NovelToon NovelToon
MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Kultivasi Modern / Ketos / Mengubah Takdir
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Susilo Ginting

Rendra Adyatama hanya memiliki dua hal: rumah tua yang hampir roboh peninggalan orang tuanya, dan status murid beasiswa di SMA Bhakti Kencana—sekolah elite yang dipenuhi anak pejabat dan konglomerat yang selalu merendahkannya. Dikelilingi kemewahan yang bukan miliknya, Rendra hanya mengandalkan kecerdasan, ketegasan, dan fisik atletisnya untuk bertahan, sambil bekerja sambilan menjaga warnet.
Hingga suatu malam, takdir—atau lebih tepatnya, sebuah Sistem—memberikan kunci untuk mendobrak dinding kemiskinannya. Mata Rendra kini mampu melihat masa depan 24 jam ke depan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilo Ginting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13. Menganalisa Jaringan W dan Ujian Rahasia Visi

Setelah penemuan file "The W Network" dari Pak Bima, Rendra menghabiskan dua malam penuh untuk mempelajari peta jaringan Tuan Wirawan. Bukan lagi sekadar diagram, file itu adalah kronik yang merinci bagaimana Wirawan membangun kerajaannya: dimulai dari judi ilegal di tahun 90-an, merambah ke properti gelap, hingga mencuci uang melalui holding company legal yang terdaftar di bursa saham, yaitu PT Sinar Raya Propertindo (SRPA).

Rendra kini mengerti. Kekuatan Wirawan terletak pada perpaduan sempurna antara muscle (anak buah seperti Rudi) dan mind (perantara seperti Elena Paramita) yang beroperasi di belakang perusahaan-perusahaan legal.

SRPA. Perusahaan properti yang sahamnya relatif stabil, namun berada di bawah kendali penuh Wirawan. Ini adalah target sempurna untuk memverifikasi keakuratan informasi Pak Bima dan menguji sejauh mana Visi bisa digunakan untuk mengintip rahasia perusahaan mafia.

Ujian Intelijen dengan Visi

Rendra memutuskan untuk melakukan uji coba yang sangat berisiko. Jika ia bisa memprediksi sebuah peristiwa kecil di dalam perusahaan Wirawan, ia akan tahu bahwa informasi W Network itu valid.

Pukul 11.00 malam, Rendra memfokuskan Visi nya. Ia mengarahkannya langsung ke kantor pusat PT Sinar Raya Propertindo (SRPA).

Deg!!.

Visi itu datang: Ia melihat lobi kantor SRPA yang mewah. Di sana, pukul 09.30 pagi besok, seorang teknisi masuk dan memperbaiki sebuah server utama. Rendra melihat teknisi itu menjatuhkan kaleng minuman bersoda di lantai marmer, membuat kehebohan kecil. Peristiwa ini sangat spesifik, sangat detail.

Rendra segera membuat catatan. Jika peristiwa kecil ini terjadi persis seperti yang ia lihat, maka Visi-nya berfungsi sempurna di lingkungan Wirawan, dan yang lebih penting, informasi W Network tentang kantor pusat SRPA adalah benar.

Ketenangan di Tengah Badai Sosial

Keesokan harinya, Rendra tetap menjalankan perannya sebagai murid beasiswa yang fokus. Kevin masih absen, tetapi ejekan datang dari sumber lain.

Saat jam istirahat, Rendra duduk di kantin. Tiba-tiba, seorang siswi dari geng elit, yang merupakan sepupu Kevin, mendekatinya.

"Rendra. Jangan pernah kau sentuh Kevin lagi. Kau bukan siapa-siapa di sini," desis siswi itu, matanya tajam.

Rendra menatapnya dengan pandangan dingin. "Aku tidak menyentuhnya. Aku hanya menunjukkan batasan. Dan kau harusnya lebih fokus pada pelajaranmu, daripada menjadi kurir pesan dendam."

"Kau akan tahu akibatnya, anak miskin. Kau akan dikeluarkan dari sekolah ini," ancamnya.

"Aku bersekolah di sini karena otakku. Kau bersekolah di sini karena uang orang tuamu. Kita lihat siapa yang akan bertahan lebih lama," balas Rendra.

Tiba-tiba, Clara muncul dari belakang. "Sudah cukup. Aku tidak ingin ada keributan di sini."

Siswi itu langsung mundur, takut pada pengaruh keluarga Clara.

"Terima kasih, Clara," ucap Rendra.

Clara tidak tersenyum. "Kau harus berhenti membuat masalah, Rendra. Ayahku bilang, sekolah ini mulai panas. Dan orang-orang sepertimu yang tidak punya backup bisa dengan mudah dihancurkan."

"Aku punya backup terbaik," jawab Rendra, tersenyum misterius. "Kecerdasanku."

Verifikasi dan Kepastian

Tepat pukul 09.20 pagi, Rendra menyelinap ke perpustakaan sekolah, mencari celah waktu untuk memantau berita. Ia membuka berita bisnis dan live feed kantor-kantor pusat. Tujuannya: kantor SRPA.

Rendra mengaktifkan live stream berita bisnis yang terkadang menampilkan suasana lobi gedung-gedung besar. Pada pukul 09.35, kamera live menunjukkan suasana lobi SRPA.

Tepat seperti Visinya, seorang teknisi masuk dan bergerak ke area server. Kamera menangkap gambar teknisi itu terkejut, dan kemudian muncul tumpahan gelap di lantai marmer putih—minuman bersoda. Lobi mendadak heboh.

"Visi-ku sempurna," bisik Rendra.

Dan yang lebih penting: Informasi Pak Bima tentang struktur internal SRPA adalah akurat.

Dengan kepastian ini, Rendra tahu ia memegang kendali. Ia kini bisa memprediksi pergerakan saham SRPA dan menggunakan informasi W Network untuk memetakan kelemahan Wirawan.

Langkah Selanjutnya: Memaksimalkan Modal

Rendra kembali ke laptopnya sore itu. Dengan modal Rp90.250.000, ia harus segera mencapai target Rp150.000.000. Waktunya adalah dua minggu.

Ia memutuskan untuk menggunakan Saham SRPA sebagai medium pertumbuhannya. Bukan untuk short selling atau long term, tetapi untuk day trading dan swing trading agresif. Karena ia dapat memprediksi setiap peristiwa internal (pengumuman, rapat mendadak, masalah teknis, pertemuan rahasia) dalam 24 jam kedepan. Rendra dapat membeli saham SRPA sebelum pengumuman baik dan menjualnya sebelum pengumuman buruk.

Ini adalah strategi paling berisiko, karena bermain dengan saham mafia adalah bermain dengan api. Tetapi ini adalah cara tercepat untuk melipatgandakan modal.

Rendra segera membuat pesanan beli untuk saham SRPA, mengalokasikan Rp20.000.000 untuk day trading harian.

Sambil menunggu pasar besok, Rendra membuka file W Network lagi. Ia melihat detail tentang Elena Paramita di sana: "Perantara Senior, Tanggung Jawab: Koneksi Politik dan Perizinan, Titik Lemah: Keterikatan Emosional pada Ayah."

Ayah Clara. Jadi, Tuan Wirawan mengendalikan Ayah Clara melalui Elena.

Rendra menyadari bahwa konflik ini akan berakhir bukan di bursa saham, melainkan dengan konfrontasi langsung terhadap Wirawan. Dan untuk itu, ia membutuhkan uang, kekuatan, dan rencana yang jauh lebih besar.

"Aku akan menguasai permainannya di bursa, Tuan Wirawan," gumam Rendra, tatapannya dingin ke arah laptop, "Dan aku akan menggunakan uangmu untuk menghancurkan jaringanmu sendiri."

1
BungaSamudra
tulisanmu mengalir kek air. ritmenya pas banget pas dibaca 😍
Fairuz
semangat kak jangan lupa mampir
knovitriana
update
Ken
Tanda bacanya kurang dikit.
Semangat Thor
D. Xebec
lanjut next chapter bang, jadi penasaran gw, btw semangat 👍
D. Xebec
cerita nya menarik, tapi ada beberapa kata yang kurang huruf
D. Xebec
tulisannya masih banyak yang kurang huruf bang, perbaiki lagi, btw cerita nya menarik
Zan Apexion
menarik, Semangat ya👍
Monkey D. Luffy
kurang huruf N nya ini bang🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!