NovelToon NovelToon
Takdir Cinta

Takdir Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Cinta Murni / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sweet'Candy

"Bawa foto ini, dan temui seseorang dialamat ini! Saat kau melihatnya nanti, tunjukan foto masa kecilmu itu maka dia akan mengenalimu dengan mudah! ingatlah Sayang, dia yang akan menjaga dan menyayangimu persis seperti mama dan papa. Hiduplah bersamanya dengan segala sikap dan sifat baikmu, jangan pernah kecewakan dia!"

Itu adalah pesan terakhir mama sebelum meninggal!! Kehidupan Metta berubah sepeninggal kedua orang tuanya, Metta amat disayang dan dicintai oleh Levin. Namun, Metta amat dibenci oleh Monica yang tak lain adalah mamanya Levin.

Akan seperti apa Metta menjalani dan melewati setiap luka dan bahagia disetiap detiknya, jika ketika ingin menyerah, wasiat sang mama terus saja memaksanya untuk bertahan!



Yuk simak dan tinggalkan jejak manisnya ya Readers 💞

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet'Candy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Yang Bagus!

"Aaaaa sial!" jerit Sandrina seraya mengacak semua barang di meja riasnya.

"Kurang ajar kalian berdua, berani sekali memperlakukan Sandrina seperti tadi, kalian fikir kalian siapa?!" bentaknya pada cermin di hadapannya.

Sejak sampai tadi Sandrina tak hentikan berteriak, kamarnya sudah sangat berantakan saat ini. Teriakan itu menggema ke setiap ruangan, termasuk kamar yang ditempat Indah.

Sejak tadi Indah hanya berdiri di balik pintu dengan merekam kelakuan Sandrina, senyuman puasnya terlihat jelas saat ini. Memang seperti itu yang diinginkan Indah, pagi ini adalah awal yang bagus untuk memulai kehancuran Sandrina.

"Monica, Monica kau yang memintaku untuk bersama Anakmu, tapi apa sekarang?!"

"Berani sekali, berani sekali mengusir ku seperti itu! Apa kau fikir kau sehebat itu?!"

Sandrina mengambil botol parfum yang masih utuh di lantai sana, dengan entengnya Sandrina melemparkan botol itu ke kaca yang sejak tadi diajaknya bicara.

Prang.... Suara pecahan itu terdengar nyaring bersamaan dengan jeritan Sandrina yang entah keberapa puluh kali, Sandrina terlalu emosi sehingga tak bisa menyadari jika ada yang memperhatikannya di sana.

"Seperti itulah aku dulu, San. Karena ulahmu aku nyaris gila!" gumam Indah.

"Brengsek! Lihat saja, lihat saja aku akan kembali dengan membawa kehancuran untuk kalian berdua! Tidak ada yang boleh merendahkan Sandrina seperti ini, itu adalah kesalahan besar yang harus kalian bayar!"

Indah semakin tersenyum lebar, bahkan setelah seperti itu pun Sandrina tetap tidak mau sadar. Sandrina masih saja menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri, akan seperti apa nantinya, tentu Indah akan selalu mengawasinya.

Tidak ada lagi kesempatan Sandrina untuk menang sekarang, Monica dan Metta harus menjaga Levin dari setan perempuan itu. Indah menghentikan rekaman videonya, durasinya sudah cukup panjang untuk dijadikan hiburan kala Indah bosan.

"Sehat-sehat sahabat!" gumam Indah seraya berlalu kembali ke kamarnya.

Kehidupan akan terus berputar, kehancuran Indah beberapa waktu lalu adalah akhir dari kemenangan Sandrina. Kali ini, Indah bersumpah akan menjatuhkan wanita itu sampai tak berdaya sama sekali.

"Kau tidak akan selamanya menjadi hebat, Sandrina. Kau hanya harus menyadari itu sebelum terjatuh, karena kalau terlambat menyadarinya, maka tidak akan ada kesempatan untukmu bangkit kembali!"

Indah menyeringai penuh dendam, satu tahun Indah bertahan dengan segala luka hati karena ulah Sandrina dan Robi. Indah bertahan hanya agar bisa membalas Sandrina, bisa melihat kehancurannya dengan sangat nyata di depan matanya.

"Setelah itu terjadi, bahkan aku pun tidak akan lagi memperdulikan dirimu! Menangislah sendirian!"

Sekilas Indah tertawa, lantas menjatuhkan tubuhnya ke kasur, kejahatan tidak akan selamanya bisa menang. Entah siapa yang akan kalah kali ini, tapi Indah akan fokus untuk menjadikan Sandrina korbannya.

"Metta, bagaimana dengan wanita itu, apa dia sudah kembali?"

Indah mengangguk, sudah terlalu lama Metta pergi dan seharusnya sudah kembali lagi. Sebaiknya Indah datangi langsung rumahnya agar tidak perlu menerka-nerka seperti itu, masa bodoh dengan princess yang sedang prustasi di kamar sana, Indah melenggang pergi meninggalkan rumah untuk bertemu Metta.

Levin berlari memasuki rumahnya, kemana Monica kenapa tidak terlihat di sana. Tujuan utamanya adalah kamar Monica sendiri, Levin membuka pintunya tanpa permisi, dan memang Monica ada di sana.

"Levin, kamu sudah kembali, ada apa?"

"Mami tidak apa-apa?"

Monica menggeleng bingung, Levin memutar tubuh Monica memastikan Sandrina tidak menyakitinya sama sekali.

"Mami serius tidak apa-apa?" tanya Levin seraya menatap Monica.

"Mami...."

"Mami menangis? Kenapa, wanita itu menyakiti Mami? Bilang sama aku!"

"Levin, sudah diam!"

Monica justru memeluk Levin dan kembali terisak, itu justru membuat Levin yang jadi bingung. Apa yang sudah dilakukan Sandrina, lihat saja kalau sampai dia berani kurang ajar pada Monica.

"Mami minta maaf sama kamu, Mami sudah sangat egois tentang wanita itu!"

Levin diam saja, jangan sampai Levin salah mengartikan kalimat Monica, Levin harus mengerti agar tidak jadi masalah besar. Monica melepaskan pelukannya, mengusap pipi Levin yang sempat di tampar Sandrina.

"Ini pasti sakit, kamu ditampar dua kali sama dia? Kenapa kamu gak bilang sama Mami?"

"Aku tidak apa-apa, Mami jangan menangis seperti ini!"

Monica menggeleng, jelas saja itu tidak bisa dilakukannya. Rasa bersalahnya terhadap Levin sangat besar perihal Sandrina, Monica sudah menyakiti putranya sendiri dengan menggunakan Sandrina.

"Sudahlah, jangan seperti ini, yang penting sekarang Mami sudah tahu. Tapi dia tidak melakukan apa pun pada Mami? Katakan!"

"Tidak, Mami sudah mengusirnya setelah kamu pergi."

"Jangan berbohong!"

Monica menggeleng dan kembali memeluk Levin, biarkan saja kalau pun Sandrina menyakitinya, mungkin itu balasan untuk rasa sakit Levin. Tapi bukan ini yang ingin Levin lihat, Monica tidak boleh menangis untuk alasa apa pun.

"Kalau dia mengganggumu lagi, beri tahu Mami, biar Mami yang beri dia peringatan!"

"Tidak masalah, aku bisa mengatasinya sendiri. Aku hanya tidak mau Mami semakin jauh dibodohi sama dia, maaf aku sudah mengecewakan Mami!"

Monica menggeleng, pelukannya semakin erat dirasakan Levin. Lelaki itu satu-satunya harta yang dimiliki Monica saat ini, bagaimana bisa Monica menghancurkannya semudah itu.

Levin mengusap punggung Monica, Levin bisa ikut menangis jika terus seperti ini. Bukankah mereka berdua baik-baik saja, seharusnya tidak ada air mata hanya karena wanita seperti Sandrina.

"Sudah, berhenti menangis! Kalau Mami terus seperti ini, aku jadi berfikir buruk kalau saja dia menyakiti Mami."

"Tidak! Tidak sama sekali," sahut Monica seraya melepaskan pelukannya.

Levin tersenyum dan turut mengusap air mata Monica, wanita di hadapannya hanya boleh bahagia bukan bersedih.

"Siapa? Siapa wanita yang mau kamu nikahi? katakan sama Mami!"

"Nanti saja!"

"Tidak! Katakan sekarang, siapa orangnya?"

"Metta," ucap Levin tanpa ragu.

Monica diam, hanya nama itu yang ada di benar Levin setiap saatnya. Seistimewa itukah Metta bagi Levin, Monica menggeleng cepat dan tersenyum seraya mengusap kedua lengan Levin.

"Terlepas dari permintaan Papi, aku memang menyukai Metta. Aku lebih menyukai dia dari pada Sandrina, aku tidak sedang berbohong sekarang!"

"Iya, iya iya Mami tahu. Metta kan? Kamu boleh bersama Metta, tapi ingat satu hal! Sekali saja dia membuatmu kecewa, Mami akan langsung mengusirnya!"

Levin tersenyum, apa Monica sedang bercanda saat ini, kenapa secepat itu Monica memberikan jawabannya. Monica tersenyum seraya mengangguk, biar untuk saat Monica mengikuti keingin Levin, Monica harus menghilangkan rasa bersalahnya terhadap Levin.

"Mami...."

"Mami juga tahu wanita itu, tenanglah, Mami tahu Metta."

"Aku ingin langsung menikahinya kalau dia mau menerimaku!"

"Iya, iya lakukan saja!"

Kini berbalik Levin yang memeluk Monica dengan eratnya, itu yang Levin inginkan sejak awal, bahkan meski Metta menolaknya diakhir nanti.

1
Inaa lucuu
suka bgtt sama ceritanyaa, semangatt yaa kak jangan lupaa ceritanyaa dilanjutkan lagii heheheee 💗
Inaa lucuu
gada lanjutan kahh?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!