NovelToon NovelToon
Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Lari dari Pernikahan / Selingkuh / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Caroline menikah dengan Bastian selama 13 tahun, dan selama itu juga tidak pernah ada kebahagiaan didalam pernikahannya. Bahkan ketika Caroline menjadi buta karena menyelamatkan Bastian, pria itu seolah tidak peduli bahkan tega berselingkuh. Di saat terakhirnya, Caroline berdoa jika dia bisa memutar kembali waktu, dia tidak akan pernah menikah dengan Bastian.
Tak disangka dewa mengabulkan permohonannya dan membuat Caroline kembali ke masa lalu. Caroline kembali di hari ketika dirinya dan Bastian menikah.
....
"Aku Caroline Rexalion membatalkan pernikahanku dengan Bastian. Aku tidak sudi menikah dengan sampah sepertimu" seru Caroline dihadapan semua tamu undangan.
"Caroline, jangan main - main. Apa - apaan sikapmu ini?" Bastian marah dan mencengkeram Caroline.
"Kau baji*ngan sialan. Mati saja kau.. Buagh" Ucap Caroline dan meninju Bastian tepat dihidungnya lalu segera pergi meninggalkan altar.
"Caroline.. Kembali kau!!!" Teriakan Bastian dibalas dengan acungan jari tengah oleh Caroline.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Villa tempat Louis melakukan terapi, bisa dikatakan sedikit terpencil. Cukup jauh dari pusat kota. Bahkan akses menuju ke tempat itu pun harus melewati jalanan yang dikelilingi hutan di kanan kirinya.

"Tempat ini benar - benar cocok untuk orang yang ingin menyembunyikan dirinya dari dunia luar" batin Caroline.

Sesaat dia melangkah maju, dirinya dihadang oleh 3 ekor anjing herder berukuran besar yang terus menggonggong pada Caroline, membuat seorang laki - laki keluar untuk melihat siapa yang datang.

"Maaf, tapi anda siapa? Dan ada keperluan apa anda ketempat ini?" tanya pria itu.

Dugaan Caroline adalah, bahwa laki - laki itu seorang pelayan di villa ini.

Caroline pun mengatakan maksud kedatangannya untuk menemui Louis, pria itu memandang Caroline dari atas ke bawah.

"Saya tidak tahu jika tuan Louis akan bertemu dengan seseorang hari ini. Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya?" tanyanya penuh selidik.

"Ehm aku baru saja kembali dari luar negeri setelah 2 tahun, dan kudengar dia ada disini. Aku caroline, Caroline Rexalion" ucap Caroline.

Raut wajah pria itu seketika berubah, yang tadinya berubah ramah seketika menjadi masam.

"Maaf, tapi sebaiknya anda pergi sekarang. Tuan Louis sedang tidak bisa ditemui" ucap pria itu.

"Apa maksudmu tidak bisa ditemui? Hey aku tahu, aku datang kesini tanpa pemberitahuan atau membuat janji terlebih dahulu. Tapi setidaknya biarkan aku masuk bertemu dengan dia. Kau tahu, cukup sulit untuk datang kemari" bujuk Caroline.

Pria itu tetap bergeming, dan menyuruh Caroline segera pergi.

"Setidaknya...!!!" kata Caroline --- "Setidaknya ijinkan aku menggunakan kamar mandimu, kau tahu kan. Aku sudah menahannya dari tadi" ucap Caroline, berpura - pura.

Pria itu melengos sebal, "Hanya menggunakan toilet, setelah itu silahkan pergi dari sini"

"Oke - oke, aku janji hanya menggunakan toilet" kata Caroline seraya menyilangkan dua jari dibelakang tubuhnya sebagai tanda dia sedang berbohong.

Caroline lalu dibawa masuk ke dalam villa itu, didalam villa tampak sepi. Tirai - tirai tertutup, seolah menghindari masuknya cahaya matahari.

Bagian dalam villa juga tidak banyak furniture layaknya villa pada umumnya, akan lebih tepat jika tempat ini disebut sebagai pondok. Mata Caroline terus berkeliling mencari keberadaan Louis selagi pria didepannya menuntun dirinya.

"Silahkan, ini toiletnya. Tolong selesaikan urusan anda dan segera pergi dari sini" Ucap pria itu.

Mau tak mau, Caroline menghentikan aksinya dan berpura - pura menggunakan toilet, sambil memikirkan cara untuk mengelabui pria itu dan bertemu dengan Louis.

"Nona... Apa anda sudah selesai? Tolong segera selesaikan urusan anda" kata pria itu dan menggedor pintu toilet.

"Ughhh... Dia tidak sabaran sekali. Apa boleh buat, kurasa aku akan kembali lagi nanti" batin Caroline.

"Aku sudah selesai, terima kasih sudah mengijinkanku menggunakan toiletmu. Mungkin jika tidak masalah, aku bisa minum teh dulu disini"

Pria itu menggeleng keras, dan tetap menyuruh Caroline segera pergi. Sampai kemudian, suara panggilan terdengar dari lantai dua villa itu.

"Oliver... Dimana kau???" teriak Louis dari atas.

Kepala Caroline seketika mendongak, bibirnya langsung tersenyum lebar saat melihat orang yang dia cari muncul dengan sendirinya.

"Louis.....!!!!" seru Caroline.

Mata Louis memicing, membeliak. Terkejut dengan penglihatannya sendiri. Jika dia masih dalam pengaruh obat yang dia konsumsi, mungkin dia akan berpendapat jika apa yang dia lihat sekarang adalah sebuah ilusi.

"Louis....!!! Kenapa kau diam saja? Aku datang kemari untuk menemuimu. Tapi dia bilang kau tidak bisa ditemui, sekarang kita sudah bertemu, bukankah kita harus berbicara?" tanya Caroline lagi.

Louis tak menjawab, dia malah mengalihkan tubuhnya. "Pergilah Caroline, tidak ada yang ingin kubicarakan denganmu"

"Huh, dia masih mengenaliku" batin Caroline.

"Tidak...!!! Kenapa aku harus pergi ketika aku sudah berada disini dan bertemu denganmu. Aku tidak akan pergi!!!" kata Caroline bersikeras.

"Oliver, antar dia keluar dari sini!!" usir Louis.

"Nona, kumohon pergilah" pinta Oliver seraya menarik tubuh Caroline untuk segera pergi dari villa mereka.

Caroline tak percaya, Louis akan mengusirnya begitu saja bahkan setelah mereka tidak bertemu satu sama lain.

"Fine, kalau kau ingin aku pergi. Aku akan pergi. Tapi jawab pertanyaanku. Kenapa kau pergi di hari pernikahan kita?" Meskipun Caroline telah mengetahui alasannya dari Edward, dia ingin mendengarnya langsung dari Louis.

"Kalau kau ingin membahas persoalan itu, tidak ada yang bisa kukatakan. Jawabanku tetap sama, aku tidak bisa menikah denganmu saat itu maupun sekarang"

"Kau bukan seleraku" ucap Louis dengan nada sedikit meninggi.

Caroline melongo, "Kau benar - benar pembohong yang buruk. Baiklah, kalau kau memang ingin mengatakannya seperti itu. Kurasa memang aku seharusnya tidak datang kemari" kesal karena Louis bersikap arogan dengannya, Caroline meninggalkan villa itu dengan wajah bersungut - sungut.

30 menit setelah kepulangan Caroline, Louis sedang berada didalam kamarnya membaca sebuah buku yang menjadi kegiatan favoritnya selama dia tinggal di villa.

"Tuan, saya membawa teh untuk anda" kata Oliver.

"Masuklah!!"

Oliver masuk membawa teh beserta cemilan untuk menemani Louis membaca buku, "Dia sudah benar - benar pergi kan?" tanya Louis.

"Iya dia sudah pergi"

"Baguslah, akan berbahaya jika mereka pulang sebelum malam datang" kata Louis.

"Mereka? Nona Caroline datang sendiri ke villa ini, saat dia datang dia tidak bersama dengan siapapun" kata Oliver.

Louis menutup bukunya, menanggalkan kacamatanya, "Apa maksudmu? Bukankah dia ditemani oleh dua orang bodyguard?" tanya Louis.

"Tidak sama sekali, dia kemari sendiri. Bahkan saat dia pulang juga dia berjalan sendiri menuju jalan utama. Mungkin dia menuju pemberhentian bus" kata Oliver lagi.

"Apa yang kau katakan? Hari ini tidak akan ada bus yang lewat, karena pegawainya sedang unjuk rasa!!" teriak Louis.

Secepat kilat dia bangkit dari kursinya, menyambar jaket dan kunci motor besar miliknya.

"Tuan....!! Anda mau kemana? Ini sudah mau gelap" kata Oliver.

"Itulah kenapa aku harus menjemputnya, kalau tidak dia akan masuk jauh kedalam hutan"

...****************...

Sementara itu, "Kenapa busnya tidak datang - datang? Sudah satu jam aku menunggu. Tapi tidak ada satupun yang lewat"

Caroline memandang ponselnya yang kini tidak menyala, "Seharusnya aku mengisi baterai ponselku sebelum aku pergi atau membawa powerbank. Tapi mana aku tahu kalau akan diusir seperti ini, sekarang aku tidak bisa menghubungi Polly atau Victor untuk menjemputku"

Hari sudah semakin sore, cahaya di ufuk timur mulai menguning seiring dengan malam yang akan datang, takut terlalu lama di luar. Caroline memutuskan untuk kembali ke villa milik Louis dan meminjam ponsel disana untuk menghubungi Polly agar menjemputnya.

Tapi ketika dia kembali, dia tidak menemukan jalan ke arah villa. Yang terjadi dia justru berputar - putar di jalan setapak, cuaca yang sedikit berkabut dan gelap membuat Caroline tersesat.

Dari kejauhan lolongan serigala hutan mulai menyalak, "Louis bodoh... Kenapa dia mengusirku!!! Awas saja kalau aku mati disini, aku akan menghantuimu seumur hidupmu!!!"

"Srak.... Grrrr" Caroline merasakan bahaya dibelakangnya.

Sejenak dia melirik, dan benar saja 2 ekor serigala hutan sedang memandangi dirinya seolah - olah mereka telah menemukan mangsa untuk makan malam mereka hari ini.

"Hushhh... Hushhh... Pergi kalian. Dagingku tipis dan tidak enak" sahut Caroline ketakutan.

Serigala itu bergerak, berlari ke arh Caroline bersiap untuk menerkam.

"Dor.... Dor...." Bunyi tembakan meletus tepat didepan matanya kedua serigala itu terkapar tak berdaya.

"Caroline!!!!!! Kau baik - baik saja?!" teriak Louis.

"Aku hampir mati dimakan serigala karena kau. Masih saja kau bertanya aku baik - baik saja?? Kau benar - benar jahat Louis" Omel Caroline.

"Cepat kita pergi dari sini, aku akan membawamu ke villa dan menelpon bodyguardmu agar menjemputmu" kata Louis dingin.

...****************...

1
Aiko Clearesta
up thor wlau badai mnghdang
Anita Jenius
Ceritanya keren kak.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan dariku. semangat ya kak.
Seraphine E: terima kasih banyak kak. 🙏🙏🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Aku mampir kak.. salam kenal..
Seraphine E: salam kenal juga kak.
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Bilqies
hai kak aku mampir yaach

jangan lupa mampir juga di karyaku
"Mencintaimu dalam DIAM"
Seraphine E: thank you kak
total 1 replies
Araa
Semangat thoor😆
Seraphine E: thank you kak /Angry//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!