NovelToon NovelToon
Di Gilir Keluarga Suami

Di Gilir Keluarga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta Paksa / Romansa / Pembantu / trauma masa lalu
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: bryan.gibran

Namaku Refelin, Gadis 19 Tahun yang harus rela mengorbankan masa muda untuk menikah dengan anak majikan ibuku.

Tapi sayangnya, kisah kehidupan rumah tangga ku tak seindah yang ku bayangkan.
Semua pilu ku berawal dari pernikahan itu, Aku diperlakukan bagai piala bergilir, diperbuat seenaknya dan hanya dicari ketika sedang dibutuhkan saja. Aku tidak menyangka pernikahan ku dengan anak majikan ibuku itu akan menjadi momok menakutkan yang membuatku trauma seumur hidup.

Hancur sekali hidupku, Mampukah aku melewati semua beban ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bryan.gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : - I Love You, Aldi

"Maafkan perbuatan mama ya" kata Aldi, aku masih berada dipangkuannya.

"Kenapa percaya kan kalau aku tidak melukai Stefani?" Tanya ku. Aldi mengangguk, tersenyum menatap ku.

Perlahan Aldi menurunkan aku, dibaringkan dengan lembut keatas ranjang. Saat Aldi ingin melepaskan tangannya dariku, aku menahan dan menatap Aldi begitu dalam, rasanya lama sekali aku menunggu hal seperti ini terjadi, sikap suami yang kudamba telah kutemukan pada Aldi.

"Ada apa? Aku ingin mengambilkan selimut yang lebih tebal" kata Aldi, menepiskan genggaman ku, tapi aku menarik kerah bajunya sehingga jarak pandang kami hampir tidak memiliki celah, pasang mata kami saling bersambut, memberikan tatapan penuh arti.

"Keraguan ku telah hilang, aku suka dengan perubahan sikap mu. Jadilah Aldi yang baik seperti sekarang ini untuk selamanya. Malam ini, Aku ingin memberikan hidupku sepenuhnya kepada dirimu" ucap ku, kepercayaan ku terhadap Aldi membuat ku tidak ragu lagi memberikan kesucianku untuk suamiku sendiri, meskipun masih tersirat penyesalan terbesar ku tentang Rivano yang telah lebih dulu menjamah ku, tapi aku tidak mungkin membiarkan Aldi lebih lama lagi untuk menyempurnakan hubungan kami.

Perubahan sikap Aldi juga menjadi salah satu alasan kenapa aku bersedia untuk memberikan nafkah batin kepada nya.

"Kita akan melakukan itu sekarang? Kamu yakin?" Tanya Aldi.

"Iya suamiku, hangatkan aku dengan belaian mu, bukan dengan selimut tebal itu" ucap ku.

Aldi begitu sumringah, aku juga turut bahagia, untuk kali pertama aku akan melakukan hubungan dengan seseorang atas nama cinta, bukan hanya nafsu belaka.

Aldi perlahan mendaratkan bibirnya diatas bibirku, aku terpejam menikmati irama yang diciptakan Aldi.

Aldi begitu bersemangat, aku bisa merasakan hangat sentuhan bibirnya, begitu mesra Aldi membelaiku, dan betapa aku benar-benar terbuai, mungkin karena kami berdua melakukan ini atas dasar saling menyukai dan cinta yang besar, berbeda dengan perlakuan Rivano malam itu, hanya menorehkan luka mendalam dijiwaku, karena hanya ada gelora hasrat yang terjadi pada Rivano sehingga tidak peduli bahwa aku menyukai nya atau tidak.

Tangan kanan Aldi juga mengelus lembut rambutku, sementara tangan kiri nya sedang berusaha melepaskan handuk yang melingkar ditubuhku. Tanpa waktu lama, Aldi langsung melemparkan handuk itu jatuh ke lantai.

"Kamu cantik sekali Elin. Sepertinya aku adalah lelaki paling beruntung di dunia karena mendapatkan wanita seindah kamu" ungkap Aldi saat memandangi tubuhku, aku tersipu tersenyum kecil.

Malam ini akan menjadi malam indah yang paling aku kenang dan berkesan dalam hidupku. Aku dan suamiku memadu kasih, bersatu dalam romantis nya cinta.

Hari-hari yang kulalui sejak menikah dengan Aldi memang cukup berat dan penuh tantangan, tapi aku berterima kasih kepada Tuhan karena telah melunakkan hati seorang Aldi, sehingga dia tidak lagi berbuat jahat kepadaku seperti yang dilakukan anggota keluarga nya.

***

Gairah Aldi semakin meningkat saat dia mendekap ku, hangat tubuhnya menindihku dan tangannya membelai pipi ku. Kini kami berdua sudah dalam posisi tidak mengenakan busana, dan untuk pertama kalinya, aku melihat senjata suamiku sendiri. Harus aku akui, milik Aldi tidak kalah menawan dibandingkan milik adiknya.

Walaupun kala itu aku kebanyakan merintih dan menutup mata, tapi aku masih mengingat jelas bentuk dan ukuran milik Rivano. Ya, hal itu memang menjijikkan, tapi tidak mungkin memoriku bisa lupa dalam waktu yang sangat singkat, atau bisa jadi selamanya memori itu akan berbekas di ingatanku.

Aldi terus menciumi aku, aku hanya bisa pasrah karena perlakuannya sungguh membuatku terbuai, rasanya aku seperti dibawa terbang ke langit ketujuh.

"Let me in!" bisik Aldi sambil menggigit daun telingaku, dia meminta agar aku memberikannya izin untuk menyatukan ku dengan dirinya, sungguh manis sekali perlakuan Aldi, dia tidak sekedar memuaskan diri sendiri, tapi juga memikirkan tentang diriku.

"Uhmmm!" Lenguh ku, hanyut dalam dekap cinta Aldi. Aku membiarkan dirinya mengirimkan benih-benih cintanya kedalam ku, dia mulai meluruskan senjata nya dan tanpa menunggu lama, seluruh pusaka besar miliknya langsung memasuki ku.

"Aku suka kamu sayang ahh" desah Aldi sambil memaju mundurkan tubuhnya, perlahan-lahan aku mulai merasakan cinta itu semakin membara, dan lebih berapi-api saat Aldi mulai mempercepat irama nya. Aku begitu terlena dan terkesima dengan kegagahan suamiku. Tapi sejenak terlintas dibenakku, semoga Aldi tidak curiga dengan ruang milik ku yang sudah tidak perawan, karena telah direnggut paksa oleh adiknya sendiri.

Sepertinya Aldi memang tidak menyadari hal itu, ditandai dengan gairahnya yang begitu menggebu-gebu menggempur ku. Harapan ku memang seperti itu, Aldi tidak akan tau dan tidak akan pernah tau rahasia kelam itu.

"I Love You Aldi" lirih ku dengan mata terpejam sambil menggigit bibir bawahku. Aldi langsung menjatuhkan tubuhnya, kembali menindihku dan langsung menciumi ku dengan posisi senjata nya masih menari-nari didalam ruang gelap milikku.

"I Love You Elin" balas Aldi.

Cukup lama durasi permainan indah kami, banyak posisi bercinta yang Aldi peragakan, membuatku terus mengeluarkan lirihan dan lenguhan yang hanya menambah semangat gairah pada Aldi.

Pada akhirnya, aku yang pernah menolak Aldi dan menganggap perkawinan kami hanyalah bencana besar, perlahan berubah menjadi cemara dan bunga bermekaran. Kini aku memiliki alasan untuk tetap mempertahankan rumah tangga ini. Walau banyak yang merendahkan dan mencemooh ku, tapi aku yakin, dengan adanya Aldi di pihakku, aku akan kuat dan berjuang melewati rintangan demi rintangan.

"Sayang, aku keluar.. ahh" ucap Aldi, hangat sekali semburan benihnya didalamku, aku mengejang tapi juga tersenyum bahagia, pun dengan Aldi, dia sangat bersemangat mengeluarkan semua calon jagoan kami.

Harapanku saat ini hanya satu, semoga benih Aldi yang berkembang didalam rahim ku, bukan benih Rivano.

***

"Makasih sayang, aku bahagia sekali malam ini. Akhirnya kita bisa bersatu sempurna dalam intimnya pernikahan" kata Aldi, mencium keningku penuh cinta, dia berbaring disampingku, begitu lega perasaan nya saat sudah selesai berhubungan denganku.

"Iya sayang, sebenarnya sudah kewajibanku untuk melayanimu, terima kasih juga karena telah bersabar menungguku, tanpa kamu minta pun pasti aku kasih, tapi atas dasar cinta bukan hanya nafsu. Aku harap, sikapmu kepadaku tetap selalu baik, kita berdua akur terus dan kamu menjaga ku dari kejamnya keluargamu" ucap ku.

"Iya sayang. Maaf ya kalau selama ini aku arogan dan terlalu memaksa kamu" ucap Aldi. Dia menggenggam tanganku dan diletakkan diatas perutnya, lembut elusan dari ibu jari nya membuatku merasa aman dan tenang.

"Sayang" panggil Aldi.

"Hmm" sahutku pelan.

"Tadi aku mendengar semua ocehan mama sewaktu menghukum kamu dikamar mandi. Kalau kamu hamil anakku, kamu tenang saja ya, aku tidak akan membiarkan siapapun termasuk mama menggugurkan kandungan mu" ucap Aldi penuh tanggung jawab. Aku tersenyum tipis mendengar itu, tapi tiba-tiba terlintas dipikiran ku, anak siapa yang akan berkembang dirahim ku ini?, Aldi atau Rivano?. Sungguh, hal itu masih membuatku terbelenggu.

"Aku udah gak sanggup kalau setiap hari harus disalahkan seperti ini, kita jadi pindah kan sayang?, keluar dari rumah ini" ujar ku.

"Besok, akan aku bicarakan sama papa. Kalau tidak ada yang setuju, maka perjanjian 100 juta itu tidak boleh dijalankan lagi, kamu cukup menjadi istriku, bukan pembantu untuk semua orang dirumah ini" tegas Aldi, aku sedikit lega, mungkin tidak akan mudah untuk menghadapi anggota keluarga Abra, tapi aku percaya bahwa Aldi dapat melakukan yang terbaik untuk keluarga kecil kami.

"Oh iya, besok aku belikan handphone untuk kamu ya sayang" ucap Aldi. Aku hanya mengangguk tersenyum pada Aldi.

Bagiku, sikap nya yang seperti ini sudah cukup bagiku, baik, perhatian, bertanggung jawab dan penuh kelembutan. Aku mungkin pernah melihat sisi arogan dan kasar dari Aldi, tapi Tuhan telah menjawab Doa ku, suamiku telah berubah kearah yang lebih baik, aku hanya perlu bersabar sedikit lagi agar mata hati keluarga Abra juga terbuka dan berhenti menyakiti ku.

"Sayang, aku tidak tau rintangan seperti apa lagi yang akan datang menerpaku didepan sana, tapi jika kamu ada disampingku dan menguatkan ku, aku yakin, aku mampu melewatinya" ucap ku.

"Aku janji, akan selalu menjagamu. Aku akan menjadi kepala rumah tangga yang baik untuk keluarga kecil kita" balas Aldi, aku memberikan senyuman tulus kepadanya dan kembali Aldi mengecup kening ku.

"Aku sangat senang mendengarnya sayang. Jika setiap hari begini terus, maka aku juga tidak akan bosan mengatakan, I Love You Aldi"

"I Love You More, Refelin"

1
bryan.gibran
Apa yang akan kalian lakukan jika berada di posisi Refelin?
Akbar Cahya Putra
Mantap banget, author! Jangan berhenti menulis ya!
Tōshirō Hitsugaya
cerita ini layak dijadikan best-seller, semangat terus!
bryan.gibran: thanks kak, ikuti terus update nya ya
total 1 replies
♞ ;3
Sama sekali tidak mengecewakan. Sebelumnya aku berpikir bakal biasa saja, ternyata sangat bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!