apa yang sebenarnya telah terjadi.

"Leon, katakan padaku dengan jujur. Ada rahasia apa antara kamu dan Ibuku," ucap Dika penuh selidik.

"Saya tidak berani banyak bicara Tuan, nanti Nyonya marah,"

"Tenang saja, aku akan tetap berpura pura tidak tau jadi kamu akan aman,"

"Nyonya baru saja meratakan rumah bordil milik Tante Nona Diva. Tempo hari, Wanita itu telah berani mengancam dan menyakiti Nona Diva. Kebetulan Nyonya melihatnya dan ingin memberi wanita itu pelajaran," tutur Leon panjang lebar.

Dika tertawa, dia senang Ibunya memiliki semangat dan jiwa muda tinggi. Gayanya sangat bagus, langsung sat set memberi pelajaran pada wanita jahat tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.

"Rahasiakan hal ini dari istriku, jangan sampai dia tau. Mengerti?" Pinta Dika.

"Baik. Saya mengerti Tuan.

Dika kembali ke kamarnya, dia menemui Diva yang sedang sibuk berputar putar didepan cermin. Dia menyentuh lengan, pipi dan perut yang mulai ditumbuhi lemak. timbangannya naik, seiring menua usia kandungannya. Bagaimana tidak naik? Nafsu makannya meningkat, Diva bisa makan empat kali dalam sehari.

Belum lagi camilan dan minuman yang dia konsumsi hampir semuanya memiliki rasa manis. Martabak, es, jus, susu, kue, dan lain lain. Diva mulai risau penampilannya akan terlihat jelek didepan suaminya.

"Ada apa? Kenapa wajahmu cemberut seperti itu?" Dika mencium pipi tembem Diva mesra.

"Aku jadi gendut dan jelek. Apa Mas masih tertarik padaku?"

"Tentu saja aku masih tertarik padamu, kamu istriku. Wajar kan kalau Ibu hamil jadi gendut?"

"Tapi..."

"Jangan terlalu dipikirkan, kamu bisa diet setelah melahirkan nanti. Satu lagi, kamu sama sekali tidak jelek, malah jadi imut seperti anak sapi,"

"Itu pujian apa hinaan?" Diva mendelik kesal.

"Tentu itu pujian."

Bersambung...