𝐆𝐫𝐚𝐜𝐢𝐚 𝐀𝐫𝐜𝐞𝐥𝐢𝐨, 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐜𝐚𝐧𝐭𝐢𝐤 𝐦𝐮𝐥𝐭𝐢𝐭𝐚𝐥𝐞𝐧𝐭𝐚, 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧 𝐝𝐢 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐠𝐞𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐟𝐢𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐥. 𝐆𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐰𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐭𝐢𝐧𝐲𝐚, 𝐚𝐤𝐢𝐛𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠𝐭𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥.
𝐊𝐢𝐧𝐢, 𝐆𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐚𝐬𝐚𝐢 𝐛𝐢𝐬𝐧𝐢𝐬 𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐧𝐞𝐠𝐚𝐫𝐚. 𝐏𝐫𝐞𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐫𝐚𝐢𝐡 𝐆𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐧𝐚𝐥 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐠𝐮𝐬 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚. 𝐁𝐞𝐫𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐩𝐫𝐞𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐢𝐬𝐭𝐢𝐦𝐞𝐰𝐚𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐆𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐦𝐞𝐦𝐮𝐧𝐜𝐮𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐬𝐮𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐝𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐢𝐫𝐢 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮𝐚𝐧.
Ikuti keseruan pembalasan dendam dan menguak misteri pembunuhan keluarga Gracia bersama author. ✨
Jadilah saksi bagaimana kisah cinta Grace dan Damaresh 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝑾𝒆𝒍𝒂𝒔 𝑨𝒔𝒊𝒉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan-V #5 ( Berakhirnya Pertarungan 'Kecil' )
Benturan dua senjata tajam terdengar sangat nyaring memekakkan telinga.
Tuan-V mundur menjauhi lemparan pedang satu lagi. Nafasnya tersengal-sengal, tangannya bergetar.
"Tu..Tunggu..Sejak..Sejak kapan..." ucapan Tuan-V terbata-bata.
"Sejak kau membunuh ayah dan ibuku" jawab Gracia mengetahui apa yang akan ditanyakan Tuan-V padanya.
Gracia berlari mengejar Tuan-V dan melanjutkan perkelahian yang sempat terjeda. Tuan-V mencoba menahan serangan Gracia dengan sisa kekuatannya. Ia sudah mencapai batasnya.
Ia mengira kalau setelah pertempuran tangan kosong dengan anggota mafia itu akan segera selesai, namun nyatanya Gracia malah sadar dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
"Hahh.. Padahal kita baru saja akan bersenang senang dengan formasi andalan kita" celetuk salah satu anggota Blood One.
"Sudahlah yang penting sekarang bos sudah pulih" yang lainnya tampak bahagia melihat perkembangan bos-nya.
Mereka duduk membentuk lingkaran yang sangat besar mengelilingi Gracia dan Tuan-V yang sedang bertarung. Sedangkan anak buah Tuan-V kebingungan, mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Akhirnya mereka ikut duduk saja menyaksikan pertarungan dua orang itu.
Anggota Blood One saling bertatapan saat melihat gerakan baru yang digunakan Gracia. Bak sedang mendapatkan pelajaran baru dari seorang guru, mereka hanya diam dan manggut-manggut saja menyaksikan pertarungan itu. Mereka mencoba menghafal dan memahami pola gerakan penyerangan dan pertahanan baru.
"Hehh ternyata kekuatanmu meningkat sangat pesat setelah bangun dari kematian" Gerutu Tuan-V mulai kewalahan menahan serangan-serangan yang diluncurkan Gracia.
"Hhahaha terimakasih tapi aku tidak membutuhkan pujianmu." jawabnya tegas.
"Jangan kira kau bisa mengalahkan ku meskipun kekuatanmu sudah meningkat sangat pesat." Tuan-V mencoba membalikkan keadaan.
Trang Trang.. Mereka benar-benar sedang menguji kekuatan masing-masing sepertinya. Luka yang diterima Tuan-V tidaklah sedikit dan dan lumayan dalam.
Gracia melompat dan menendang dada Tuan-V hingga terjatuh. Ia tidak ingin membiarkan dia melarikan diri. Namun sebelum Gracia melancarkan serangan-serangan berikutnya, tiba-tiba asap tebal muncul diantara Gracia dan Tuan-V.
Penglihatan Gracia jadi terbatas, namun pendengaran Gracia yang tajam membuatnya cepat menyadari gerakan Tuan-V. Ia belum sempat menghindar karena tidak tahu apa yang ada disekitarnya.
Jleb..Sebuah belati menancap tegak. Gracia membuka matanya, ia kira tusukan itu akan mengenainya namun ia tidak merasakan apapun ditubuhnya.
Belum sempat Gracia menyadari situasinya, ada sesuatu yang menimpa kakinya. Gracia terkejut merasakan sesuatu yang lembut dan hangat menimpa kakinya. Perlahan-lahan Gracia menunduk memastikan apa yang menimpa kakinya.
"Leo.."Lirih Gracia melihat Leo yang tergeletak memandang nya dari bawah.
"LEO" Teriak Gracia kaget melihat sebuah belati menancap di perut Leo.
"Grrrrrr" Raung Leo lemah seolah mengerti kecemasan Gracia.
"Leo kau baik-baik saja? Apa tusukannya dalam?" Tanya Gracia terburu-buru.
Leo hanya diam saja. Akan tetapi setitik air mata disudut mata leo menjelaskan semuanya. Gracia semakin kalang kabut.
"Damar suruh Dokter Ilham kemari dalam 10 menit bersama dokter Mei." Teriak Gracia.
Damar bergegas menelponnya. Dalam batinnya ia mengomeli Gracia, bagaimana mungkin mereka sampai dalam sepuluh menit dengan jarak yang jauh itu.
Tuan-V merasa mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri dengan anak buahnya. Namun Gracia bergerak lebih cepat dari rencana Tuan-V.
"Jangan pernah berfikir kau akan selamat setelah mengganggu kehidupan ku dengan orang-orang disekitar ku..." Ancam Gracia menatap tajam ke arah Tuan-V yang sudah berbalik badan hendak berlari.
"Zhan.." Lanjut Gracia melirik ke arah Zhan dan 10 ketua lainnya.
Mereka yang dilirik mengerti perintah Gracia. Mereka semua berkumpul membentuk lingkaran kecil. Tuan-V berdecak kesal, ia membalikan lagi tubuhnya dengan sangat hati-hati. Ia kembali di buat bingung dengan pergerakan Anggota Blood One yang menurutnya aneh.
"B.. Bos..Mereka..Mereka akan..Me.. Melanjutkan Formasi sayap Dewa.." Ucap salah satu anak buahnya mengingatkan.
Tubuh mereka semua bergetar hebat, meskipun tidak ada yang tahu jurus pamungkas formasi Sayap Dewa, Tapi mereka yakin itu adalah mimpi buruk bagi mereka semua di akhir hidupnya.
Damar tahu akhir dari formasi itu. Ia berdiri dan menghampiri Zhan.
"Tunggu. Aku akan membantu kalian" Ucap Damar saat melihat mereka akan mengatakan sesuatu.
Mereka tidak tahu harus bagaimana. Zhan menengok ke arah Gracia yang tengah memberikan pertolongan pertama pada Leo, Gracia mengangguk.
"Baiklah" Ucap Zhan singkat membiarkan susu bergabung dalam formasi, meskipun Damar tidak ada dalam barisan formasi tapi ia masih dalam batas lingkaran formasi.
"Kami memujamu wahai Ratu alam semesta tunjukkanlah kekuatanmu yang abadi, menebas kejahatan, mengubur dendam, dan mendatangkan karunia yang sangat dahsyat. Berikanlah kami kesempatan untuk memberantas kejahatan." ucap anggota Blood One bersamaan.
"Wahai Dewa alam semesta, berkatilah aku. Tunjukkanlah kesucian mu pada dunia. Karuniai kami dengan sinar keabadian mu. Aku memujamu wahai Dewa Naga dan aku selalu menghormati mu wahai Dewi Phoenix. Berkahi lah kami untuk mengubur kegelapan dalam dunia ini" Ucap Damar setelah mereka.
Mereka merasa ada yang aneh pada tubuh mereka saat Damar mengucapkan kalimat-kalimat itu. Namun sayangnya mereka tak punya banyak waktu untuk memikirkan hal itu.
Mereka mengeluarkan potongan-potongan magnet dan digabungkan menjadi sebuah magnet yang besar. Mereka mengelilingi magnet itu dan memegangnya erat, lalu mempraktikkan ajaran Gracia untuk menyalurkan tenaga dalam pada magnet itu.
Damar duduk bersila seperti orang yang sedang bermeditasi. Tuan-V dan yang lainnya semakin tak mengerti dengan keadaan tersebut. Tak lama kemudian tubuh mereka terasa sakit , terutama pada bagian tubuh yang tertancap senjata-senjata kecil tadi.
Wushhh...Angin kencang menabrak mereka semua hingga terjatuh. Senjata-senjata kecil itu terasa seperti meronta-ronta ingin melepaskan diri. Mereka mengaduh kesakitan.
Lalu...srttt.. Senjata-senjata kecil itu tercabut dari tubuh mereka semua dan melesat tertarik pada magnet besar itu. Dengan lepasnya senjata rahasia itu meninggalkan bekas yang terlihat sangat jelas. Daging mereka seperti habis dilubangi meninggalkan rasa sakit yang amat sangat menyiksa, belum lagi racunnya mulai bereaksi membuat kulit disekitar luka mereka menghitam.
"Tuan-V ini belum seberapa jika dibandingkan dengan darah keluargaku yang kau tumpahkan. Meskipun itu tidak akan membunuhmu, setidaknya kau tidak akan hidup lebih dari 3 bulan lagi." Ucap Gracia memperingatkan.
"Sialan kau bocah. Tunggu saja jika aku harus mati maka aku akan membawa mu mati." Tuan-V berlari ke dalam hutan.
Anak buah Tuan-V tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Selain karena kehabisan tenaga mereka juga sudah kehabisan darah.
Pertempuran berakhir, akan tetapi masih meninggalkan jejak di hati Gracia. Ia dibuat mengulang kejadian bertahun-tahun yang lalu, namun bedanya kini tidak ada yang mati akibat pertempuran 'kecil' itu. Itu lebih baik.