NovelToon NovelToon
Noda Di Seragam SMA

Noda Di Seragam SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Duda / CEO
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Ayuza

Ranum Nayra harus hidup menderita dengan sang ibu serta adiknya yang masih balita, setelah ayahnya memilih menikah lagi dengan wanita kaya raya yang baru dikenalnya.
Apakah Ranum akan tabah menerima setiap takdir yang sudah tertulis untuknya?
atau malah sebaliknya menyerah di tengah jalan?

Cus, di baca bastie supaya nggak penasaran😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27

"Tentukan tanggalnya Bagas, aku akan menikahi gadis itu," kata Al yang baru saja datang di perusahaan Ezza Fashion.

Bagas yang sedang mengurus beberapa lembar dokumen segera menghentikan kegiatannya. Laki-laki itu lalu mendekati Al dengan wajah yang sumringah hanya karena Al mengatakan akan bersedia menikahi Ranum. "Apa Anda serius Tuan? Saya saat ini tidak salah dengar 'kan?"

Al segera duduk di atas sofa tidak lupa laki-laki itu langsung menaruh kakinya keatas meja. "Aku tidak pernah main-main atau bercanda soal masalah pernikahan seperti ini, jadi bagaimana apa kamu sudah menentukan harinya?"

Bagas tercengang karena Al langsung memintanya untuk menentukan hari pernikahan sesuai dengan apa yang dikatakan laki-laki yang berstatus sebagai tuannya itu. "Tuan, saya belum bisa menentukan hari itu karena saat ini saya sedang sibuk untuk mempersiapkan rancangan gaun yang akan Anda bawa ke negara A untuk di pame–"

"Batalkan, aku mau kamu mengurus hari pernikahan itu secepatnya!" Tanpa ekspresi Al mengatakan itu semua.

"Anda jangan begini Tuan, bukankah Anda sudah merancang gaun itu jauh-jauh hari. Dan sekarang Anda dengan entengnya meminta saya untuk membatalkan semuanya. Coba pikirkan dulu Tuan sebelum Anda berucap karena kita bisa saja kita akan membayar denda dua kali lipat hanya karena kita membatalkannya. Kita juga bisa dicap sebagai orang yang tidak profesional." Di satu sisi Bagas sebenarnya merasa senang karena Al akan mau bertanggung jawab dan di sisi lain juga Bagas sangat menyayangkan sifat Al yang main membatalkan acara pameran desain gaun yang telah dirancang oleh laki-laki itu sejak jauh-jauh hari.

"Ayolah Tuan, kita bisa pergi dulu ke Negara A, dan setelah itu baru kita akan menentukan hari pernikahan Anda dengan Ranum. Lagi pula Ranum pasti akan menolak Anda untuk menikah minggu-minggu ini karena dia akan sangat sibuk belajar dikarenakan semester pertama sebentar lagi akan dimulai." Bagas mengatakan itu agar Al bisa memikirkan lagi dengan matang-matang niat baik itu.

"Besok lusa, siapkan semuanya Bagas dengan begitu kita akan bisa pergi ke negara A, tanpa mengalami kerugian karena membayar denda. Sekarang bagaimana, apa menurutmu ini sudah cocok dengan apa yang ada di dalam otakmu?"

"Bagaimana bisa Anda meminta besok lusa? Padahal tadi saya sudah menjelaskannya kepada An–"

"Dengan cara sederhana, yang terpenting gadis itu sah secara agama dan negara. Tidak usah memikirkan resepsi atau sebagainya, aku berharap juga pernikahanku ini jangan sampai diketahui oleh siapapun termasuk Mama dan Papaku, apalagi Morea wanita yang sangat menjijikkan itu. Bisa-bisa rencanaku ini menjadi gagal total." Al sepertinya sedang merencanakan sesuatu yang Bagas sama sekali tidak tahu. "Rupanya Morea dan Daniel, si tua bangka itu memiliki hubungan yang sangat spesial di belakangku selama ini." Sorot mata Al tiba-tiba menjadi berubah tajam. Ketika mengetahui bahwa Morea dan Daniel telah memiliki hubungan sejak lama.

Bagas tiba-tiba saja tersedak oleh air liurnya sendiri hanya karena mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Al.

"Jangan berpura-pura tidak tahu Bagas, kalau selama ini mereka memiliki hubungan!" Al mendobrak meja sehingga membuat Bagas kaget. "Aku sudah tahu semuanya Bagas, jadi tidak ada hal lagi yang perlu kamu sembunyikan." Al kemudian melepaskan benda kecil yang digunakan untuk mendengar percakapan Morea dengan ayahnya sendiri. Rupaya tadi ketika Al menghempaskan Morea keatas bad, Al tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, Al dengan mudahnya menaruh alat penyadap dibawah bad itu sehingga ia bisa mendengar semuanya dengan jelas. "Dengar suara manusia yang sangat menjijikan itu." Al menyerahkannya kepada Bagas. Akan tetapi bagas menolaknya karena laki-laki itu tidak mau telinganya ternoda.

"Maafkan saya Tuan, saya melakukan semua ini hanya karena saya takut Anda tidak akan percaya kepada saya." Bagas menunduk saat mengatakan itu pada Al.

"Sejak kapan?" Dua kalimat itu membuat tangan dan pelipis Bagas mengeluarkan keringat dingin. "Aku tanya sejak kapan kamu mengetahui hal ini Bagas?"

"Sejak Anda dan Nona Morea baru saja menikah Tuan," jawab Bagas jujur. Laki-laki itu kemudian menceritakan kepada Al kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Terima kasih, karena berkat bantuanmu aku sudah menjadi istri dari Al," kata Morea bergelayut manja di pangkuan Daniel.

"Iya Sayang, tapi kamu jangan lupa akan jatahku, meskipun kamu sudah menjadi istri Al." Daniel laki-laki paruh baya itu tanpa ada rasa malu memasukkan tangannya kedalam baju Morea. "Apa kamu mengerti, Sayang?"

"Sangat mengerti, apa kamu lupa aku selalu saja memberimu jatah lalu apalagi yang akan kamu takutkan?" Morea wanita itu meraih tengkuk leher Daniel dan m*l*m*t b*bir laki-laki paruh baya itu dengan penuh n*fsu. "Berhubung orang-orang pasti sudah tertidur pulas karena tadi aku sudah mencampur minuman mereka dengan obat tidur. Kita lakukan saja disini." Tanpa Morea tahu Bagas yang sedang mengambil air minum di dapur mendengar serta melihat itu semua. Karena saat ini Morea dan Daniel sedang ada di ruang tamu dan kebetulan letak dapur sangatlah berdekatan. Maka dari itu Bagas bisa melihat semua itu.

"Baiklah, kalau kamu sudah tidak sabar, maka kita lakukan saja disini," balas Daniel. Dan pada saat itu juga mereka melakukan adegan adu gambrut.

Bagas yang tadi haus dan sudah memegang segelas air. Segera menaruh kembali air itu dan sejak saat itu bagas selalu membeli air mineral untuk minum karena ia takut semua minuman di rumah itu sudah dicampur dengan obat tidur. Bagas yang merasa jijik melihat pemandangan itu segera pergi dari sana.

"Kenapa kamu tega menyembunyikan ini semua dariku, Bagas?" pertanyaan Al membuat lamunan Bagas menjadi buyar. "Kenapa …?"

"Saya hanya tidak mau melihat Anda kembali lagi menjadi cassanova Tuan, tapi

semua sudah terlambat sekarang Anda malah kembali lagi masuk ke dalam lingkaran kegelapan itu."

***

"Jika Ranum dan Al menikah terus kita kapan? Apa perlu aku hamil dulu baru kamu akan mau menikahiku?"

"Hentikan omong kosong kau, Sonia. Tidak bisakah kau diam saja karena aku saat ini sedang berbicara serius dengan calon istri Tuan Al." Bagas berbicara begitu sambil terus memelototi pacarnya itu. "Bisa-bisanya kamu berpikiran sampai kesana, hanya karena kau sangat ingin aku nikahi sampai-sampai kau berpikir b*doh begitu. Dimana sebenarnya kau menaruh otak kau itu?"

Sonia dengan senyum mengembang memegang otaknya. "Ini otakku, bisa-bisanya kau bertanya begitu apa kamu itu sudah mulai rabun? Otakku segede ini malah tidak kamu lihat." Sonia memang sering sekali membuat tensi Bagas naik seperti saat ini. "Makanya aku memintamu untuk segera melamarku saja, karena aku takut nanti kamu tidak bisa ahem-ahem dengan diriku yang masih muda ini sedangkan kamu sudah tua. Sekarang saja penglihatanmu sudah rabun begini apalagi besok. Mungkin aku yang akan memimpin permainan di atas ranjang," seloroh Sonia begitu saja tanpa mengenal tempat dan melihat situasi seperti apa.

Ranum yang mendengar itu mengulum senyum karena ternyata Sonia benar-benar wanita yang tidak sepolos yang ia pikirkan.

"Sonia, Sonia, andai saja aku tidak menyayangimu mungkin aku tidak akan pernah bisa bertahan hingga detik ini," gumam Bagas pelan.

"Aku juga jika tidak menyayangimu mana mungkin akan bertahan dengan laki-laki sedingin dan sebeku kamu!" ketus Sonia yang rupanya mendengar perkataan bagas tadi. "Syukur-syukur ada yang mau juga dengan kamu, laki-laki yang tidak bisa romantis dengan pasangan!"

"Sudah, Sonia, kau diam saja dan biarkan aku berbicara dengan Ranum dulu." Kini Bagas mulai beralih menatap Ranum. "Bagaimana? Apa kamu bersedia menikah dengan Tuan Al?"

Ranum menggeleng kuat. "Aku hanya memintanya untuk bertanggung jawab, bukan malah mau menikahiku. Lagipula perjalananku masih panjang masa depanku juga masih cerah sangat disayangkan sekali aku harus menikah di usia masih dini begini."

"Laku bertanggung jawab seperti apa yang kamu maksud?"

"Bertanggung jawab … hm, iya bertanggung jawab dengan cara mengambil bayi ini setelah keluar nanti, dan selama aku hamil dia harus siaga dan siap aku hubungi ketika aku membutuhkan pertolongan atau bantuannya," jawab Ranum meski ia agak sedikit ragu. "Apa Tuan Al akan setuju dengan jawaban yang aku berikan ini?"

Bagas merasa sedang berada di tengah-tengah manusia yang pemikirannya semua di luar nalarnya saja tapi ini hanya bagi Bagas, tidak tahu dengan pemikiran para pembaca. "Aku tidak tahu apakah Tuan Al setuju atau tidak karena aku belum memberitahu–"

"Aku tidak setuju!" jawab Al yang tiba-tiba saja sudah berdiri di depan pintu kos-kosan Sonia. Sehingga kalimat Bagas terputus. "Aku akan bertanggung jawab dengan cara menikahimu, jika kamu tidak mau maka aku angkat tangan dan tidak akan pernah mau bertanggung jawab."

"Maaf Tuan Al, usahakan kalau Anda bertamu dirumah orang ketuk pintu dulu supaya kita-kita yang lemah jantung ini tidak kaget." Kalimat Sonia lagi-lagi berhasil membuat Bagas kesal.

Karena Bagas tahu suasana hati Al saat ini sedang tidak bagus jadi Bagas takut kalimat Sonia akan membuat Al murka. "Silahkan duduk dulu, Tuan, kita bisa bicarakan ini langsung berhubung Anda ada disini." Bagas dengan cepat menyuruh Al duduk.

1
mutiyah wiyono
Hamil 5 bln, kok masih sekolah
mutiyah wiyono
Punya uang seharusmya dimanfaatkan, dari pada dihina terus. Lebih baik tetap hidup dikampung, ada bi ijah yg baik
anjar_diyah
sumpahh gedekk bgtt sma ranum,,,
Moertini
mantap akhirnya ranum dan al hidup bahagia dengan hati penuh cinta dan pemaaf dari ranum yang punya andil besar dengan kebahagian rumah tangganya bersama keluarga besarnya terus berkarya Thor semangat
Ayuza Y.A🌹: Terima kasih kak, sudah membaca sampai akhir🥰🥰
total 1 replies
Siti Nyai
uang yg di kresek kemana ya, ko ranum ga punya uang
Ayuza Y.A🌹: Dis simpan kak
total 1 replies
Pujianto Ajha
Luar biasa
Anas
Alan orang baik tp knp selalu peran Alan bnyk penderitaan bahkan SMPK tua penyakitan,ga adil buat alan
Asiyah
Luar biasa
Anas
ceritanya tidak adil untuk Alan,kasian alan,JD MLS bacanya
Allenn
Namanya Angel... tp kelakuannya?
Karen Nayla
kasihan sekali anak itu
Gita Riana
ini kisah klasik banget....tokoh yg jahat digambarkan jahaaaaaaaaat banget ga tertolong....dan tokoh baik digambarkan baiiiiiiiik banget nyaris bodoh bin tolol....ga manusiawi....ga ada manusia yg begitu dlm kehidupan nyata....saya bacanya lompat lompat jauuhh episode...karena ingin tahu selebay apa ini kisah ....
Gita Riana
cerita nya makin aneh
Isma Askila
Luar biasa
Anonymous
.
Julia Inp
adik nya ranum aish ke mn ya?
Idha W
mulai bosan AQ bacax, pemeran makin bertambah, yang AQ nantikan kapan ranum balas dendam ke ibu tiri n Kaka tirix itu.
Idha W
trus kapan kbusukan ibutiri kebongkar
Idha W
aisss kurang seruh, belum ayahx ranum melihat menantux sudah meninggak
Idha W
kurang dewasa wajahnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!