NovelToon NovelToon
PELAKOR TERHORMAT (Pembalasan Seorang Istri)

PELAKOR TERHORMAT (Pembalasan Seorang Istri)

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Romansa
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Shea dianggap sebagai istri tidak berguna, bahkan pembawa sial, hingga ditinggalkan oleh Delon demi wanita lain. Tanpa perceraian, Shea disingkirkan karena dianggap jelek dan memalukan keluarga. Namun, setelah dua tahun, Shea kembali sebagai model ternama dengan kekayaan melimpah.

Kehadiran Luis, paman angkatnya, membantu menyembuhkan luka masa lalunya. Luis begitu perhatian dan menjadikan Shea sebagai prioritas utamanya. Namun, perasaan rumit tumbuh di antara mereka.

Kini, Shea harus memilih antara masa lalunya yang pahit dan masa depan yang cerah dengan Luis. Di tengah pertarungan batin antara cinta dan keterikatan, Shea harus menemukan keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari keputusannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin Pulang (REVISI)

"Paman, aku mau pulang." Shea terus saja merengek ingin pulang, tapi Luis tidak mengijinkannya karena dia masih membutuhkan perawatan.

Luis mengamati dengan cemas ekspresi wajah Shea yang terlihat lelah dan pucat. Meskipun dia sudah pulih dari serangan yang dialaminya, tapi Luis tetap khawatir dengan kondisinya.

"Tidak, Shea, aku tidak bisa membiarkanmu pulang begitu saja. Kondisimu masih perlu perawatan lebih lanjut," kata Luis dengan nada tegas, mencoba membujuk Shea supaya tetap tinggal di rumah sakit.

Tapi, Shea terus saja merengek ingin pulang. Matanya memancarkan ketidaknyamanan dan keinginan yang kuat untuk kembali ke rumahnya sendiri. "Paman, aku benar-benar ingin pulang. Aku merasa lebih baik sekarang, aku yakin aku bisa pulih dengan baik di rumah," pintanya dengan penuh keinginan.

Luis menghela nafas berat. Dia paham betul bahwa Shea merasa tidak nyaman di rumah sakit. Tapi, sebagai orang yang bertanggung jawab, dia tidak bisa mengambil risiko dengan membiarkan Shea pergi begitu saja.

"Sekali tidak tetap tidak, karena kesehatanmu lebih penting daripada kenyamanan mu. Aku akan memastikan bahwa kau mendapatkan perawatan terbaik di sini," ucapnya dengan suara mantap.

Shea menatap Luis dengan pandangan memohon. "Tapi, Paman, aku merasa tidak nyaman di sini. Aku janji akan tetap menjaga kesehatanku dengan baik di rumah," ujarnya, mencoba meyakinkan Luis.

Luis menghela napas. Dia menatap Shea dengan pandangan datar, dia tetap tidak bisa mengambil risiko. "Maaf, Shea, tapi aku tidak bisa mengizinkanmu pulang sekarang. Aku tidak akan bisa tenang jika kau tidak mendapatkan perawatan yang cukup di sini," kata Luis dengan tegas.

"Paman, kau benar-benar menyebalkan!! Aku tidak mau bicara denganmu," ucap Shea dengan nada tajam, lalu memalingkan wajahnya dengan gerakan sambil bersidekap dada.

Luis mendengus geli mendengar ucapan Shea. "Shea, kau jangan keras kepala. Sekali tidak, tetap tidak!! Lagipula kau tidak sendirian di sini, karena aku akan menemanimu sampai dokter mengijinkan mu pulang," ucap Luis dengan nada tegas.

Shea memanyunkan bibir, dia benar-benar kesal pada Luis. Tapi dia juga tidak bisa menolak fakta bahwa Luis sangat peduli padanya. "Terserah," gumam Shea dengan nada dingin, lalu memalingkan wajahnya dan menghindari kontak mata dengan Luis.

Melihat reaksi Shea yang keras, Luis menghela napas dalam-dalam. Dia meraih tengkuk Shea dengan tangan kanannya, lalu dengan tiba-tiba mencium bibir Shea dengan kasar, sebagai ekspresi emosinya yang terpendam. Gestur tersebut mencerminkan perasaannya yang campur aduk antara kekhawatiran dan kekesalan atas perilaku Shea.

Ciuman hangat antara Luis dan Shea terputus ketika mereka mendengar derap langkah seseorang yang mendekati. Luis merasa frustrasi dalam hatinya, mengutuk kedatangan orang yang mengganggu momen intim mereka. Baginya, kesempatan untuk bersama Shea sangat berharga, dan kehadiran siapapun yang memecahkannya tidak akan ditoleransi.

Wajah Luis menunjukkan ketidakpuasan yang jelas saat ia menyadari siapa yang datang mengganggu. Delon, dengan buket besar mawar di tangannya, memasuki ruangan dengan ekspresi sesal. Luis merasa kesal dan cemburu melihatnya, terutama ketika ia melihat Shea tersenyum pada Delon.

Di sisi lain, Shea juga merasakan ketidaknyamanan mendalam ketika melihat Delon datang. Meskipun dia berusaha untuk tetap tenang, dalam hatinya Shea merasa ingin memukul wajah pria itu. Namun, dia tahu bahwa dia harus menahan diri demi menjaga rencananya agar tidak terbongkar. Penyamarannya sebagai Victoria Jessica adalah kunci untuk balas Dendamnya, dan dia tidak bisa membiarkan Delon mempengaruhi rencananya.

"Aku tidak menyangka kau akan datang, Tuan Lee," kata Shea dengan suara tenang, tetapi di balik kedamaian itu terselip rasa tidak senang.

Delon mengangguk. "Maafkan aku, Nona Victoria, saya baru mendengar kabar tentang apa yang kau alami dari asisten pribadiku. Aku sangat menyesal tidak bisa lebih cepat berkunjung ke sini."

Meskipun Delon berbicara dengan sopan, Shea bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak klop dengan kedatangannya. Namun, dia terus berusaha menjaga ketenangan dan menyembunyikan ketidakpuasan dalam hatinya.

Luis, di sisi lain, tidak bisa menyembunyikan rasa ketidaksenangannya. Dia menatap Delon dengan ekspresi tajam, mencoba menafsirkan alasan sebenarnya di balik kunjungan tak terduga pria itu.

"Mungkin lebih baik jika Tuan Lee pergi saja, karena dia butuh istirahat," ucap Luis dengan nada dingin, tanpa menyembunyikan ketidaksetujuannya terhadap kehadiran Delon.

Shea mengangguk setuju, memanfaatkan saran Luis untuk menyingkirkan Delon. Meskipun dia merasa lega karena tidak lagi harus berada di bawah pengawasan ketat Luis, tapi memang lebih baik jika dia tidak melihat muka Delon lebih lama lagi.

Delon menyesap napas dalam, dia melihat tatapan tidak suka dari Luis dan ketegangan yang menggelayut di udara. "Baiklah, aku akan pergi. Aku harap kau cepat pulih, Nona Victoria," ujarnya sambil meninggalkan ruangan dengan hati yang berat.

Setelah Delon pergi, Luis menatap Shea yang tersenyum lebar padanya. "Kau terlihat bahagia, apa karena dia sudah pergi ?" tanyanya dengan nada lembut.

Shea mengangguk. "Tentu saja. Paman, aku akan memberikan hadiah untukmu." ucap Shea sambil tersenyum lebar. Dia menatap Luis dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tiba-tiba Shea menarik Luis mendekat padanya, memeluk lehernya dengan erat, dan menatapnya dengan tatapan nakal yang menggoda. Pandangannya terpesona oleh bibir menggoda Luis yang selalu membuatnya tergoda.

"Paman, kenapa kau begitu tampan? Dan sebenarnya mantra apa yang kau gunakan untuk menjeratku?" Gumam Shea sambil mengunci sepasang mata hitam milik Luis, mencari jawaban atas daya tarik yang tak terbantahkan yang dimiliki oleh pria itu.

Tanpa sepatah kata pun, Luis meraih kepala Shea dengan lembut, menariknya lebih dekat, dan mencium bibirnya dengan penuh gairah. Bibir mereka bertemu dalam ciuman yang penuh kehangatan dan menuntut. Perasaan yang tak terucapkan terasa di antara mereka, memenuhi ruangan dengan keintiman yang tak tergambarkan dengan kata-kata.

Mereka terus berciuman, bibir mereka bergulat panas, tak ingin melepaskan satu sama lain. Sensasi yang menggelora melanda, membangkitkan gairah di antara keduanya. Setiap sentuhan, setiap gerakan, merasakan kehangatan dan keintiman yang begitu mendalam.

Shea merasakan detak jantungnya mempercepat, menciptakan melodi yang harmonis dengan desiran napas Luis yang menghembuskan udara hangat di sekeliling mereka. Dia meraih rambut Luis dengan lembut, membiarkan jarinya merasakan setiap helai rambut yang halus. Sementara Luis, dia merasa seperti tersapu oleh gelombang kebahagiaan yang tak terlukiskan. Bibir Shea yang lembut dan manis seperti madu memikatnya, membuatnya tak ingin berhenti.

Mereka terus menikmati momen ini, melupakan segala kekhawatiran dan masalah yang ada di luar sana. Hanya ada mereka berdua, terjebak dalam dunia mereka sendiri yang penuh dengan cinta dan kehangatan. Tidak ada kata-kata yang perlu diucapkan, karena bahasa tubuh mereka telah mengungkapkan segalanya.

Namun, akhirnya mereka harus melepaskan ciuman mereka. Meskipun hati mereka masih berdesir-desir dengan keinginan yang tak terucapkan, mereka saling menatap selama beberapa saat, saling menyelami keindahan mata masing-masing. Meskipun tanpa ada kata-kata yang terucap, namun cinta yang begitu besar ada diantara mereka.

...🌺🌺🌺...

...BERSAMBUNG...

1
Liana Simon
semangat trus berkarya, cerita yg baik
Siti Nadiyah
terima kasih untuk karya mu yg keren ini thor...semoga ada extra part'y😁✌️💜
Hafifah Hafifah
yg ada kamu yg bakalan hancur lw kamu sampai melukai shea
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mampus kalian keluarga lee
Ira Sulastri
Nah loh.... keluarga Lee sekalinya jatuh lsg ke dasar jurang, bisa bangun ga tuh 🤔🤭
Sumawita
wah keren shea balas dendam mu sungguh sangat lah terhormat
Hafifah Hafifah
wah ternyata mereka masih ingat ya ama menantu yg mereka dzolimi
Hafifah Hafifah
wah emang laki" g tau malu nih si delon belum juga resmi cerainya eh udah main lamar anak orang aja
Hafifah Hafifah
wah pasti bonyok tuh muka gara" ditampar
Siti Nadiyah
dih s Delon ga tau malu...
Siti Nadiyah
lawak kamu mah ver ver...ngaku2 nona besar d depan nona besar langsung
Ira Sulastri
Vera akhirnya kau tuai jg yg kau tanam selama ini, sekarang giliran Delon dan orang tua nya. Semoga tidak lama lagi ya😇
Hafifah Hafifah
wah g sabar deh nunggu kelanjutannya
Ellnara: Besok ya kakak
total 1 replies
Hafifah Hafifah
😁😁😁😁😁 mampus kau vera silahkan hubungi tuh paman dan kakek palsumu
Ellnara: 🤣🤣🤣🤣 Dia bodoh
total 1 replies
Hafifah Hafifah
😁😁😁😁😁 kan kamu emang nona palsu yg asli tuh ada dihadapanmu
Hafifah Hafifah
paman dan kakek palsu 😁😁😁mau"nya ya dikibulin ama si vera
Puspa Trimulyani
mampooosss kamu Vera!!!
Ellnara: Dia sebentar lagi hancur kok kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!