NovelToon NovelToon
Memilih Pergi Ketika Kau Memilihnya

Memilih Pergi Ketika Kau Memilihnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Pelakor / Poligami / Penyesalan Suami
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4 Putra Yang Tampan.

8 Tahun Kemudian.

Cilla terlihat begitu cantik berjongkok di 2 pusaran makan yang saat ini ditaburi bunga yang memperindah makam tersebut. Makam kedua orang tua Cilla yang sudah meninggalkannya sejak dia kecil.

"Ma, Pa. Cilla sangat merindukan kalian. Cilla ingin mengatakan bahwa Cilla sangat bahagia saat ini. Terima kasih Mama dan Papa sudah memberi kesempatan untuk hadir di dunia ini dan bisa merasakan kebahagiaan seperti saat ini. Cilla yakin Mama dan Papa saat ini juga pasti bahagia di atas sana," ucap Cilla dengan air mata yang jatuh.

Bukan kesedihan tetapi kebahagiaan, bagaimana dia terharu dan sangat bersyukur dengan kehidupannya yang selalu diridhoi oleh sang pencipta.

"Bunda!" Cilla menoleh ke arah suara tersebut. Bocah kecil laki-laki yang terlihat sangat tampan berkulit putih dengan wanita yang di sampingnya dan siapa lagi jika bukan Lulu.

Bocah tampan itu langsung berlari melepaskan genggaman tangannya dari Lulu.

"Hati-hati Gama!" teriak Lulu menghela nafas dengan wajahnya tampak begitu kesal, menahan kesabaran pada Gama.

"Sayang, jangan lari-lari seperti itu dan bagaimana jika nanti jatuh," ucap Cilla mengajak putranya itu untuk duduk di pangkuannya agar lebih dekat dengan makam tersebut.

"Kenapa Bunda tidak mengajak Gama untuk kerumah Oma dan Opa?" tanyanya dengan ekspresi wajah sangat kesal.

"Kamu bukannya lagi latihan piano. Jadi Bunda tidak ingin merepotkan putra Bunda yang sangat tampan ini," jawab Cilla

"Tetap saja, Gama marah pada Bunda," jawabnya.

"Kamu marah pada Bunda?" tanya Cilla membuat Gama mengganggukan kepala.

"Yakin marah pada Bunda di depan kedua orang tua Bunda dan bagaimana jika orang tua Bunda sedih melihat putri kesayangannya dimarahi oleh cucu mereka?" tanya Cilla.

"Oma, Opa, jangan sedih. Gama tidak marah kok. Hanya kesal. Gama justru marah kepada tante Lulu," Gama dengan cepat klarifikasi, tetapi justru membawa nama Lulu membuat Lulu yang sudah berdiri di sana mengerutkan dahi.

"Apa-apaan itu maksudnya?" tanya Lulu dengan wajahnya tampak kesal.

Cilla hanya tersenyum saja dan sudah sangat biasa bagaimana putra kesayangannya itu bertengkar dengan Lulu.

"Tante lama sekali menyetir, jadi Gama tidak punya kesempatan untuk menabur bunga ini di atas makam Oma dan Opa," jawabnya dengan sangat cerewet.

"Kamu yang jalannya terlalu lelet," sahut Lulu ternyata tidak mau kalah dari keponakannya itu.

"Sudah-sudah, kenapa kalian berdua jadi bertengkar seperti ini. Gama kamu tidak boleh menyalahkan tante Lulu. Kamu harus bersyukur karena selalu ditolong oleh tante Lulu, di jemput sekolah, diantar ke tempat les dan maka dari itu tidak boleh membuat tante Lulu kesal," ucap Cilla menasehati putranya itu.

"Mama terus saja membela tante Lulu dan tidak pernah membela Gama," ucapnya dengan nada yang begitu sangat manja dan lihatlah bagaimana Lulu merasa besar kepala karena dibela.

"Mama hanya mengajarkan kepada kamu. Jika kamu harus memiliki sopan santun pada orang yang lebih tua, harus banyak-banyak bersyukur dengan anugerah yang diberikan kepada kita," ucap Cilla dengan lembut menasehati putranya itu

"Baik. Mama, Tante Lulu jangan marah pada Gama atau kesal kepada Gama. Gama minta maaf jika sudah merepotkan Tante. Gama sayang sama Tante," ucap Gama.

"Tante juga sayang," sahut Lulu dengan gemas pada keponakannya itu.

"Ayo Gama sekarang kirim doa untuk Oma dan juga Opa," ucap Cilla membuat Gama menganggukan kepala dan langsung menadahkan kedua tangannya ke langit.

"Ya Allah terus hiasi rumah Oma dan Opa dengan bunga-bunga yang sangat indah, beri mereka makan yang cukup dan berikan kebahagiaan kepada mereka. Insyallah suatu saat nanti Gama bersama Bunda akan bertemu dengan Oma dan Opa," ucap Gama yang sangat pintar berdoa kepada sang pencipta.

Cilla hanya tersenyum mendengar doa putranya itu, putranya memang tumbuh menjadi anak yang sangat cerdas.

"Gama juga tidak lupa berdoa untuk Ayah Gama yang sekarang sudah berada di surga. Semoga Oma, Opa dan Ayah Gama terus saling berdampingan dan ikut melihat kebahagiaan Gama bersama Bunda. Ayah, Gama akan menjaga Bunda dengan baik," lanjut Gama.

Raut wajah Lulu yang tadinya juga ikut tersenyum tiba-tiba menjadi datar saat doa itu melenceng kepada seseorang. Lulu melihat ekspresi wajah Cilla dan sama sekali tidak berubah dan tetap tersenyum.

"Amin," sahut mereka yang akhirnya doa itu selesai juga.

"Bunda apa Allah akan mendengar semua doa Gama?" tanya Gama.

"Allah akan mendengar semua doa-doa hambanya yang penuh ketulusan. Semoga doa-doa yang kamu panjatkan bisa semakin meluaskan rumah Oma, Opa dan Ayah di syurga sana," ucap Cilla.

Ekspresi wajah Lulu penuh dengan arti saat betapa santainya Cilla mengatakan hal seperti itu.

"Ya sudah ini sudah siang, kita sebaiknya langsung saja pulang," ucap Cilla membuat Gama menganggukkan kepala.

"Ayo Lulu!" ajak Cilla membuat Lulu yang tadi sempat melamun juga menurut dan akhirnya mereka meninggalkan pemakaman itu.

*****

Cilla, Gama bersama dengan Lulu ternyata berada di salah satu Restaurant yang menikmati makan siang mereka.

"Sayang kamu makannya jangan belepotan seperti ini," ucap Cilla.

"Iya Bunda," jawab Gama.

"Cilla aku mau ke toilet sebentar," ucap Lulu.

"Ya sudah," sahut Cilla dengan menganggukan kepala dan Lulu langsung meninggalkan meja tersebut.

Mobil hitam berhenti di depan Restoran tersebut. Keluar seorang pria yang tak lain itu adalah Rasyid dengan membuka pintu mobil di sebelahnya ada anak kecil yang sama usianya dengan Gama.

Bocah wanita yang cantik itu dengan rambutnya di kelabang berjalan bersama Rasyid dengan bergenggaman tangan menuju kasir yang sepertinya memesan makanan yang dibungkus.

Mata Gama melihat ke arah kasir tersebut dengan mengerutkan dahi.

"Bunda itu Mikayla teman 1 kelas Gama," ucap Gama dengan arah matanya yang masih melihat ke arah kasir tersebut membuat Cilla juga melihat ke arah yang sama.

Cilla sangat jelas melihat anak kecil yang cantik itu dengan tangannya yang masih bergenggaman dengan pria tersebut dan bahkan Cilla juga melihat laki-laki itu.

"Apa itu ayahnya?" tanya Cilla tampak begitu santai saat melihat Rasyid dan bahkan seperti tidak pernah mengenal sama sekali, tidak ada rasa apapun yang aneh di dalam dirinya.

"Benar! Itu Om Rasyid, dia ayah Mikayla. Tetapi Om Rasyid tidak terlalu sering menjemput Mikhayla di sekolah dan lebih sering supirnya," jawab Gama.

"Begitu!"

"Lalu apa perlu kita menyapa mereka?" tanya Cilla.

"Boleh," jawab Gama tampak begitu excited dan bahkan membuat mereka berdua sama-sama berdiri.

Tetapi belum sempat ternyata Rasyid bersama dengan putrinya sudah meninggalkan kasir tersebut.

"Ya, Bunda, mereka sudah pergi," sahut Gama terlihat begitu lesu.

"Ya sudah sayang tidak apa-apa. Nanti di sekolah siapa tahu saja Bunda bisa bertemu dengan teman kamu dan juga orang tuanya. Bunda juga sangat jarang menjemput kamu," ucap Cilla.

"Baiklah semoga Allah memberi jalan dan Bunda bisa bertemu dengan orang tua teman-teman Gama di sekolah baru Gama. Karena teman-teman Gama sangat baik semua, mereka sangat menerima Gama walau baru sekolah belum sampai dua minggu di sekolah itu," ucap Gama yang membuat Cilla tersenyum yang pasti merasa sangat senang jika putranya nyaman dengan sekolah barunya.

Mereka memang baru saja kembali dari Luar Negeri. Cilla membangun bisnis kue di Indonesia. Jadi mau tidak mau putranya juga harus ikut pindah bersamanya.

Bersambung.. .

1
Mundri Astuti
taunya cuma pengawal juga toh Rasyid, beuh ga tau diri juga kamu Rasyid, jangan egois kamu rasyid, gara" kamu Cilla milih pergi yg berakhir kecelakaan, dimana kamu saat Cilla kecelakaan, mang kamu nyari
Sunaryati
Ayo diterima Cilla untuk memberikan orang tua yang utuh, biar Rasyid makin menyesal. Kenapa harus bilang ke Metta jika mau test DNA, nanti hasil bisa dimanipulasi. Segera lakukan Rasyid walau tak mengubah apapun hubungan kamu dengan Cilla, karena ketolanmu.
Sunaryati
Segera bongkar siapa ayah biologis Mikaila, dan Gama beri jodoh Cilla. Rasyid makin hampa hidupnya karena kesalahan terbesarnya.
Ninik
Rasyid selalu bilang Cilla adalah istrinya,,,istri dari Hongkong kali bertahun-tahun g kasih nafkah kok bisa bisanya masih ngaku2 jadi suaminya
Ida Mamanya Akas
Bukannya yang dinovel dulu, Rasyid sudah yakin bukan anaknya ya.... kenapa di novel ini kok nasih ragu.... terus masih penasaran kenapa dulu Rasyid lebih milih nikahi Metta ya... padahal dulu sama Cilla sudah yakin nggak akan goyah kok tiba2 belok haluan
Teh Euis Tea
pikir2 dulu cilla jgn terburu2 ngambil keputusan nerima andrean
Teh Euis Tea
jangan2 mikahla anaknya robby ya, jd curiga sm si robbi
Sunaryati: Sepertinya begitu dan Metta minta pertanggungjawaban Rasyid si suami stupid
total 1 replies
Mundri Astuti
belum sreg sama andrean
Mundri Astuti
dah ditinggal pergi lama, metta dpt karmanya kpn nih
Teh Euis Tea
udahlah arya lulu kalian bersatu, mau sampe kapan begitu

mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla
Teh Euis Tea
metta berharap rasyid merhatiin dia tuh, emang enak di cuekin
Sunaryati
Benar Nak Cilla buku hati untuk lelaki yang tulus mencintaimu dan Gama. Beri orang tua yang utuh untuk Putramu.
Sunaryati
Benar suami saja hasil merebut dan menjebak, bahkan abai sama putrinya.
Sunaryati
Metta semakin tidak malu, sudah ditolak suami bodoh tetap mengharapkan, kalian itu sudah kena sumpah Cilla, selamanya Rasyid tidak akan menyentuhmu. Jika sudah sangat gatal minta digaruk lelaki lain saja. Rasyid bodoh tapi pandai menghindari kamu, Metta. Selamat bahagia Cilla, semoga kau berjodoh dengan Andrean Nak. Kapan ya, Rasyid tahu jika Gama putranya.
Isma Isma
sok sokaan metta ngomongin dosa nah dirimu apa pernah ingat dosamuu 😡😡
Dew666
⭐️⭐️⭐️⭐️
Sunaryati
Biarkan Mikaila tak punya temen seperti kemauan ibunya. Kapan Rasyid berkurang bodohnya.
Sunaryati
Robby ayah Mykaila sepertinya, namun Metta minta pertanggungjawaban pada Rasyid suami terbodoh
Sunaryati
Rasyid pengecut dan pecundang, benar hidupmu tak bisa tenang karena bodoh mengambil keputusan
Nuri_cha: Halo Kak, mungkin berkenan juga mampir di novelku

Aku baru saja menulis novel terbaru. SIAPA AKU DI SISIMU

Bercerita tentang seorang wanita yang baru terbangun dari koma, dan tiba-tiba sudah memiliki suami.

Semoga sesuai dengan genre Kakak.

Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Sunaryati
Kamu tidak tes DNA siapa tahu itu bukan putrimu, Metta mungkin hanya Menjebakmu, kamu benar- benar bodoh bin tolol, sudah ada perjanjian kok pengecut, lebih suka menyakiti istri sah dari pada anak yang belum tentu putri kandungnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!