Apakah pengasuh hanya berlaku untuk bayi dan anak-anak?
Ariana, gadis berusia 22 tahun di janjikan upah cukup besar hanya untuk mengasuh putra dari seorang duda kaya raya.
Kenakalannya sudah tak bisa di tolerir, namun sang ayah yakin jika Ariana mampu mengubah sifat anak remajanya itu.
Akankah Ariana berhasil menaklukkan anak remaja itu? Atau justru timbul konflik yang rumit di antara mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kode Pendekatan
Antara canggung dan rasa tak nyaman, Beni segera menyudahi makannya dan izin pamit menuju tempat parkir. Ariana yang tahu dengan apa yang di rasakan Beni pun segera menyusulnya.
Arkana menatap sinis dengan apa yang terjadi, bukankah dia sudah memperingatkan sang pelayan untuk tak berhubungan asmara di tempat kerja? Ternyata pengasuh cantiknya tak menggubris perkataannya yang serius itu.
Arga pun tampak murung dengan sikap Ariana yang meninggalkannya demi supirnya itu. Lalu menunjukan kembali ekspresi biasa pada sahabatnya.
”Eh, kenapa kamu nyusul aku?” Tanya Beni yang terkejut melihat kedatangan Ariana di tempat parkir.
”Sebagai sesama pelayan, seharusnya aku bersikap sama sepertimu. Membatasi hubungan antara pekerja dan majikan. Aku salut dengan sikapmu itu,” puji Ariana yang membuat Beni tersipu.
”Ari, boleh tidak aku memanggilmu Ari? Mungkin panggilan berbeda bisa membuat kita lebih akrab lagi.”
”Ya terserah, yang jelas aku juga ingin memiliki teman akrab di tempat kerja,” ucap Ariana menerima panggilan tersebut.
Beni tentu saja tak menyangka, jika gadis di sampingnya ingin berteman akrab dengannya.
”Mungkin berteman dulu lebih baik, baru nanti aku akan mendekatinya lebih dari pada berteman,” gumamnya dalam hati. Beni yang memang tertarik pada Ariana dari awal dia bekerja, ingin sekali mendekatinya ke arah romantis.
Angin malam itu bertiup cukup kencang, daun kering yang gugur ikut terbang mengikuti arah angin dan membuat salah satunya terselip di rambut Ariana.
”Sebentar, ada daun yang menempel di rambutmu.”
Seketika posisi mereka berubah, kepala Beni terlihat miring seolah menampakan jika mereka berdua sedang berciuman.
Arga yang melihat kejadian itu segera berdehem keras, begitu pula Arkana yang tentunya menatap sinis ke arah mereka.
”Ah, Tuan Arga. Tadi Beni mengambil daun ini dari rambut saya,” jelas Ariana yang menunjukkan daun kering itu.
Seketika Arga bernafas lega, membuat Erina semakin yakin jika sahabatnya ini tertarik pada pelayan mudanya.
”Arkana, kamu satu mobil dengan Rio dan Dimas. Ariana biar semobil dengan papa dan Tante Erina,” titah Arga yang pasti tak bisa di tolak oleh semuanya termasuk Ariana.
”Biar aku yang di sini,” ucap Erina yang segera masuk ke kursi belakang saat Ariana membukanya. Ariana nampak bingung dengan sikap guru les majikannya itu.
Sementara itu, Arga membukakan pintu bagi Ariana yang masih saja terdiam. Gadis itu mau tak mau masuk ke dalam kursi depan mobil bersebelahan dengan majikannya.
”Kau masih ingat rumahku, Ga?” Tanya Erina yang merasa ragu saat Arga mulai menjalankan mobilnya.
”Tinggal kau tunjukkan saja arahnya, gampang kan?”
”Iya, akan ku shareloc saja. Kau tinggal cari itu di gmaps,” ucap Erina yang senang menjahili sahabatnya.
Arga hanya menggelengkan kepala, lalu mengikuti titah dari sahabatnya untuk membuka gmaps.
”Arga, kau tak ada niat untuk menikah lagi,” pancing Erina yang ingin tahu dengan respon sahabatnya. Arga hanya tersenyum lalu menatap sedikit ke arah Ariana.
”Kau sendiri?”
”Aku akan menikah setelah bertemu dengan pria sepertimu, hahaha,” canda Erina membuat sahabatnya ikut tertawa. Mereka tak memiliki perasaan lebih dari teman, bahkan tak ada pikiran untuk menjalin hubungan yang romantis.
”Aku juga akan menikah setelah menemukan istri yang sepertimu,” ucap Arga berbalik mengerjai sahabatnya.
”Ya aku do'akan kau tahan, tak seperti Jeffrey yang pergi meninggalkanku.”
...~~~...
”Loe suka sama si pengasuh itu?”
Arkana tiba-tiba menyerang Beni dengan pertanyaan tak di duga. Namun Beni hanya tersenyum karena sikapnya terlalu menunjukan rasa suka padanya.
”Saya sedikit tertarik pada nona Ari. Dia sangat cantik, baik, dan juga punya attitude yang bagus,” puji Beni sambil membayangkan senyum gadis itu.
Sementara Rio dan Dimas hanya saling menatap, mengingat bagaimana saat itu si pengasuh memukul tongkat pada meja sekolah dan juga melawan Rano, bapak-bapan mata duitan dan jabatan itu.
”Nona Ari? Sudah ada panggilan sayang rupanya,” gumam Arkana dalam hati.
”Gue udah bilang, tak boleh ada hubungan asmara sesama pelayan. Gue harap loe bisa ingat hal ini,” peringatan Arkana membuat Beni terdiam. Begitu pula Rio dan Dimas yang merasa aneh dengan tingkah Arkana.
”Kalau pelayan dan majikan, gimana bos? Contohnya nih, si pengasuh sama Om Arga?” Celetuk Rio yang membuat Arkana semakin kesal.
”Gue gak akan pernah ngijinin papa buat nikah lagi. Gue gamau kalau papa harus sakit hati lagi karena di khianati wanita lain,” jelas Arkana dengan tatapan sinisnya. Rio dan Dimas pun berhenti memberikan pertanyaan nyeleneh.
Sementara itu Arga yang sudah mengantar Erina, kini tengah berdua bersama Ariana di mobilnya. Arga terus memikirkan obrolan apa yang menarik agar Ariana tak bosan.
”Kamu suka nonton film?”
”Saya sangat suka, apalagi film zombie,” jawab Ariana yang memang penyuka film horor.
”Sepertinya kamu penyuka film horor, bagaimana kalau sabtu malam nanti kita menonton di ruang kerja saya. Kebetulan saya punya proyektor, jadi kita bisa nonton film seperti di bioskop.”
Ajakan tuannya tentu saja membuat Ariana bingung, tak mungkin pelayan sepertinya di ajak melakukan aktivitas seperti itu kecuali ada maksud lain.
”Sepertinya sabtu malam saya pulang ke rumah ibu,” jawab Ariana menolak secara halus.
”Oh, untuk hal itu kamu gak bisa dulu pulang. Bi Ipeh mengirim pesan untuk cuti selama sebulan. Mbahnya masih sakit, dan dia tak bisa meninggalkan keluarganya di kampung sampai mbahnya sembuh.”
Ariana semakin bingung mendengar hal ini, alasan apalagi untuk menolak majikannya.
”Apa kita hanya menonton berdua, Tuan?”
Pertanyaan Ariana membuat Arga tahu jika gadis di sampingnya khawatir. Walau sebenarnya niat Arga memang ingin mencoba menghabiskan waktu berdua dengan pengasuh anaknya.
”Kita akan menonton bersama Arkana dan juga dua temannya. Sedikit hiburan untuk ketiga pemuda yang akan sibuk selama beberapa bulan ke depan.”
Ariana merasa lega mendengar pernyataan Tuannya, setidaknya dia tak perlu khawatir. Sementara terbesit rasa kecewa di hati Arga, yang ternyata sedikit sulit untuk mendekati Ariana. Tak seperti wanita yang dia temui di luar sana, bahkan mereka yang selalu berusaha mendekatinya duluan.
”Apa orang tuamu masih lengkap?”
Ariana menggelengkan kepalanya, dan menceritakan sedikit kisah hidup tentang keluarganya.
”Aku harap kau akan menemukan kasih sayang tulus, dari seorang pria yang bisa menjadi ayah dan juga pasanganmu,” doa Arga tulus bagi Ariana. Membuat hati gadis itu tersentuh.
Terkadang, Ariana tak habis pikir dengan mantan istrinya yang memilih selingkuh dengan pria lain. Apalagi Arga, dia tipe ayah yang baik bagi Arkana. Bisa saja dia juga suami yang sangat baik dulunya.
”Siapapun wanita yang akan menjadi istri Tuan Arga, pastilah akan sangat beruntung. Meskipun harus berhadapan dengan anaknya yang menyebalkan itu,” gumam Ariana dalam hatinya.