semoga suka ya novel yang aku tulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arvilia Agustin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. Banyak belajar dari pengalaman Ibu
Ibu nya tersenyum sesaat dan lagi-lagi memberikan pancaran kasih sayang yang mendalam.
"Jadilah wanita hebat, kuat tangguh ya nak! jangan pernah kecewakan Ibu. Kamu harus banyak sabar dalam menghadapi lika-liku kehidupan yang penuh banyak tantangan ini." ucapnya
"Kamu harus menjadi orang yang sukses,"
Alia hanya bisa mengangguk saja, dan ia berkata
"Ibu adalah wanita hebat, kuat, tangguh yang pernah aku lihat. Aku banyak belajar dari pengalaman kehidupan Ibu, dari sejak pengalaman sekolah hingga Ibu berumah tangga dengan bapak. Ibu tidak mengenal lelah walau banyak badai menerjang, Ibu selalu kuat, sabar dan mampu membuat anak-anak mu sukses. Itulah yang membuat aku bangga pada Ibu." ucap Alia dengan nada sedih sambil memeluk Ibunya dengan erat, penuh rasa cinta.
Ibunya membelai Alia dan sesekali mengecup kepala nya. Sesaat aku rasakan, beban yang selama ini aku tanggung dengan berat masih saja aku simpan dengan senyum di balik hati yang rapuh. Alia tidak mau menunjukkan wajah sedihnya terus di depan Ibu nya. Alia ingin membuat Ibu nya tersenyum dengan di angkat nya menjadi ASN.
Ibu tidak pernah mengeluh di hadapan ku dan saudara ku. Ibu adalah perempuan hebat, dia adalah bintang dalam hidupku yang selalu menerangi setiap langkahku yang gelap, lalu dengan wajah gamang Ibu nya menyentuh telapak tangan Alia
"Kamu jangan sedih lagi ya?"
"Aku tidak akan sedih lagi Bu, Ibu tahu kenapa?"
Ibunya menggeleng pelan
"Karena aku punya Ibu yang hebat"
"Benar, kamu tidak sedih lagi"
"Ia Bu, karena aku sekarang lagi bahagia dan merasa senang, Alhamdulillah sekarang aku udah di angkat menjadi ASN ya setidaknya aku punya gaji yang tetap. Semoga aku bisa mencukupi keluarga kecilku termasuk Ibu dan bapak. Ibu tau sendiri mas Irwan kaya apa dia tidak pernah peduli untuk memikirkan kami. Kalau aku punya uang sendiri kan enak. Aku akan belajar dan mengevaluasi diri." Ucap Alia
"Kamu harus jadi wanita hebat, kuat tangguh kamu jangan terus mengalah, kamu harus bangkit. Selagi Ibu masih ada Ibu akan selalu bantu doa untuk anak-anak Ibu." Ucap Ibunya
Tak lama kemudian malam pun telah tiba dan langit terlihat mendung itu menandakan akan turun hujan. Dengan perasaan gelisah Irwan tak kunjung pulang yang janjinya hanya satu hari namun ini sudah hampir dua malam satu hari dia tidak ngasih kabar bahkan di telepon pun tidak nyambung.
Rasa hawatir berselimut dalam perasaan Alia, lalu ia menelponnya kembali
Nut ..nut ..
no yang anda tuju tidak dapat di hubungi cobalah beberapa saat lagi.
Setiap di telepon jawabannya seperti itu, ini kebiasaan mas Irwan kalau ada di jauh susah untuk di hubungi. Alia yang sudah tidak percaya lagi terhadap Irwan, yang selalu saja membuat perasaan curiga membuat Alia jenuh tidak ingin memikirkan nya lagi.
Malam itu Alia, Yuni, Ibu dan Bapaknya sedang santai berkumpul di depan TV sambil menonton berita dan bercerita tentang kelulusan nya, sedangkan Gilang dan teh Putri sedang asik bermain sambil belajar. Tiba-tiba
Brem...brem... Kik..Kik.
Terdengar suara mobil Irwan menuju rumah nya, lalu Alia pun segera beranjak dari tempat duduk nya untuk melihat suara mobil itu,
"Bener saja itu mobil mas Irwan." Ucapnya
Dengan segera Gilang, Putri menyambut dengan gembira dan nanyain oleh-oleh
"Bapak dapat oleh-oleh apa?" tanya Gilang
"Bapak dapat fried chicken doang, kesukaan Gilang dan teh Putri."
"Ini saja pa, nggak ada oleh-oleh lain lagi, sosis kanzler gitu?" ucap Putri dengan nada berharap
"Ia Bapak nya tidak sempat mampir ingin segera pulang. Udah dulu ya, Bapak cape mau istirahat."
tak lama kemudian Alia pun menghampiri suaminya dan membawakan air hangat untuk nya.
"Lama amat mas acaranya, katanya cuma satu hari." tanya nya sambil menyodorkan satu gelas air minum hangat.
"Ia, dikira mas cuma sehari ternyata 2 malam satu hari"
"Di minum mas air hangatnya biar tidak kedinginan"
"Oh ia, nanti mas minum."
"Mm ..kenapa handphone nya nggak aktif-aktif mas, aku telepon kamu berkali-kali, tapi tidak dapat di hubungi saja?"
"Baterainya low, mas tidak bawa casan dan di sana tidak ada casan yang pas dengan hp mas."
"Oh gitu ya mas."
Alia pun tidak mau banyak tanya lagi dan berusaha untuk kali ini percaya dengan pernyataan suaminya walaupun ada sedikit perasaan curiga. Namun Alia berusaha untuk tidak mau ada perdebatan karena tau kondisi suami nya baru saja datang pasti dia masih merasa cape.
Tidak terasa waktu sudah mulai menunjukkan pukul 21.00 WIB. Irwan yang merasa ngantuk dia tertidur lelap dan dia lupa dengan handphone nya. Alia yang selalu berusaha untuk percaya tapi hatinya berkata lain ia selalu ingin mencari sebuah kebenaran atau bukti atas kecurigaan nya itu. Dengan diam-diam Alia mengambil handphone nya, ingin memastikan kecurigaan nya. Ia langsung ke aplikasi hijau dan membuka nya, tertera jelas di situ ada sebuah chatingan dengan wanita lain. Irwan lupa untuk menghapusnya mereka saling perhatian dan saling memuji seperti ada sebuah hubungan dekat. Kemudian ia memfotonya dengan hp nya sendiri. "Ini akan ku jadikan sebuah bukti mas ketika kamu berada di luar dengan wanita lain."
Sebenarnya aku sadar bahwa dengan membuka hp suami itu adalah hal yang menyakitkan bagiku. Tapi aku penasaran aku tidak mau di tuduh terus suudzon oleh mas Irwan, dan tadinya aku percaya bahwa dia akan berubah dan bertobat, tapi ternyata tidak. "Dasar buaya darat." gerutu Alia dalam hati.
Alia terus mengoprek hp Irwan hingga larut malam, ada satu lagi pembenaran namun saat itu HP nya keburu low bet.
Alia pun pergi tidur di samping Irwan dengan membalikan punggungnya dan berusaha untuk tenang tidak mau berdebat tengah malam. Alia yang baru saja mau memejamkan matanya, Irwan malah menggeliat ke dekat Alia
Pluk ..
Tangan Irwan tanpa disengaja jatuh ke pinggang Alia, lalu Alia menyingkirkan nya kembali dengan pelan. Namun malah semakin di sengaja kan oleh Irwan dengan memeluknya erat sambil mencium pipinya. Alia tidak bisa berkutik lagi di dekapan suaminya yang erat ia lepaskan. Irwan sudah mau melakukan aksinya dengan melumat bibir Alia, Alia pun tidak bisa menolak. Lalu mereka melakukan kewajiban nya sebagai selayaknya suami istri. Setelah itu kemudian mereka tertidur lelap. Serasa tak ada beban dipikiran nya semua terlupakan.