Freya terikat pada sistem dan dipaksa memerankan karakter pendukung wanita yang jahat.
Ia dengan tekun mengikuti alur cerita, tetapi...
1. Sang CEO jatuh cinta pada asisten kecilnya.
2.Di cerita lain, seorang tunangan manja disayang, dan cahaya bulan putih yang pergi ke luar negeri kembali tanpa seorang pun pengganti.
Freya : ???
"Sistem, kenapa pemeran utama pria bertingkah aneh?"
Sistem: ...
"Apa yang bisa kukatakan? Bahwa dia suamimu yang bereinkarnasi?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tunangan Pewaris Kaya 3
SELAMAT MEMBACA
🐻🐢🐻🐢🐻🐢
"Semangat Elly!! Hari yang indah."
Setibanya di perusahaan, Elly mencari Cakra. Karena ingin mengantarkan kotak bekal sarapan buatannya kepada Cakra selagi masih hangat, ia langsung mengetuk pintu kantornya.
Elly sangat percaya diri dengan keahlian memasaknya.
Para sekertaris di pintu juga terkejut dengan tindakannya. Mereka baru saja mendengar tentang anak magang ini kemarin, lagipula, asisten khusus CEO telah mengintruksikan, orang ini cukup istimewa, dan berita itu menyebar ke seluruh perusahaan dalam sekejap.
Semua orang menduga bahwa ia adalah pewaris kaya yang sedang menikmati hidup.
Tapi bukanlah CEO mereka sudah memiliki tunangan, lalu apa yang sedang dilakukan oleh pekerja magang ini?
Tapi karena mereka yang bekerja disini adalah orang-orang profesional, maka mereka tidak memperdulikan hal tersebut.
Karena itu, ketika Elly mengetuk pintu, semua orang hanya bisa berpura-pura bekerja keras dan tidak melihatnya.
Saat itu Cakra sedang berkirim pesan dengan Freya. Kekasihnya baru saja mengiriminya pesan bangun tidur.
Sepertinya ia harus membiarkan Freya bangun siang setelah mereka mulai hidup bersama. Lagipula Cakra tidak ingin Freya merasa kerepotan karena harus melayani dirinya.
Tok tok tok
Mendengar ketukan itu, ia mengira sekretaris yang datang untuk melaporkan jadwal hari itu dan bahkan tidak melihat ke atas.
"Masuk."
Elly mendorong pintu dan masuk dengan hati-hati. Melihat Cakra sedang menatap ponselnya, ia berkata lembut, "Presiden... selamat pagi!"
Cakra mendongak dan melihat Elly, tetapi awalnya tidak mengenalinya. Baru setelah Elly mengingatkannya jika dirinya adalah pekerja magang yang baru tiba kemarin.
"Ada yang Anda butuhkan?"
Mendengar kata-kata Cakra yang agak dingin, Elly menjadi semakin gugup.
"Saya sudah membuat sarapan hari ini, dan karena Presiden Cakra belum makan, saya pikir saya akan membiarkan Anda mencobanya."
"Tidak perlu, fokus saja pada pekerjaanmu. Perusahaan mempekerjakanmu di sini bukan untuk menjilat atasanmu." tolak Cakra tanpa ampun.
"Saya mengerti, Presiden."
Ditolak begitu saja, mata Elly langsung berkaca-kaca. Membuka pintu, ia melihat beberapa asisten sekertaris mengintip dan berbisik-bisik.
Merasa mereka sedang mengejeknya, ia memelototi mereka dan berlari sambil menangis ke kamar mandi.
Cakra memperhatikan sosoknya yang menjauh, tenggelam dalam pikirannya. Ia tidak menunjukkannya, tetapi ia sudah lelah dengan motif tersembunyi ini.
Frustrasi, ia memijat pelipisnya. Kesayangannya sendiri tetap yang terbaik.
Cakra menuruti perasaannya, segera menelepon Freya.
Panggilan tersambung, dan ia mendengar suara Freya yang masih mengantuk.
"Sayang, sudah bangun? Mau ke mana hari ini? Mau ke kantor kalau bosan?"
Freya "..."
Kenapa ia memanggilnya sayang? Dan menyuruhnya datang ke kantor sepagi ini? Apa dia gila?
Tidak bisakah aku tidur saja? Namun demi kepribadiannya, Freya dengan enggan bangun dari tempat tidur.
"Baiklah, Kak Cakra tunggu aku!" ucap Freya dengan genit.
Ia mengumpat Cakra dalam hati, bertanya-tanya apa yang telah ia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga pantas mendapatkan pekerjaan sebagai pewaris kaya ini.
Sementara itu, Lili dan para asisten sekertaris sedang bekerja ketika mereka melihat Elly berlari keluar sambil menangis.
Mereka bertukar pandang dengan bingung, dan Elly tampak memelototi mereka saat ia melarikan diri.
Mereka baru saja mendiskusikan pekerjaan ketika pintu tiba-tiba terbuka, dan mereka dipelototi.
"Tunggu, apa semuanya baik-baik saja? Apa kita memarahinya? Kenapa dia harus melotot pada kita?" tanya Diah yang duduk di samping Lili.
Lili menggelengkan kepalanya tanpa suara, tak bisa berkata-kata.
"Pekerjaan kita saja sudah cukup melelahkan, lalu wanita gila ini datang..." gumam Diah di sampingnya.
"Baiklah, berhenti bicara," Lili menyenggol Diah, memberi isyarat agar ia melihat ke belakangnya.
Elly sudah berdiri di sana, dan Diah dengan senang hati diam sambil menaikkan bahunya. Elly merasa lebih buruk lagi, merasa seperti diganggu di tempat kerja, terisolasi di hari pertamanya.
Kalau bukan karena Cakra, ia pasti tak mau bekerja di sana lagi. [Tunggu saja, nanti aku suruh CEO mengganti semua orang ini,] pikir Elly dalam hati.
Waktu berlalu begitu lambat. Saat Freya akhirnya tiba di perusahaan, sudah hampir jam makan siang, dan Cakra masih rapat.
Ia bergegas keluar, membawanya ke ruang tunggu, menyuruhnya menunggu sebentar, lalu bergegas pergi ke rapatnya, meminta asistennya menyediakan Freya segelas jus dan camilan sebelum pergi.
Kebetulan, semua orang di kantor sedang sibuk, kecuali Elly, si pendatang baru yang sedang tidak ada kerjaan, jadi tugas itu jatuh padanya.
Tok tok tok
Ketika ketukan itu terdengar, Freya sedang asyik bermain game dan bahkan tak menoleh, menjawab dengan santai,
"Masuk"
Elly perlahan mengulurkan tangan, menggenggam gagang pintu dengan lembut, lalu memutarnya sedikit.
Dengan bunyi "klik" pelan, pintu yang tertutup rapat itu perlahan terbuka. Ketika pintu terbuka lebar, tatapan Elly tanpa sadar tertuju pada wanita yang sedang bermain game di sofa.
Wanita ini tak lain adalah wanita yang ditemuinya di lift beberapa hari yang lalu. Ia mengenakan gaun yang indah, ujungnya berkibar bagai awan, berkilauan dengan cahaya yang menyilaukan.
Sepatu hak tinggi yang indah menghiasi kakinya, dan riasannya sempurna, menonjolkan kecantikan alaminya sekaligus menambahkan sentuhan keanggunan dan pesona.
Rambutnya yang panjang dan tergerai jatuh di bahunya, bergoyang lembut tertiup angin. Ia tampak berseri-seri dan anggun, memancarkan aura seorang pewaris kaya.
Elly tak kuasa menahan desahan dalam hati, "Jadi dia tunangan CEO! Sungguh patut ditiru!"
Melihat wanita di hadapannya, Elly tak kuasa membayangkan jika ia memiliki kekayaan dan gaya hidup mewah yang sama, ia pasti akan jauh lebih mempesona daripada Freya.
Entah karena terpesona oleh Freya atau hal lain, saat ia lewat, Elly tersandung, menumpahkan jusnya langsung ke Freya.
Freya mengerutkan kening, matanya dipenuhi ketidakpuasan dan kemarahan setelah jus itu tumpah di bajunya.
"Ada apa denganmu?" tanyanya dingin.
Elly segera meminta maaf, "Maaf, maaf, Nona Freya, saya tidak sengaja."
Suaranya terlalu keras, langsung menarik perhatian semua orang.
Tatapan mata orang-orang di sekitarnya tertuju padanya, membuat Elly semakin bingung.
Saat itu, Cakra berjalan mendekat, wajahnya menggelap melihat pemandangan itu.
"Apa yang kau lakukan?" suara Cakra penuh wibawa.
Elly benar-benar panik, air mata menggenang di matanya.
Ia mencoba menjelaskan, "Presiden, saya benar-benar tidak sengaja. Saya akan membayarnya."
Sebelum Elly sempat menyelesaikan penjelasannya, Freya dengan dingin memotongnya,
"Membayarnya? Bagaimana Anda akan membayarnya? Ini adalah barang mewah yang dibuat khusus dari merk LV. Bahkan jika Anda bekerja seumur hidup, Anda tidak akan mampu hanya membeli yang ini."
🌰🐽🌰🐽🌰🐽
🍒 Ada yang suka nonton Dracin pendek ala-ala ga siiih?