NovelToon NovelToon
Imamku, Surgaku

Imamku, Surgaku

Status: tamat
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Cintapertama / Tamat
Popularitas:42.9k
Nilai: 5
Nama Author: its.syrfhlee

FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
.
BUTUH HEALING? BACA ɪᴍᴀᴍᴋᴜ, ꜱᴜʀɢᴀᴋᴜ SOLUSINYA!
.
DINGIN IN PUBLIC, BUCIN IN PRIVATE🕊️
.
PERINGATAN! HATI - HATI, CERITA INI DAPAT MENYEBABKAN KEJANG-KEJANG DAN SENYUM-SENYUM SENDIRI!🦋
.

Allah itu maha romantis. Ada banyak cara untuk Allah mempertemukan kita dengan jodoh. Salah satunya Azalea. Berawal dari ketidaksengajaan nya yang menghilangkan berkas penting, berakhir dengan ia yang menjadi istri sang bos besar.

Awalnya, Azalea pikir pernikahannya itu tidak akan berlangsung lama ketika mengingat bagaimana awal mereka berdua bisa menikah. Namun ternyata tidak. Husain bukan laki-laki pengecut yang akan mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan. Justru Husain akan menjadi lelaki gentle yang akan terus mempertahankan rumahtangganya atas izin Allah.

"Kamu tahu istriku, jika saja setan melihat senyuman manis kamu, Abang khawatir malah ia yang akan tersesat saat menggodamu," - Azzam Gibran Al-Husain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon its.syrfhlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(32). To be parents!

Azalea menatap penuh haru pada 5 buah testpack yang ada di tangannya saat ini. Kelima testpack di tangannya menunjukkan garis dua yang menandakan bahwa Azalea kini tengah mengandung buah hatinya dengan Husain. Bulir-bulir air mata haru di pelupuk matanya mengalir turun ke pipinya. Dalam hatinya tak henti-henti Azalea terus menggumam kan kata syukur yang teramat pada Sang Maha Kuasa yang telah memberikan ia dan Husain kepercayaan untuk menjadi orang tua.

"Abang pasti bahagia lihat ini." Di antara mereka berdua, Husain lah yang paling tidak sabar menunggu hasilnya sejak semalam. Bahkan sangking tidak sabarnya, Husain baru bisa tidur disaat jam menunjukkan pukul setengah dua malam setelah Azalea dengan sabar terus menepuk pelan punggung Husain hingga Husain tertidur.

Tak ingin membuat momen berharga ini menjadi biasa saja, Azalea berencana ingin memberikan Husain surprise yang mungkin tak akan Husain dan ia lupakan sepanjang hidup mereka.

"Masih ada waktu lima belas menit sebelum Abang pulang dari mesjid." Dengan segara Azalea mencari barang-barang yang ia butuhkan untuk membuat surprise nya.

Sementara di dalam mesjid, Husain tengah serius berdzikir dan berdo'a kepada Allah agar apa yang ia harapkan menjadi kenyataan. Namun jika tidak, Husain meminta agar ia di berikan keikhlasan yang luas untuk menerima semua takdir yang telah tercatat di Lauhul Mahfudz.

Setelah selesai berdzikir dan berdo'a, Husain berjalan meninggalkan mesjid untuk pulang ke rumahnya. Tapi baru beberapa langkah Husain berjalan, seseorang tiba-tiba saja memanggil namanya.

"Bisa kita bicara sebentar Husain?" Suara itu terdengar lembut dan mendayu. Dan tanpa menoleh pun, Husain tahu bahwa yang kini tengah berbicara padanya adalah seorang wanita. Untuk itulah Husain tidak berniat untuk membalikkan badannya menghadap ke arah wanita yang bukan mahramnya.

"Bicara apa? Kalau tidak penting, saya ingin langsung pulang. Istri saya sudah menunggu di rumah." Dari nadanya tersirat akan ketegasan bahwa Husain tidak tertarik berbicara dengan wanita yang masih mengenakan mukena di belakangnya itu.

"Kenapa? Kenapa kamu memilih menikah dengan dia daripada aku, Husain?" Tanpa berbasa-basi lagi, wanita di belakang Husain itu langsung menyodorkan pertanyaan yang menurut Husain sangat tidak pantas untuk di pertanyakan.

"Dia yang kamu bilang itu adalah istri saya. Dia punya nama yang sangat indah. Namanya Azalea Hilya Meccayla, kamu bisa memanggilnya dengan panggilan Azalea," jelas Husain.

"Aku tidak peduli. Aku cuma pengen tahu kenapa kamu lebih memilih menikahi wanita lain bukan aku yang jelas-jelas selama ini aku mencintai kamu, Husain." Wanita itu berjalan ke arah Husain agar bisa melihat wajah tampan lelaki yang selama ini ia puja dari dekat. Namun, ternyata dengan gesit Husain memundurkan langkahnya dan menundukkan pandangannya. Seolah tidak tertarik sama sekali melihat ke arahnya.

"Karena dia yang Allah pilihkan untuk saya. Dan saya juga sangat mencintai istri saya. Jadi jangan berharap lebih pada saya. Karena sampai saya matipun, saya akan tetap mencintai istri saya."

"Apa yang membuat kamu begitu mencintainya? Bukan kah aku lebih baik daripada dia?"

Sudut bibir Husain tertarik membentuk senyuman remeh ketika mendengar ucapan yang begitu angkuh dari perempuan di hadapannya ini.

"Wanita baik-baik tidak akan menganggap dirinya lebih baik dari wanita lain." Ujar Husain dengan telak.

"Istri saya sudah menunggu saya di rumah. Dan saya tidak ingin membuat istri saya lebih lama menunggu kedatangan saya. Saya pamit, Assalamu'alaikum." Tanpa menunggu balasan dari wanita di hadapannya, Husain langsung berjalan meninggalkan wanita itu.

Selama perjalanan menuju rumahnya, Husain selalu melafazkan do'a di dalam hatinya. Ya Allah, jadikan siapapun yang aku pandang tetap istriku yang paling mulia. Dan jangan pernah tanamkan pada jiwaku keberpalingan dari istriku dan ketertarikan selain dari yang istriku rodhoi.

Selain berdo'a, Husain tak lupa selalu menanamkan dalam hatinya bahwa tidak ada yang lebih cantik, menarik dan sempurna dibandingkan istrinya. Siapapun yang muncul di hadapannya tidak ada apa-apanya di banding dengan istrinya.

Sesampainya di rumah, Husain langsung masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salam. Ia di sambut oleh ibu yang sedang merajut di ruang keluarga sambil mendengarkan murottal.

"Wa'alaikumussalam. Kok lama banget pulangnya?" Tanya ibu pada Husain yang sedang mencium telapak tangannya dengan takzim.

"Iya, tadi ada yang bertanya sama Husain waktu jalan pulang," Jawab Husain sekenanya.

"MasyaAllah, cantik banget sweater rajutan Ibu," Puji Husain.

Mendengar pujian dari anaknya, ibu lantas tersenyum. Ia turut menatap kagum pada sweater yang ia buat dengan tangannya sendiri. "Harus. Kan sweater nya mau Ibu kasih ke Aza. Jadi harus dibuat secantik mungkin." Katanya.

Husain ikut tersenyum. "Aza pasti bakal suka banget sama sweater rajut buatan Ibu. Baju tidur buatan Ibu kemaren aja jadi baju tidur favoritnya Aza sampai sekarang."

Ibu memang memiliki kebisaan dalam menjahit dan juga merajut. Dan ibu menjadi semakin sering menjahit juga merajut setelah Husain menikah dengan Azalea dan juga setelah ibu sembuh dari penyakit ginjalnya. Katanya, ia ingin memberikan hasil jahitan dan rajutannya untuk menantunya yang sudah ia anggap sebagai anak perempuannya.

"Alhamdulillah kalau Aza suka." Ujar Ibu yang diangguki oleh Husain.

"Oh ya, Husain mau ke kamar dulu ya, Bu. Takut Aza kelamaan nunggu." Pamit Husain.

"Ya udah sana. Ibu juga mau nyelesai-in rajutannya. Tinggal dikit lagi."

"Oke, semangat, Ibu!" Seru Husain. Lalu setelahnya ia berlalu dari hadapan ibu menuju kamarnya.

Pintu kamarnya Husain buka dengan perlahan. Dari posisinya berdiri, Husain sudah bisa langsung melihat ke arah Azalea yang ternyata sedang tertidur di atas ranjang dengan posisi duduk sambil berpangku tangan di atas bantal.

Dengan pelan Husain menutup kembali pintu kamar mereka dan berjalan menuju tepi ranjang dimana bidadari nya sedang tertidur.

"MasyaAllah, lagi tidur aja kamu cantik banget, sayang." Ujar Husain sambil mengelus pelan rambut Azalea yang tergerai indah.

Ternyata usapan lembut Husain pada rambut Azalea membuat tidur Azalea terusik. Kedua bola mata indah yang sebelumnya bersembunyi di balik kelopak mata itu kini terlihat.

"Abang baru pulang?" Tanya Azalea dengan suara paraunya.

Husain mengangguk. Ia membawa tubuh Azalea untuk duduk di atas pangkuannya. "Maaf ya, Abang gangguin tidur kamu." Ujar Husain sambil menyelipkan anak rambut Azalea ke belakang telinga Azalea.

"Gapapa kok. Abang mau langsung sarapan?" Tanya Azalea.

"Nanti aja. Tapi kalau kamu lapar, kita langsung sarapan aja. Abang gak mau bidadari Abang kelaparan karena Abang."

Azalea terkekeh. "Aza belum lapar kok." Katanya.

"Oh iya, tadi Abang ketemu sama cewek yang dulu pernah Abang ceritain sama kamu," ujar Husain membuka pembicaraan.

"Yang mana?" Tanya Azalea dengan kening berkerut.

"Itu loh, cewek yang jadi tetangga Abang dari dulu," sahut Husain.

"Oh yang katanya suka sama Abang dari Abang SMA sampai sekarang?"

Husain mengangguk. "Iya. Tadi kita ketemu. Tapi tenang aja, Abang udah tegasin ke dia kalau Abang gak bakal balas cinta dia. Abang juga bilang kalau Abang cinta banget banget banget sama istri Abang,"

"Aza percaya kok," Ujar Azalea sambil tersenyum ke arah Husain. "Terus reaksi dia gimana? Kalau Aza jadi dia, pasti Aza udah nangis kejer," lanjutnya lagi.

"Gak tahu. Abang langsung pergi setelah ngucapin itu. Abang bilang sama dia kalau istri Abang lagi nunggu Abang di rumah dan Abang gak mau buat istri Abang kelamaan nunggu Abang," jawab Husain.

Azalea mendongak. Ia tatap wajah teduh Husain yang selalu menatapnya dengan tatapan cinta yang begitu tulus dan murni. "Makasih ya, udah jagain kepercayaan Aza."

Husain mengangguk sambil tersenyum. Ia genggam tangan Azalea dengan tangan kanannya yang tidak memeluk pinggang Azalea. "Udah kewajiban Abang buat jagain kepercayaan yang udah kamu kasih ke Abang," kata Husain.

"Karena Abang udah jagain kepercayaan Aza, Aza ada hadiah untuk Abang." Ucap Azalea sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Hadiah apa?" Tanya Husain penasaran.

"Sebentar." Azalea beranjak turun dari pangkuan Husain. Ia membuka laci nakas yang berada di samping ranjang tidur mereka. Mengambil kotak panjang yang sudah berisi lima buah testpack dengan garis dua.

"Sebelum itu, Abang harus ikutin apa yang Aza ucapin ya," pinta Azalea.

"Oke." Jawab Husain.

"Abang," Azalea memulai ucapannya dan menyuruh Husain untuk mengikutinya.

"Abang,"

"Bakal,"

"Bakal,"

"Jadi,"

"Jadi,"

"Ayah,"

"Ayah,"

"Coba Abang sambungin semua kata yang Azalea ucapin tadi,"

Walaupun ia bingung, Husain tetap mengiyakan permintaan Azalea. Ia mencoba menyambungkan kata-kata yang tadi Azalea ucapkan.

"Abang bakal jadi Ayah?" Ucapnya pada Azalea.

"BETULL!" Azalea berseru senang ketika Husain menyambungkan kata-katanya tadi dengan sempurna.

"Tunggu sebentar, maksud kamu Abang bakal jadi Ayah?" Tanya Husain dengan raut wajah berseri-seri.

Azalea mengangguk. Ia menyodorkan kotak panjang yang sejak tadi ia pegang. Membuka tutup kotak itu lalu memperlihatkan isinya ke arah Husain.

Dengan tangan yang gemetar, Husain mengambil kelima testpack yang berada di dalam kotak panjang yang Azalea pegang. Melihat dengan seksama garis yang tercetak di testpack yang ia pegang.

"Selamat, Abang bakal jadi Ayah." Bisik Azalea.

"ALHAMDULILLAH! YA ALLAH!" Husain berseru senang. Ia langsung melakukan sujud syukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah padanya saat ini. Lalu setelahnya Husain langsung memeluk Azalea dengan erat.

"Makasih, sayang. Abang bahagia banget." Husain berbisik lirih di telinga Azalea. Ia menumpahkan tangis harunya yang sejak tadi ia tahan dipundak sempit Azalea.

"Sama-sama. Kita jaga bareng-bareng dede bayinya ya." Ujar Azalea yang diangguki langsung oleh Husain.

Kini Husain berlutut di hadapan Azalea. Ia menatap penuh haru ke arah perut Azalea yang kini terdapat anaknya disana. Menumpang hidup selama sembilan bulan sepuluh hari di dalam perut istrinya.

"Ya Allah, bentuk ia yang ada di perut istriku dalam rupa yang baik, tetapkan dalam hatinya keimanan pada-Mu dan pada Rasul-Mu. Ya Allah, keluarkan ia dari perut istriku pada saat kelahirannya secara mudah dan selamat. Dan jadikanlah ia utuh, sempurna, berakal, cerdas, berilmu, dan beramal. Aamiin." Do'a Husain.

"Aamiin." Azalea ikut mengaminkan do'a Husain untuk anak mereka.

"Setelah ini Abang bakal lebih protektif sama kamu. Jadi kamu gak boleh protes ya," ujar Husain yang tanggapi dengan kekehan oleh Azalea.

-to be continued-

Ada beberapa kalimat yang aku ambil dari kalimatnya Ustadz Adi Hidayat waktu lagi ceramah😊. Soalnya kalimatnya romantis banget. Yang pernah nonton atau lihat ceramah Ustadz Adi Hidayat pasti tahu.

1
Sulastri Oke86
Lumayan
Mrs.AK
novel ini jadi favorit aku deh Thor banyak mempelajari tentang ilmu agama
Sweetchoco🧚🏻‍♀️: MasyaAllah, terimakasih ya sudah membaca cerita aku. semoga memberikan banyak manfaat buat kamu
total 1 replies
Mrs.AK
saya jadi baper sendiri
Mrs.AK
ceritanya bagus kak author, semangat untuk berkarya
kisses and martini
Thor semangat!!! Aku cuma bisa kasih semangat dan do'a. Author tetap yang ngetik dan cari ide ya hehehe. Aku menunggumu :*
infintesoul
Duh, ini cerita bikin gemes!
Respati Wijaya
Thor hayuu kita ke pelaminan aja biar bisa baca ceritamu tiap h
Cakrabirawa Tarihoran
semangat up nya thorr
Windy Miller
SERUU.....BUET CERITANYA
Cinta Insta
lanjuttt thorrr semangat ,jangan lupa jaga kesehatan ,dan jangan lama lama upnya ok
Penghargaan Pink
Yailah kok udah sampe bab paling akhir aja.. semangat update thor!
SugaryHeaven
alurnya jelas ceritanya menarik.. semangat buatmu thoor.. 5 star n like buatmu!!!! 😁
Sweetchoco🧚🏻‍♀️: MasyaAllah, terimakasih ya atas dukungannya😊
total 1 replies
Penghargaan Pink
Yailah kok udah sampe bab paling akhir aja.. semangat update thor!
TripleAdorable
Aku kepo banget lanjutannya gimana Thor! Plis jangan lama-lama ya!
Sweetchoco🧚🏻‍♀️: MasyaAllah, terimakasih atas dukungannya. Stay tune terus ya, diusahakan update tiap hari🤗
total 1 replies
CutieBun
Alurnya gregetan! Aku baru baca aja jadi nagih!
moonstrucktraveller
Sip karyanya udah masuk rak buku! Lanjut thor~
Pin-Up Yang Elegan
Apa benar Thor, kelanjutannya Pipip pipip calon mantu *sensor maksudnya wkwk. Hanya Author yang tahu!
Hulk
Meskipun alurnya simple, tapi aku suka banget dan bisa bikin penasaran
Manah Dabukke
Aku udah mampir nih! Ternyata emang seru ceritanya. Lanjut thoor
Sweetchoco🧚🏻‍♀️: MasyaAllah, terimakasih ya atas dukungannya😊
total 1 replies
Madu Yang Luar Biasa
Imajinasi tanpa batas. Mantap! 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!